Share

PURA-PURA

226

Mentari kaget, lalu memasang wajah sedih. Mendengar kata sekarat, rasanya ketakutan itu muncul lagi. Andai Samudra benar-benar tidak pernah lagi membuka matanya. Entah apa yang akan terjadi dengan dirinya dan anak-anaknya.

“Mas jahat, kenapa pura-pura pingsan saat aku masuk tadi?” Bibirnya maju. Tetapi Samudra menyukainya. Kemanjaan itu yang lama dirindukannya.

“Lho, siapa yang pura-pura? Mas memang pingsan. Tidak lihat luka ini?” tunjuknya ke sekujur tubuhnya.

“Masa orang pingsan bisa mendengar semua ucapanku? Diledekin terus-terusan lagi.” Mentari tambah manyun.

“Ucapan yang mana? Rujuk? Menikah lagi? Jangan bilang kalau kamu sudah tidak sabar.” Samudra mencubit ujung hidung Mentari. Padahla beberapa bagian tubuhnya terkena luka bakar serius, bahkan di punggung sangat parah hingga ia harus tidur miring agar lukanya cepat kering. Namun, demi melihat dan mendengar lagi suara waniat terkasihnya, apalagi kemanjaan sama yang dulu terulang, rasanya sakit di luka itu tidak ada artinya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (38)
goodnovel comment avatar
shyra sanieya
beneran baper sy...saking bapernya sampi ikutan bahagia dan meneteskan air mata
goodnovel comment avatar
Lailatul Adawiyah
smoga kedepannya mentari & samudra bahagia
goodnovel comment avatar
Tyas Tyger
hahahaha ...mak lampir
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status