“Apa maksudmu?”
“Anda hanya akan bisa bebas jika anda menurut!” pelayan itu berkata tegas pada Belinda. “Saya rasa itu bukan hal yang buruk bagi anda.”
Apa maksudnya bicara begitu? Kebebasan jika menurut dan melakukan tugas? Apa yang mereka inginkan dariku? Siapa orang-orang ini? Tugas apa yang aku harus kerjakan? Belinda merasa cemas dan takut, pikirannya sudah buntu dan mumet.
“Bisakah kau menjelaskan padaku? Maksudmu apa?” tanya Belinda lagi.
“Anda akan tahu nanti. Yang penting anda jangan membuat kekacauan seperti tadi. Sekarang anda hanya perlu untuk menyiapkan diri dan melayani!”
“Melayani apa? Melayani siapa? Apa maksudmu? Kenapa kau membuatku bingung dengan semuanya? Tolong jelaskan padaku!”
“Hufff…...maksudku adalah persiapkan diri anda untuk melayani Tuan kami.” kata pelayan itu. Hati Belinda bergetar setelah mendengar ucapan pelayan itu.
‘Apa aku melayani sebagai pemuas nafsu? Oh Tuhan…..tolong aku. Tidak mau ...aku tidak mau melakukan itu!’ gumamnya dalam hati dengan ketakutan, seketika tubuhnya gemetar dan tenggorokannya kering dan keringat dingin mulai menetes dikeningnya. Ya Tuhan kenapa jadi begini? Apa salahku sehingga aku harus berakhir seperti ini?
“Aku tidak mau! Aku mohon padamu tolong jangan biarkan aku melakukan hal menjijikkan itu! Aku mohon belas kasihanmu, bantu lepaskan aku dan biarkan aku pergi dari sini. Aku masih muda, usiaku baru tujuh belas tahun. Tidakkah kau memiliki seorang putri? Tidakkah kau merasa kasihan padaku? Aku mohon biarkan aku pergi, tolong selamatkan aku!” Belinda terisak dan memohon tapi suasana hening dan tak terdengar lagi suara pelayan tadi.
Ceklek!
Suara pintu terbuka diiringi suara langkah kaki yang mendekat lalu menjauh meninggalkan ruangan. Belinda berusaha menajamkan pendengarannya untuk mengetahui situasi disekelilingnya.
“Tunggu! Jangan pergi! Aku mohon jangan tinggalkan aku disini! Aku mohon lepaskan aku, biarkan aku pergi dari sini!” Belinda terus berteriak tapi hanya suaranya saja yang terdengar. Tiba-tiba ada yang mengelus tangannya.
“Ahhh….! Siapa disitu? Apa ada orang?” pekik Belinda terkejut. ‘Siapa yang baru saja mengelus tanganku? Apakah dia Tuan yang dimaksud pelayan tadi? Tangan itu…..tangan yang menyentuhku tadi sepertinya tangan itu besar dan kuat. Tuhan aku mohon tolong aku, siapapun itu aku mohon tolong lepaskan aku dari sini! Kepanikan memenuhi hati Belinda ketiga tangannya kembali disentuh seseorang.
“Ahhh…..aku mohon jangan sakiti aku! Tolong jangan lakukan itu padaku, aku mohon Tuan!” Belinda kembali histeris saat sebuah tangan kembali menyentuhnya. Kini dia merasakan sentuhan tangan itu yang sudah merajalela kemana-mana.
Belinda mulai merasakan sesuatu yang aneh! Tubuhnya merinding. Belinda berusaha melakukan sesuatu untuk menolong dirinya, diapun menggerak-gerakkan tangan dan kakinya yang dirantai dengan harapan agar bisa terlepas. Tapi ikatan itu terlalu kuat karena kedua kaki dan tangannya diikat dengan rantai besi.
