Share

Bab 5

Penulis: Kacang Merah
Reina membuka berita dan melihat konferensi yang diadakan Grup Sunandar, beritanya Maxime telah berhasil mengakuisisi Grup Andara.

Mulai sekarang, Grup Andara sudah punah dari dunia ini ....

...

Kehidupan Maxime akhir-akhir ini sangat menyenangkan.

Setelah berhasil mengakuisisi Grup Andara, balas dendam yang sudah ditunggu-tunggu Maxime pun terbalaskan.

Jovan tersenyum seraya berkata, "Akhirnya Keluarga Andara kena karma karena sudah menipumu tiga tahun yang lalu."

Jovan mengganti topik pembicaraan dan bertanya pada Maxime yang sedang bekerja, "Kak Max, apa si tuli itu datang memohon padamu?"

Tangan Maxime yang sedang menandatangani dokumen berhenti bergerak.

Entah mengapa belakangan ini selalu saja ada orang yang menyebut nama Reina.

"Nggak."

Maxime menjawab dengan dingin.

Jovan tercengang, setelah masalah sebesar ini terjadi di Keluarga Andara, Reina tetap diam?

Dia melanjutkan, "Jangan-jangan dia sudah sadar akan semua perbuatannya?"

"Katanya ibu dan adiknya sedang mencarinya ke mana-mana, mereka nggak tahu di mana si tuli bersembunyi."

Jovan terus mengoceh.

Maxime mengernyit, tiba-tiba dia merasa kesal.

"Keluar sana!"

Jovan tercengang.

Dia melirik Maxime dan mendapati ternyata pria itu marah. Dia tidak berani berkata apa-apalagi dan buru-buru meninggalkan kantor CEO.

Di luar ruangan, Jovan mengeluarkan ponselnya dan menelepon, "Reina sudah ketemu?"

"Sudah, dia ada di motel di Jalan Gandaria."

Jovan meminta asistennya mengirimkan titik lokasi, lalu menuju ke sana.

Reina sudah menjadi penghalang Maxime dan Marshanda selama tiga tahun, meski sekarang dia sudah setuju bercerai, Jovan tidak akan membiarkan hal ini begitu saja.

Bagaimanapun, Marshanda adalah penolongnya.

Di luar sedang hujan.

Setelah selesai dengan tugas relawannya, Reina pergi ke rumah sakit untuk menebus obat, lalu berjalan menuju motel sambil memegang payung.

Hanya ada segelintir orang di jalan.

Sambil menyetir, tatapan Jovan terpaku pada punggung kurus Reina.

Dia sengaja menambah kecepatan dan melewati Reina.

Tubuh Reina jadi terciprat genangan air.

Reina menoleh dengan tatapan kosong.

Jovan melirik Reina dari kaca spionnya.

Mobil Bugatti abu-abu .... Reina kenal mobil mewah ini. Ya, ini mobil Jovan.

Reina buang muka dan pura-pura tidak melihatnya.

Jovan tentu tidak pergi begitu saja, dia memperlambat laju mobilnya dan mengikutinya dari dekat, "Hei tuli, sekarang sudah jadi orang yang tahu diri? Kamu nggak menyapaku?"

"Bukannya dulu kamu suka sekali menyapa dengan riang setiap kali melihatku? Bukannya dulu kamu suka menjilatku?"

Reina mendengarkan semua penghinaan itu tanpa ekspresi.

Karena cintanya pada Maxime, Reina selalu berusaha sebaik mungkin untuk menyenangkan semua orang di sekitar Maxime, termasuk teman-temannya.

Pikirnya, suatu hari nanti keluarga dan teman-teman Maxime akan menerimanya.

Reina terlalu polos, dia tidak tahu kejamnya dunia.

Suatu hari di sebuah pesta, Jovan memberi tahu Reina secara blak-blakan bahwa dia adalah teman Marshanda.

Untuk membela Marshanda, dia bahkan melepaskan martabat sebagai seorang anak orang kaya dan memaki Reina yang tidak tahu malu.

Setelah itu, dia bahkan ingin membunuh Reina dengan mendorongnya ke kolam renang.

Sejak saat itu, Reina menghindarinya.

Jovan melihat Reina mengabaikannya dan tidak menyahut sepatah kata pun. Dia menghentikan mobil, membuka pintu, melangkah menuju Reina dan menarik lengannya.

"Trik apalagi yang kamu mainkan kali ini?"

Lengan Reina terasa sakit, dia menyahut, "Aku nggak paham maksudmu."

Reina ingin melepaskan tangannya dari cengkeraman Jovan, tetapi pria itu sudah lebih dulu menepisnya.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!"

