Share

69. Runtuhnya duniaku

Penulis: KINOSANN
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-01 17:02:24

"Duniaku sudah runtuh, Devan!" ungkap Berlin menatap Devan dengan sorot mata penuh amarah.

"Kaulah yang meruntuhkannya!" sambung Berlin sarkas.

Gadis itu memilih untuk menutup mata agar wajah Devan tak terus-terusan nampak di depan penglihatannya. Tubuh Berlin yang sudah lemas karena serangan dari Devan, membuat gadis itu tak bisa banyak bergerak dan terpaksa harus tetap berada di rumah Devan sampai rasa lelahnya menghilang.

"Kalau kau pergi dariku ... duniaku yang akan runtuh, Berlin. Aku minta maaf," ucap Devan penuh sesal.

"Aku menyesal ... tapi aku juga bersyukur. Rasa benci dan kesalku padamu di masa lalu telah mempertemukan kita kembali," ujar Devan.

"Aku tidak ingin mendengarnya!"

"Mungkin kau tidak ingat, tapi ini bukan pertama kalinya aku jatuh hati padamu, Berlin. Dulu kau bilang aku hanyalah laki-laki gendut yang hanya bisa membuat ranjangmu menjadi sempit," ungkap Devan.

"Aku sangat kesal dan bertekad untuk menguruskan tubuh, kemudian mencarimu kembali," terang Devan mulai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   70. Amukan Devan

    Devan terus menatap Berlin yang tengah bersiap untuk pergi ke bandara. Pria itu dapat memaklumi jika Berlin merasa marah dan kesal padanya.Namun, tetap saja Devan tak rela jika Berlin ingin benar-benar pergi darinya. Baru saja pria itu membulatkan tekad untuk sembuh demi Berlin dan menjalani pengobatan di Jerman dengan sungguh-sungguh, tapi niatnya kembali terganjal karena keributan yang terjadi di antara mereka."Aku tidak boleh mencarimu?" tanya Devan lirih."Lebih baik kita tidak berhubungan lagi untuk sementara waktu. Mungkin jika kita saling merindukan, aku bisa lebih mudah memaafkanmu," tukas Berlin."Bagaimana kalau setelah ini ... kita tidak lagi memiliki kesempatan untuk berjumpa kembali?" Berlin menoleh ke arah Devan dan menatap wajah kusut sang kekasih yang memandangnya dengan sorot mata penuh kepiluan."Kau ingin membujukku dengan wajah memelasmu?" cibir Berlin."Aku telah berusaha menghormati keputusanmu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   71. Putus cinta

    "Jangan tinggalkan aku, Berlin! Bagaimana aku bisa hidup tanpamu? Bagaimana aku bisa berjalan sendirian di tempat gelap seperti ini? Bagaimana aku bisa ... melanjutkan hidupku yang payah ini?" racau Devan dengan mata yang sudah basah.Berlin mengusap punggung Devan dengan lembut dan menghadirkan rasa nyaman pada pria yang mempunyai masalah kesehatan mental itu.Tak lama kemudian, Devan benar-benar tersadar dari amukannya dan mulai menyadari jika kamar yang ditempati olehnya sudah berantakan.Pria itu juga mulai mengenali wajah kekasihnya yang sudah berurai air mata dengan lengan berlumuran darah."B-berlin? Bagaimana kau bisa masuk?" tanya Devan begitu terkejut saat melihat Berlin yang sudah berada dalam pelukannya dengan kondisi yang memprihatinkan."Kau sudah sadar?" Berlin memeluk sang kekasih dengan erat dan kembali banjir air mata."Kau baik-baik saja 'kan, Devan? Kau membuatku takut," cetus Berlin dengan suara parau.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   72. Kembali ke negara asal

    Devan menyeret koper Berlin menuju bandara dan mengantarkan sang kekasih yang hendak pulang ke negara tercinta.Pria itu terus menampakkan wajah murung selama dalam perjalanan menuju bandara. Devan tentu sangat kecewa dengan keputusan Berlin yang memilih untuk meninggalkannya. Namun, pria itu juga bersyukur dirinya tak akan lagi membuat Berlin menderita dengan menghadapi amukan darinya saat ia tengah dilanda kemarahan yang tak terkendali."Kau sudah memesan tiket baru?" tanya Devan memecah keheningan."Sudah. Beruntung ada penumpang yang membatalkan keberangkatan, jadi aku berhasil mendapatkan tiket untuk pulang malam ini juga," jawab Berlin."Lenganmu masih sakit?" tanya Devan lagi."Sudah tidak terlalu,""Apa rencanamu setelah kembali nanti? Kau sudah memiliki rencana?" tanya Devan tak henti-hentinya menghujani Berlin dengan berbagai pertanyaan."Belum,""Kau ... tidak akan menjadi sugar baby lagi, kan? Jangan layani nafsu pria di ranjang lagi! Aku sudah mengalihkan seluruh uang ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   73. Kembali untukmu

