Share

Bab 11

Author: Kacang Merah
last update Last Updated: 2024-02-28 14:26:03
Hujan masih sering turun di penghujung bulan Mei.

Setelah Reina keluar rumah sakit, Revin sering meluangkan waktu untuk menemaninya.

Mungkin karena efek samping dari obat-obatan yang dia minum dulu, kondisi kesehatan Reina jadi lebih buruk dari sebelumnya.

Namun, semangat hidupnya sangat tinggi, kadang saat tidak nafsu makan, dia tetap memaksakan diri untuk mengisi perutnya.

Selama bersama Revin, dia tidak pernah menyebut nama Maxime sekalipun.

Setiap orang berbeda, ada tipe yang suka memendam masalah dan begitu masalah itu diungkit kembali, mereka akan merasa tersiksa sama seperti luka lama yang terbuka kembali.

Atau mungkin dia tidak ingin menyebarkan aura negatif pada orang-orang di sekitarnya.

Saat sendirian, ada kalanya Reina memandangi foto profil WhatsApp Maxime.

Dia tidak tahu bagaimana sebaiknya memulai pembicaraan untuk membahas perceraian mereka.

Hari ini, Reina pergi keluar untuk berbelanja bahan makanan dan baru saja hendak pulang.

Saat dia hendak pulang, ada seseorang berdiri di depannya.

Marshanda mengenakan kacamata hitam dan masker, rambut panjang sebahu dibiarkan tergerai. Dia memakai gaun panjang yang indah lengkap dengan sepatu hak tinggi yang membuatnya tampak memesona.

"Nana, apa ibumu tahu kamu belum mati?" Marshanda mengernyit.

Reina tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini.

Keduanya pergi ke sebuah kafe yang sepi lalu duduk di dekat jendela.

Hujan deras membasahi kaca jendela.

Marshanda melepas masker dan memperlihatkan wajahnya yang cantik. "Tenang saja, Jo bilang Diego membawa lari uang Pak Jeremy dan kabur dengan ibumu. Mereka nggak akan menyusahkanmu lagi."

Reina sudah lebih dulu mendengar hal ini dari Revin.

Karena Treya dan Diego gagal menikahkan Reina sesuai kesepakatan, mereka langsung kabur ke luar negeri hari itu juga.

Siapa sangka Keluarga Andara yang dulunya sangat kaya raya akan bangkrut karena uang 600 miliar?

Reina mendengarkan dalam diam tanpa emosi apa pun.

"Sebenarnya apa yang mau kamu katakan?"

Mata Marshanda diam-diam tertuju pada perut Reina yang masih belum terlihat membuncit.

Dia meremas tangannya dan tidak membongkar semua di hadapan Reina. "Katakan saja, apa yang kamu mau supaya bisa meninggalkan Max?"

"Sebut saja harganya, aku akan langsung setuju."

Sombong sekali.

Reina tersenyum.

Dia menatap lurus Marshanda dengan tenang. "Kami menikah selama tiga tahun, nilai harta kami bersama setidaknya bernilai triliunan, 'kan? Memangnya kamu punya uang sebanyak itu?"

Aktris papan atas sekalipun tidak mungkin sanggup membayar harga semahal ini.

Terlebih lagi, Marshanda hanya terlihat berada dari gaya berpakaian. Padahal aslinya dia tidak punya apa-apa.

Marshanda menggertakkan gigi saat dipandang rendah oleh Reina.

Yah, tapi ada benarnya. Dulu Reina adalah putri kesayangan Keluarga Andara, bagi Reina yang dulu uang hanyalah sebuah angka.

Harus dicatat, Tuan Besar Keluarga Andara yaitu kakek Reina, dikenal sebagai orang terkaya di Kota Simaliki.

Namun, coba lihat kondisinya sekarang, Reina hanya seorang wanita buangan yang tidak diinginkan siapa pun.

Begitu terpikir akan hal ini, Marshanda merasa hidup ini cukup adil, jadi dia tersenyum.

"Kamu tahu nggak siapa yang menyuruhku datang mencarimu?"

"Ibu Max berpesan, asal kamu mau pergi, uang sebanyak apa pun nggak jadi masalah."

"Anggap saja uang sedekah untuk pengemis."

Pengemis ....

Reina teringat dengan ucapan manis ibu Maxime waktu perjodohan dulu.