“Tuan! Aku mohon jangan lakukan ini padaku! Aku mohon kasihani aku, Tuan! Siapapun kau, tolong berhentilah dan jangan sakiti aku, Tuan!” Belinda memohon sambil terisak tapi sepertinya pria itu tidak peduli sama sekali, tangannya semakin liar dan mulai meremas bagian-bagian sensitif tubuh Belinda.
Tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan besar dan kuat itu meremas kedua dadanya. Gadis itu semakin ketakutan dan tubuhnya gemetar, sensasi aneh menyerang tubuhnya.
Tak ada suara apapun diruangan itu, hening. Hanya deru napas dan suara Belinda saja yang terdengar. Kini tangan besar itu merambah mulai membuka pakaian Belinda sehingga membuat gadis muda itu semakin ketakutan.
“Tuan, aku mohon berhentilah, tolong jangan buka pakaianku, Tuan! Aku mohon padamu jangan sentuh aku!….haahhhhh.” Belinda hanya bisa terisak saat dia merasakan udara dingin yang menerpa seluruh tubuhnya. Dia pun menyadari jika kini tubuhnya pasti sudah polos tanpa sehelai benangpun.
“Huupppp….” tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang kenyal dan basah menggelitik salah satu bagian tubuhnya yang istimewa sedangkan satu tangan lagi meremas dadanya. ‘Oh Tuhan apa yang terjadi padaku? Belinda berteriak sangat kencang diruangan itu tapi sepertinya pria yang kini sedang menikmati kehalusan tubuhnya tidak peduli.
Tangan besar itu semakin buas meraba dan meremas semua area sensitifnya, sebuah benda basah yang menjilati dan mengulum dadanya mengalirkan getaran elektrik ke sekujur tubuh Belinda. Dia masih tujuh belas tahun dan tidak pernah merasakan sentuhan seorang pria.
Ini pengalaman pertamanya disentuh oleh seorang pria yang tidak dikenalnya dan lebih tragisnya dia bahkan tidak dapat melihat wajah pria itu apakah dia seorang pria muda atau pria tua yang seumuran ayahnya. Tangan pria itu besar dan kuat, Belinda merasakan sentuhan kulit tubuh pria itu yang menggesek tubuhnya.
Tubuh pria itu terasa keras dan padat jadi Belinda menilai jika pria itu pasti bertubuh kekar dan kuat. Sebuah tangan besar itu kini berada dibawah perut Belinda dan mulai berkenalan dengan area sensitifnya, jemari pria itu menyentuh hingga area itupun basah. Belinda sudah kehilangan akal, dia tidak memahami apa yang terjadi pada tubuhnya. Otaknya menolak tapi tubuhnya malah menerima.
“Aku mohon Tuan. Tolong hentikan!” Belinda mencoba memohon walaupun tubuhnya malah menggeliat, Belinda berusaha menahan dirinya agar tidak terbuai. Tapi desahan keluar dari bibirnya. Suaranya yang serak memohon belas kasihan justru terdengar mendayu-dayu dan meningkatkan keingan pria yang mendengar suara gadis itu.
Belinda berusaha meronta tapi bibirnya tak bisa lagi diajak bekerjasama. Bibirnya malah mengeluarkan suara desahan membuat pria itu semakin beringas menyentuh dan menggigit bagian-bagian sensitifnya.
“Tuan! Tolong...aku mohon jangan lakukan ini. Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya. Tolong lepaskan aku….aku mohon Tuan.” suara memelas diiringi desahan yang keluar dari mulut Belinda malah semakin meningkatkan gairah pria itu. Tiba-tiba sesuatu yang besar dan panjang memasuki tubuhnya. JLEB.
“Ahhhhhh…..” Belinda merasakan sakit dan perih ditubuh maupun hatinya. Dia menangis kencang ketika milik pria itu menembus masuk dan memenuhi liang miliknya, merobek selaput dara yang selama ini dijaga dengan baik.
Sakit! Hanya itu yang dirasakannya dan rasa sakit itu perlahan semakin perih saat tubuhnya dihentak-hentak dengan kuat penuh gairah. Pria itu sungguh kuat, staminanya baik dia bergerak diatas tubuh Belinda yang baru saja direnggut kesuciannya.
