Share

Bab 2

Author: Kacang Merah
last update Last Updated: 2024-02-28 14:26:03
Semua orang yang ada di ruangan itu menengok ke arah pintu.

Sontak, suasana jadi hening.

Reina melirik Maxime, tatapan pria itu begitu jernih, jelas dia sama sekali tidak mabuk.

Reina sadar dia sudah ditipu Marshanda.

Saat Maxime melihat sosok Reina, bola matanya yang gelap pun menegang.

Sedangkan Jovan dan yang lainnya yang barusan mendukung Maxime untuk menerima perasaan Marshanda, semua tersenyum canggung.

Harusnya Reina tidak datang.

"Nana, jangan salah paham. Jovan cuma bercanda, sekarang Max dan aku hanya teman biasa."

Marshanda-lah yang pertama kali memecah ketenangan.

Sebelum Reina sempat menjawab, Maxime yang kehilangan kesabaran sudah berdiri lebih dulu.

"Nggak perlu menjelaskan apa pun padanya."

Setelah itu, Maxime berjalan ke depan muka Reina dan bertanya, "Mau apa ke sini?"

"Kupikir kamu mabuk, jadi aku datang untuk menjemputmu pulang," jawab Reina jujur.

Maxime mencibir, "Sepertinya kamu nggak ingat sepatah kata pun yang kukatakan, ya."

Maxime mengecilkan suaranya sehingga ucapannya hanya bisa didengar Reina dan Maxime.

"Kamu datang untuk mengingatkan semua orang bahwa tiga tahun lalu aku sudah ditipu olehmu? Kamu pikir mereka sudah lupa kejadian itu?"

Reina terhenyak.

Maxime menatap dengan dingin, "Nggak usah menampakkan diri untuk membuat orang lain sadar akan keberadaanmu, sikapmu ini hanya membuatku semakin membencimu!"

Setelah berkata demikian, Maxime pun balik badan dan pergi meninggalkan Reina.

Reina menatap kosong sosok Maxime dari belakang untuk waktu yang cukup lama.

Para anak orang kaya yang ada di ruang privat itu menatap Reina yang dicampakkan Maxime tanpa simpati sedikit pun.

Jovan yang doyan memprovokasi pun tidak menahan diri dan berkata pada Marshanda yang pura-pura terlihat sedih, "Marsha, kamu ini jadi orang jangan terlalu baik. Apa yang perlu dijelaskan?"

"Kalau bukan karena ditipu Reina, Kak Max pasti akan menikahimu. Kamu jadi nggak perlu pergi jauh ke negara lain dan menjalani kehidupan yang sulit."

Telinga Reina berdengung, tetapi semua perkataan itu terdengar jelas di telinganya.

Reina yang paling mengerti situasi ini.

Terlepas dari Maxime akan menikah dengannya atau tidak, yang jelas dia tidak akan menikahi Marshanda yang tidak berasal dari keluarga mana pun.

Marshanda juga sadar akan fakta ini, itulah sebabnya dia memutuskan untuk putus dengan Maxime dan mengadu nasib di negeri orang.

Namun, kenapa akhirnya semua ini jadi salah Reina?

Sambil membawa payung, Reina berjalan keluar dari Sobernica dan merasa dirinya diselimuti kegelapan.

Tiba-tiba, seorang wanita cantik menghampirinya .... Itu Marshanda!

Malam ini Marshanda sangat cantik, dia mengenakan sepatu hak tinggi dan terlihat sangat bangga.

"Malam ini dingin banget, ya. Bagaimana rasanya datang mencari Max, eh malah diejek olehnya?"

Reina mendengar perkataan Marshanda, tetapi tidak menjawab.

Marshanda juga tidak peduli dan terus bicara.

"Kamu ini kasihan sekali. Sampai sekarang kamu nggak pernah merasa dicintai, 'kan? Apa kamu tahu, dulu waktu Max bersamaku, dia mau memasak untukku bahkan langsung bergegas menemaniku di rumah sakit waktu aku sakit ...."

"Reina, apa Max pernah bilang dia mencintaimu? Haha, padahal waktu denganku dulu, setiap hari dia bilang dia mencintaiku."

