Share

BAB 6.

“Sudah cukup sempurna sayangku! Tubuhnya sangat halus dan mulus, lekukan tubuhmu tampak sempurna. Pasti Tuan Dante akan menyukaimu!” Madam Wendy etrsenyum puas lalu membuka pintu.

“Tunggu! Apa aku harus berjalan keluar dengan pakaian seperti ini?” tanya Bella memicingkan mata dengan tatapan tak berdaya.

Ini pertama kalinya dia berpakaian seperti itu mempertontonkan tubuhnya pada semua orang. Begitu dia keluar dari ruangan itu maka semua pengunjung klub akan melihatnya.

“Iya sayang! Kau jangan khawatir, tidak akan ada pengunjung lain yang akan melihatmu karena kau hanya masuk kedalam ruangan didepan itu!” jawab Madam Wendy sehingga membuat mata Bella terbelalak tak percaya.

“Hah? Ruangan itu juga disewakan pada tamu?” tanya Bella lagi dengan heran.

“Hanya tamu spesial! Karena itu kau harus bisa memuaskan tamu spesial kita. Malam ini adalah malam spesial untukmu, Bella sayangku!”

Seketika detak jantung Bella mulai tak normal, tubuhnya mulai bergetar ada kekhawatiran dihatinya. Seandainya dia gagal maka konsekuensi yang harus ditanggungnya cukup berat.

Dia pun menyemangati dirinya bahwa dia harus berhasil untuk mendapatkan uang lebih banyak malam ini. Tapi pikirannya tak tenang memikirkan tamu seperti apa yang akan dilayaninya.

Ruangan didepannya adalah ruangan eksekutif dan untuk pertama kalinya dia akan masuk keruangan itu. Selama ini tidak ada seorangpun yang berani masuk keruangan itu.

Dia hanya berharap semoga orang itu tidak membuat Bella menanggung sepuluh persen tambahan hutang. Setelah menghela napas dalam-dalam, diapun melangkah mantap kedalam ruangan itu.

Ceklek!

Pintu terbuka. “Selamat malam Tuan Dante! Ini adalah wanita yang sudah saya janjikan pada anda!”

“Hem. Keluarlah!”

“Tunggu Tuan Julian!” bisik Bella dengan wajah pucat.

“Silahkan layani Tuan Dante!” Julian bicara dengan suara berbisik pada Bella.

“Iya. Tapi----bukankah saya hanya khusus melayani Tuan Dante saja?” tanya Bella lirih.

“Dia datang bersama teman-temannya, lakukan apapun yang diinginkannya. Ingat ya jangan kecewakan dia!”

Glek!

Bella menelan ludahnya tak menjawab apapun karena ketakutan.

“Ingat ya Bella! Kalau sampai Tuan Dante kecewa dengan pelayananmu maka hutangmu akan bertambah sepuluh persen sebagai hukuman! Mengerti?”

Julian keluar sambil menutup pintu. Dia meninggalkan Bella dengan perasaan yang tidak karuan menatap orang-orang yang berada didalam ruangan itu. Dia mengedarkan pandangannya mencari orang yang bernama Dante Sebastian.

Matanya terbelalak melihat ada lima orang pria disana. Oh tidak! Ini buruk….sangat buruk! Ini pertama kalinya bagiku kenapa harus melayani lima orang?

Rasa takut dan cemas muncul didalam hati Bella dan keringat dingin mulai keluar didalam ruangan yang dingin itu. Kedua tangannya mengepal sambil menggeram marah dalam hatinya. ‘Kurang ajar kau Madam Wendy! Kau menjebakku!’

Tiba-tiba sebuah suara memecahkan keheningan. “Coba tunjukkan keahlianmu. Tuan Julian sampai mengatakan kalau kau wanita paling istimewa di klub ini dan kau yang terbaik disini!”

“A---aku….” sejenak Bella kehilangan kata-kata tapi dengan cepat dia menguasai diri dan senyum merekah diwajahnya.

“Apakah mereka mengatakan kalau aku adalah yang terbaik dan sangat istimewa disini?” tanya Bella berusaha menutupi kegugupannya . Ah…..sudah kepalang tanggung aku sudah menerima tawaran Madam Wendy untuk bayaranku malam ini, aku tidak bisa mundur lagi! Semoga tubuhku kuat melayani mereka semua, anggap saja seperti melayani satu orang. Aku bisa dan aku harus kuat! Bisik hati Bella berusaha tenang dan dia bertekad untuk melakukan yang terbaik.

