Share

Bab 257

Penulis: Julio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-21 12:03:33
Sopir itu menurut dan segera melakukan apa yang dikatakan Valerio. Dia mengumpulkan belasan petugas keamanan di sekitar mobil untuk membuka jalan agar mereka bisa masuk ke dalam perusahaan tanpa terhalang.

Mata Valerio melirik keluar mobil. Ketika melihat semuanya sudah diatur dengan baik, dia baru memerintahkan sopir untuk melajukan mobilnya.

Sopir berjalan ke bagian belakang mobil dan membuka pintu, Valerio dan Briella pun keluar dari mobil. Dalam sekejap, para reporter dan media mengerumuni mobil tersebut. Semua kamera terfokus pada mereka berdua. Lampu yang berkedip dari kamera mereka menyilaukan mata Briella, membuatnya menunduk tanpa sadar dan menggunakan tangannya untuk menutupi matanya.

Saat menjadi sekretaris Valerio, dia sering mengalami kejadian seperti ini. Namun, saat itu, dia adalah sekretaris Valerio. Situasi sekarang berbeda. Valerio sudah menyatakan hubungannya dengan Davira, jadi Valerio harus menjaga jarak dari lawan jenis.

Briella berjalan di belakang Valerio, masih
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 258

    Tidak ada yang bisa dilakukan Valerio kepada Briella. Jadi, dia hanya membiarkannya saja.Briella tidak ingin berada di hadapan publik bersama dengannya, jadi dia akan membiarkannya.Ujung-ujung jari pria itu menyentuh ponsel dan dia mengirim pesan kepada asistennya. Blokir semua media dan minta mereka diam.Valerio menjelaskan dengan jelas. Pintu lift terbuka dan sudah ada orang-orang yang berdiri di luar untuk menyambut mereka.Karena tidak ingin terlalu berlebihan, Valerio membiarkan beberapa dari mereka melaporkan pekerjaannya, setelah itu meminta yang lainnya melanjutkan pekerjaan mereka."Pak Valerio, pemilik toko kue sudah menunggu di ruang rapat cukup lama. Selain itu, tampaknya mereka nggak puas dengan harga yang Anda tawarkan dan berpikir untuk menjual toko kue itu dengan harga yang sangat tinggi."Valerio berjalan ke arah ruang rapat. Dia tidak terlihat terganggu sedikit pun saat mendengar laporan dari bawahannya. "Ya. Selama mereka bersedia menyerahkan resep kue itu, nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 259

    Pria itu segera menjawab, "Hanya saja, kalau Pak Valerio masih menginginkan resep-resep kue rahasia dari toko kue kami, Anda harus membayarnya secara terpisah.""Baiklah." Valerio menghela napas dalam. "Berapa yang kalian inginkan?"Pria itu ragu-ragu dan mengulurkan jarinya, "Sebanyak ini."Valerio mengangkat alisnya, "Dua miliar?"Pria itu menggelengkan kepalanya dengan malu-malu, lalu menjawab hati-hati, "Terlalu sedikit.""Dua puluh miliar?"Wajah Valerio benar-benar dingin setelah itu. Bukan karena jumlahnya, melainkan karena sikap sok pria itu.Briella pun melirik pria itu. Valerio bisa memberinya kesempatan untuk duduk di sini dan bernegosiasi saja sudah membuatnya terkejut. Sekarang, rasanya sudah bisa disebut keajaiban karena sikap pria itu yang seenaknya, tetapi Valerio masih meladeninya dengan sabar.Bisa dibayangkan betapa pentingnya toko kue ini bagi Valerio."Katakan saja berapa. Waktu Pak Valerio sangat berharga. Ada kalanya kita harus berhenti di saat yang tepat."Briel

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 260

    Sikap Valerio menjadi dingin. Dia menangkup dagu Briella dan mencibir."Sikap lantangmu ini nggak akan membuatmu mendapatkan banyak uang ."Briella mendongak dan kelopak matanya sudah berair, menatap pria itu dengan penuh kasih sayang. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi tatapannya sudah menyalurkan banyak hal.Briella bisa berakting dan membintangi peran apa pun yang kiranya bisa menyenangkan Valerio.Valerio tidak termakan oleh trik Briella. Dia melepaskan cengkeraman tangannya dan berkata dengan nada dingin, "Keluar."Briella mengatur emosinya kembali dan berjalan keluar dari ruang rapat.Saat menutup pintu, dia bisa melihat melalui ambang pintu kalau pria itu tidak berada dalam suasana hati yang baik. Ekspresinya menunjukkan kelelahan dan matanya yang tertunduk menunjukkan sedikit kekecewaan.Dia jarang melihat Valerio bersikap seperti ini. Perasaannya mengatakan kalau ada sesuatu yang tidak beres. Pria itu bukan sedang marah kepadanya, tetapi ada sesuatu yang lain yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 261

