Seorang gadis berusia tujuh belas tahun mengenakan seragam putih abu-abu baru saja memasuki rumahnya, tampak seorang pria berusia empat puluhan sedang duduk di ruang tamu menunggunya.
“Nak, akhirnya kau pulang juga. Kami sudah menunggumu sejak tadi.”
“Hah? Ayah, ada apa hari tumben kamu menungguku?” Belinda yang baru saja pulang sekolah dan baru menginjakkan kaki didalam rumah melihat ayahnya dan beberapa orang disekitar ayahnya. Dia mengeryitkan dahinya memandang heran. “Ayah? Siapa orang-orang ini?” tanya Belinda dengan curiga.
“Ehem…..Belinda. Kau harus menuruti ayah, saat ini ayah benar-benar membutuhkan bantuanmu. Pergilah dengan mereka dan turuti semua perintah mereka.”
“Apa? Tapi kenapa ayah?” Belinda sangat terkejut sampai matanya membelalak tak percaya. “Apa maksud semua ini ayah? Siapa mereka dan kenapa aku harus ikut dengan mereka? Apa ayah ada masalah dengan orang-orang ini?”
“Sudahlah Belinda! Jangan banyak tanya dan turuti saja apa yang ayah perintahkan!”
“Kami akan membawa putrimu sekarang. Kalian sudah membuang waktu kami terlalu lama dengan berdebat!” ujar seorang pria berusia tiga puluhan tahun lalu memberikan isyarat pada anak buahnya untuk mendekati Belinda.
“Ayah! Apa-apaan ini? Apa maksud ini semua ayah?” Belinda menoleh kearah pria yang tadi bicara, “Mau apa kalian? Jangan coba-coba mendekat!” wajah Belinda pucat ketakutan seakan hidupnya berada diujung tombak. Melihat penampilan para pria itu, tampaknya mereka bukan orang baik-baik.
“Tutup mulutnya! Jangan sampai tetangga curiga dan datang kerumah ini, gadis ini terlalu berisik!”
“Kalian mau apa...ppphhhh!” seorang pria memengangi Belinda dan menutup mulutnya dengan sapu tangan. Gadis muda itu semakin ketakutan saat dia merasakan pening dan segera akan kehilangan kesadaran.
“Ini uangmu! Jangan coba-coba mencari masalah dengan bos kami lagi. Kami akan membawa putrimu dan akan mengembalikannya setelah semua urusan bos kami selesai!” ujar seorang pria lalu menyerahkan sebuah koper berisi uang pada Cakra Birawa, ayah dari Belinda Alexandra Amani yang telah dibius pingsan.
Salah satu pria itupun langsung membopong tubuh Belinda dan memasukkan kedalam mobil lalu pergi. Cakra yang tersenyum puas melihat koper penuh uang dihadapannya, “Ha ha ha ha ternyata tidak buruk juga memiliki anak perempuan yang cantik! Setidaknya aku bisa bersenang-senang sekarang!”
**
“Ahhh…..dimana aku? Kenapa gelap sekali?” Belinda bertanya pada dirinya setelah dia sadar dan membuka matanya namun dia tidak dapat melihat apapun, semuanya gelap. “Apakah aku sudah mati? Apa aku berada didalam kubur?”
“Nona, apakah anda sudah bangun?” tanya sebuah suara menyadarkan Belinda bahwa dia tidak sendirian disana. Suara itu….suara itu adalah suara seorang perempuan.
“Ke---kenapa kau memanggilmu nona? Siapa kau?” tany Belinda cemas, dia hanya bisa melihat kegelapan tapi ada suara yang sepertinya berada didekatnya.
“Iya nona. Anda sudah bangun? Apakah anda lapar?” tanya wanita itu lagi.
“Emm...ya aku mungkin sudah bangun. Tolong aku kenapa mataku gelap?” Belinda baru menyadari bahwa matanya ditutup sebuah kain. “Kakiku! Tanganku….kenapa aku tidak bisa bergerak.” dia mencoba menggerakkan kaki dan tangannya, diapun terkejut.