Apa katanya waktu itu? Ah . ... Dia bilang hanya putri Keluarga Andara yang pantas bersanding dengan Maxime. Dia juga bilang akan memperlakukan Reina seperti putrinya sendiri ....

Reina tersadar, dia tidak ingin kembali terhanyut dalam kesedihan, jadi dia bangkit berdiri. "Bawa dulu uangnya, baru kita bicara."

Reina tahu ibu Maxime tidak akan sudi memberinya uang.

Saat Reina beranjak pergi, dia mendengar Marshanda memperingatinya, "Kamu pasti menyesal."

Malamnya, Reina terbangun oleh telepon yang masuk tengah malam.

Dia mengangkatnya, lalu terdengar suara dingin Maxime dari ujung telepon.

"Aku benar-benar sudah salah menilaimu. Berapa triliun katamu?"

"Setelah menghilang berhari-hari, yang ada di otakmu ternyata ide seperti ini?"

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 12

    Reina baru paham maksud peringatan Marshanda tadi, ternyata dia akan mengadukan pembicaraan mereka tadi pada Maxime.Sebelum Reina sempat menjawab, Maxime sudah kembali melanjutkan."Perceraian ini urusan kita berdua, kamu nggak perlu melukai Marshanda sampai membuatnya masuk rumah sakit."Reina tertegun sesaat, tetapi langsung paham situasinya.Dia tidak menyangka Marshanda menggunakan cara kotor untuk menjebaknya dan bisa-bisanya Maxime percaya."Terserah mau percaya atau nggak. Tadi kami hanya bertemu untuk mengobrol sebentar, aku nggak melakukan apa pun padanya."Setelah berkata Reina langsung menutup telepon.Ekspresi Maxime yang sedang menemani Marshanda di rumah sakit sangat tidak enak dilihat.Marshanda sedang berbaring di ranjang rumah sakit, dahinya terbalut perban.Tadi setelah bertemu Reina, dia sengaja melukai dahinya dan memfitnah Reina."Awalnya aku cuma mau bicara baik-baik dengannya, nggak kusangka dia malah ...."Sebelum Marshanda selesai berbicara, dia mengeluarkan s

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 13

    Apanya yang menyarankan? Jelas-jelas ini memberi pelajaran pada Reina.Semua anggota keluarga Maxime, Ekki bahkan semua pembantu di kediaman utama berhak mengajari Reina.Reina harus berterima kasih dan menerima dengan senyum.Namun, sekarang Reina tidak ingin lagi menyalahkan dirinya sendiri ....Reina mengepalkan tangannya.Dia menatap Ekki dengan dingin. "Dia marah? Bukan urusanku.""Kalau nggak ada urusan lain, aku permisi dulu."Hati Ekki bergetar saat melihat tatapan dingin Reina.Ekki baru akan menjawab saat Reina sudah lebih dulu menutup pintu.Ini adalah pertama kalinya Ekki ditolak mentah-mentah.Selama ini hanya Ekki seorang yang mengabaikan Reina, kenapa sekarang posisi mereka terbalik?Apa Reina serius ingin bercerai?...Reina tahu Ekki pasti akan melaporkan hal ini pada Maxime.Jadi, Reina duduk lemas di sofa sambil menunggu Maxime memarahinya.Persis seperti dugaan Reina, Ekki memang melapor kejadian barusan pada Maxime.Hari ini angin bertiup sangat kencang, kaca jende

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 14

    Reina sangat ketakutan melihat Maxime yang menyerangnya penuh nafsu, dia hanya bisa melindungi perutnya dengan hati-hati.Entah setelah berapa lama barulah Maxime berhenti."Reina, jangan membuatku marah," ujar Maxime dengan napas yang tersengal-sengal.Perkataan Maxime terdengar samar-samar di telinga Reina.Dengan tatapan kosong, dia bertanya, "Bukannya kamu yang bilang nggak akan pernah menyentuhku?""Sekarang apa maksud semua ini?"Reina membenamkan wajahnya di bantal, Maxime tidak menyadari wajahnya yang pucat.Reina menambahkan, "Apa pacarmu tahu perbuatanmu ini? Dia pasti akan sangat marah kalau tahu."Dulu Reina merasa Maxime itu kejam, tetapi ada kalanya penuh kasih sayang.Sekarang, Reina hanya merasa Maxime itu pria jahat.Pacar?Maxime tahu yang Reina maksud adalah Marshanda."Apa kamu pernah memikirkan hal ini waktu bersama Revin?"Mereka saling menyerang.Maxime tidak akan pernah menyalahkan diri sendiri demi seorang wanita, apalagi wanita itu Reina.Maxime mengejek tanpa

