Share

89. Bersitegang

Berlin melangkah menuju dapur, kemudian mengobrak-abrik isi dapur untuk melampiaskan kekesalannya pada sang kekasih yang telah membuat suasana hatinya memburuk karena perdebatan kecil mereka di pagi hari. Devan pun hanya mengekori Berlin dan memperhatikan gadis yang mengamuk itu dari jauh.

Prang! Brak! Klang! Piring, sendok, dan panci mulai bertebaran di meja dapur dan menjadi korban keganasan tangan Berlin. Devan hanya bisa mengelus dada mendengar suara perabot dapur yang dibanting-banting oleh sang kekasih sebagai aksi protes pada dirinya.

“Berlin … bagaimana kalau kita makan di luar?” ajak Devan dengan suara lirih yang hampir tak terdengar oleh Berlin.

Devan masih berusaha berbicara baik-baik dengan Berlin, tapi sayangnya suara bantingan piring justru terdengar lebih kencang dari suara Devan yang tengah mencoba membujuk sang kekasih. “Kau tidak perlu memasak. Aku pesankan makanan saja, bagaimana?” tawar Devan lagi.

Berlin menoleh ke arah Devan dengan wajah masam. Gadis itu tak mena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status