    "Devan!" Bukannya mendengar suara panggilan dari gadis pujaannya, pria itu justru disambut oleh gadis lain yang tak diharapkannya.Secara kebetulan Sheena bertemu dengan Devan di bandara saat gadis itu terbang ke Jerman untuk menyusul tunangannya."Kenapa kau bisa ada di sini? Kau tahu aku akan datang hari ini?" tanya Sheena dengan senyum sumringah."Kenapa kau ada di sini?" tanya Devan ketus. Ia benar-benar tak menyangka bisa melihat wajah menyebalkan Sheena secara kebetulan."Kenapa kau bilang? Untuk apa lagi jika bukan untuk menyusulmu!" tukas Sheena, kemudian melompat ke pelukan Devan.Tepat saat Sheena memeluk Devan, tampak tak jauh dari Devan, berdirilah seorang gadis yang berlarian di bandara demi mengejar Devan.Setelah gadis itu berhasil menemukan Devan, tak disangkanya pria yang hendak disusulnya itu ternyata kini tengah berpelukan dengan wanita lain.Siapa lagi gadis itu kalau bukan Berlin. Kekasih Devan itu mengurungkan niatnya untuk kembali ke negara asal, dan memilih un

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   74. Cinta buta

    Devan dan Berlin saling diam di dalam mobil Devan. Pria itu sengaja mengurung Berlin di dalam mobil untuk memberikan penjelasan mengenai Sheena.Namun, Berlin tampaknya tak mau menggubris dan bahkan membuang muka pada Devan."Berlin, tidak bisakah kau melihat wajahku sebentar saja?" pinta Devan."Aku dan Sheena ... memang sempat merencanakan pernikahan. Keluargaku dan keluarga Sheena yang mengaturnya. Aku tidak pernah peduli pada keinginan ayahku. Aku juga tidak terlalu peduli dengan rencana pernikahan. Hanya Sheena saja yang terlalu antusias. Selebihnya, tidak ada hubungan khusus antara aku dengan Sheena," terang Devan."..." Berlin masih diam seribu bahasa.Gadis itu nampak bingung bagaimana ia harus bereaksi di depan Devan. Semua yang Sheena katakan memang benar. Berlin memang hanyalah mainan sejak awal. Dan mungkin akan tetap menjadi mainan, karena nyatanya pria itu telah memiliki tunangan."Sampai kapan kau akan menggunakank

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   75. Menemani pujaan hati

    Tok, tok!Suara ketukan pintu menggema di luar kamar Nyonya Firda.Wanita paruh baya itu membuka pintu dan mendapati putrinya sudah berdiri di depan pintu kamar hotel tempat Nyonya Firda menginap di Berlin."Sheena?""Ibu!" Sheena langsung berhambur masuk ke pelukan sang ibu yang sudah berdiri di ambang pintu."Kau kemari sendiri?" tanya Nyonya Firda."Iya, Bu. Rencananya aku akan mengunjungi Devan. Ibunya Devan juga berada di Berlin, kan?" "Masuk dulu, Sheena."Nyonya Firda menyeret koper Sheena untuk masuk, kemudian ibu dan anak angkat itu berbincang bersama di malam yang makin larut."Apa yang Ibu lakukan di Berlin?" tanya Sheena berbasa-basi."Hm? Ayahmu tidak mengatakan sesuatu?" tanya Nyonya Firda."Ada hal penting yang Ibu lakukan di sini?" selidik Sheena.Nyonya Firda menatap cangkir teh hangat yang ada di tangannya tanpa sanggup menatap Sheena."Ada yang Ibu semb