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 15

    Setelah tahu Reina hamil, Jovan meminta pihak rumah sakit untuk selalu mengabarinya tentang kondisi Reina.Entah kenapa, tiba-tiba firasat Maxime menjadi buruk."Ada apa?""Aku nggak tahu apa yang terjadi. Waktu hari ini aku ke rumah sakit, dokter bilang Reina meninggal!"Ucapan Jovan itu membuat Maxime merasa seperti tersambar petir di siang bolong!Meninggal?Mustahil!Semalam Reina masih baik-baik saja!Maxime sontak bangkit berdiri, kepalanya terasa berputar. "Apa yang sebenarnya terjadi?""Dokter bilang semalam Reina masuk rumah sakit dan hari ini dinyatakan meninggal setelah jantungnya berhenti berdetak."Tanpa berbasa-basi lagi, Maxime mengambil jas yang dia lemparkan ke atas kasur dan berjalan keluar.Setelah itu, Maxime segera mengemudikan mobilnya ke rumah sakit.Sepanjang jalan, Maxime mengingat kembali perkataan Reina kemarin malam."Pak Maxime, apa kamu sedih kalau aku mati?"Entah kenapa, saat ini Maxime merasa sulit bernapas.Dia sudah melepas dua kancing teratas kemejan

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 16

    Ini pasti hanya kebetulan!Pasti!Jika memang Reina yang menyelamatkannya, kenapa Jovan tidak pernah mendengar Reina mengungkit soal itu?Lalu, jika memang Reina yang menyelamatkannya, perbuatan Jovan selama ini pada wanita itu ....Jovan pun menutup rekam medis Reina.Dia kembali ke kantornya dan hanya duduk termangu sepanjang malam.Keesokan paginya, Jovan menelepon Marshanda. "Marsha, ayo ketemu. Ada yang ingin kubicarakan."Di dalam ruangan privat sebuah restoran.Marshanda datang dengan pakaian yang tampak memukau.Pelayan pun menghampirinya dan mengambil mantelnya.Jovan langsung memperhatikan lengan putih Marshanda yang mulus tanpa bekas luka.Empat tahun lalu, Jovan mengalami kecelakaan mobil.Jovan yang tidak sadarkan diri dan berlumuran darah terjebak di dalam.Jovan diselamatkan oleh seorang gadis yang mengulurkan tangan melalui pecahan kaca jendela untuk membuka pintu secara paksa. Gadis itu benar-benar tidak peduli dengan risiko yang mungkin terjadi.Sewaktu mengulurkan ta

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 17

    Tentu saja Marshanda tidak ingat.Namun, dia sangat pandai membaca tatapan orang. Marshanda menyambungkan benang merah akan sikap aneh Jovan hari ini, lalu bagaimana Jovan terus memperhatikan lengannya saat dia baru datang.Marshanda sontak menyadari sesuatu, dia pun berpura-pura bernostalgia bersama Jovan."Tentu saja aku ingat. Waktu itu aku takut banget melihatmu yang berlumuran darah.""Aku ingat waktu itu aku menarikmu keluar dari mobil yang akan meledak. Aku membuka pintu dengan paksa dan lenganku terluka.""Kamu tahu nggak, setelah lukaku sembuh, bekas luka di lenganku terlihat sangat mengerikan. Untunglah setelah itu aku menjalani operasi, jadi bekas lukanya memudar ...."Marshanda memang tahu betul tentang bekas luka di lengan itu.Karena hari itu dia melihat Reina dan bertanya apa yang terjadi ....Sebelumnya, Jovan pasti akan langsung percaya pada Marshanda, tetapi sekarang dia malah merasa ragu.Karena waktu itu, gadis yang menyelamatkannya berulang kali memberitahunya, "Ka