Reina yang tersentak langsung mundur beberapa langkah dan akhirnya terjatuh.

Jovan berdiri diam dan agak terkejut.

Dasar wanita jalang, sekarang dia bisa bersandiwara?

Disentak pelan begitu saja bisa jatuh?

Beberapa pejalan kaki pun menoleh ke arahnya saat melihat kejadian ini, Jovan yang merasa tidak nyaman langsung kembali ke dalam mobil dan memperingatkannya sebelum pergi.

"Reina, jangan menindas Marsha hanya karena kamu cacat. Dia berbeda darimu, dia sudah berusaha begitu keras untuk mencapai posisinya saat ini. Sebaiknya kamu berhenti mengganggu hubungannya dengan Kak Max."

Jovan pun pergi lalu dengan teganya memberi tahu Keluarga Andara di mana Reina tinggal saat ini.

Karena terjatuh tadi, tangan dan lutut Reina jadi memar. Rasa sakit yang cukup menusuk membuatnya butuh waktu lama untuk kembali berdiri.

Sebenarnya, Reina sangat tidak paham kenapa Jovan memperlakukannya seperti ini.

Reina ingat dengan jelas. Empat tahun yang lalu, Jovan mengalami kecelakaan dan terjebak di mobil yang akan segera meledak. Waktu itu Reina tanpa ragu langsung menyeretnya keluar mobil tanpa memedulikan bahaya yang mengancam.

Wajah Jovan penuh dengan darah, meski tidak bisa membuka matanya, dia berujar dengan lembut, "Terima kasih, aku pasti akan membalas kebaikanmu."

Apa ini balasan yang pria itu maksud?

Sesampainya di motel, Reina mandi dan mengobati lukanya.

Reina menjatuhkan diri ke kasur dengan tatapan kosong.

Setelah kejadian hari ini, dia semakin bertekad untuk meninggalkan Maxime.

Saat Reina terbangun, langit sudah cerah.

Reina keluar kamar dan mendapati ibunya sedang duduk di ruang tamu dengan mengenakan gaun berwarna merah.

Treya yang melihat Reina sudah bangun pun langsung menyerahkan sebuah amplop ke hadapan Reina. Treya terlihat tidak peduli sama sekali dengan kondisi putrinya.

"Baca baik-baik, ini jalan keluar yang Ibu pilihkan untukmu."

Reina mengambil dokumen itu dan melihat judulnya "Perjanjian Pranikah".

Lalu, dia membaca berkas itu.

"Nona Reina dengan sukarela menikahi Pak Jeremy dan sebagai istri akan terus merawat suaminya sampai tua ...."

"Pak Jeremy akan menafkahi Keluarga Andara dan memberi uang 600 miliar sebagai maskawin."

Jeremy Latief adalah seorang pengusaha generasi tua di Kota Simaliki yang saat ini berusia 78 tahun.

Reina tercekat.

Treya kembali melanjutkan, "Pak Jeremy bilang dia nggak keberatan menikahi kamu yang sudah pernah menikah. Asal kamu mau menikah dengannya, dia akan membantu Keluarga Andara bangkit lagi."

"Reina anak yang baik, kamu nggak mungkin mengecewakan ibu dan adikmu, 'kan?"

Seketika, wajah Reina jadi pucat.

"Aku nggak mau."

Treya jadi marah, dia tidak menyangka Reina akan langsung menolaknya.

"Punya hak apa kamu menolak? Aku yang melahirkanmu!"

Reina menatap ibunya lekat-lekat, lalu menyahut, "Kalau begitu apa utangku bisa dianggap lunas setelah kukembalikan nyawaku padamu?"

Treya tercengang.

"Apa katamu?"

Reina kembali berujar dengan bibir yang pucat pasi itu, "Kalau aku mengembalikan nyawaku padamu yang sudah melahirkanku, apa artinya kamu bukan lagi ibuku dan aku nggak lagi berutang padamu?"

Treya yang tidak percaya Reina berani berbuat nekat pun mencibir, "Oke! Kalau kamu mati, aku nggak akan memaksamu."

"Tapi, memangnya kamu berani?"

Reina menjawab dengan tegas seolah sudah membuat keputusan, "Beri aku waktu sebulan."

Treya merasa Reina sudah gila.

"Jangan pikir kamu bisa mengancamku dengan bilang mau mati. Aku nggak mengakuimu, mati ya mati saja sana. Kalau kamu nggak berani mati, lebih baik tanda tangan perjanjian ini."

Reina merasa sangat tertekan, dia ingin mencari tempat untuk melepas penatnya.

Di sebuah bar.

