Share

BAB 4.

Empat tahun kemudian, disebuah kamar hotel yang bersebelahan dengan kelab malam mewah yang terletak di pusat kota.

“Apakah anda puas dengan layananku?”

“Hemm….malam ini kau sangat menggairahkan! Aku puas dengan pelayananmu honey, kau selalu bisa memenuhi imajinasiku. Aku suka dengan gaya barumu Bella!” pria itu bicara sambil memainkan puncak kenikmatan milik Bella yang masih berbaring dibawahnya.

“Tuan, aku harap anda bermurah hati malam ini. Aku butuh tambahan untuk membayar sewa apartemenku dan kuharap pemberian anda sepadan dengan kepuasan yang anda dapatkan.”

“Aku paham maksudmu honey. Jangan khawatir aku akan memenuhi kebutuhanmu dan aku akan memberikan bonus padamu atas pelayananmu malam ini.”

“Benarkah? Aku senang mendengarnya Tuan Jeff! Saya yakin anda akan memberikan bonus yang besar kali ini, iyakan? Aku sudah memberikan pelayanan ekstra padamu.”

“Apakah kau tidak aku jika aku menebusmu saja Bella? Kau bisa menjadi simpananku dan aku akan memenuhi semua kebutuhanmu. Kau akan punya peluang menjadi nyonya kedua dirumahku.” tawar Jeff dengan tangannya yang masih mengelus titik sensitif tubuh Bella.

“Tawaran anda sangat menarik Tuan…..tapi sayangnya posisi sebagai nyonya kedua bukanlah hal yang saya inginkan. Anda tahukan kalau saya tidak puas jika hanya menjadi yang kedua? Apalagi hanya sebagai simpanan.” ucap Bella dengan tangannya yang menyentuh lipatan roti sobek ditubuh Jeff.

Pria itupun tak bisa bicara lagi setelah mendengar ucapan Bella. Lalu pria itu membeikan satu kecupan dibibir Bella sebelum dia melepaskan pelukannya dan keluar dari selimut yang menghangatkan mereka. Jeff berjalan dengan seluruh tubuhnya yang polos terekspos, mengambil tasnya lalu melemparkan segepok uang pada Bella.

“Aku akan mempertimbangkan untuk menjadikanmu yang pertama, aku akan mencari jalan keluarnya agar impianmu terwujud. Aku harap uang itu cukup untuk malam ini.” Jeff yang tadi melemparkan tiga gepok uang pecahan seratus dolar-an melihat senyum manis wanita itu memegang uang. Wanita itu berbaring dengan posisi miring dengan tangan kiri menumpu kepala.

“Tuan Jeff, terimakasih. Anda sangat dermawan!” jawab Bella yang tidak ditanggapi oleh Jeff yang berlalu kedalam kamar mandi.

“Puhhhh…..tiga puluh ribu dollar untuk tiga jamku!” ujar Bella sambil tersenyum miris, dia memasukkan uang itu kedalam dompet dan keluar dari dalam selimut. Dengan tubuh polosnya dia berjalan masuk ke kamar mandi.

“Ah….Tuan sudah rapi? Cepat sekali, kenapa terburu-buru sekali malam ini?” ucap Bella agak heran ketika membuka pintu kamar mandi.

“Aku harus kembali malam ini. Lain kali saja kamu menggosok punggungku. Aku buru-buru, aku keluar duluan ya dan tunggu kabar dariku. Saat tiba waktunya aku akan menebusmu dari MadamWendy dan kau hanya akan melayaniku saja.”

Kecupan panas kembali mendarat dibibir Bella sebelum pria itu pergi meninggalkan kamar hotel tempat mereka bercinta. “Hati-hati dijalan ya! Aku akan menunggumu menepati janji.”

Klek!

Pintu tertutup sesaat setelah Jeff keluar dari kamar hotel. “Cuihh!” senyum diwajah cantik itupun hilang digantikan tatapan sinis kearah pintu. Dengan tubuh polosnya, Bella menyandarkan tubuhnya di pintu walk in closet. Matanya masih menatap kearah pintu kamar yang baru saja ditutup oleh Jeff, diapun mengalihkan pandangannya pada sesuatu yang tak ingin dilihatnya.

Ada rasa sakit dan kegetiran yang tak bisa diungkapkan, ada tangis yang tetrahan, ada kehampaan yang tak bisa dijelaskan dan ada dendam yang tak berujung yang dirasakan oleh Bella ketika pandangan matanya jatuh pada cermin besar yang memantulkan kemolekan tubuhnya.