“Lepaskan aku! Kenapa kaki dan tanganku diikat?” Belinda pun panik dan bicara dengan nada tinggi penuh ketakutan.
“Minum dulu nona agar anda tenang. Kalau nona sudah tenang maka saya akan jelaskan semuanya.”
Orang itu mengarahkan pipet kemulut Belinda, dia ingin menolak tapi dia merasakan tenggorokannya sakit dan kering. Belinda sudah tidak tahan menahan haus lalu langsung meminumnya. Sudah semalaman Belinda pingsan jadi wajar kalau dia haus.
“Terimakasih. Tolong jelaskan padaku ada apa ini? Dimana aku berada dan kenapa kedua kaki dan tanganku diikat?” tanya Belinda. Kini ingatannya telah kembali, tadi saat berada dirumah ada pria yang membekap mulutnya dengan obat bius dan pingsan, setelahnya dia tidak mengingat apapun.
“Tenangkan diri anda dulu nona. Jika anda sudah tenang maka kita bisa bicara.”
“Apa kau bilang? Tenang? Bagaimana aku bisa tenang jika mataku ditutup, tangan dan kakiku diikat? Aku tidak bisa melihat dan tidak bisa bergerak. Kau malah menyuruhku untuk tenang?” Belinda pun berteriak histeris.
“Coba kau berada diposisiku sekarang, apa kau bisa tenang? Kenapa kau menyuruhku untuk tenang saat ini, ha? Aku bahkan tidak bisa melihat dimana aku berada. Hanya mulutku saja yang masih bisa bicara. Kenapa tidak kalian bunuh saja aku sekalian?”
“Sebaiknya anda menenangkan diri nona. Jika anda seperti ini akan berakibat buruk pada dirimu nona.” kata wanita itu.
“Aku tahu kau seorang perempuan. Tolong aku! Tolong lepaskan aku! Aku mohon, aku tidak mau berada disini, aku tidak tahu dimana aku sekarang. Apa yang akan terjadi padaku?”
“Nona jika anda terus-terusan histeris seperti ini maka mereka akan memberikan anda obat bius lagi. Jadi lebih baik anda tenang.”
Ucapan wanita itu sontak membuat Belinda bergidik ngeri dan menahan airmatanya. Kain penutup matanya sudah basah oleh airmata, meskipun ketakutan namun Belinda mulai menahan emosinya. Bagaimanapun dia harus bertahan dan mencari cara untuk keluar dari tempat itu.
“Baiklah. Tapi tolong jelaskan padaku kenapa aku ada disini dan dimana ini? Aku akan tenang sekarang tapi tolong katakan sesuatu padaku. Aku takut sekali, aku mohon padamu.”
“Begini nona. Ayahmu sudah menjualmu pada karena dia berhutang banyak dan tidak sanggup membayar hutang-hutangnya.” pelayan wanita itu menceritakan semuanya pada Belinda sesuai catatan yang sudah diberikan padanya. Dicatatan itu tertulis rincian hutang dari Cakra Birawa.
“Apa? Ayah berhutang tiga milyar? Tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Untuk apa ayahku berhutang sebanyak itu? Apa yang sudah dilakukannya dengan uang sebanyak itu? Kami bukan orang kaya dan hidup kami pun pas-pasan, ini semua tidak benar. Pasti seseorang telah menjebak ayahku dengan hutang sebanyak itu.” kata Belinda menyakinkan dirinya.
Selama ini kehidupan mereka memang pas-pasan bahkan kadang untuk makan saja mereka kesulitan. Tiga milyar rupiah adalah uang yang banyak, jika memang ayahnya mendapatkan uang sebanyak itu tidak mungkin hidup mereka susah.