Reina duduk melamun di pojokan bar, menonton orang lain di sekitarnya menari, tertawa lepas dan bersenang-senang.

Seorang pria tampan dengan mata yang indah melihat sosok Reina yang seorang diri, dia pun menghampirinya.

"Eh? Reina?"

Reina balas menatap pria itu, tetapi dia tidak mengenalinya. Reina bertanya dengan tatapan kosong, "Apa kamu tahu cara supaya bisa bahagia?"

Pria itu bingung dan balas bertanya, "Apa katamu?"

Reina menegak anggurnya, lalu menjawab, "Dokter bilang aku sakit dan harus membuat diriku senang, tapi ... aku nggak bisa merasa senang ...."

Revin Lander merasa muram saat mendengar jawaban Reina.

Apa Reina tidak mengenali dirinya?

Selain itu, sakit apa dia sampai harus menyenangkan diri sendiri?

"Nona, kalau mau merasa senang harusnya kamu bukan datang ke tempat seperti ini."

"Ayo, kuantar pulang." Revin mengajaknya dengan lembut.

Reina menatapnya sambil tersenyum, "Kamu orang yang baik."

Revin menatap senyum pahit Reina dengan perasaan campur aduk, sebenarnya apa yang terjadi pada Reina belakangan ini?

Kenapa dia terlihat begitu menyedihkan?

Di sisi lain, ternyata Maxime juga berada di bar yang sama.

Sejak mengurus perceraian, setiap hari Maxime selalu pergi bersenang-senang dan sudah lama tidak pulang ke Vila Magenta.

Sekarang sudah larut malam, Maxime dan rombongannya bersiap untuk pulang.

Saat itulah Marshanda melihat sosok yang dikenalnya berada di pojok bar.

Marshanda yang terkejut pun memekik, "Eh? Itu 'kan Nona Reina?"

Maxime menoleh ke arah yang Marshanda tunjuk dan melihat seorang pria duduk di depan Reina sambil mengobrol dan tertawa bersamanya.

Wajah tampan Maxime seketika menjadi dingin.

Ternyata Reina mabuk-mabukkan dan menggoda pria lain?

Cih! Maxime sudah salah menilai Reina.

"Max, apa mau kamu samperin dulu?" tanya Marshanda.

"Nggak usah."

Maxime menjawab dengan dingin lalu langsung beranjak pergi.

Reina menolak tawaran Revin dan menjawab, "Terima kasih, aku bisa pulang sendiri, nggak perlu merepotkanmu."

Reina beranjak pergi, Revin yang mengkhawatirkannya langsung mengejarnya.

"Reina, kamu ... nggak ingat aku?"

Reina kembali menatap pria itu. Siapa pria ini?

"Aku si gendut! Kamu udah lupa?" Revin mengingatkan.

Ah, sekarang Reina ingat. Dulu waktu masih kecil, dia tinggal dengan Lyann di kampung, di sana Reina punya seorang teman baik yang dijuluki si gendut.

Waktu itu Revin dijuluki seperti itu karena memang tubuhnya sangat gendut. Sekarang pria yang berada di hadapannya ini bertubuh tinggi 190 cm dan terlihat tampan.

"Ah, aku ingat. Wah kamu beda banget dibanding waktu kecil dulu, aku sampai nggak kenal."

Bisa bertemu kenalan di tempat asing tentu adalah hal yang menyenangkan.

Reina tersenyum tipis, entah perasaan apa yang timbul di hati Revin.

"Ayo, kuantar pulang."

Revin mendapati ternyata Reina tinggal di sebuah motel bobrok.

Reina jadi sungkan dan berkata, "Ah, ketahuan deh. Jadi malu aku."

"Kamu jangan bilang ke Bu Lyann ya kalau aku tinggal di sini, takutnya dia jadi khawatir."

Revin mengangguk.

Sekarang sudah larut malam.

Tidak baik bagi Revin untuk tinggal lama-lama.

Revin pun pergi setelah memberi tahu Reina kalau dia akan menemuinya lagi besok pagi.

Karena gelap gulita, Revin tidak menyadari ada sebuah mobil Maybach berwarna hitam yang terparkir di dekat pintu hotel.

Revin sudah pulang.

Karena minum terlalu banyak, Reina merasa sakit perut dan pusing.

"Dok! Dok!"

Pintu kamar Reina digedor.

Reina kira Revin datang kembali, dia pun membukakan pintu.

Begitu pintu terbuka, pergelangan tangan Reina langsung dicengkeram Maxime.

Reina yang ringkih tentu tidak sepadan dengan tenaga pria kekar seperti Max, cengkeraman Maxime membuat pergelangan tangan Reina rasanya mau patah.

