“Bellaku sayangku, apa kau ingin merampokku?” tanya Madam Wendy terkejut mendengar permintaan Bella.
“Tidak Madam, tentu saja tidak! Mana mungkin aku melakukan hal buruk padamu? Madam sudah sangat baik padaku tapi tubuhku sangat lelah hari ini jadi aku merasa itulah bayaran yang setimpal untuk hari ini.”
Madam Wendy terdiam sejenak berpikir dan membisu diseberang sana. Bellaa masih menunggunya dengan sabar karena permintaan Bella bukanlah sesuatu yang mudah dikabulkan. Jumlah yang dimintanya sangat besar dan tentunya Madam Wendy akan berpikir cermat.
“Baiklah, aku setuju tapi sekali kau gagal dan membuat kesalahan maka hutangmu akan bertambah sepuluh persen dan semua bayaranmu dari Tuan Dante adalah milik klub! Bagaimana apa kau setuju?”
Bella yang mendengar ucapan Madam Wendy terkejut, dia merubah posisi duduknya dia tidak percaya bahwa permintaannya baru saja dikabulkan oleh Madam Wendy. Toh bukan hal yang sulit baginya untuk membuat semua pria tunduk dan jatuh kepelukannya.
“Bagaimana Bella? Apa kau setuju?” tanya Madam Wendy tak sabar karena Bella masih diam.
“Ok aku setuju! Katakan dimana aku harus menemuinya?”
“VVIP Club malam ini sayangku! Tolong datang dalam waktu lima belas menit dan pastikan tubuhmu bersih karena Tuan Dante menyukai kebersihan dan dia sangat istimewa! Aku jamin kau tidak akan menyesal Bella sayang!”
Sambungan telepon terputus setelahnya. Wajah Bella tersenyum manis dia langsung mandi, membersihkan seluruh tubuhnya dengan cepat dan memakai pakaian bersih yang sudah dibawanya. Untung saja dia membawa pakaian bagus yang menampakkan leuk indah tubuhnya.
Dia menyemprotkan parfum ketubuhnya, aroma parfumnya sangat lembut dan menggairahkan. Tak lupa Bella merias wajahnya dengan riasan natural agar terlihat fresh sebelum meninggalkan president suite hotel.
‘Ini adalah kesempatan emasku, aku tidak akan menyia-yiakan kesempatan ini dan membawa pulang banyak uang malam ini. Ahhhh…..dewi keberuntungan berpihak padaku malam ini! Apapun yang terjadi aku harus bisa memuaskan pria itu, Tuan Dante kaulah target utamaku! Aku akan membuatmu bertekuk lutut dan jatuh ke pelukanku, setelah itu kau tidak akan bisa melupakanku! Komisi yang ditawarkan sangat besar, pria ini tambang emasku!’ Bella bergumam dalam hati menyemangati dirinya. Dia pun bergerak cepat menuju lift dan turun ke lobi hotel.
Saat dia keluar dari pintu utama hotel ternyata seorang anak buah Madam Wendy sudah menanti. “Nona Bella amri ikut dengan saya!” Bella tersenyum puas lalu mengganggukkan kepala mengikuti pria berbadan besar itu.
Ternyata setelah empat tahun aku bekerja untuk Madam Wendy, dia masih takut kalau aku akan melarikan diri, seberapa bergunakah aku bagi Madam Wendy?
Dalam hatinya, sebenarnya dia merasa bangga tapi disisi lain hatinya teriris perih menyadari impiannya akan kebebasan yang masih jauh untuk terwujud akatu mungkin saja tidak akan pernah terwujud.
Tapi gadis berusia dua puluh satu tahun itu berusaha tetap tegar dan tersenyum menjalani kehidupan pahitnya serta menutup semua luka yang tersenyum. Dia tidak ingin menjadi lemah dan fokus untuk menjalani kehidupan yang bukan pilihannya ini.
Disebuah klub terbesar dan termewah di Jakarta, klub yang tak bisa dimasuki oleh sembarang orang itulah tempat tujuan Bella. Bagi setiap orang yang memasuki klub malam itu setidaknya akan menghabiskan paling sedikit tiga puluh juta.
Pelanggan klub itu rata-rata adalah warga asing, pengusaha kaya dan disanalah Bella menjadi dewi malam yang meraih sanjungan dan hanya bisa dinikmati oleh pelanggan kaya dan royal seperti Jeff Soemardi.
Jarak antara hotel dan VVIP Club banya lima menit sehingga cukup waktu bagi Bella untuk beristirahat didalam mobil. Sesampainya di depan club ternyata Madam Wendy langsung membukakan pintu mobil. “Akhirnya kau datang Bella sayang!” ujarnya bernapas lega.