“Kau pasti berbohong iyakan? Tidak mungkin ayahku berhutang sebanyak itu! Untuk makan saja kadang susah, tidak mungkin ayahku setega itu menjualku, ayahku sangat menyayangiku!” Belinda menangis tersedu-sedu tidak bisa percaya kalau ayah yang dia sayangi dan menyayanginya selama ini malah menjualnya untuk membayar hutang.
“Saya turut prihatin dengan keadaan anda. Mohon maaf kalau saya tidak bisa membantu nona.” ucap pelayan itu lagi. Perlahan tangisan Belinda pun reda.
“Tolong bantu lepaskan aku….aku mohon tolong bantu aku keluar dari sini. Aku akan bekerja keras untuk mendapatkan uang membayar hutang. Aku mohon padamu…..” Belinda memohon dengan suara memelas pada wanita itu.
“Maaf nona. Saya tidak bisa mengabulkan permintaanmu. Saya hanyalah seorang pelayan disini dan tidak mempunyai kekuasaan apapun untuk membantumu.”
“Tidak bisa atau tidak mau? Tidak….tidak….bukan kau tidak bisa tapi kau memang tidak mau membantuku. Kasihanilah aku, kau juga seorang wanita apa kau tidak punya hati nurani sebagai sesama wanita?” bujuk belinda.
“Nona, tolong jangan membuatku berada diposisi sulit. Sebaiknya anda tenang dab bersikap kooperatif dan mengikut saja perintah yang diberikan maka anda akan baik-baik saja. Anda cukup menjalan tugas yang akan diberikan pada anda dan setelah itu anda pasti akan dilepaskan. Hanya itu saja yang perlu anda lakukan, anda pasti akan keluar dari sini setelah semuanya selesai.”
Hai readers.....selamat datang di novel baruku. Semoga kalian suka ya 👍👍 Mohon dukungannya ya jgn lupa follow, like & komen. 🙏🙏🙏🙏😊🥰
“Apa maksudmu?”“Anda hanya akan bisa bebas jika anda menurut!” pelayan itu berkata tegas pada Belinda. “Saya rasa itu bukan hal yang buruk bagi anda.”Apa maksudnya bicara begitu? Kebebasan jika menurut dan melakukan tugas? Apa yang mereka inginkan dariku? Siapa orang-orang ini? Tugas apa yang aku harus kerjakan? Belinda merasa cemas dan takut, pikirannya sudah buntu dan mumet.“Bisakah kau menjelaskan padaku? Maksudmu apa?” tanya Belinda lagi.“Anda akan tahu nanti. Yang penting anda jangan membuat kekacauan seperti tadi. Sekarang anda hanya perlu untuk menyiapkan diri dan melayani!”“Melayani apa? Melayani siapa? Apa maksudmu? Kenapa kau membuatku bingung dengan semuanya? Tolong jelaskan padaku!”“Hufff…...maksudku adalah persiapkan diri anda untuk melayani Tuan kami.” kata pelayan itu. Hati Belinda bergetar setelah mendengar ucapan pelayan itu.‘Apa aku melayani sebagai pemuas nafsu? Oh Tuhan…..tolong aku. Tidak mau ...aku tidak mau melakukan itu!’ gumamnya dalam hati dengan ketak
“Maaf nona. Saya tidak tahu apa-apa.” ujar pelayan itu lalu pergi meninggalkan Belinda. Ruangan itu kembali hening, Belinda merasa pasrah pada nasib, dia ibarat tahanan yang sudah melakukan kejahatan besar sehingga dia dikurung, dirantai dan matanya ditutup.Tak ada yang bisa dia lakukan, yang dia tahu ada pelayan yang datang memberinya makanan, membasuh tubuhnya dan memakaikannya pakaian. Dunianya gelap, dia tidak bisa melihat apapun....****...Kini hari-hari Belinda berada dalam kegelapan. Dia mulai terbiasa dengan gelap meskipun dia sering ketakutan, dia tidak bisa membedakan siang dan malam. Matanya masih ditutup dengan kain, hanya dua hari sekali penutup mata itu dibuka.Tapi dia tidak bisa melihat apapun karena setiap kali penutup matanya dibuka, ruangan tempatnya dikurung gelap gulita, semua lampu dan dimatikan. Seorang pelayan akan membantunya membasuh wajah. Dia tidak pernah bisa melihat ruangan tempatnya dikurung, yang dia tahu ada penjaga yang menjaga diluar pintu ruangann