Pria itu seperti kehilangan kendali diri saat merasakan gadis itu masih perawan. Gadis muda yang menjadi pemuas nafsunya kini tak bisa lagi merasakan apapun ditubuhnya. Pria itu menghunjam dan menghunjam entah sudah berapa lama, Belinda tidak sadarkan diri lagi.
Keesokan harinya saat dia terbangun masih dengan mata yang ditutup kain. Belinda merasakan sekujur tubuhnya sakit, terutama bagian bawah perutnya yang masih sakit dan perih.
Semalam pria itu benar-benar memuaskan hasratnya sampai berjam-jam. Meskipun Belinda sudah pingsan tapi dia terus saja menghunjamnya berulang kali. Itulah mengapa Belinda merasakan sakit disekujur tubuhnya. Tapi satu hal yang dia sadari jika tubuhnya ditutupi pakaian. ‘Siapa yang memakaikan pakaianku? Apakah pria itu yang melakukannya?
Suara derap kaki mendekati Belinda dan duduk disampingnya. “Nona makanlah dulu.” seorang pelayan mulai menyuapkan makanan ke mulut gadis itu. Dia tak menolak karena memang sudah merasa lapar akibat tenaganya terkuras sepanjang malam.
Suapan demi suapan masuk kemulutnya hingga tak ada makanan tersisa dipiring, lalu pelayan itu memasukkan pipet kedalam mulutnya. “Minumlah.”
“Apakah kau yang memakaikan bajuku?” tanya Belinda penasaran.
“Iya nona. Saya juga yang membersihkan tubuhmu. Tuan kami menyukai kebersihan.” ujar pelayan itu.
“Hmm….sampai kapan aku akan berada disini?”
“Sampai nona menyelesaikan tugas.”
“Tugas apa? Kalian membuatku bingung. Aku dirantai, mataku ditutup dan seorang pria datang tadi malam dan menyentuh.” Belinda menahan amarah dan ketidakberdayaannya berada ditempat itu. Sudah sekian lama dia ditahan disana dan hanya terbaring di ranjang dengan keadaan kedua kaki dan tangan yang terikat serta mata yang tertutup. Hanya kegelapan yang menemani hari-harinya.
“Maaf nona. Saya tidak tahu apa-apa.” ujar pelayan itu lalu pergi meninggalkan Belinda. Ruangan itu kembali hening, Belinda merasa pasrah pada nasib, dia ibarat tahanan yang sudah melakukan kejahatan besar sehingga dia dikurung, dirantai dan matanya ditutup.Tak ada yang bisa dia lakukan, yang dia tahu ada pelayan yang datang memberinya makanan, membasuh tubuhnya dan memakaikannya pakaian. Dunianya gelap, dia tidak bisa melihat apapun....****...Kini hari-hari Belinda berada dalam kegelapan. Dia mulai terbiasa dengan gelap meskipun dia sering ketakutan, dia tidak bisa membedakan siang dan malam. Matanya masih ditutup dengan kain, hanya dua hari sekali penutup mata itu dibuka.Tapi dia tidak bisa melihat apapun karena setiap kali penutup matanya dibuka, ruangan tempatnya dikurung gelap gulita, semua lampu dan dimatikan. Seorang pelayan akan membantunya membasuh wajah. Dia tidak pernah bisa melihat ruangan tempatnya dikurung, yang dia tahu ada penjaga yang menjaga diluar pintu ruangann