Reina mendengarkan dalam diam sembari mengingat kembali waktu tiga tahun yang dia habiskan bersama Maxime.

Maxime tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di dapur.

Waktu Reina sakit, tidak ada sepatah kata perhatian yang terlontar dari mulut Maxime.

Apalagi kata 'cinta', tentu tidak ada kata ini di kamus Maxime.

Malamnya, Reina tidak bisa tidur.

Ternyata pria yang dicintainya selama 12 tahun ini pernah sangat mencintai wanita lain dengan tulus.

Di saat seperti ini, Reina rasanya ingin menyerah saja.

Keesokan harinya ....

Maxime akhirnya pulang dan menatap Reina dengan sangat dingin.

"Ternyata seenggan itu kamu berpisah dengan uang Keluarga Sunandar? Kamu nggak mau sampai kehilangan aku, Maxime si mesin penghasil uang ini, 'kan!"

Reina tertegun dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada Maxime hari ini. Reina pun menjelaskan, "Aku nggak pernah minta uang ke kamu."

Yang ada di mata Reina adalah sosok Maxime seorang, bukan hartanya.

Maxime tersenyum menghina.

"Lalu, kenapa pagi-pagi sekali ibumu datang ke kantorku dan memohon padaku supaya kamu bisa hamil?"

Reina bingung.

Dia menatap bola mata hitam Maxime yang begitu dingin, barulah Reina sadar kalau pria ini bukan memperkarakan masalah semalam.

Maxime tidak ingin buang waktu lebih lama dan langsung pergi setelah berkata, "Reina, kalau kamu mau tetap menjadi anggota Keluarga Sunandar dan Keluarga Andara nggak bangkrut, suruh ibumu tenang sedikit."

...

Reina baru saja mau pergi mencari ibunya, ternyata ibunya sudah mendatangi Reina duluan.

Tidak seperti biasanya, Treya yang sedari dulu terlihat dingin kali ini datang dengan cemas. Dia langsung menggenggam tangan Reina dan berujar dengan lembut, "Nana, cepat pergi memohon pada Max supaya dia mau punya anak denganmu. Lewat prosedur bayi tabung juga nggak apa-apa."

Bayi tabung?

Reina menatap ibunya dengan tatapan kosong dan mendengarkan ocehan ibunya.

"Marshanda sudah memberitahuku, ternyata selama ini Max sama sekali nggak pernah menyentuhmu?"

Kalimat ini rasanya langsung menelan habis perasaan yang tersisa di hati Reina.

Reina tidak paham untuk apa Maxime memberi tahu Marshanda tentang hal ini.

Mungkin karena pria itu benar-benar mencintainya ....

Begitu terpikir akan hal ini, tiba-tiba Reina merasa lega.

"Bu, sudahlah."

Treya tertegun dan mengernyit, "Apa?"

"Aku lelah, aku mau bercerai saja ...."

"Plak!"

Sebelum Reina selesai bicara, Treya sudah lebih dulu menampar wajah Reina dengan keras.

Citranya sebagai seorang ibu yang penuh kasih sudah sirna, dia menunjuk Reina dan berkata, "Berani sekali kamu minta cerai? Memangnya kamu siapa? Kamu mau meninggalkan Keluarga Sunandar? Kamu pikir siapa pria bodoh yang akan menikahi wanita cacat dan bekas sepertimu?"

Tubuh Reina terasa mati rasa.

Sejak kecil, Treya memang tidak pernah menyayangi putrinya.

Treya adalah seorang penari terkenal.

Namun, Reina yang terlahir dengan gangguan pendengaran adalah momok dalam hidupnya.

Oleh karena itu, Treya tega membiarkan putrinya tumbuh dalam perawatan seorang pengasuh. Dia baru memanggil Reina pulang ke Keluarga Andara waktu Reina cukup umur untuk masuk sekolah.

Dulu kata orang, seorang ibu tidak mungkin tidak menyayangi anak-anaknya.

Jadi, Reina berjuang keras untuk menjadi yang terbaik sehingga bisa menyenangkan ibunya.