Tubuh sempurna impian para wanita, kecantikan paripurna yang selalu membuat para pria ingin mencicipi lezatnya kenikmatan yang dia berikan. Tak ada yang bisa menyangkal itu semua karena faktanya Bella adalah wanita penghibur kelas atas dengan bayaran fantastis. Tapi semua itu tak membuatnya bahagia, dia sangat membenci dirinya sendiri, dia membenci dunia yang tak adil padanya.

Dia pun memutuskan mandi dan langsung pulang, tak ingin berlama-lama mengutuki dirinya.  Belum sempat dia masuk ke bak mandi, ponselnya berdering. Bella memutar bola matanya dengan malas, dia kembali meraih ponselnya dan menghembuskan nafas kesal saat melihat nama penelepon.

“Ya madam. Ada apa menghubungiku malam-malam begini?”

“Bella ku sayang. Apakah kau sudah selesai dengan tamumu?”

“Baru saja, madam. Aku mau mandi lalu pulang dan beristirahat, aku sangat letih hari ini.”

“Oh syukurlah kalau kau sudah selesai..he he he….aku pikir belum.”

“Memangnya ada apa?”

“Maaf Bella sayang, sepertinya malam ini kau tidak beristirahat dulu. Kau harus kembali ke club.”

“Tapi aku sudah selesai melayani tamu, tubuhku pegal semua! Anda tahukan bagaimana lelahnya mengikuti permainan Tuan Jeff? Dia tak akan puas sebelum membuatky hampir mati ttak bertenaga. Cukup untuk malam ini, madam. Aku benar-benar ingin istirahat dirumah.”

“Aku paham situasimu sayang tapi ini tamu penting. Aku tidak akan meminta tolong padamu kalau tamu ini tidak penting. Ayolah Bella, kau akan mendapatkan keuntungan besar jika bersedia melayani tamu penting ini. Aku memintamu atas permintaan Tuan Julian.”

“Tuan Julian? Memangnya ada apa madam? Kenapa tumben Tuan Julian memintamu untuk menghubungiku seperti ini. Kenapa suaramu terdengar panik?”

“I—itu...penguasa bisnis hitam nomor satu di Amerika dan Eropa, Tuan Dante mengadakan pertemuan khusus dan dia baru saja tiba di Jakarta dan Tuan Julian ingin kau menemaninya. Kami sudah mencarikan wanita lain untuk menemaninya bahkan aku sudah mengirim tiga puluh orang tapi semuanya ditolak oleh Tuan Dante, semua gadis itu membuat kesalahan dan Tuan Dante marah! Bisakah kau datang menemuinya Bella? Ayolah sayang, dia bisa melakukan hal buruk pada klub seandainya kami tidak bisa memberikan yang dimintanya.”

Bella memejamkan matanya menahan lelah. Hari ini dia sudah melayani beberapa tamu, sebagai wanita penghibur paling laris dengan tarif fantastis jadwalnya selalu padat dengan tamu-tamu kaya yang rela mneghamburkan uang untuk menikmati tubuhnya.

“Berapa yang bisa kudapat dari dia?” tanya Bella.

“Ah….kau tahu Bella, semua uang yang kau dapatkan dari Tuan Dante akan menjadi milikmu! Dan ada bonus juga, jika Tuan Dante memberikanmu bayaran maka tujuh puluh lima persen akan jadi bagianmu.”

“Apa? Jadi dia belum tentu bayar dong?”

“Bukan….bukan begitu maksudku, klub sedang dalam kondisi sulit sekarang Bella. Kalau dia tidak membayarmu maka klub yang akan memberikan kompensasi. Tolonglah Bella sayang…..kau harus membantu kami malam ini.”

“Hem…..tawarannya menggiurkan! Tapi sayangnya aku tidak tertarik! Aku sudah mendapatkan cukup uang hari ini jadi aku mau istirahat untuk beberapa hari.” ujar Bella sinis.

Sepertinya Tuan Dante itu adalah tamu yang sangat penting bagi madam Wendy, sehingga dia merayuku dengan imbalan yang sangat besar. Wow…..ini pertama kalinya dia melakukan ini. Baiklah! Mari aku coba peruntunganku semoga aku bisa mendapatkan uang lebih. Gumam Bella dalam hati.

“Ayolah Bella! Aku jamin kau tidak akan menyesal jika menerima tawaran ini!” rayu Madam Wendy.

“Baiklah aku terima!” seru Bella.

“Berikan penawaran hargamu Bella!”

“Bagaimana kalau bayarannya sepuluh persen dari total hutangku pada klub, madam?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status