Share

BAB 5.

“Bellaku sayangku, apa kau ingin merampokku?” tanya Madam Wendy terkejut mendengar permintaan Bella.

“Tidak Madam, tentu saja tidak! Mana mungkin aku melakukan hal buruk padamu? Madam sudah sangat baik padaku tapi tubuhku sangat lelah hari ini jadi aku merasa itulah bayaran yang setimpal untuk hari ini.”

Madam Wendy terdiam sejenak berpikir dan membisu diseberang sana. Bellaa masih menunggunya dengan sabar karena permintaan Bella bukanlah sesuatu yang mudah dikabulkan. Jumlah yang dimintanya sangat besar dan tentunya Madam Wendy akan berpikir cermat.

“Baiklah, aku setuju tapi sekali kau gagal dan membuat kesalahan maka hutangmu akan bertambah sepuluh persen dan semua bayaranmu dari Tuan Dante adalah milik klub! Bagaimana apa kau setuju?”

Bella yang mendengar ucapan Madam Wendy terkejut, dia merubah posisi duduknya dia tidak percaya bahwa permintaannya baru saja dikabulkan oleh Madam Wendy. Toh bukan hal yang sulit baginya untuk membuat semua pria tunduk dan jatuh kepelukannya.

“Bagaimana Bella? Apa kau setuju?” tanya Madam Wendy tak sabar karena Bella masih diam.

“Ok aku setuju! Katakan dimana aku harus menemuinya?”

“VVIP Club malam ini sayangku! Tolong datang dalam waktu lima belas menit dan pastikan tubuhmu bersih karena Tuan Dante menyukai kebersihan dan dia sangat istimewa! Aku jamin kau tidak akan menyesal Bella sayang!”

Sambungan telepon terputus setelahnya. Wajah Bella tersenyum manis dia langsung mandi, membersihkan seluruh tubuhnya dengan cepat dan memakai pakaian bersih yang sudah dibawanya. Untung saja dia membawa pakaian bagus yang menampakkan leuk indah tubuhnya.

Dia menyemprotkan parfum ketubuhnya, aroma parfumnya sangat lembut dan menggairahkan. Tak lupa Bella merias wajahnya dengan riasan natural agar terlihat fresh sebelum meninggalkan president suite hotel.

‘Ini adalah kesempatan emasku, aku tidak akan menyia-yiakan kesempatan ini dan membawa pulang banyak uang malam ini. Ahhhh…..dewi keberuntungan berpihak padaku malam ini! Apapun yang terjadi aku harus bisa memuaskan pria itu, Tuan Dante kaulah target utamaku! Aku akan membuatmu bertekuk lutut dan jatuh ke pelukanku, setelah itu kau tidak akan bisa melupakanku! Komisi yang ditawarkan sangat besar, pria ini tambang emasku!’ Bella bergumam dalam hati menyemangati dirinya. Dia pun bergerak cepat menuju lift dan turun ke lobi hotel.

Saat dia keluar dari pintu utama hotel ternyata seorang anak buah Madam Wendy sudah menanti. “Nona Bella amri ikut dengan saya!” Bella tersenyum puas lalu mengganggukkan kepala mengikuti pria berbadan besar itu.

Ternyata setelah empat tahun aku bekerja untuk Madam Wendy, dia masih takut kalau aku akan melarikan diri, seberapa bergunakah aku bagi Madam Wendy?

Dalam hatinya, sebenarnya dia merasa bangga tapi disisi lain hatinya teriris perih menyadari impiannya akan kebebasan yang masih jauh untuk terwujud akatu mungkin saja tidak akan pernah terwujud.

Tapi gadis berusia dua puluh satu tahun itu berusaha tetap tegar dan tersenyum menjalani kehidupan pahitnya serta menutup semua luka yang tersenyum. Dia tidak ingin menjadi lemah dan fokus untuk menjalani kehidupan yang bukan pilihannya ini.

Disebuah klub terbesar dan termewah di Jakarta, klub yang tak bisa dimasuki oleh sembarang orang itulah tempat tujuan Bella. Bagi setiap orang yang memasuki klub malam itu setidaknya akan menghabiskan paling sedikit tiga puluh juta.

Pelanggan klub itu rata-rata adalah warga asing, pengusaha kaya dan disanalah Bella menjadi dewi malam yang meraih sanjungan dan hanya bisa dinikmati oleh pelanggan kaya dan royal seperti Jeff Soemardi.