Meski memiliki gangguan pendengaran, di sekolah Reina menduduki peringkat atas dalam pelajaran tari, seni musik, sastra dan bahasa, seni lukis, serta pelajaran lainnya.

Namun, sepintar apa pun Reina di sekolah, ibunya tidak pernah menyayanginya.

Seperti kata Treya tadi, Reina adalah orang cacat.

Yang cacat bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam urusan keluarga dan percintaan ....

Setelah Treya pergi, Reina menutupi bekas telapak tangan merah yang terjiplak di wajahnya dengan bedak, lalu mengemasi barang-barang pribadinya dalam diam.

Selama tiga tahun pernikahan, harta pribadinya hanya barang-barang di koper ini.

Setelah selesai, Reina mengumpulkan keberanian dan mengirim pesan pada Maxime.

"Apa malam ini ada waktu? Ada yang mau kubicarakan."

Maxime tidak membalas pesannya.

Tatapan Reina meredup, dia tahu sekarang Maxime bahkan tidak sudi membalas pesannya.

Akhirnya, Reina hanya bisa menunggu Maxime pulang.

Dia pikir malam ini Maxime tidak akan kembali.

Namun, tepat pukul 12 malam, pria itu pulang.

Reina tidak tidur, dia menghampiri Maxime dan dengan terampil membantu sang suami melepaskan mantel dan membawakan tasnya.

Serangkaian tindakannya ini sangat mirip dengan pasangan pada umumnya.

"Lain kali, jangan sembarangan mengirimiku pesan."

Suara dingin Maxime memecah keheningan.

Tangan Reina gemetar saat dia menggantungkan mantel Maxime, lalu dia bergumam, "Oke, nggak lagi."

Maxime tidak menyadari ada yang salah dalam nada bicara Reina, dia langsung pergi ke ruang kerja.

Selama ini, setiap kali pulang Maxime selalu menghabiskan waktu di ruang kerjanya.

Mungkin dalam persepsi Maxime, dunia orang tuli itu sunyi.

Atau mungkin dia sama sekali tidak peduli pada Reina.

Oleh karena itu, sesampainya di ruang kerja, Maxime lanjut bekerja dan mendiskusikan urusan bisnis termasuk tentang cara mengakuisisi Grup Andara ....

Seperti biasa, Reina membawakannya semangkuk sup. Dia bisa mendengar Maxime yang sangat antusias mendiskusikan cara untuk mengakuisisi perusahaan ayahnya. Perasaanya tidak bisa dijelaskan.

Reina sadar adiknya itu tidak berguna dan suatu hari nanti Grup Andara pasti akan diambil alih seseorang. Hanya saja, dia tidak menyangka orang yang paling cepat bertindak adalah suaminya sendiri.

"Max."

Sebuah suara menginterupsi diskusi Maxime.

Maxime tertegun. Entah karena merasa bersalah atau alasan lain, dia langsung menutup telepon dan laptopnya.

Reina pura-pura tidak memperhatikan gerak-gerik Maxime. Dia masuk dan meletakkan sup itu di hadapan Maxime.

"Max, cepat istirahat setelah minum sup ini. Kesehatan lebih penting."

Entah kenapa, hati Maxime yang awalnya tegang menjadi rileks saat dia mendengarkan suara lembut Reina.

Sepertinya Reina tidak mendengar rencananya tadi.

Mungkin karena merasa bersalah, Maxime menghentikan Reina yang beranjak pergi.

"Tadi katanya ada yang mau kamu bicarakan? Ada apa?"

Reina pun menoleh dan berujar dengan lembut, "Aku mau tanya apa siang nanti ada waktu? Aku mau mengurus surat perceraian."