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   76. Status simpanan

    "Bibi masih ada di Berlin, kan? Boleh aku berkunjung ke rumah Devan?"Pagi-pagi sekali, Sheena sudah sibuk menghubungi calon ibu mertuanya dan meminta izin untuk menemui Devan.Wanita itu masih bersemangat memperjuangkan Devan, meskipun dirinya tak terlalu dianggap oleh sang calon suami.Sheena masih akan terus menggunakan segala cara untuk masuk ke keluarga Devan, sebelum dirinya dibuang oleh sang ibu angkat yang tengah mencari anak kandungnya.Sheena harus segera mencari cara untuk meresmikan hubungannya dengan Devan secepat mungkin, dan tak akan membiarkan gadis mana pun merebut posisinya."Kau juga berada di Berlin? Kapan kau datang?" sambut Nyonya Sella."Baru semalam, Bibi. Aku ingin memberikan kejutan untuk Devan," terang Sheena sengaja tak menceritakan tentang pertemuan tak sengaja antara dirinya dengan Devan di bandara semalam."Kau ada di mana sekarang? Bibi akan berikan alamat Devan padamu," tukas Nyonya Sella.Usai memberikan alamat pada Sheena, wanita paruh baya itu berge

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   77. Status sosial

    "Aku sudah memperingatkan pada Ibu untuk jangan mencampuri urusanku!" sentak Devan.Berlin hanya diam, tak menanggapi perkataan dari ibunda kekasihnya. Baginya, hinaan serta pengusiran seperti ini sudah terjadi berulang kali, sehingga Berlin sudah terbiasa dan tak mengambil hati ucapan Nyonya Sella."Baik, Nyonya." Berlin mulai melangkah meninggalkan bangku tempat Devan serta Nyonya Sella duduk."Berlin!" Devan langsung menarik tangan Berlin dan melotot pada gadis berwajah datar itu."Kenapa?""Kenapa apanya? Kau mau ke mana? Kau tidak boleh pergi ke mana pun!" sungut Devan."Devan, ini hanya masalah kecil. Aku akan memperjuangkan hal yang menjadi hakku, tapi aku tidak akan serakah pada sesuatu yang belum menjadi milikku. Aku tidak ada hak di rumah ini. Dari pada memancing pertengkaran, lebih baik aku turuti saja," tukas Berlin.Gadis itu terlalu lelah membuang energi hanya untuk beradu mulut. Terlebih lagi, luka di tubuh Berlin masih membuat suasana hati gadis itu memburuk.Ditambah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-11

Bab terbaru

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   120. Hal terbaik (END)

    "Kenapa kau terus saja melamun selama beberapa hari ini? Kau sedang tidak enak badan?" tegur Devan pada Berlin.Berlin yang tengah menatap jendela dengan tatapan kosong, segera menyadarkan diri dari lamunan dan melirik Devan yang sudah duduk di sampingnya. "Tidak. Aku tidak melamun," cetus Berlin."Kau gugup?" tanya Devan lagi.Tentu saja Berlin sangat gugup menyambut hari bahagianya yang akan datang esok hari. Ya, besok dirinya akan menikah dengan Devan. Berlin akan menjadi pengantin.Devan sudah menyiapkan sebuah pesta kecil untuk Berlin, sebelum keluarga besar mereka membuatkan pesta untuk mereka. Devan sengaja ingin membuat acara sendiri yang sesuai dengan keinginannya. Meskipun pada akhirnya nanti, Devan harus menuruti keinginan kedua orang tuanya, tapi setidaknya ia juga ingin memiliki kesempatan untuk merancang acaranya sendiri. "Aku hanya menyiapkan pesta kecil yang akan dihadiri oleh keluarga inti saja. Tidak apa-apa, kan? Setelah itu, masih akan ada acara yang dibuat oleh

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   119. Rencana pernikahan

    “Ayah, ayo cepat!” Nyonya Sella menarik tangan sang suami dan hendak mengajak Tuan Wildan untuk mengunjungi keluarga Berlin, yaitu Nyonya Firda dan Tuan Mahesa. Apalagi alasan Nyonya Sella mengunjungi Nyonya Firda dan keluarga jika bukan untuk membahas tentang pernikahan Berlin serta Devan.“Kita tidak akan mengajak Devan? Ada baiknya, kita lamar dulu Berlin untuk Devan sebelum membahas tentang pernikahan seperti ini,” tukas Tuan Wildan ingin membantu sang putra melewati tahapan yang benar sebelum meresmikan hubungan dengan Berlin.Nyonya Sella tentu tidak akan melibatkan Devan. Wanita paruh baya itu tahu jika Devan hanya akan mengomel padanya jika Nyonya Sella ikut campur. Daripada mendengar penolakan Devan dan omelan putranya, lebih Nyonya Sella bertindak seorang diri dan langsung menembak orang tua Berlin.“Abaikan saja Devan! Ibu tidak ingin mendengar suara cerewet Devan,” cetus Nyonya Sella.Tuan Wildan sendiri juga hanya akan memancing keributan, jika dirinya berbicara dengan pu