"Reina! Hebat juga ya kamu!"

Maxime menutup pintu dengan punggung tangannya lalu mendorong Reina ke sofa.

"Ternyata kamu sudah memilih mangsamu selanjutnya, pantas saja kamu mau melepaskanku!" cibir Maxime.

Perkataan Maxime seperti pisau yang menyayat hatinya.

Entah bangaimana Maxime bisa mengetahui keberadaannya di sini dan bertemu dengan Revin.

Reina tertegun, dia tidak membela diri dan hanya menatap Maxime. "Kenapa? Kita 'kan sama saja."

Keluarga Andara sudah menipu Maxime dalam pernikahan ini.

Maxime memperlakukan Reina dengan dingin, bahkan dia yang berstatus suami Reina masih mempertahankan hubungannya dengan Marshanda, cinta pertamanya.

Mereka berdua sama, tidak ada yang berhak membenarkan diri.

Hari ini Maxime juga minum-minum, tubuhnya bau alkohol.

Maxime menjepit dagu Reina dan berujar dengan suara yang dalam.

"Siapa dia?"

"Sejak kapan kalian kenal?"

Ini adalah pertama kalinya Reina melihat Maxime yang seperti ini, dia pun tersenyum.

"Kamu cemburu?"

Maxime memicingkan mata lalu mendengus dingin, "Kamu pikir siapa kamu?"

Reina tercekat.

Maxime menindih tubuh Reina dan berbisik di telinga wanita itu.

"Dia sudah menyentuhmu, 'kan?"

Setelah menikah, Reina berhenti bekerja karena dilarang oleh Keluarga Sunandar. Kadang teman-temannya suka mengajaknya bertemu, tetapi selalu Reina tolak.

Sekarang bisa-bisanya Maxime masih mencurigainya.

Namun, Reina merasa agak lega.

"Menurutmu?" Reina balik bertanya.

Maxime jadi sangat kesal, tangannya pun langsung menggerayangi tubuh Reina.

Komen (7)
goodnovel comment avatar
amat adnan
Semngt rei
goodnovel comment avatar
Licha Licha
harus kuat terus
goodnovel comment avatar
Sri Prasetiyo 81
Reina yakin Kamu bisa sayang ... bikin nambah semangat aku membaca nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 6

    Reina mematung dan tidak bisa berkutik, dia tidak percaya semua hal ini terjadi.Reina berusaha meronta dan menolak, tetapi usahanya sia-sia.Maxime baru kembali tenang setelah mencapai puncak kepuasan.Di luar, langit sudah mulai terang.Maxime melirik tubuh Reina yang ringkih, lalu mendapati ada noda merah di kasur. Maxime merasakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa menjelaskannya."Plak!"Reina mengangkat tangannya dan menampar wajah Maxime kuat-kuat.Tamparan ini sekaligus mematahkan semua ilusinya tentang cinta.Telinga Reina kembali berdengung, dia tidak bisa mendengar apa yang Maxime katakan dan langsung membentaknya, "Keluar!"Maxime pun pergi.Adegan semalam terus berputar di benaknya.Maxime kembali ke mobilnya dan berkata pada Ekki, asistennya, "Selidiki pria mana saja yang Reina kenal."Ekki bingung.Mana mungkin ada pria lain? Setelah menikah setiap hari Reina hanya mencintai Pak Maxime, mana mungkin ada pria lain?...Di motel, setelah Maxime pergi.Reina mandi dan menggosok

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 7

    Saat ini, di Vila Magenta.Waktu pulang, Maxime langsung duduk di sofa di ruang tamu tanpa menyalakan lampu.Saking lelahnya, Maxime memijit pelipisnya lalu tertidur, tetapi tidak berapa lama dia kembali terbangun.Aneh sekali.Lagi-lagi dia mimpi buruk tentang Reina.Dalam mimpinya, dia melihat Reina sudah mati dan hal itu terasa sangat nyata ....Maxime melirik ponselnya, sekarang baru jam empat pagi.Maxime sadar hari ini adalah hari terakhir masa tenang dan mereka sepakat untuk bercerai.Maxime pun tidak menahan diri dan mengirimkan sebuah pesan pada Reina, "Jangan lupa, hari ini kita harus urus perceraian."Reina sudah mulai tidak sadar saat menerima pesan Maxime, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk mengetik pesan balasan."Maaf ... sepertinya aku nggak bisa datang.""Tapi, kamu nggak usah khawatir. Perceraian kita akan tetap berjalan ...."Kalau Reina meninggal, tentu pernikahan mereka tidak lagi berlaku.Maxime merasa lega setelah mendengarkan pesan suara Reina.Sudah Maxime