Comments (22)
goodnovel comment avatar
Cut Ellida
suka sama buku ini
goodnovel comment avatar
Jekson Woga
menarik c eritanya
goodnovel comment avatar
Evi Noviantini
cerita nya bagus.... lanjutttttt
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 3

    Suara Reina begitu tenang dan ringan.Seolah perceraian ini hanya hal sepele.Pupil mata Maxime menegang."Apa katamu?"Selama pernikahan mereka, seketerlaluan apa pun perlakuan Maxime padanya, Reina tidak pernah menyebut kata 'cerai'.Sebenarnya Maxime paham betul betapa Reina sangat mencintainya.Tatapan Reina yang awalnya kosong saat ini berubah menjadi sangat tajam."Pak Maxime, selama ini aku sudah menjadi penghalangmu.""Kita cerai saja."Maxime meremas tinjunya kuat-kuat."Kamu dengar pembicaraanku barusan, 'kan? Keluarga Andara sudah berada di ujung jurang, apa bedanya menikah denganku atau menikah dengan orang lain?""Apa tujuanmu bercerai? Kamu mau anak atau mau uang? Atau mau mengancamku supaya aku nggak melakukan apa pun pada Keluarga Andara?" Maxime bertanya dengan dingin."Jangan lupa, aku sama sekali nggak mencintaimu, ancamanmu nggak berguna untukku!"Sosok Maxime di mata Reina tiba-tiba menjadi kabur. Reina merasa tenggorokannya tercekat dan telinganya sakit. Bahkan de

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 4

    Alat bantu dengarnya terselimuti darah ....Pupil mata Reina bergetar, dia buru-buru menyeka telinganya dengan tisu, melepas seprai dan mencucinya.Reina takut akan ketahuan karena Lyann pasti mengkhawatirkan kondisinya. Jadi, dia diam-diam mengemasi semua barangnya lalu membuat alasan asal dan berpamitan pada Lyann.Sebelum pergi, diam-diam Reina meninggalkan sebagian uang tabungannya di meja di samping tempat tidur.Lyann mengantar Reina ke stasiun sambil melambaikan tangan dengan enggan.Lyann sangat mengkhawatirkan Reina yang sangat kurus, jadi dia menghubungi orang dalam Grup Sunandar.Sekretaris Maxime langsung melapor begitu tahu pengasuh Reina yang menelepon.Hari ini adalah hari ketiga sejak kepergian Reina.Ini juga pertama kalinya Maxime menerima telepon yang berhubungan dengan Reina.Maxime sedang duduk di kantornya dan begitu mendapat kabar ini, dia sangat senang. Benar 'kan perkiraannya, wanita itu tidak akan bertahan lebih dari tiga hari.Suara Lyann pun terdengar dari u

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 5

    Reina membuka berita dan melihat konferensi yang diadakan Grup Sunandar, beritanya Maxime telah berhasil mengakuisisi Grup Andara.Mulai sekarang, Grup Andara sudah punah dari dunia ini .......Kehidupan Maxime akhir-akhir ini sangat menyenangkan.Setelah berhasil mengakuisisi Grup Andara, balas dendam yang sudah ditunggu-tunggu Maxime pun terbalaskan.Jovan tersenyum seraya berkata, "Akhirnya Keluarga Andara kena karma karena sudah menipumu tiga tahun yang lalu."Jovan mengganti topik pembicaraan dan bertanya pada Maxime yang sedang bekerja, "Kak Max, apa si tuli itu datang memohon padamu?"Tangan Maxime yang sedang menandatangani dokumen berhenti bergerak.Entah mengapa belakangan ini selalu saja ada orang yang menyebut nama Reina."Nggak."Maxime menjawab dengan dingin.Jovan tercengang, setelah masalah sebesar ini terjadi di Keluarga Andara, Reina tetap diam?Dia melanjutkan, "Jangan-jangan dia sudah sadar akan semua perbuatannya?""Katanya ibu dan adiknya sedang mencarinya ke man

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 6

    Reina mematung dan tidak bisa berkutik, dia tidak percaya semua hal ini terjadi.Reina berusaha meronta dan menolak, tetapi usahanya sia-sia.Maxime baru kembali tenang setelah mencapai puncak kepuasan.Di luar, langit sudah mulai terang.Maxime melirik tubuh Reina yang ringkih, lalu mendapati ada noda merah di kasur. Maxime merasakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa menjelaskannya."Plak!"Reina mengangkat tangannya dan menampar wajah Maxime kuat-kuat.Tamparan ini sekaligus mematahkan semua ilusinya tentang cinta.Telinga Reina kembali berdengung, dia tidak bisa mendengar apa yang Maxime katakan dan langsung membentaknya, "Keluar!"Maxime pun pergi.Adegan semalam terus berputar di benaknya.Maxime kembali ke mobilnya dan berkata pada Ekki, asistennya, "Selidiki pria mana saja yang Reina kenal."Ekki bingung.Mana mungkin ada pria lain? Setelah menikah setiap hari Reina hanya mencintai Pak Maxime, mana mungkin ada pria lain?...Di motel, setelah Maxime pergi.Reina mandi dan menggosok