“Kenapa repot-repot menungguku disini, madam?” tanya Bella mengeryitkan dahi.
Dia merasa heran dan agak aneh karena wanita itu adalah penguasa nomor satu di club dan susah payah menunggunya didepan pintu masuk dan langsung menarik tangan Bella. “Aku memang sengaja menunggumu karena ini adalah penentuan penting Bella sayang! Kaulah harapan terakhirku!”
Mendengar ucapan wanita itu membuat Bella tersenyum tipis, membiarkan tangannya ditarik memasuk club. Dia pasrah mengikuti langkah madam wendy yang berjalan cepat seakan mengejar setoran.
Madam Wendy membawa Bella memasuki sebuah ruangan. “Cepat ganti bajumu!”
“Apa aku harus mengganti bajuku disini sekarang?”
Madam wendy hanya menggangukkan kepala sebagai jawaban. Awalnya Bella merasa enggan karena ada Tuan Julian juga diruangan itu.
“Tak usah kau pedulikan aku, lagipula aku sudah sering melihat tubuhmu! Cepat ganti bajumu, aku dan wendy hanya ingin memastikan kalau kau mengenakan pakaiaan yang pas.” ujar Julian yang juga pemilik VVIP Club. Meskipun Bella merasa risih tapi dia tak ada pilihan lain, dengan cepat dia menanggalkan semua pakaiannya.
Tanpa mempedulikan empat mata yang menyoroti tubuhnya, bella memakai pakaian yang telah disiapkan. Dalam hatinya Bella menggerutu, ini pertama kalinya dia disuruh mengganti pakaian diruangan itu. Sudah pasti Tuan Dante ini memang tamu istimewa!
Kedua orang itu bahkan menyoroti setiap detail tubuh Bella seperti saat pertama kali dia dipaksa untuk jadi penebus hutang ayahnya di klub ini. Ingatan itu tidak pernah hilang dari ingatannya.
“Wendy sudah berulang kali mengingatkanmu untuk memintanya menghilangkan benda hitam itu! Benda bulat hitam itu sangat mengganggu! Aku tidak mau sampai ada pelanggan yang komplain.” ujar Julian yang mengkritik tanda lahir yang tampak menantang diantara kedua puncak kembarnya.
“Sudahlah Julian sayang, tak usah risaukan itu. Toh selama ini belum ada satu orangpun yang komplain. Aku sudah berulang kali bilang pada Bella tapi dia menolak!”
“Aku tidak peduli! Setelah malam ini, aku ingin kau memaksanya untuk menyingkirkan tahi lalat itu! Tak ada seorangpun yang bisa menolak keinginanku di klub ini!”
“Bella! Apa kau mendengar ucapanku? Jadi jangan menolak lagi untuk menghilangkannya!”
Bella hanya diam mengacuhkan Julian, tak lama dia hanya menggangguk saja tak ingin mendatangkan masalah pada dirinya. Madam Wendy melangkah mendekati Bella yang sudah selesai berpakaian.
“Mendekatlah biar aku mengecekmu dulu. Aku hanya ingin memastikan kalau semuanya sudah sempurna dan tidak akan mengecewakan.”
Madam Wendy pun memeriksa seluruh tubuh Bella dengan hati-hati. Memeriksa pakaian dan riasannya bagaikan memeriksa barang dagangan yang akan dibawa pembeli dan memastikan tidak ada yang lecet.
“Bagus! Bagus! Sempurna sekali, tidak ada goresan maupun luka lebam, semuanya sempurna.” ucapnya sambil meraba tubuh Bella lalu tersenyum. “Bagus sekali, tidak ada bulu-bulu yang mengganggu!” ungkapnya mengangkat jari telunjuknya dan memberikan G-string untuk dipakai Bella.
“Apakah penampilanku sudah cukup menarik?” tanya Bella setelah dia selesai mengenakan pakaian yang tidak layak disebut sebagai pakaian. Karena yang dikenakannya hanyalah lingeri g-string romper yang sama sekali tidak menutupi tubuhnya. Bahkan Bella hanya diberikan penutup berhuruf X untuk kedua bukit kembarnya.