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 8

    "Oke!"Diego berjalan mendekat, bersiap bertarung dengan Revin untuk merebut Reina.Tidak disangka, Diego baru saja menjulurkan tangan, tubuhnya sudah lebih dulu dihajar dan ditendang Revin."Buak!" Diego sampai terlempar beberapa meter ke belakang, dia menangkupi dadanya dan tidak bisa berkata-kata.Treya langsung membantu Diego berdiri, lalu menatap Revin dengan marah, "Berani sekali kamu menendang anakku!"Revin menggendong Reina sambil menatap kedua orang itu dengan dingin.Buliran air hujan menetes dari ujung rambut Revin.Dia berjalan menghampiri Treya dan Diego, selangkah demi selangkah. Sosoknya sangat berbeda, dia terlihat tegas dan garang."Kalian cari mati?"Treya dan Diego ketakutan dengan sosok Revin, seketika mereka diam membisu.Sambil membopong Reina, Revin tidak lupa mengingatkan Treya."Dalam surat wasiatnya, Nana bilang dia punya rekaman di mana kamu berjanji untuk memutuskan hubungan dengannya, kamu nggak lupa, 'kan?"Reina tidak mau jadi putrinya lagi ....Reina ta

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 9

    Maxime mendengarkan dalam diam, tatapannya menjadi suram tetapi dia tidak membantah.Justru karena sikap acuh tak acuh Maxime inilah yang membuat baik Jovan, Joanna, Ekki bahkan semua pelayan di kediaman utama Keluarga Sunandar tidak memperlakukan Reina layaknya manusia.Tiba-tiba Jovan menerima telepon dan pergi dengan tergesa-gesa.Setelah Jovan pergi, Maxime spontan melirik ponselnya dan mendapati Reina tidak meneleponnya.Maxime menelepon, tetapi kembali disambut suara operator."Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak terjangkau. Silakan hubungi lagi beberapa saat lagi ...."Maxime pun membuang ponselnya ke samping karena frustrasi.Kemudian dia berdiri dan berjalan ke jendela besar yang tingginya sama dengan tinggi ruangannya, lalu menyalakan rokok.Perkataan Reina tadi pagi masih terngiang-ngiang ... Reina bilang dia menyesal ....Tenggorokan Maxime terasa sangat pahit, dia berdeham dua kali dan tiba-tiba mendengar suara seorang wanita di belakangnya."Kak Max jangan merokok, ng

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 10

    Angin bertiup kencang di luar jendela, Reina meletakkan tangannya yang pucat dan kurus di perut bagian bawah, tatapannya terlihat pilu.Revin memberitahunya, dokter bilang dia hamil.Anak ini datang di waktu yang salah.Lyann menatap Reina dan mendapati tatapannya kosong, Reina tidak terlihat punya keinginan untuk bertahan hidup."Nana."Reina tersadar dari lamunannya, lalu menoleh. "Bu Lyann."Mata Lyann memerah, dia merapikan beberapa helai rambut yang berantakan di pelipis Reina seraya berkata, "Nana, Ibu itu nggak punya anak dan sudah menganggapmu seperti anakku sendiri.""Ibu nggak berharap kamu jadi orang sukses dan kaya raya, aku hanya ingin melihatmu sehat.""Kalau satu-satunya anakku mati, mana mungkin aku bisa tetap menjalani hidup?"Mata Reina menegang saat melihat Lyann mengambil pisau buah."Aku yang membesarkanmu sampai umur 10 tahun, tapi aku salah karena nggak bisa menemanimu lagi setelah itu. Sekarang, aku mau pergi minta maaf pada Tuan Besar Anthony."Setelah Lyann se

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 11

    Hujan masih sering turun di penghujung bulan Mei.Setelah Reina keluar rumah sakit, Revin sering meluangkan waktu untuk menemaninya.Mungkin karena efek samping dari obat-obatan yang dia minum dulu, kondisi kesehatan Reina jadi lebih buruk dari sebelumnya.Namun, semangat hidupnya sangat tinggi, kadang saat tidak nafsu makan, dia tetap memaksakan diri untuk mengisi perutnya.Selama bersama Revin, dia tidak pernah menyebut nama Maxime sekalipun.Setiap orang berbeda, ada tipe yang suka memendam masalah dan begitu masalah itu diungkit kembali, mereka akan merasa tersiksa sama seperti luka lama yang terbuka kembali.Atau mungkin dia tidak ingin menyebarkan aura negatif pada orang-orang di sekitarnya.Saat sendirian, ada kalanya Reina memandangi foto profil WhatsApp Maxime.Dia tidak tahu bagaimana sebaiknya memulai pembicaraan untuk membahas perceraian mereka.Hari ini, Reina pergi keluar untuk berbelanja bahan makanan dan baru saja hendak pulang.Saat dia hendak pulang, ada seseorang ber

