Share

62. Kencan mie kuah

Berlin duduk termenung di kamar sembari menatap ke luar jendela yang memperlihatkan rintik hujan di sore hari.

Ucapan Devan mengenai sang ibu asuh membuat pikiran Berlin berkecamuk, ingin mencari tahu apa saja yang sudah diperbuat oleh Bu Wanda di masa lalu hingga membuat dirinya terjebak di panti asuhan.

"Berlin, apa yang kau lakukan di sana?" tanya Devan membuyarkan lamunan Berlin mengenai Bu Wanda.

"Kenapa?"

"Kau masih saja memikirkan wanita itu? Aku tidak sedekat apa kau dengan wanita itu. Tapi melihat kau berkorban banyak—"

"Berkorban apa? Memangnya apa yang kau tau tentangku di panti asuhan? Kau mengawasiku selama ini?" selidik Berlin.

"Aku ... memang mengawasimu. Kenapa? Kau tidak terima?" cibir Devan.

"Dari pada kau melamun di sini, bagaimana ... kalau kita menghangatkan badan saja? Saat hujan seperti ini, lebih baik kita—"

"Membuat makanan hangat saja! Aku akan buatkan sesuatu untukmu!" potong Berlin cepat, sebelum Devan mengajak dirinya menghangatkan diri di ranjang.

"Makana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status