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   118. Pertengkaran yang kekanakan

    Devan dan Vernon mengamati Sheena dan Berlin dari kejauhan tanpa berani mendekat. Kedua pria itu terus melirik ke arah Berlin yang mencoba mengajak Sheena berbicara baik-baik.Kedua wanita itu duduk di meja yang terdapat di pojokan cafe, sementara Devan dan Vernon duduk di bangku yang cukup jauh dari meja Berlin. "Menurutmu apa yang akan dibahas oleh Berlin dengan Sheena?" tanya Devan pada Vernon meminta pendapat."Hm? Entahlah! Mereka anak kandung dan anak angkat dari Nyonya Firda, kan? Kedua wanita itu juga memperebutkan pria yang sama, bukan? Pasti ada banyak hal yang bisa dibahas oleh Berlin dan juga Sheena," tukas Vernon."Meskipun tidak mengenal secara langsung, tapi mungkin kalau hanya sekedar nama saja, kau pasti tahu, kan? Aku Berlin. Kau Sheena, kan?" Berlin mulai membuka perbincangan ringan dengan anak angkat dari orang tua kandungnya itu.Sheena hanya diam dan menatap sinis ke arah Berlin. Pertama kali Sheena melihat Berlin adalah saat Sheena dirawat di rumah sakit, bersam

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   117. Cibiran Sheena

    "Sheena!" Lamunan Sheena pun buyar begitu suara Vernon menggema di telinganya. "Hm?" Sheena langsung mengalihkan pandangannya dari Berlin dan Devan yang berdiri tak jauh di seberang sana.Vernon melirik ke arah tempat yang dilihat oleh Sheena, dan melihat dengan jelas sosok Devan dan Berlin. "Kau ingin menyapa mantan kekasihmu dan juga saudaramu?" cibir Vernon menggoda Sheena."Cih, saudara apanya? Aku tidak kenal!" sergah Sheena tak memiliki niat sedikit pun mengenal akrab Berlin, apalagi setelah wanita itu mendapat omelan dari sang ibu.Saat ini Vernon dan Sheena tengah berkeliling di pusat perbelanjaan untuk membeli barang-barang baru bagi Sheena. Sheena kembali meninggalkan rumah dan tak jadi mengambil barangnya di rumah sang ibu, usai ia terlibat pertengkaran kecil dengan Nyonya Firda.Dengan menggunakan uang simpanan Vernon, Vernon pun berbaik hati membelikan barang kebutuhan Sheena dan akan mengajak Sheena untuk tinggal bersama dengannya."Kita pergi saja! Melihat orang-orang

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   116. Kemesraan

    Berlin, Arkan, dan Sarah pun memasuki sebuah cafe yang ada di pusat perbelanjaan. Dosen dari dua mahasiswi cantik itu menikmati es krim bersama dengan dua gadis yang bersedia menemaninya melahap makanan manis.Berlin terlihat tidak nyaman saat Arkan terus mencuri pandang ke arahnya. Gadis itu terus mengalihkan pandangan dan berharap acara makan es krim mereka segera usai. "Berlin, kudengar kau mengajukan cuti? Bukankah kau akan kembali? Kenapa kau tiba-tiba mengajukan cuti?" tanya Arkan membuka perbincangan.Berlin berhenti mengaduk mangkok es krimnya dan melirik Sarah yang terlihat tak peduli dengan suara Arkan. "Em, ada hal mendesak yang harus aku lakukan dan tidak bisa ditinggal. Jadi, aku memutuskan untuk cuti daripada kuliahku nanti terganggu," terang Berlin."Hal mendesak? Hal mendesak apa?" tanya Arkan begitu senang mencampuri urusan Berlin dan membuat Berlin risih."Em, itu ... aku ada urusan pribadi," jawab Berlin singkat tanpa memberikan penjelasan apa pun.Arkan mulia mene

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   115. Kencan bersama teman