Empat tahun kemudian, disebuah kamar hotel yang bersebelahan dengan kelab malam mewah yang terletak di pusat kota.“Apakah anda puas dengan layananku?”“Hemm….malam ini kau sangat menggairahkan! Aku puas dengan pelayananmu honey, kau selalu bisa memenuhi imajinasiku. Aku suka dengan gaya barumu Bella!” pria itu bicara sambil memainkan puncak kenikmatan milik Bella yang masih berbaring dibawahnya.“Tuan, aku harap anda bermurah hati malam ini. Aku butuh tambahan untuk membayar sewa apartemenku dan kuharap pemberian anda sepadan dengan kepuasan yang anda dapatkan.”“Aku paham maksudmu honey. Jangan khawatir aku akan memenuhi kebutuhanmu dan aku akan memberikan bonus padamu atas pelayananmu malam ini.”“Benarkah? Aku senang mendengarnya Tuan Jeff! Saya yakin anda akan memberikan bonus yang besar kali ini, iyakan? Aku sudah memberikan pelayanan ekstra padamu.”“Apakah kau tidak aku jika aku menebusmu saja Bella? Kau bisa menjadi simpananku dan aku akan memenuhi semua kebutuhanmu. Kau akan
“Bellaku sayangku, apa kau ingin merampokku?” tanya Madam Wendy terkejut mendengar permintaan Bella.“Tidak Madam, tentu saja tidak! Mana mungkin aku melakukan hal buruk padamu? Madam sudah sangat baik padaku tapi tubuhku sangat lelah hari ini jadi aku merasa itulah bayaran yang setimpal untuk hari ini.”Madam Wendy terdiam sejenak berpikir dan membisu diseberang sana. Bellaa masih menunggunya dengan sabar karena permintaan Bella bukanlah sesuatu yang mudah dikabulkan. Jumlah yang dimintanya sangat besar dan tentunya Madam Wendy akan berpikir cermat.“Baiklah, aku setuju tapi sekali kau gagal dan membuat kesalahan maka hutangmu akan bertambah sepuluh persen dan semua bayaranmu dari Tuan Dante adalah milik klub! Bagaimana apa kau setuju?”Bella yang mendengar ucapan Madam Wendy terkejut, dia merubah posisi duduknya dia tidak percaya bahwa permintaannya baru saja dikabulkan oleh Madam Wendy. Toh bukan hal yang sulit baginya untuk membuat semua pria tunduk dan jatuh kepelukannya.“Bagaim
“Sudah cukup sempurna sayangku! Tubuhnya sangat halus dan mulus, lekukan tubuhmu tampak sempurna. Pasti Tuan Dante akan menyukaimu!” Madam Wendy etrsenyum puas lalu membuka pintu.“Tunggu! Apa aku harus berjalan keluar dengan pakaian seperti ini?” tanya Bella memicingkan mata dengan tatapan tak berdaya.Ini pertama kalinya dia berpakaian seperti itu mempertontonkan tubuhnya pada semua orang. Begitu dia keluar dari ruangan itu maka semua pengunjung klub akan melihatnya.“Iya sayang! Kau jangan khawatir, tidak akan ada pengunjung lain yang akan melihatmu karena kau hanya masuk kedalam ruangan didepan itu!” jawab Madam Wendy sehingga membuat mata Bella terbelalak tak percaya.“Hah? Ruangan itu juga disewakan pada tamu?” tanya Bella lagi dengan heran.“Hanya tamu spesial! Karena itu kau harus bisa memuaskan tamu spesial kita. Malam ini adalah malam spesial untukmu, Bella sayangku!”Seketika detak jantung Bella mulai tak normal, tubuhnya mulai bergetar ada kekhawatiran dihatinya. Seandainy
“Jangan sampai ada kesalahan! Aku tidak mau ada jejak yang meninggalkan dampak buruk pada kita. Apa kalian paham?” Mereka semua menggangguk patuh seakan Dante adalah seorang pemimpin rapat dan semuanya harus patuh pada perintahnya.“Lantas bagaimana dengan negara ini? Apa kau ingin menjadikannya sebagai base camp untuk Asia tenggara?” tanya Eddie. Terlihat Dante mengganggukkan kepala.“Negara ini adalah pilihan yang tepat. Hukum dinegara ini tak sulit untuk dibeli. Pejabatnya sudah biasa menerima suap dan yang paling penting adalah negara ini memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dan berada diurutan ke empat didunia..”Dante diam sejenak lalu melanjutkan ucapannya, “Pangsa pasar kita besar dan salah satu surga dunia ada dinegara ini. Bali dan Lombok akan menjadi target utama kita. Banyak milyarder dan mafia yang bersembunyi disana. Apa kalian sudah paham misiku?” tanya Dante memandangi satu persatu teman-temannya.“Bagaimana dengan Sumatera?” tanya Hans.“Sumatera akan me
