Share

95. Tempat bergantung

"Ini ... rumah yang akan menjadi tempat tinggal kita?" tanya Berlin dengan manik mata membulat lebar begitu ia dan Devan tiba di sebuah istana kecil yang penuh dengan taman di wilayah pinggir kota.

Devan hanya diam, tak menanggapi pertanyaan Berlin. Pria itu masih kesal dengan permintaan Berlin yang lebih memilih ingin menempati kamar kecil daripada tinggal bersama dirinya.

"Rumahnya besar sekali," gumam Berlin tak henti-hentinya berdecak kagum.

"Kau bisa pilih kamar yang kau suka kalau kau tidak ingin tidur di kamar yang sama denganku," cetus Devan dengan ekspresi dingin.

Berlin yang menyadari perubahan sikap Devan, mulai menangkap jika sang kekasih masih kesal mengenai pembicaraan terakhir mereka di dalam mobil. 'Devan pasti masih kesal padaku,' batin Berlin cemas.

Gadis itu pun berinisiatif membujuk Devan dengan bermanja-manja pada sang kekasih. "Untuk apa aku harus memilih kamar lain? Tentu aku ingin kamar yang sama denganmu," ujar Berlin sembari memeluk lengan Devan.

"Tidak perlu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status