Empat tahun kemudian, disebuah kamar hotel yang bersebelahan dengan kelab malam mewah yang terletak di pusat kota.“Apakah anda puas dengan layananku?”“Hemm….malam ini kau sangat menggairahkan! Aku puas dengan pelayananmu honey, kau selalu bisa memenuhi imajinasiku. Aku suka dengan gaya barumu Bella!” pria itu bicara sambil memainkan puncak kenikmatan milik Bella yang masih berbaring dibawahnya.“Tuan, aku harap anda bermurah hati malam ini. Aku butuh tambahan untuk membayar sewa apartemenku dan kuharap pemberian anda sepadan dengan kepuasan yang anda dapatkan.”“Aku paham maksudmu honey. Jangan khawatir aku akan memenuhi kebutuhanmu dan aku akan memberikan bonus padamu atas pelayananmu malam ini.”“Benarkah? Aku senang mendengarnya Tuan Jeff! Saya yakin anda akan memberikan bonus yang besar kali ini, iyakan? Aku sudah memberikan pelayanan ekstra padamu.”“Apakah kau tidak aku jika aku menebusmu saja Bella? Kau bisa menjadi simpananku dan aku akan memenuhi semua kebutuhanmu. Kau akan
“Bellaku sayangku, apa kau ingin merampokku?” tanya Madam Wendy terkejut mendengar permintaan Bella.“Tidak Madam, tentu saja tidak! Mana mungkin aku melakukan hal buruk padamu? Madam sudah sangat baik padaku tapi tubuhku sangat lelah hari ini jadi aku merasa itulah bayaran yang setimpal untuk hari ini.”Madam Wendy terdiam sejenak berpikir dan membisu diseberang sana. Bellaa masih menunggunya dengan sabar karena permintaan Bella bukanlah sesuatu yang mudah dikabulkan. Jumlah yang dimintanya sangat besar dan tentunya Madam Wendy akan berpikir cermat.“Baiklah, aku setuju tapi sekali kau gagal dan membuat kesalahan maka hutangmu akan bertambah sepuluh persen dan semua bayaranmu dari Tuan Dante adalah milik klub! Bagaimana apa kau setuju?”Bella yang mendengar ucapan Madam Wendy terkejut, dia merubah posisi duduknya dia tidak percaya bahwa permintaannya baru saja dikabulkan oleh Madam Wendy. Toh bukan hal yang sulit baginya untuk membuat semua pria tunduk dan jatuh kepelukannya.“Bagaim
“Sudah cukup sempurna sayangku! Tubuhnya sangat halus dan mulus, lekukan tubuhmu tampak sempurna. Pasti Tuan Dante akan menyukaimu!” Madam Wendy etrsenyum puas lalu membuka pintu.“Tunggu! Apa aku harus berjalan keluar dengan pakaian seperti ini?” tanya Bella memicingkan mata dengan tatapan tak berdaya.Ini pertama kalinya dia berpakaian seperti itu mempertontonkan tubuhnya pada semua orang. Begitu dia keluar dari ruangan itu maka semua pengunjung klub akan melihatnya.“Iya sayang! Kau jangan khawatir, tidak akan ada pengunjung lain yang akan melihatmu karena kau hanya masuk kedalam ruangan didepan itu!” jawab Madam Wendy sehingga membuat mata Bella terbelalak tak percaya.“Hah? Ruangan itu juga disewakan pada tamu?” tanya Bella lagi dengan heran.“Hanya tamu spesial! Karena itu kau harus bisa memuaskan tamu spesial kita. Malam ini adalah malam spesial untukmu, Bella sayangku!”Seketika detak jantung Bella mulai tak normal, tubuhnya mulai bergetar ada kekhawatiran dihatinya. Seandainy