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 12

    Reina baru paham maksud peringatan Marshanda tadi, ternyata dia akan mengadukan pembicaraan mereka tadi pada Maxime.Sebelum Reina sempat menjawab, Maxime sudah kembali melanjutkan."Perceraian ini urusan kita berdua, kamu nggak perlu melukai Marshanda sampai membuatnya masuk rumah sakit."Reina tertegun sesaat, tetapi langsung paham situasinya.Dia tidak menyangka Marshanda menggunakan cara kotor untuk menjebaknya dan bisa-bisanya Maxime percaya."Terserah mau percaya atau nggak. Tadi kami hanya bertemu untuk mengobrol sebentar, aku nggak melakukan apa pun padanya."Setelah berkata Reina langsung menutup telepon.Ekspresi Maxime yang sedang menemani Marshanda di rumah sakit sangat tidak enak dilihat.Marshanda sedang berbaring di ranjang rumah sakit, dahinya terbalut perban.Tadi setelah bertemu Reina, dia sengaja melukai dahinya dan memfitnah Reina."Awalnya aku cuma mau bicara baik-baik dengannya, nggak kusangka dia malah ...."Sebelum Marshanda selesai berbicara, dia mengeluarkan s

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 13

    Apanya yang menyarankan? Jelas-jelas ini memberi pelajaran pada Reina.Semua anggota keluarga Maxime, Ekki bahkan semua pembantu di kediaman utama berhak mengajari Reina.Reina harus berterima kasih dan menerima dengan senyum.Namun, sekarang Reina tidak ingin lagi menyalahkan dirinya sendiri ....Reina mengepalkan tangannya.Dia menatap Ekki dengan dingin. "Dia marah? Bukan urusanku.""Kalau nggak ada urusan lain, aku permisi dulu."Hati Ekki bergetar saat melihat tatapan dingin Reina.Ekki baru akan menjawab saat Reina sudah lebih dulu menutup pintu.Ini adalah pertama kalinya Ekki ditolak mentah-mentah.Selama ini hanya Ekki seorang yang mengabaikan Reina, kenapa sekarang posisi mereka terbalik?Apa Reina serius ingin bercerai?...Reina tahu Ekki pasti akan melaporkan hal ini pada Maxime.Jadi, Reina duduk lemas di sofa sambil menunggu Maxime memarahinya.Persis seperti dugaan Reina, Ekki memang melapor kejadian barusan pada Maxime.Hari ini angin bertiup sangat kencang, kaca jende

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2285

    "Bagaimana ini bisa terjadi? Ini pasti palu, ini palsu!" Tommy bergumam sendiri.Dia tidak percaya ibunya akan pergi dengan pria lain.Melisha sangat mencintainya, bagaimana mungkin dia meninggalkannya begitu saja?Melihat ketidakpercayaannya, murid-murid yang lain berkata, "Kalau kamu nggak percaya, tanya saja sama kakek dan ayahmu."Tommy segera menelepon Aarav."Kakek, mereka bilang Mama kabur sama pria lain dan nggak menginginkanku lagi."Mendengar cucunya menanyakan hal ini, Aarav tidak menyembunyikannya darinya."Tommy,, mulai sekarang kamu cuma punya Kakek dan Papa. Nggak usah pedulikan Mama mu. Papa sama Kakek bakal jaga kamu dengan baik."Tommy masih kecil, tetapi dia tidak bodoh.Apa yang tidak bisa dia pahami sekarang? Ternyata ibunya benar-benar tidak menginginkannya lagi.Jelas-jelas kemarin lusa ibunya sudah siap untuk membawanya pergi, kenapa sekarang berubah pikiran?Tommy benar-benar tidak ingin pergi ke sekolah lagi dan bergegas keluar dari dalam kelas.Namun, dia mem

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2284

    Klinton memeluk Melisha dari belakang.Melisha menghela napas. "Kita melarikan diri ke sini berdua, tapi anakku sendirian di Kota Simaliki."Kata siapa dia sendirian? Kakek sama ayahnya ada di Kota Simaliki, jadi nggak usah khawatir. " Klinton berusaha menenangkannya.Melisha tidak bisa menahan diri dan meninjunya di dada."Itu bukan anakmu, jadi kamu nggak perlu merasa khawatir."Mendengar ini, Klinton kembali memeluknya."Begini saja, lahirkan anak juga untukku."Dia menggendong Melisha menuju tempat tidur.Melisha memukulnya dengan malu-malu. "Aku nggak akan kasih kamu anak."Kedua orang itu berbicara dan tertawa, tidak sadar bahwa mereka berdua sedang dipantau.Di sisi lain.Di dalam bar.Rendy terus menenggak minuman di tangannya.Teman-teman di sekelilingnya menasihatinya, "Rendy, nggak perlu marah sama wanita model begitu. Kita punya uang, wanita seperti apa yang nggak bisa kita dapatkan?"Mudah memang bicara begitu, tetapi Rendy masih tidak terima.Sejak dipukuli oleh Maxime, d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2283