Sementara itu didalam ruang eksekutif hanya ada Bella dan Dante Sebastian. Bella membuka botol minuman dan menuangkannya ke gelas dante. Sejujurnya hati Bella merasa lega karena dia tidakharus melayani lima pria sekaligus malam ini. ‘Puffff syukurlah hanya satu orang saja! Memang sih mereka semua tampan tapi aku bisa pingsan kalau harus melayani kelima pria itu.Duh….aku takkan pernah melayani lima pria sekaligus kapanpun, meski dibayar mahal sekalipun! Lagipula pria didepanku ini sangat tampan, hmmmm…...sejauh ini dia pria tertampan dari semua pria yang pernah kulayani.’Tapi kenapa sorot matanya sangat mengerikan? Bella berdecak didalam hatinya dan ada perasaan senang karena akan melayani satu pria saja dan pria itu sangat super tampan dengan tubuh yang kekar berotot. Pikiran Bella melayang kemana-mana memikirkan betapa kuatnya pria itu.“Siapa yang menyuruhmu menuangkan minuman untukku?” suara Dante terdengar sarkas membuat hati Bella berdenyut dan refleks menatap pria dihadapannya
Bella mengeryitkan keningnya, ‘Kenapa dia malah meragukanku? Padahal aku belum melakukan apapun. Benar-benar aneh pria ini! Gumam Bella yang galau mengingat hutangnya akan bertambah sepuluh persen jika tamu ini merasa tak puas. Suasananya hatinya semakin buruk dan dia menyesali keputusan yang sudah diambilnya.“Apa kau tahu sudah berapa kali dia dipakai, hu?” kalimat itu bgeitu menusuk hati Bella dan dia merasa sangat direndahkan. Hatinya sangat sakit mendengar penghinaan pria itu.“Tapi tidak ada yang kecewa dengan pelayanannya, Tuan dante! Karena itulah saya berani mengirimkannya pada anda karena sebelumnya anda sudah menolak yang lainnya. Bella juga punya standard tinggi yang harus dipatuhi para tamu selama ini. Dia tidak menerima tamu sembarangan, selama ini semua tamunya adalah pria-pria terhormat dari kalangan atas.”“Pandai sekali kau bicara! Kau pikir aku peduli siapa tamu yang dilayaninya?” ucapan Julian tadi membuat Dante semakin marah. “Aku tidak puas! Kau paham apa artinya
“Tapi kau tidak punya pilihan! Aku mau kau membayar hutangmu sekarang!”“Aa….tapi saya tidak punya uang sebanyak itu sekarang, Tuan. Aku mohon berilah aku waktu dan kemudahan. Apapun akan kulakukan asalkan jangan menutupklub ini dan tidak memintaku membayar seluruh hutangku sekarang.”“Huh! Ckckck….jadi menurutmu wanita ini yang terbaik disini?” Dante melirik kearah Bella membuat Julian juga mengalihkan pandangannya kearah Bella.“Iya benar sekali Tuan! Itulah alasannya kenapa saya berani menyuruhnya untuk melayani Tuan!”“Berapa yang bisa dihasilkannya setiap malam?” tanya Dante memegang dagunya.“Eh itu…..sebesar tiga puluh lima persen dari penghasilan di klub ini dihasilkan olehnya.” jawab Julian yang tak berani untuk berbohong. Bella memang mesin penghasil uang untuk klub itu.Dante tersenyum sinis, ekspresi tidak suka jelas tergambar diwajahnya. “Aku ingin mendapatkan bayaranku sekarang!” kali ini Dante bicara dengan nada tinggi dan tatapan sinis tetapi matanya tetap fokus pada B