“Sudah cukup sempurna sayangku! Tubuhnya sangat halus dan mulus, lekukan tubuhmu tampak sempurna. Pasti Tuan Dante akan menyukaimu!” Madam Wendy etrsenyum puas lalu membuka pintu.“Tunggu! Apa aku harus berjalan keluar dengan pakaian seperti ini?” tanya Bella memicingkan mata dengan tatapan tak berdaya.Ini pertama kalinya dia berpakaian seperti itu mempertontonkan tubuhnya pada semua orang. Begitu dia keluar dari ruangan itu maka semua pengunjung klub akan melihatnya.“Iya sayang! Kau jangan khawatir, tidak akan ada pengunjung lain yang akan melihatmu karena kau hanya masuk kedalam ruangan didepan itu!” jawab Madam Wendy sehingga membuat mata Bella terbelalak tak percaya.“Hah? Ruangan itu juga disewakan pada tamu?” tanya Bella lagi dengan heran.“Hanya tamu spesial! Karena itu kau harus bisa memuaskan tamu spesial kita. Malam ini adalah malam spesial untukmu, Bella sayangku!”Seketika detak jantung Bella mulai tak normal, tubuhnya mulai bergetar ada kekhawatiran dihatinya. Seandainy
“Jangan sampai ada kesalahan! Aku tidak mau ada jejak yang meninggalkan dampak buruk pada kita. Apa kalian paham?” Mereka semua menggangguk patuh seakan Dante adalah seorang pemimpin rapat dan semuanya harus patuh pada perintahnya.“Lantas bagaimana dengan negara ini? Apa kau ingin menjadikannya sebagai base camp untuk Asia tenggara?” tanya Eddie. Terlihat Dante mengganggukkan kepala.“Negara ini adalah pilihan yang tepat. Hukum dinegara ini tak sulit untuk dibeli. Pejabatnya sudah biasa menerima suap dan yang paling penting adalah negara ini memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dan berada diurutan ke empat didunia..”Dante diam sejenak lalu melanjutkan ucapannya, “Pangsa pasar kita besar dan salah satu surga dunia ada dinegara ini. Bali dan Lombok akan menjadi target utama kita. Banyak milyarder dan mafia yang bersembunyi disana. Apa kalian sudah paham misiku?” tanya Dante memandangi satu persatu teman-temannya.“Bagaimana dengan Sumatera?” tanya Hans.“Sumatera akan me
Sementara itu didalam ruang eksekutif hanya ada Bella dan Dante Sebastian. Bella membuka botol minuman dan menuangkannya ke gelas dante. Sejujurnya hati Bella merasa lega karena dia tidakharus melayani lima pria sekaligus malam ini. ‘Puffff syukurlah hanya satu orang saja! Memang sih mereka semua tampan tapi aku bisa pingsan kalau harus melayani kelima pria itu.Duh….aku takkan pernah melayani lima pria sekaligus kapanpun, meski dibayar mahal sekalipun! Lagipula pria didepanku ini sangat tampan, hmmmm…...sejauh ini dia pria tertampan dari semua pria yang pernah kulayani.’Tapi kenapa sorot matanya sangat mengerikan? Bella berdecak didalam hatinya dan ada perasaan senang karena akan melayani satu pria saja dan pria itu sangat super tampan dengan tubuh yang kekar berotot. Pikiran Bella melayang kemana-mana memikirkan betapa kuatnya pria itu.“Siapa yang menyuruhmu menuangkan minuman untukku?” suara Dante terdengar sarkas membuat hati Bella berdenyut dan refleks menatap pria dihadapannya
Bella mengeryitkan keningnya, ‘Kenapa dia malah meragukanku? Padahal aku belum melakukan apapun. Benar-benar aneh pria ini! Gumam Bella yang galau mengingat hutangnya akan bertambah sepuluh persen jika tamu ini merasa tak puas. Suasananya hatinya semakin buruk dan dia menyesali keputusan yang sudah diambilnya.“Apa kau tahu sudah berapa kali dia dipakai, hu?” kalimat itu bgeitu menusuk hati Bella dan dia merasa sangat direndahkan. Hatinya sangat sakit mendengar penghinaan pria itu.“Tapi tidak ada yang kecewa dengan pelayanannya, Tuan dante! Karena itulah saya berani mengirimkannya pada anda karena sebelumnya anda sudah menolak yang lainnya. Bella juga punya standard tinggi yang harus dipatuhi para tamu selama ini. Dia tidak menerima tamu sembarangan, selama ini semua tamunya adalah pria-pria terhormat dari kalangan atas.”“Pandai sekali kau bicara! Kau pikir aku peduli siapa tamu yang dilayaninya?” ucapan Julian tadi membuat Dante semakin marah. “Aku tidak puas! Kau paham apa artinya