“Jangan sampai ada kesalahan! Aku tidak mau ada jejak yang meninggalkan dampak buruk pada kita. Apa kalian paham?” Mereka semua menggangguk patuh seakan Dante adalah seorang pemimpin rapat dan semuanya harus patuh pada perintahnya.“Lantas bagaimana dengan negara ini? Apa kau ingin menjadikannya sebagai base camp untuk Asia tenggara?” tanya Eddie. Terlihat Dante mengganggukkan kepala.“Negara ini adalah pilihan yang tepat. Hukum dinegara ini tak sulit untuk dibeli. Pejabatnya sudah biasa menerima suap dan yang paling penting adalah negara ini memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dan berada diurutan ke empat didunia..”Dante diam sejenak lalu melanjutkan ucapannya, “Pangsa pasar kita besar dan salah satu surga dunia ada dinegara ini. Bali dan Lombok akan menjadi target utama kita. Banyak milyarder dan mafia yang bersembunyi disana. Apa kalian sudah paham misiku?” tanya Dante memandangi satu persatu teman-temannya.“Bagaimana dengan Sumatera?” tanya Hans.“Sumatera akan me
Sementara itu didalam ruang eksekutif hanya ada Bella dan Dante Sebastian. Bella membuka botol minuman dan menuangkannya ke gelas dante. Sejujurnya hati Bella merasa lega karena dia tidakharus melayani lima pria sekaligus malam ini. ‘Puffff syukurlah hanya satu orang saja! Memang sih mereka semua tampan tapi aku bisa pingsan kalau harus melayani kelima pria itu.Duh….aku takkan pernah melayani lima pria sekaligus kapanpun, meski dibayar mahal sekalipun! Lagipula pria didepanku ini sangat tampan, hmmmm…...sejauh ini dia pria tertampan dari semua pria yang pernah kulayani.’Tapi kenapa sorot matanya sangat mengerikan? Bella berdecak didalam hatinya dan ada perasaan senang karena akan melayani satu pria saja dan pria itu sangat super tampan dengan tubuh yang kekar berotot. Pikiran Bella melayang kemana-mana memikirkan betapa kuatnya pria itu.“Siapa yang menyuruhmu menuangkan minuman untukku?” suara Dante terdengar sarkas membuat hati Bella berdenyut dan refleks menatap pria dihadapannya
Bella mengeryitkan keningnya, ‘Kenapa dia malah meragukanku? Padahal aku belum melakukan apapun. Benar-benar aneh pria ini! Gumam Bella yang galau mengingat hutangnya akan bertambah sepuluh persen jika tamu ini merasa tak puas. Suasananya hatinya semakin buruk dan dia menyesali keputusan yang sudah diambilnya.“Apa kau tahu sudah berapa kali dia dipakai, hu?” kalimat itu bgeitu menusuk hati Bella dan dia merasa sangat direndahkan. Hatinya sangat sakit mendengar penghinaan pria itu.“Tapi tidak ada yang kecewa dengan pelayanannya, Tuan dante! Karena itulah saya berani mengirimkannya pada anda karena sebelumnya anda sudah menolak yang lainnya. Bella juga punya standard tinggi yang harus dipatuhi para tamu selama ini. Dia tidak menerima tamu sembarangan, selama ini semua tamunya adalah pria-pria terhormat dari kalangan atas.”“Pandai sekali kau bicara! Kau pikir aku peduli siapa tamu yang dilayaninya?” ucapan Julian tadi membuat Dante semakin marah. “Aku tidak puas! Kau paham apa artinya