    Melihat ini, Joanna cukup terhibur, lalu dia bertanya, "Kak, ada apa? Kita keluarga, jadi nggak ada yang perlu disembunyikan, 'kan?"Dia mengatakan apa yang Aarav katakan barusan.Sudut mulut Aarav berkedut pelan, memaksa dirinya untuk tenang."Bukan apa-apa, cuma katanya bawahanku belum menemukan Melisha."Dia sebenarnya telah berbohong.Sekretaris yang baru saja datang memberitahunya bahwa banyak hal penting di dalam perusahaan telah dibawa pergi oleh Melisha, kemudian ada beberapa rahasia perusahaan yang bocor.Tentu saja Joanna tidak akan mempercayai perkataannya, tetapi dia tetap berkata, "Kenapa bisa begitu? Apa mau minta Max buat bantu cari?""Nggak perlu. Max sudah sibuk, jadi lebih baik nggak merepotkannya."Aarav langsung minum air setelah mengatakan itu.Wajahnya sedikit menegang saat menatap Joanna, Reina dan Maxime yang terlihat masih belum ingin pergi."Kalian sudah makan belum? Kalau belum, ada restoran yang bagus di luar. Aku akan minta sekretarisku buat membawakan maka

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2282

    Wajah Joanna membeku, semua kebahagiaan yang dia rasakan lenyap begitu saja."Huh!" Dia mendengus dingin. "Daniel, urus saja urusanmu sendiri, aku akan melakukan apa yang aku inginkan, kenapa kamu ribut?"Dibantah di depan Reina, wajah Daniel terlihat muram."Kenapa sekarang kamu jadi begini?" Dia pergi dengan tangan di belakang punggungnya.Melihat kepergiannya, Joanna berkata kepada Reina, "Nana, ayo pergi, kita temui om mu itu."Reina tentu saja tidak bisa menolak."Ya."Saat masuk ke dalam mobil dan pergi menemui Aarav, dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan kepada Maxime.Bukan karena hal lain, tetapi karena pasti akan ada masalah saat mereka sudah sampai di sana nanti.Reina berpikir bahwa dia lebih baik sedikit menjauh.Maxime masih di luar mengurus pekerjaannya. Melihat pesan yang dikirimkan Reina, dia langsung membalasnya tanpa ragu."Ya, aku akan ke sana sekarang."Awalnya Maxime selalu bersama Reina, tetapi hari ini ada kerja sama yang sangat penting yang harus dia

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2281

    Keesokan harinya.Kediaman Keluarga Sunandar.Teman-teman Joanna datang untuk bermain kartu dengan Joanna. Mereka tidak bisa menahan diri dan mulai bergosip tentang Melisha.Hari ini, Reina kebetulan sedang tidak ada urusan penting, jadi datang membawa anak-anaknya. Dia juga sempat mendengar pembicaraan mereka."Aku nggak percaya kalau Melisha wanita kayak gitu.""Ya, bikin malu Keluarga Madison saja karena punya anak sepertinya.""Joanna, katakan sesuatu. Keluarga kakakmu itu pasti lagi berantakan, ya?"Sudut mulut Joanna terangkat sedikit.Dia mengeluarkan kartunya, lalu menjawab, "Siapa yang tahu? Sekarang, kesibukanku cuma main kartu dan minum teh, nggak terlalu peduli sama apa yang terjadi di luar sana. Kalau kalian nggak bilang, aku malah nggak tahu.""Wah, kita semua harus belajar dari Joanna dan nggak bergosip terus." Ada satu istri kaya yang menyanjung Joanna.Istri yang lain juga mengangguk setuju.Joanna melambaikan tangannya. "Bicara apa kalian ini? Kalian lanjutkan saja pe

