Share

77. Status sosial

"Aku sudah memperingatkan pada Ibu untuk jangan mencampuri urusanku!" sentak Devan.

Berlin hanya diam, tak menanggapi perkataan dari ibunda kekasihnya. Baginya, hinaan serta pengusiran seperti ini sudah terjadi berulang kali, sehingga Berlin sudah terbiasa dan tak mengambil hati ucapan Nyonya Sella.

"Baik, Nyonya." Berlin mulai melangkah meninggalkan bangku tempat Devan serta Nyonya Sella duduk.

"Berlin!" Devan langsung menarik tangan Berlin dan melotot pada gadis berwajah datar itu.

"Kenapa?"

"Kenapa apanya? Kau mau ke mana? Kau tidak boleh pergi ke mana pun!" sungut Devan.

"Devan, ini hanya masalah kecil. Aku akan memperjuangkan hal yang menjadi hakku, tapi aku tidak akan serakah pada sesuatu yang belum menjadi milikku. Aku tidak ada hak di rumah ini. Dari pada memancing pertengkaran, lebih baik aku turuti saja," tukas Berlin.

Gadis itu terlalu lelah membuang energi hanya untuk beradu mulut. Terlebih lagi, luka di tubuh Berlin masih membuat suasana hati gadis itu memburuk.

Ditambah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status