    Valerio menunduk, tatapannya yang menelisik jatuh pada wajah Briella dan mengamatinya selama beberapa detik."Kenapa? Bicaralah pelan-pelan."Briella sadar kalau dia sudah terlalu panik. Jadi, dia menghapus air matanya dan menenangkan emosinya. Dia menatap tangan Valerio dan tidak mau melepaskannya.Valerio tidak berdaya dan menyentuh kepala Briella. "Kalau ada masalah yang nggak bisa kamu selesaikan, kamu bisa bilang padaku.""Aku merindukan Zayden.""Kamu baru pergi sehari. Di rumah ada Pak Rinto dan pelayan lain yang menjaga Zayden. Apa yang kamu khawatirkan?""Aku ...." Briella ragu-ragu. Saat ini mereka ada di perusahaan, jadi tidak tepat kalau membicarakan masalah ini di sini. Kalau mata-mata yang dipekerjakan Rieta tahu, mungkin mereka akan melaporkannya.Valerio menunggu Briella dengan sabar. Melihat keraguan Briella, dia menggenggam tangannya dengan erat. "Kita selesaikan masalah di sini secepatnya biar bisa pulang."Briella mengangguk dan berkata dengan penuh rasa terima kasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 262

    "Nggak boleh begitu." Seseorang berseru, "Bukankah ini melanggar privasi orang lain? Ada aturan di hotel yang nggak kasih izin staf biasa masuk ruang pemantauan.""Cih, bilang saja kamu takut. Ada kesempatan dapat uang tapi nggak kamu manfaatkan dengan baik. Kalau takut, anggap saja kamu nggak tahu apa-apa. Aku akan melakukannya sendiri.""Ya sudah pergi saja. Aku nggak akan berani menyinggung orang berpengaruh seperti Valerio.""Cih, dasar pengecut. Aku sudah berbaik hati, kalau nggak, aku pasti sudah meminta saudaraku itu untuk datang ke hotel dan mengambil gambar mereka secara diam-diam. Sudah berapa banyak artis yang ketahuan karena nggak menutup gorden. Kalau mereka berani melakukannya, pasti akan ada orang yang berani mengeksposnya."Setelah mengatakan itu, pegawai itu diam-diam pergi ke ruang pemantauan.Lift perlahan naik ke lantai di mana presidential suite berada. Pintu lift terbuka dan Valerio baru melepaskan tangannya. Briella menatap Valerio dengan mata terbelalak. Dia ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 263

    "Ya." Briella mengiakan dan berjalan ke ruang tamu kamar untuk menghubungi resepsionis.Tidak butuh waktu lama, kedua orang itu menekan bel pintu kamar dan Briella membukakan pintu untuk mempersilakan mereka masuk.Briella memandang mereka dan merasa kalau mereka berbeda dari dua orang yang Briella temui hari ini di perusahaan.Pria dan wanita di perusahaan itu menunjukkan keserakahan dan kelicikan yang tertulis jelas di wajah mereka. Namun, kedua orang ini kebalikannya, memberi Briella kesan jujur di awal pertemuan mereka.Hanya saja, Briella tidak bisa membuat penilaian berdasarkan penampilan. Sebelum mengetahui jelas akar permasalahan yang terjadi, dia harus mendengarkan Valerio."Begini, aku ingin tahu alasan kalian berlutut di depan hotel. Kalau nggak, Pak Valerio nggak akan bersedia bertemu dengan kalian.""Nak, tolong bantu kami membujuk Pak Valerio." Ibu-ibu itu meraih tangan Briella dan menangis. Dia bahkan berlutut di hadapan Briella. "Nak, anak kami yang nggak tahu diuntung

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 264

    Briella tercengang saat membaca berita utama yang berada di depan matanya,Media saat ini sangat tidak bermoral, sampai berani menulis berita tidak berdasar hanya demi menarik perhatian pembaca.Memikirkan berita yang tidak beralasan ini, pasti akan ada kegemparan di Kota Tamar.Briella membawa ponselnya untuk menuju ruang kerja Valerio, lalu menyodorkan berita itu tepat di depan wajah Valerio."Pak Valerio, aku ingin kamu memerintahkan bagian humas Perusahaan Regulus untuk mengklarifikasi masalah ini dan meminta tim pengacara untuk menuntut permintaan maaf dan ganti rugi!"Suara Briella bergetar saat berbicara.Briella merasa kesal dengan orang-orang yang membocorkan informasi ini, serta media yang tidak bermoral, yang memberitakannya tanpa pandang bulu. Namun, dia sendiri tidak memiliki kemampuan apa pun. Pada akhirnya, dia tidak memiliki status untuk membela hak-haknya dengan berani.Namun, apakah haknya bisa dianggap sebagai hak juga? Briella berada dalam masalah.Dalam kapasitas a

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 265

    Briella berbicara dengan nada yang sopan dan pemikiran jernih. Mendengar ini, tangan Valerio sampai sedikit bergetar karena marah, bahkan ada perubahan di ekspresi wajahnya."Nggak tertolong lagi." Dia menggelengkan kepalanya dan menatap Briella dengan tatapan tidak berdaya. "Benar-benar gila."Briella menutup bibirnya rapat, merasa kalau apa yang dia katakan tidak salah.Valerio mengusap keningnya dan berdiri. Dia bahkan tidak ingin menatap Briella dan langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pintu ruang kerja tertutup keras dan tubuh Briella pun gemetar. Tatapannya terkulai, menatap berita di ponselnya dengan tenang.Huruf hitam yang tebal dan diperbesar itu terlihat sangat menusuk....Di kamar tidur yang berada di depan jendela besar yang membentang dari lantai ke langit-langit, sosok Valerio yang tinggi terlihat sangat mengesankan. Saat ini, ponselnya yang berada di atas meja bergetar.Valerio menoleh dan melihat nama yang muncul di layar ponselnya. Alisnya berkerut dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status