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 7

    Saat ini, di Vila Magenta.Waktu pulang, Maxime langsung duduk di sofa di ruang tamu tanpa menyalakan lampu.Saking lelahnya, Maxime memijit pelipisnya lalu tertidur, tetapi tidak berapa lama dia kembali terbangun.Aneh sekali.Lagi-lagi dia mimpi buruk tentang Reina.Dalam mimpinya, dia melihat Reina sudah mati dan hal itu terasa sangat nyata ....Maxime melirik ponselnya, sekarang baru jam empat pagi.Maxime sadar hari ini adalah hari terakhir masa tenang dan mereka sepakat untuk bercerai.Maxime pun tidak menahan diri dan mengirimkan sebuah pesan pada Reina, "Jangan lupa, hari ini kita harus urus perceraian."Reina sudah mulai tidak sadar saat menerima pesan Maxime, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk mengetik pesan balasan."Maaf ... sepertinya aku nggak bisa datang.""Tapi, kamu nggak usah khawatir. Perceraian kita akan tetap berjalan ...."Kalau Reina meninggal, tentu pernikahan mereka tidak lagi berlaku.Maxime merasa lega setelah mendengarkan pesan suara Reina.Sudah Maxime

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 8

    "Oke!"Diego berjalan mendekat, bersiap bertarung dengan Revin untuk merebut Reina.Tidak disangka, Diego baru saja menjulurkan tangan, tubuhnya sudah lebih dulu dihajar dan ditendang Revin."Buak!" Diego sampai terlempar beberapa meter ke belakang, dia menangkupi dadanya dan tidak bisa berkata-kata.Treya langsung membantu Diego berdiri, lalu menatap Revin dengan marah, "Berani sekali kamu menendang anakku!"Revin menggendong Reina sambil menatap kedua orang itu dengan dingin.Buliran air hujan menetes dari ujung rambut Revin.Dia berjalan menghampiri Treya dan Diego, selangkah demi selangkah. Sosoknya sangat berbeda, dia terlihat tegas dan garang."Kalian cari mati?"Treya dan Diego ketakutan dengan sosok Revin, seketika mereka diam membisu.Sambil membopong Reina, Revin tidak lupa mengingatkan Treya."Dalam surat wasiatnya, Nana bilang dia punya rekaman di mana kamu berjanji untuk memutuskan hubungan dengannya, kamu nggak lupa, 'kan?"Reina tidak mau jadi putrinya lagi ....Reina ta

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 9

    Maxime mendengarkan dalam diam, tatapannya menjadi suram tetapi dia tidak membantah.Justru karena sikap acuh tak acuh Maxime inilah yang membuat baik Jovan, Joanna, Ekki bahkan semua pelayan di kediaman utama Keluarga Sunandar tidak memperlakukan Reina layaknya manusia.Tiba-tiba Jovan menerima telepon dan pergi dengan tergesa-gesa.Setelah Jovan pergi, Maxime spontan melirik ponselnya dan mendapati Reina tidak meneleponnya.Maxime menelepon, tetapi kembali disambut suara operator."Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak terjangkau. Silakan hubungi lagi beberapa saat lagi ...."Maxime pun membuang ponselnya ke samping karena frustrasi.Kemudian dia berdiri dan berjalan ke jendela besar yang tingginya sama dengan tinggi ruangannya, lalu menyalakan rokok.Perkataan Reina tadi pagi masih terngiang-ngiang ... Reina bilang dia menyesal ....Tenggorokan Maxime terasa sangat pahit, dia berdeham dua kali dan tiba-tiba mendengar suara seorang wanita di belakangnya."Kak Max jangan merokok, ng