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 18

    Jovan mengambil cangkir teh yang ada di atas meja, lalu menenggaknya habis dan berkata, "Sudahlah, Kak Max. Reina 'kan sudah meninggal."Begitu berkata seperti itu, Jovan sontak menyadari bahwa dia sedang membela wanita tuli itu ....Maxime tidak menyadari ada yang berbeda dari sikap Jovan hari ini, dia terus membaca rekam medis Reina.Tepat saat dia nyaris selesai membaca, ponselnya berdering.Maxime mengambil ponselnya, ternyata yang meneleponnya adalah Ekki. Asistennya berujar dari ujung telepon, "Pak Maxime, kami berhasil menemukan Revin pergi ke mana."Ekki pun mengirimkan alamatnya kepada Maxime.Maxime membukanya, ternyata Revin sedang berada di daerah terpencil bernama Kabupaten Sariang.Nama itu terdengar tidak asing, tetapi Maxime tidak ingat di mana dia pernah mendengarnya.Karena Maxime tidak kunjung bicara, Jovan pun bertanya, "Ada apa?"Maxime bangkit berdiri, lalu berkata, "Aku harus pergi. Telepon aku kalau ada apa-apa."Setelah itu, Maxime mengambil mantelnya dan langs

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 19

    "Lyann kasihan juga, ya. Dia nggak punya anak perempuan, sementara bayi yang dia besarkan dengan susah payah juga sudah meninggal.""Ya, 'kan? Aku masih ingat Reina, benar-benar anak yang cerdas dan pintar. Kenapa dia pergi secepat ini?""Ternyata lahir dari keluarga kaya juga nggak enak, ya. Waktu terakhir kali ketemu Reina, dia tampak beda banget. Dia kelihatan sangat kurus kering, sudah seperti tulang dibalut kulit.""Lyann dan Reina selalu bilang suami Reina baik banget, tapi aku yakin mereka lagi bohong. Masa sudah menikah selama tiga tahun, tapi nggak pernah menemani Reina pulang ...."Ucapan mereka semua membuat tenggorokan Maxime terasa tercekat.Dia tidak bisa menunggu Lyann ataupun Reina lagi.Maxime pun bersandar di kursi kayu, lalu tidur dengan pulas. Dia baru tertidur selama beberapa saat ketika tiba-tiba terbangun.Dia bermimpi melihat Reina meninggal ....Begitu membuka mata, sekeliling Maxime terasa begitu sunyi dan gelap. Tidak ada Reina yang menemani.Saat ini, Maxime

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2068

    Riko hampir saja tertangkap oleh Melisha, tetapi tiba-tiba ada seseorang yang melangkah di depannya dan menghentikan Melisha."Nyonya, kenapa Nyonya mengganggu anak kecil?" kata Cikita dengan suara dingin.Melisha langsung mengerutkan kening saat melihat wanita tidak tahu diri yang menghentikannya. "Kamu pikir kamu siapa, beraninya menceramahiku?"Setelah mengatakan itu, dia melihat ke arah manajer toko yang baru saja berjalan mendekat."Kamu manajer toko? Apa begini caramu melatih pegawai di toko?"Manajer toko sedikit bingung, masih tidak tahu apa yang sedang terjadi."Nyonya Melisha, apa yang terjadi? Siapa yang membuat Nyonya kesal?"Melisha menunjuk ke arah Cikita. "Dia. Pecat dia sekarang juga."Manajer toko melihat ke arah Melisha menunjuk dan matanya tertuju pada Cikita."Cikita, apa yang terjadi? Kenapa kamu nggak menghormati Nyonya Melisha? Dia itu pelanggan besar di toko kita. Cepat minta maaf sama Nyonya Melisha sekarang juga!"Manajer toko tahu bahwa Cikita berasal dari ke

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2067

    Cara Melisha mengatakan hal ini terkesan seperti dia adalah seorang hakim. Apa yang dia katakan harus dilakukan.Perlahan, para pemandu belanja mulai tidak senang dengannya. Namun, mereka tidak berani mengatakan apa pun."Ini ...."Mereka tidak mau memaksa seorang anak untuk melepas topeng dan memberikannya kepada anak nakal itu.Melihat ini, Melisha langsung berjalan menghampiri."Kalian nggak berani? Biar aku saja."Sikapnya tidak menunjukkan seorang nyonya kaya rasa. Dia benar-benar akan mengambil topeng milik seorang anak yang datang tanpa ditemani orang tuanya.Di balik topeng Raja Kera, wajah kecil Riko sedingin es dan terlihat tidak baik-baik saja. Dia sudah siap untuk menggigit Melisha saat wanita itu meraih topengnya nanti.Namun, pemandu belanja yang barusan melayani Riko dan membantunya mengambil pakaian tiba-tiba berjalan keluar dengan membawa banyak pakaian mewah."Tuan muda, lihatlah pakaian-pakaian ini."Semua orang berbalik untuk melihat ke arah pemandu belanja itu.Di

