Share

87. Kejelasan

Berlin berjalan menuju pintu untuk kembali masuk ke dalam rumah usai berbincang dengan Nyonya Sella.

Tepat di pintu masuk depan, Nyonya Firda sudah berdiri di ambang pintu sembari menatap ke dalam kediaman Devan.

Wanita paruh baya itu langsung tersenyum sumringah saat bertemu pandang dengan Berlin yang sudah berdiri di depan matanya.

"Ada yang bisa aku bantu, Nyonya?" sapa Berlin pada Nyonya Firda.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Nyonya Firda.

'Ada apa lagi ini? Setelah berhadapan dengan ibu Devan, aku juga harus berurusan dengan mantan calon mertuanya?' gerutu Berlin dalam hati.

Tepat sebelum Berlin menjawab permintaan Nyonya Firda, Devan keluar dari kamarnya dengan rambut sarang burung acak-acakan dan reflek memeluk Berlin tanpa menyadari kehadiran Nyonya Firda.

"Kau sudah bangun sejak tadi?" sapa Devan sembari memeluk erat sang kekasih dan melayangkan kecupan bertubi-tubi ke leher Berlin.

Karena terkejut dengan kedatangan Devan, gadis itu pun tanpa sadar mendorong Devan sekuat t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status