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 10

    Angin bertiup kencang di luar jendela, Reina meletakkan tangannya yang pucat dan kurus di perut bagian bawah, tatapannya terlihat pilu.Revin memberitahunya, dokter bilang dia hamil.Anak ini datang di waktu yang salah.Lyann menatap Reina dan mendapati tatapannya kosong, Reina tidak terlihat punya keinginan untuk bertahan hidup."Nana."Reina tersadar dari lamunannya, lalu menoleh. "Bu Lyann."Mata Lyann memerah, dia merapikan beberapa helai rambut yang berantakan di pelipis Reina seraya berkata, "Nana, Ibu itu nggak punya anak dan sudah menganggapmu seperti anakku sendiri.""Ibu nggak berharap kamu jadi orang sukses dan kaya raya, aku hanya ingin melihatmu sehat.""Kalau satu-satunya anakku mati, mana mungkin aku bisa tetap menjalani hidup?"Mata Reina menegang saat melihat Lyann mengambil pisau buah."Aku yang membesarkanmu sampai umur 10 tahun, tapi aku salah karena nggak bisa menemanimu lagi setelah itu. Sekarang, aku mau pergi minta maaf pada Tuan Besar Anthony."Setelah Lyann se

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2061

    "Aku pernah dengar dari Deron, katanya namanya Sophia. Semoga dia benar-benar bisa mengubah Diego."Kekhawatiran terbesar Reina sebenarnya adalah Diego akan menyakiti Sophia.Wanita sebaik itu tidak boleh disakiti lagi oleh Diego."Hmm, pasti, Bos. Jangan khawatir," kata Sisil sambil membawakan secangkir kopi untuk Reina."Terima kasih," ucap Reina....Di sisi lain, Diego selesai membeli makanan dan segera kembali ke dalam bangsal Sophia.Di dalam bangsal, Sophia mencoba memaksakan diri untuk bangun, tetapi kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangannya menjadi hitam. Dia merasa seperti akan jatuh ke lantai.Diego tidak sempat berpikir panjang, menjatuhkan nasi di tangannya dan melangkah mendekat untuk menopangnya."Kenapa kamu tiba-tiba bangun dari tempat tidur? Apa kamu ingin ke toilet?"Diego bertanya dengan cemas.Mata Sophia sedikit terbuka, kemudian dia menyadari bahwa tubuhnya bersandar pada tubuh Diego."Aku ingin bangun dan jalan-jalan ...."Setelah mengatakan itu, dia berpegang

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2060

    Diego menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Ya, aku mengerti. Aku nggak akan menemui kakak."Sophia menatapnya dengan kekhawatiran di matanya."Sebenarnya kamu nggak perlu mendengarkanku. Pemikiran setiap orang berbeda. Mungkin beberapa orang merasa bahwa meminta uang kepada kakak mereka adalah hal yang wajar. Bagaimanapun, sudah hal biasa kalau saudara saling membantu. Kalau kamu benar-benar merasa terbebani, kamu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Jangan sampai kamu menyalahkanku pada akhirnya."Diego kembali menggelengkan kepalanya. "Mana mungkin. Aku pikir apa yang kamu katakan benar. Aku sudah besar, tapi selalu minta uang sama kakak. Ini tidak baik kalau dibiasakan.""Aku sudah bilang sebelumnya, aku harus semangat. Bukankah tabunganku sudah lebih dari enam ratus juta?"Beberapa waktu yang lalu, dia sangat putus asa. Setiap kali menemani minum, dia minum sampai pingsan.Itu sebabnya dia memiliki tabungan cukup banyak.Setelah dia bekerja sendiri, dia baru menyadari bahwa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2059