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2066

    Riko dengan malas mengabaikannya dan duduk dengan tenang.Tommy langsung menjadi tidak senang ketika melihat anak ini mengabaikannya. Dia pun mengulurkan tangannya. "Berikan topengmu!"Riko memutar matanya, membelakangi Tommy dan terus duduk.Tommy yakin anak nakal ini memang sengaja membuatnya kesal."Beraninya kamu mengabaikanku!"Dia mengepalkan tinjunya dengan marah dan mengangkat tangannya, hendak melepas topeng Rico.Melihat hal ini, Riko tidak bersikap sopan lagi dan mendorongnya.Tommy tiba-tiba terdorong dan mundur beberapa langkah, tersandung dan duduk dengan pantat jatuh ke lantai.."Kamu! Beraninya kamu mendorongku!"Setelah mengatakan itu, dia berteriak kepada Melisha yang masih memilih pakaian di luar, "Ibu, Ibu, ada yang menggangguku."Ketika mendengar teriakan putranya, Melisha menjatuhkan pakaian di tangannya dan bergegas ke ruang tunggu. Dia melihat Tommy sudah duduk di lantai, tengah meratap dan berteriak.Dia bergegas menghampiri. "Nak, kamu kenapa? Siapa yang mengg

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2065

    Reina baru akan mengatakan bahwa dia akan menemani Riki, tiba-tiba Maxime berbicara lebih dulu."Kamu bukan anak kecil, pergilah sendiri."Riki mengiakan pelan, lalu turun dari kursi dan pergi ke toilet sendiri.Mana mungkin Reina bisa tenang saat dia pergi ke toilet sendiri? Lalu, dia berkata pada Maxime, "Kamu temani dia sana. Bagaimana kalau dia jadi sasaran orang jahat?"Maxime menatapnya. "Jangan khawatir, keamanan di sini sangat bagus. Selain itu, dia juga ada pengawal, nggak akan terjadi apa-apa dengannya."Reina merasa lega mendengar bahwa Riki diikuti oleh seorang pengawal.Dia memperhatikan wajah Maxime yang terlihat murung. "Kenapa kamu kesal begitu?""Nggak, aku nggak kesal." Maxime menjawab dengan tenang.Riko juga menyadari akan hal ini, lalu berkata, "Ayah, wajahmu sehitam papan tulis, lebih baik jangan bohong."Maxime mengerutkan kening.Reina menatapnya dengan prihatin, "Ada apa? Kenapa kamu marah, apa kamu sedang ada masalah di tempat kerja?""Nggak, aku baik-baik saj

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2064

    Setelah beberapa menit berlalu, Reina dan Maxime keluar sambil menggendong dua anak yang mengenakan topeng.Riki bertanya dengan getir, "Kak, kenapa aku juga harus pakai topeng?""Jangan banyak bicara. Pakai saja topengnya biar nggak dikenali. Kamu punya banyak penggemar di sosial media, apa kamu ingin mereka mengerumunimu dan minta tanda tanganmu?" Riko merasa ngeri saat membayangkan adegan itu.Sudut mulut Riki terangkat tinggi saat membayangkan adegan itu.Dia menyeringai, "Bukankah itu menyenangkan? Aku senang, kok."Riko, "..."Benar saja, keduanya tidak berada dalam dimensi yang sama."Pakailah dengan patuh dan jangan buat masalah," kata Riko.Riki menghela napas dalam, tetapi setelah beberapa saat, dia kembali bertanya, "Kak, boleh saja kalau pakai topeng, tapi kenapa kamu pakai topeng Raja Kera dan aku pakai topeng Siluman Babi?"Riko menjawab, "Karena Raja Kera itu lebih tua, Siluman Babi lebih muda. Aku kakak dan kamu adik, paham?""Oh."Riki tidak bisa berkata-kata.Reina da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2063