    "Berlin, kenapa kau tiba-tiba mengambil cuti lagi? Apa terjadi sesuatu padamu?" Sarah nampak cemas saat menghubungi sang teman yang baru saja hendak kembali ke kampus, tapi mendadak Berlin justru mengajukan cuti dan menunda melanjutkan pendidikannya sampai waktu yang tidak ditentukan."Aku ... ada kepentingan mendadak. Jadi, aku ingin mengambil cuti saja," jawab Berlin tak ingin membahas tentang kehamilannya yang hampir menginjak dua bulan.Saat ini kekasih Devan itu tengah duduk di dalam kamarnya dengan bosan sembari mengangkat telepon dari sang teman. Devan sudah berangkat ke kantor, dan Berlin berada di rumah bersama dengan pelayan yang menjaganya."Benar kau baik-baik saja? Kau tidak mengalami kecelakaan atau semacamnya, kan?" tanya Sarah membuat Berlin berkeringat dingin seketika.Memang kecelakaan yang dimaksud oleh Sarah, berbeda dengan "kecelakaan" yang dialami oleh Berlin. Namun, tetap saja wanita itu memang mengalami "kecelakaan" yang membuatnya harus menunda keinginan untuk

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   114. Restu semua orang

    "Ayah, Ibu ingin berbicara sebentar!" Nyonya Sella menghampiri sang suami yang saat ini tengah sibuk membaca surat kabar sembari menyeruput kopi manis yang masih panas di tangannya.Tuan Wildan masih fokus pada surat kabarnya saat sang istri mendekat dan mengajak dirinya berbincang. "Apa? Katakan saja!" tukas Tuan Wildan.Nyonya Sella nampak tak sabar memberikan berita gembira pada sang suami mengenai kehamilan Berlin dan status mereka yang akan berubah menjadi kakek dan nenek. "Devan tidak lama lagi akan menjadi ayah!" ungkap Nyonya Sella dengan senyum sumringah.Tuan Wildan langsung menyemburkan kopinya begitu ia mendengar berita mengejutkan dari sang istri mengenai putra mereka. "Apa? Ibu tidak salah bicara, kan? Menjadi ayah apanya?" tanya Tuan Wildan dengan alis terangkat tinggi."Ayah tidak salah dengar! Memang benar kalau sebentar lagi Devan akan menjadi ayah. Pacarnya sedang hamil," jelas Nyonya Sella.Tuan Wildan memang tak mengetahui apa pun mengenai kegiatan sang putra, apa

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   113. Kepulangan Sheena

    Tok, tok! Pagi-pagi sekali, kediaman Tuan Mahesa sudah kedatangan tamu tak terduga yang berkunjung. Nyonya Firda terkejut bukan main saat ia melihat sesosok gadis yang muncul di depan pintu rumahnya. “SHEENA!” pekik Nyonya Firda kegirangan begitu ia melihat sosok sang putri yang mendadak kembali ke rumah mereka.Nyonya Firda memeluk Sheena dengan erat dan tanpa sadar, manik mata wanita paruh baya itu mulai berkaca-kaca. “Kenapa kau tidak menghubungi Ibu sama sekali? Ayah dan Ibu mencarimu ke mana-mana,” omel Nyonya Firda pada sang putri angkat.Sheena hanya diam tanpa banyak bicara. Vernon yang mengantarkan Sheena, melihat dari kejauhan saat gadis itu dipeluk erat oleh sang ibu. “Dugaan Sheena salah. Orang tua Berlin benar-benar menyayangi Sheena,” gumam Vernon. “Sheena sangat beruntung.”Nyonya Firda langsung menarik tangan Sheena untuk masuk ke dalam rumah dan memasak banyak makanan untuk sang putri. Sheena celingukan di dalam rumah, mencari sosok putri asli dari keluarga Mahesa. ‘K

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   112. Hati seorang ibu

    Devan kini tengah menemani Berlin duduk di dalam kamar, usai Nyonya Firda berpamitan untuk pulang. Devan mengambilkan minuman hangat untuk Berlin dan mencoba menghibur wanita yang baru saja bertengkar dengan ibunya itu.Berita kehamilan Berlin ternyata semakin memperburuk keadaan dan memperumit hubungan antara Berlin dan Nyonya Firda. Devan nampak bingung bagaimana ia harus menghibur sang kekasih hati, sementara dirinya sendiri juga tak cukup akur dengan sang ibu.“Minum dulu, Berlin! Kau terlalu banyak berteriak,” ujar Devan menenangkan Berlin dengan cara yang basi.Berlin meraih cangkir minuman yang ada di tangan Devan dan menyeruput minuman hangat yang kekurangan gula itu. “Kau ini membenciku, ya? Kenapa minumannya tidak terasa manis?” protes Berlin pada Devan.“Benarkah?” Devan merebut cangkir yang ada di tangan berlin, kemudian mencicipi minuman dalam gelas tersebut. “Rasanya enak. Cukup manis,” sergah Devan.“Manis apanya? Rasanya seperti teh tawar. Hambar tidak berasa,” omel Be

DMCA.com Protection Status