    Setelah berada di luar, Diego mengeluarkan ponselnya. Setelah berpikir cukup lama, dia menghubungi nomor Reina.Dia menunggu Reina menjawab sambil memandang dengan cemas ke arah hujan salju yang turun dengan lebat.Diego merasa bahwa dia tidak bisa melunasi utang sebanyak itu dalam hidupnya. Satu-satunya orang yang bisa membuatnya memiliki masa depan baru hanyalah Reina.Dia juga tahu bahwa ini tidak baik, tetapi dia tidak punya pilihan. Selain Reina, dia benar-benar tidak tahu siapa yang harus dihubungi.Di sisi lain, melihat daerah dari nomor telepon tidak dikenal yang menghubunginya, Reina tahu bahwa Diego yang menelepon.Nomor pribadinya sangat dirahasiakan, tidak mungkin ada telepon usil. Kebanyakan, yang punya nomornya hanya mereka yang mengenalnya.Sementara di bagian daerah Diego berada, Reina tidak mengenal siapa pun.Reina mengatur ponselnya dalam mode diam dan tidak menjawab panggilan Diego.Diego menelepon beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Dia sambil mengerutkan keni

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2058

    Diego menunggu cukup lama sebelum ambulans datang. Dia menggendong Sophia keluar dan baru merasa lega setelah Sophia dibawa ke rumah sakit.Dokter memeriksa keadaan Sophia, memberinya obat dan menyarankan agar Sophia rawat inap."Demam tinggi dan flu. Kenapa baru dibawa ke mari sekarang?" tegur dokter.Diego sedikit bingung. "Flu?"Dokter mengerutkan kening. "Setidaknya sudah dua atau tiga hari, kamu nggak tahu?"Diego menggeleng. "Aku nggak tahu."Kalau dia tahu, dia pasti sudah mengajak Sophia periksa ke dokter."Kalian berani sekali. Bisa gawat kalau gejalanya makin parah."Setelah mengatakan itu, dokter pun pergi.Diego duduk di dekat ranjang rumah sakit, menemani Sophia.Entah sudah berapa lama dan Sophia akhirnya tersadar. Dia membuka matanya dan menatap langit-langit berwarna putih di depannya dengan bingung.Sophia memiringkan kepalanya untuk melihat sekeliling. Selimut berwarna putih, berbagai peralatan medis, serta bau disinfektan yang menyengat di ujung hidungnya."Apa aku d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2057

    "Kenapa? Kamu nggak nafsu makan?" tanya Diego dengan penuh perhatian.Sophia mengangguk. "Mungkin karena aku kurang istirahat. Aku tidur dulu saja, nanti baru makan lagi.""Ya, tidurlah," jawab Diego penuh perhatian.Sophia berdiri, kepalanya pusing dan dia hampir jatuh ke lantai.Dia tidak terlalu memusingkannya, hanya menganggap ini terjadi karena dia kurang tidur. Dia berdiri dengan tenang, baru kemudian berjalan ke arah tempat tidur.Sophia berbaring di tempat tidur dan kembali tertidur.Diego membereskan meja dan mencuci piring seperti kebiasaannya.Di masa lalu, jangankan membereskan dan mencuci piring, dia bahkan tidak pernah menyentuh air dengan sepuluh jarinya.Satu-satunya alasan dia mau bersih-bersih sekarang adalah karena Sophia memaksanya.Awalnya, dia tidak mau melakukannya. Ketika Sophia melihat hal ini, dia memberinya pelajaran, baik dengan menguncinya di ambang pintu atau melarangnya tidur kalau belum mencuci piring.Seiring berjalannya waktu, Diego mulai terbiasa dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2056

    "Kalau begitu, bisakah aku melihatmu sekarang? Aku ingin melihatmu." Sisil berkata dengan agak malu-malu.Deron melihat sekeliling bangsal, tidak ingin Sisil tahu bahwa dia masih di rumah sakit."Aku masih agak sibuk, jadi kita melakukan panggilan video nanti, ya?" tanya Deron dengan lembut.Sisil mengiakan dengan penuh pengertian, "Ya, kita melakukan panggilan video nanti saja. Sekarang, aku juga masih harus bekerja. Aku juga harus memberitahu Bos kalau kamu baik-baik saja. Kalau nggak, dia pasti akan khawatir denganmu."Deron mengangguk. "Ya, baiklah."Keduanya menutup telepon dengan enggan. Setelah itu, Sisil memberi tahu Reina alasan kenapa Deron menghilang akhir-akhir ini.Reina juga terkejut saat mendengarnya. Dia akan memastikannya dulu baru mengatakannya dengan Sisil."Kamu akhirnya bisa tenang sekarang, 'kan?"Sisil mengangguk. "Ya, aku sudah nggak khawatir lagi."Dia benar-benar tidak bisa tidur nyenyak dalam beberapa hari terakhir."Tapi, sekarang aku agak khawatir, Bos. Apa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2055