Jarak antara hotel dan VVIP Club banya lima menit sehingga cukup waktu bagi Bella untuk beristirahat didalam mobil. Sesampainya di depan club ternyata Madam Wendy langsung membukakan pintu mobil. “Akhirnya kau datang Bella sayang!” ujarnya bernapas lega.

“Kenapa repot-repot menungguku disini, madam?” tanya Bella mengeryitkan dahi.

Dia merasa heran dan agak aneh karena wanita itu adalah penguasa nomor satu di club dan susah payah menunggunya didepan pintu masuk dan langsung menarik tangan Bella. “Aku memang sengaja menunggumu karena ini adalah penentuan penting Bella sayang! Kaulah harapan terakhirku!”

Mendengar ucapan wanita itu membuat Bella tersenyum tipis, membiarkan tangannya ditarik memasuk club. Dia pasrah mengikuti langkah madam wendy yang berjalan cepat seakan mengejar setoran.

Madam Wendy membawa Bella memasuki sebuah ruangan. “Cepat ganti bajumu!”

“Apa aku harus mengganti bajuku disini sekarang?”

Madam wendy hanya menggangukkan kepala sebagai jawaban. Awalnya Bella merasa enggan karena ada Tuan Julian juga diruangan itu.

“Tak usah kau pedulikan aku, lagipula aku sudah sering melihat tubuhmu! Cepat ganti bajumu, aku dan wendy hanya ingin memastikan kalau kau mengenakan pakaiaan yang pas.” ujar Julian yang juga pemilik VVIP Club. Meskipun Bella merasa risih tapi dia tak ada pilihan lain, dengan cepat dia menanggalkan semua pakaiannya.

Tanpa mempedulikan empat mata yang menyoroti tubuhnya, bella memakai pakaian yang telah disiapkan. Dalam hatinya Bella menggerutu, ini pertama kalinya dia disuruh mengganti pakaian diruangan itu. Sudah pasti Tuan Dante ini memang tamu istimewa!

Kedua orang itu bahkan menyoroti setiap detail tubuh Bella seperti saat pertama kali dia dipaksa untuk jadi penebus hutang ayahnya di klub ini. Ingatan itu tidak pernah hilang dari ingatannya.

“Wendy sudah berulang kali mengingatkanmu untuk memintanya menghilangkan benda hitam itu! Benda bulat hitam itu sangat mengganggu! Aku tidak mau sampai ada pelanggan yang komplain.” ujar Julian yang mengkritik tanda lahir yang tampak menantang diantara kedua puncak kembarnya.

“Sudahlah Julian sayang, tak usah risaukan itu. Toh selama ini belum ada satu orangpun yang komplain. Aku sudah berulang kali bilang pada Bella tapi dia menolak!”

“Aku tidak peduli! Setelah malam ini, aku ingin kau memaksanya untuk menyingkirkan tahi lalat itu! Tak ada seorangpun yang bisa menolak keinginanku di klub ini!”

“Bella! Apa kau mendengar ucapanku? Jadi jangan menolak lagi untuk menghilangkannya!”

Bella hanya diam mengacuhkan Julian, tak lama dia hanya menggangguk saja tak ingin mendatangkan masalah pada dirinya.  Madam Wendy melangkah mendekati Bella yang sudah selesai berpakaian.

“Mendekatlah biar aku mengecekmu dulu. Aku hanya ingin memastikan kalau semuanya sudah sempurna dan tidak akan mengecewakan.”

Madam Wendy pun memeriksa seluruh tubuh Bella dengan hati-hati. Memeriksa pakaian dan riasannya bagaikan memeriksa barang dagangan yang akan dibawa pembeli dan memastikan tidak ada yang lecet.

“Bagus! Bagus! Sempurna sekali, tidak ada goresan maupun luka lebam, semuanya sempurna.” ucapnya sambil meraba tubuh Bella lalu tersenyum. “Bagus sekali, tidak ada bulu-bulu yang mengganggu!” ungkapnya mengangkat jari telunjuknya dan memberikan G-string untuk dipakai Bella.

“Apakah penampilanku sudah cukup menarik?” tanya Bella setelah dia selesai mengenakan pakaian yang tidak layak disebut sebagai pakaian. Karena yang dikenakannya hanyalah lingeri g-string romper yang sama sekali tidak menutupi tubuhnya. Bahkan Bella hanya diberikan penutup berhuruf X untuk kedua bukit kembarnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status