Share

84. Kepergian Vernon

"Astaga! Apa Devan tidak memiliki kalimat lain yang lebih pas? Kenapa dia berbicara dengan kata-kata ambigu begitu?" gumam Berlin bergidik ngeri.

"Arti apa maksudnya, Bos? Jangan membuatku merinding," tukas Vernon ikut berpikiran aneh karena pertanyaan Devan yang cukup membuatnya geli.

Pria itu melangkah menuju sofa, kemudian mendaratkan tubuhnya di kursi empuk dan melanjutkan pembicaraannya dengan Devan.

"Aku sudah berpamitan pada Nyonya. Kupikir aku harus berpamitan dengan cara yang benar juga pada Bos," ujar Vernon.

"Sudah ada Berlin yang akan menemanimu di sini. Aku akan pulang besok," ungkap Vernon.

"Bisa kau katakan alasan yang sebenarnya?"

"Alasan apa?"

"Tentu saja alasanmu tiba-tiba berhenti seperti ini. Apa kau kesal padaku?" tanya Devan.

Vernon menampakkan senyum kecut pada Devan. Tentu pria itu tak dapat mengatakan alasan yang sebenarnya.

Luka Vernon yang telah lama ia pendam, tak akan ia umbar pada siapa pun dan akan ia kubur dalam-dalam.

"Aku hanya lelah dan bosan. Aku i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status