Share

68. Kemarahan yang memuncak

Berlin melepas pelukan Devan darinya dengan kasar. Gadis itu masih menampakkan wajah masam pada Devan yang tak juga memberikan penjelasan padanya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku!" cetus Berlin dengan wajah dingin.

Devan menghela nafas sejenak, mencoba merangkai kata yang pas untuk dikatakan pada Berlin.

"Apa yang akan kau lakukan jika itu benar?" tanya Devan dengan penuh hati-hati.

Berlin menepis tangan Devan yang bertengger di pinggangnya, kemudian berbalik badan untuk menuju kamar Devan dengan niat ingin mengemas barangnya.

"Kau sudah tahu jawabannya! Mana mungkin aku mau hidup bersama orang yang telah menghancurkan hidupku!" tukas Berlin sembari berjalan cepat menuju kamar, tanpa menoleh sedikitpun ke arah Devan.

"Berlin, dengarkan penjelasanku dulu!"

"Penjelasan apa? Cepat katakan! Penjelasan apa yang ingin kau katakan padaku?" sentak Berlin seraya melempar tatapan tajam pada Devan.

"Itu hanya masa lalu, kan? Aku ... minta maaf," ucap Devan lirih.

Berlin menatap sinis ke arah D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status