Share

71. Putus cinta

"Jangan tinggalkan aku, Berlin! Bagaimana aku bisa hidup tanpamu? Bagaimana aku bisa berjalan sendirian di tempat gelap seperti ini? Bagaimana aku bisa ... melanjutkan hidupku yang payah ini?" racau Devan dengan mata yang sudah basah.

Berlin mengusap punggung Devan dengan lembut dan menghadirkan rasa nyaman pada pria yang mempunyai masalah kesehatan mental itu.

Tak lama kemudian, Devan benar-benar tersadar dari amukannya dan mulai menyadari jika kamar yang ditempati olehnya sudah berantakan.

Pria itu juga mulai mengenali wajah kekasihnya yang sudah berurai air mata dengan lengan berlumuran darah.

"B-berlin? Bagaimana kau bisa masuk?" tanya Devan begitu terkejut saat melihat Berlin yang sudah berada dalam pelukannya dengan kondisi yang memprihatinkan.

"Kau sudah sadar?" Berlin memeluk sang kekasih dengan erat dan kembali banjir air mata.

"Kau baik-baik saja 'kan, Devan? Kau membuatku takut," cetus Berlin dengan suara parau.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status