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2280

    Setelah kembali ke rumah, mereka menyadari bahwa Melisha tidak ada di rumah, melainkan sudah melarikan diri.Semua informasi kontak Melisha juga tidak tersedia.Aarav makin jengkel saat mengetahui hal ini."Bagus sekali! Pergilah, berapa pun biayanya, kamu harus membawa orang itu kepadaku.""Baik." Sekretaris itu membungkuk, lalu dengan cepat berjalan keluar dari bangsal.Aarav benar-benar kesal hingga tangannya gemetar.Dia mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Rendy."Halo, Ayah, ada apa? Kenapa nelepon selarut ini? Aku sudah tidur."Aarav makin geram ketika mendengar suara malas anaknya."Kamu masih sempat tidur? Istrimu kabur sama pria itu!" Aarav mengucapkannya dengan kesal.Rendy tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar."Apa Ayah bercanda? Barusan aku sudah telepon, katanya dia lagi ada urusan.""Dasar bodoh! Kamu nggak lihat berita? Yang ada di berita itu benar! Mereka sudah bersama setidaknya hampir empat tahun!" maki Aarav lagi.Rasa kantuk Rendy benar-benar menghilang

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2279

    Aarav menelepon lagi dan tidak lama kemudian, seorang pengasuh datang, membawa Tommy ke tempat lain untuk bermain.Begitu Tommy pergi, wajah penuh kasih sayang Aarav langsung berubah menjadi dingin."Pasti Melisha melakukan sesuatu yang nggak benar."Sebelumnya, ketika dia melihat foto yang tersebar di berita, dia sebenarnya tidak terlalu percaya. Namun, sekarang dia percaya."Kirim seseorang untuk memeriksa Melisha dan pria itu!" Aarav menunjuk ke foto pria yang ada di ponsel dan memberikan perintah kepada sekretarisnya yang baru masuk.Sekretaris itu mengangguk mengerti. "Baik, harusnya nggak butuh waktu lama."Aarav mengangguk."Pastikan kamu mengawasi perusahaan kita, jangan menyerahkan semuanya padanya.""Baik." Sekretaris itu mengangguk lagi.Aarav memerintahkan sesuatu yang lain, sebelum memejamkan mata dan beristirahat.Di sisi lain, hari ini Melisha sangat kesal. Dia tidak berani pulang dan mencari hotel yang tidak terlalu ramai, lalu menelepon pria simpanannya."Apa yang haru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2278

    Tommy benar-benar tidak bisa berkata-kata.Dia berpikir bahwa mereka tidak akan mengabaikannya selamanya. Selama dia memberi mereka sesuatu, mereka akan menjadi pengikutnya lagi.Namun, hal itu memang menyenangkan untuk dibayangkan, tetapi kenyataan tidak seperti itu.Tommy sekali lagi menyuruh orangnya membeli barang untuk menyenangkan mereka, tetapi mereka mengabaikannya."Nggak usah repot-repot, kami nggak bisa disogok sama beginian."Selama beberapa waktu ini, semua anak menyadari orang seperti apa Tommy. Dia hanya akan menindas yang lemah.Sepanjang hari, tidak ada satu pun anak yang mau diajak bicara olehnya.Tommy bertanya-tanya, apakah dia benar-benar salah?Sebelum kelas terakhir, Tommy dipanggil oleh Rina.Murid-murid lain yang berada di kelas menjadi sedikit bingung."Kenapa dia dipanggil keluar?""Mana aku tahu. Mungkin dia mau dikeluarkan.""Harusnya nggak mungkin. Keluarganya kaya dan berkuasa ...."Semua orang berbicara satu sama lain.Tommy sendiri tidak tahu apa yang s

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2277

    Mengapa Melisha harus membawa anak sekecil Tommy ke luar negeri?Barusan, mendengar kata-kata Tommy, sepertinya Tuan Aarav dan Tuan Rendy tidak mengetahui berita ini.Sopir itu mengeluarkan ponselnya dan diam-diam mengirim pesan ke Aarav.Melisha tidak tahu bahwa sopir tersebut telah dibayar oleh Aarav sejak bertahun-tahun yang lalu.Setiap kali ada sesuatu yang salah dengan Melisha, sopir akan memberi tahu Aarav dan hal yang sama juga terjadi kali ini."Ayo masuk ke mobil dulu dan kita pulang." Melisha berkompromi dengan putranya.Tommy kemudian masuk ke dalam mobil. "Mama, aku nggak mau pulang. Aku mau ke sekolah dan belajar lagi."Dia sebenarnya masih ingin bermain dengan anak-anak lain.Setelah apa yang barusan terjadi, Melisha hanya bisa menuruti perkataannya dan mengantarnya kembali ke sekolah.Di dalam sekolah.Semua orang mengira Tommy tidak akan kembali.Alfian berkata, "Sekarang Tommy akhirnya mendapatkan ganjaran karena jadi orang jahat. Dia menyebalkan, aku harap dia nggak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status