“Tapi kau tidak punya pilihan! Aku mau kau membayar hutangmu sekarang!”“Aa….tapi saya tidak punya uang sebanyak itu sekarang, Tuan. Aku mohon berilah aku waktu dan kemudahan. Apapun akan kulakukan asalkan jangan menutupklub ini dan tidak memintaku membayar seluruh hutangku sekarang.”“Huh! Ckckck….jadi menurutmu wanita ini yang terbaik disini?” Dante melirik kearah Bella membuat Julian juga mengalihkan pandangannya kearah Bella.“Iya benar sekali Tuan! Itulah alasannya kenapa saya berani menyuruhnya untuk melayani Tuan!”“Berapa yang bisa dihasilkannya setiap malam?” tanya Dante memegang dagunya.“Eh itu…..sebesar tiga puluh lima persen dari penghasilan di klub ini dihasilkan olehnya.” jawab Julian yang tak berani untuk berbohong. Bella memang mesin penghasil uang untuk klub itu.Dante tersenyum sinis, ekspresi tidak suka jelas tergambar diwajahnya. “Aku ingin mendapatkan bayaranku sekarang!” kali ini Dante bicara dengan nada tinggi dan tatapan sinis tetapi matanya tetap fokus pada B
Dia berjalan mengikuti Dante yang berjalan didepan. ‘Puffff untung saja dia menggunakan lift khusus milik Tuan Julian! Kalau tidak, para pekerja akan melihatku dalam keadaan seperti ini. Bisik hati Bella berjalan menundukkan kepala lalu masuk kedalam lift dan berdiri dibelakang Dante.Tak lama mereka tiba dilantai dasar dan Bella berjalan mengikuti Dante. Pria itu berjalan cepat dengan langkah kaki yang panjang sehingga Bella pun terpaksa mempercepat langkahnya. “Tuan!” panggil Bella namun pria itu mengacuhkan.“Ikuti saja aku jika kau tak ingin masalahmu bertambah! Tutup mulut! Aku tidak suka kau banyak bicara!”'Sarah! Aku harus memperingatkan adikku! Bisik Bella sambil terus berjalan mengikuti Dante, dia berjalan menundukkan kepala sehingga rambut panjangnya terurai menutupi wajahnya.‘Aku hanya seorang perempuan hina, hanya pemuas nafsu lelaki! Tapi pria ini kurang ajar sekali tak memberiku sedikitpun kesempatan untuk melindungi tubuhku!’ gumam Bella yang berjalan dibelakang Dante
Sudah beberapa tahun dia tidak pernah lagi menyebut nama Tuhan, hatinya membeku dengan penderitaan serta kekecewaan yang terus dideritanya. Dia sudah tidak tahu apa yang harus dipercaya dan apa yang diinginkannya dalam hidup.Tapi saat ini dia sedang berada dalam titik terendah dalam hidupnya. Dia mengkhawatirkan adiknya, dia tak ingin hidup adiknya berakhir seperti dia. Tak terasa air matanya menetes, sesak didada yang dia rasakan seolah ingin meledak. ‘Ibu…..kuatkan aku ibu. Aku merindukan ibu!’Aku harus kuat tidak peduli apapun yang terjadi padaku, aku harus tegar dan bertahan yang penting adikku aman dan tidak terjadi hal buruk padanya, itu saja sudah cukup! Ucap Bella berusaha menenangkan hatinya. Tiba-tiba dia tersadar jika mobil sudah berhenti. Pintu bagasi terbuka lebar.“Keluar!”Suara bariton diiringi kap bagasi terangkat keatas sehingga pancaran sianr dari lampu menerangi membuat tangan Bella bergerak cepat mematikan lampu ponselnya lalu memasukkan kedalam tas.“Terimakasi
“Maaf aku sudah membuatmu menungguku. Apa kau bisa tidur nyenyak tadi malam sayang?” tanya Dante sambil memeluk pinggang istrinya.“Hmmm…..aku tidak pernah bisa tidur nyenyak tanpamu disisiku, sayang.” ujarnya bermanja-manja dipelukan Dante.“Kau tahu kan bagaimana kelakuan keempat temanku kalau sudah bertemu?”“Iya sayang!” Tatiana tersenyum sambil tangannya memainkan kancing kemeja Dante. “Apakah teman-temanmu mencoba meracunimu dengan minuman dan wanita-wanita itu?”“Tidak ada! Aku mengusir semuanya. Kami hanya membahas hal penting tadi malam. Aku hanya mengijinkan mereka mendatangkan satu wanita terbaik sebagai pelepas penat mata mereka. Hal yang kami bahas tadi malam sangat berat dan setelah selesai, mereka berempat saling memperebutkan wanita itu.”Dante menjelaskan kegiatannya dengan terperinci pada istrinya, dia juga tahu keinginan istrinya. Tangannya masuk kedalam bathrobe yang dikenakan Tatiana dan tangannya menjelajahi area sensitif milik istrinya.“Ahhh…...tahan dulu sayan