    "Aku akan memberitahumu ketika waktunya tepat. Aku nggak menyangka semuanya akan berkembang secepat ini," kata Deron.Sisil sedikit bingung. "Karena kamu pewaris Keluarga Reidar, kenapa kamu bekerja sebagai pengawal Bos?"Ada keheningan panjang yang tercipta, sebelum Deron menjawab, "Karena aku bukan anak istri sah. Satu-satunya alasan aku memiliki hak atas warisan adalah karena sebelum ayahku meninggal, dia tahu kalau Kakak nggak akan bisa punya anak."Sisil menikmati ceritanya dengan serius."Karena itulah aku nggak memberitahumu identitasku yang sebenarnya." Deron melanjutkan, "Aku takut kamu akan membenci identitasku."Anak haram ... ini status yang sangat sulit untuk didengar.Dia tumbuh dengan nama seperti itu dan ibunya tidak diperlakukan dengan baik oleh Keluarga Reidar.Dia sendiri harus menjalani kehidupan yang penuh dengan bahaya hanya demi mencari nafkah.Dia cukup beruntung bisa bertemu dengan Revin, mengikutinya berkeliling, kemudian menetap sebagai pengawal Reina untuk w

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2054

    "Terserah kalau begitu." Joanna berdiri dan hendak pergi.Melihat itu, Daniel langsung memanggilnya, "Kamu pasti juga kesulitan mengurus dua anak selama ini."Dulu, Daniel tidak secara langsung membesarkan anak-anaknya, jadi dia tidak mengerti. Dia merasa bahwa di rumah sudah ada pelayan, jadi membesarkan anak tidaklah melelahkan.Namun, sekarang kedua anaknya sudah besar, tetapi masih membuatnya khawatir. Dari sini dia sadar bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah.Langkah kaki Joanna terhenti, tetapi dia tidak menoleh ke belakang dan kembali melangkah pergi.Di luar rumah, angin dingin menerpa wajahnya, seperti pisau dan terasa sangat menyakitkan.Kepala pelayan yang mengikuti di belakang Joanna segera menggunakan payung untuk menghalangi angin dingin untuknya.Joanna melambaikan tangannya ke arahnya. "Ini hanya angin dingin, nggak perlu pakai payung."Setelah itu, barulah kepala pelayan menarik kembali payung dari atas kepalanya.Joanna membiarkan angin dingin menerpa wajahnya, tet

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2053

    Di dalam kamar hotel.Morgan setengah berbaring di tempat tidur, di depannya ada seorang wanita yang sedang menangis.Tubuh wanita itu penuh dengan luka dan seluruh tubuhnya menggigil. "Tuan Morgan, tolong lepaskan aku."Morgan menatapnya dengan malas."Aku nggak ingin ada yang tahu tentang apa yang terjadi hari ini."Wanita itu membeku, lalu mengangguk dengan cepat, "Ya.""Kamu boleh pergi."Wanita itu buru-buru beranjak dari lantai, mengambil tasnya dan segera pergi.Dia mengira bahwa dia telah mendapatkan berlian, tetapi tidak disangka bahwa Morgan tidak bisa.Wanita itu sedikit takut. Dia sengaja menyewa seseorang untuk mengambil foto mereka berdua setelah Morgan mabuk.Setelah keluar, dia buru-buru menelepon pria itu. "Fotonya jangan disebarkan.""Hah? Kenapa nggak bilang sejak tadi? Foto sudah diunggah di sosial media," jawab orang di ujung telepon.Hati wanita itu langsung berubah dingin. "Kamu benar-benar membunuhku!"Dia menutup telepon dan membuka ponselnya, mencoba melihat b

DMCA.com Protection Status