    Maxime juga menginginkan anak perempuan. Dia berpikir bahwa jika Reina melahirkan anak perempuan, anak itu pasti akan secantik Reina.Reina yang duduk di samping mereka tidak menyangka akan ditatap dengan tegas oleh suami dan anaknya.Dia langsung meringis dan menolak, "Nggak, aku nggak mau punya anak lagi."Melahirkan terlalu menyakitkan. Selain itu, dia sudah memiliki empat anak. Meskipun dia menginginkan anak perempuan, dia tidak ingin bertaruh.Riki tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa di bawah matanya, kemudian diam-diam menarik pandangannya.Maxime yang mendengar itu pun menghormati pilihan Reina, lalu berkata kepada Riki."Riki, melahirkan itu nggak mudah, begitu pula dengan membesarkan anak. Mama sudah cukup punya kamu, kakakmu dan kedua adikmu. Mama bisa punya lagi kalau Mama ingin. Tapi kalau tidak, kita nggak boleh memaksanya."Riki tentu saja mengerti, mengangguk dengan serius. "Ya, aku mengerti."Dia melingkarkan lengannya di lengan Reina."Mama, kalau begitu saat Mama in

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2062

    Pernyataan Diego sebelumnya, yaitu tentang meminjam uang kepada Reina, itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawanya.Setelah mendengar itu, Sophia terdiam beberapa detik, lalu berbicara, "Kenapa nggak tahun baruan bersama kami saja?"Kenapa dia harus melewati Tahun Baru sendirian?Mata Diego langsung berbinar ketika mendengarnya."Ya. Tapi, aku nggak tahu apakah orang tamu mengizinkan?" tanya Diego lagi."Aku akan menyewa vila selama seminggu untuk merayakan Tahun Baru, mengajak Ayah dan Ibu untuk tinggal di sana."Sophia sudah mencari vila di internet yang berada di pinggir kota, yang nyaman ditinggali dan memiliki pemandangan yang bagus."Nanti, aku tinggal kasih tahu mereka di mana aku menyewa vilanya."Sophia tidak ingin orang tuanya tahu kalau dia menyewa tempat kumuh seperti yang dia tinggali sekarang.Diego mengangguk setuju. "Ya.""Jadi, apa kamu sudah menemukan vila yang cocok? Haruskah aku bantu cari?"Diego berpikir bahwa dia telah menabung cukup banyak uang dan bisa menyewa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2061

    "Aku pernah dengar dari Deron, katanya namanya Sophia. Semoga dia benar-benar bisa mengubah Diego."Kekhawatiran terbesar Reina sebenarnya adalah Diego akan menyakiti Sophia.Wanita sebaik itu tidak boleh disakiti lagi oleh Diego."Hmm, pasti, Bos. Jangan khawatir," kata Sisil sambil membawakan secangkir kopi untuk Reina."Terima kasih," ucap Reina....Di sisi lain, Diego selesai membeli makanan dan segera kembali ke dalam bangsal Sophia.Di dalam bangsal, Sophia mencoba memaksakan diri untuk bangun, tetapi kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangannya menjadi hitam. Dia merasa seperti akan jatuh ke lantai.Diego tidak sempat berpikir panjang, menjatuhkan nasi di tangannya dan melangkah mendekat untuk menopangnya."Kenapa kamu tiba-tiba bangun dari tempat tidur? Apa kamu ingin ke toilet?"Diego bertanya dengan cemas.Mata Sophia sedikit terbuka, kemudian dia menyadari bahwa tubuhnya bersandar pada tubuh Diego."Aku ingin bangun dan jalan-jalan ...."Setelah mengatakan itu, dia berpegang

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2060

    Diego menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Ya, aku mengerti. Aku nggak akan menemui kakak."Sophia menatapnya dengan kekhawatiran di matanya."Sebenarnya kamu nggak perlu mendengarkanku. Pemikiran setiap orang berbeda. Mungkin beberapa orang merasa bahwa meminta uang kepada kakak mereka adalah hal yang wajar. Bagaimanapun, sudah hal biasa kalau saudara saling membantu. Kalau kamu benar-benar merasa terbebani, kamu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Jangan sampai kamu menyalahkanku pada akhirnya."Diego kembali menggelengkan kepalanya. "Mana mungkin. Aku pikir apa yang kamu katakan benar. Aku sudah besar, tapi selalu minta uang sama kakak. Ini tidak baik kalau dibiasakan.""Aku sudah bilang sebelumnya, aku harus semangat. Bukankah tabunganku sudah lebih dari enam ratus juta?"Beberapa waktu yang lalu, dia sangat putus asa. Setiap kali menemani minum, dia minum sampai pingsan.Itu sebabnya dia memiliki tabungan cukup banyak.Setelah dia bekerja sendiri, dia baru menyadari bahwa

DMCA.com Protection Status