“Aku sangat penasaran dengan keistimewaanmu! Apa yang dimaksud oleh Julian sebagai wanita terbaik?” tanya seorang pria tinggi bertubuh tegap yang duduk paling ujung sebelah kanan. Dia melangkah mendekati Bella. Ini adalah sesuatu yang tidak diharapkan oleh Bella sekarang.

“Hemmm…...” pria bergumam pelan sambil memperhatikan lekuk tubuh Bella dengan tatapan gairah yang biasa ditunjukkan setiap pria pada Bella. Hanya saja kali ini situasinya berbeda, hal itu mmebuat Bella merasa cemas dan tertekan.

“Bagaimana menurut penilaian anda Tuan?” akhirnya dia bisa mengeluarkan kalimat itu saat pria itu menggelilinginya dan kini berdiri dihadapannya.

“Bolehlah! Aku setuju dengan Julian, menurutku kau hampir sempurna! Semua pas, cuma ada sesuatu yang mengganggu.  Tahi lalat itu sangat mengganggu tapi terlihat eksotik karena letaknya tidak biasa. Siapa namamu?” ucapan pria itu membuat temannya yang duduk ditengah mengalihkan perhatian memandang Bella.

Biasanya dia tidak peduli pada wanita malam tapi saat ini netranya justru terpanggil untuk memperhatikan wanita itu dan enggan untuk berpaling. Tadi dia tidak terlalu memperhatikan dan saat dia melihat tahi lalat yang diucapkan oleh temannya, dia merasa semakin tertarik. Ada aura kuat yang terpancar dari tubuh wanita itu seakan mampu memukau siapapun yang memandangnya.

“Namaku Bella, Tuan.”

Pria itu semakin mendekat dan menggerakkan tangannya ingin menyentuh tubuh Bella.

“Jauhkan tangamu dari tubuhnya, Eddie!” sebuah suara keras terdengar dari seorang pria yang duduk ditengah membuat pria yang bernama Eddie segera menghentikan gerakan tangannya. Pria itupun segera melangkah mundur dan duduk kembali.

“Apa kau berminat dengannya?” Eddie bertanya pada orang yang tadi berteriak padanya.

“Ini pertama kalinya kau melarang Eddie menguji kelayakan seorang wanita! Ayolah...dia hanya seorang wanita malam! Ada apa denganmu Dante?” ujar seorang pria yang duduk disisi paling kiri berseberangan dengan Eddie.

“Ya benar! Apa kau ingin berpesta malam ini Dante?” pria yang duduk diantara Eddie dan Dante ikut berkomentar sambil menyesap minuman beralkohol. Tapi pria bernama Dante itu hanya berdecak.

Tidak ada satu ucapanmu yang keluar dari bibirnya tapi pandangannya lurus menatap Bella dengan dingin. Para teman-temannya tidak mengerti melihat sikap Dante malam ini, mereka hanya diam.

Bella yang ditatap dengan dingin oleh Dante merasakan intimidasi yang kuat sehingga membuatnya bergidik ngeri. Ini pertama kalinya seseorang menatapnya seperti itu, tatapan yang tajam, dingin dan tidak ada sedikitpun ketertarikan

Wah, apakah pria ini yang bernama Dante Sebastian? Teman-temannya saja takut padanya, aduh…..bagaimana nasib sepuluh persenku kalau begini? Semoga saja aku tidak mengecewakan? Bella merasakan kepalanya tiba-tiba sakit.

“Sampai dimana tadi pembicaraan kita?” tanya Dante pada teman-temannya setelah dia memindai Bella. Dia pun segera mengalihkan perhatiannya pada Ipad ditangannya.

“Ah iya. Tadi kita sampai pada pengiriman barang ke Eropa Timur ada sedikit kendala di pelabuhan!” Eddie mengingatkan tentang pengiriman senjata yang sedang bermasalah.

“Aku sudah menyelesaikan soal itu jadi sudah tidak ada masalah lagi.” ujar pria yang berada diantara Dante dan Eddie. Pria itu bernama Hans.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status