Share

Bab 14

Author: Kacang Merah
last update Last Updated: 2024-02-28 14:26:03
Reina sangat ketakutan melihat Maxime yang menyerangnya penuh nafsu, dia hanya bisa melindungi perutnya dengan hati-hati.

Entah setelah berapa lama barulah Maxime berhenti.

"Reina, jangan membuatku marah," ujar Maxime dengan napas yang tersengal-sengal.

Perkataan Maxime terdengar samar-samar di telinga Reina.

Dengan tatapan kosong, dia bertanya, "Bukannya kamu yang bilang nggak akan pernah menyentuhku?"

"Sekarang apa maksud semua ini?"

Reina membenamkan wajahnya di bantal, Maxime tidak menyadari wajahnya yang pucat.

Reina menambahkan, "Apa pacarmu tahu perbuatanmu ini? Dia pasti akan sangat marah kalau tahu."

Dulu Reina merasa Maxime itu kejam, tetapi ada kalanya penuh kasih sayang.

Sekarang, Reina hanya merasa Maxime itu pria jahat.

Pacar?

Maxime tahu yang Reina maksud adalah Marshanda.

"Apa kamu pernah memikirkan hal ini waktu bersama Revin?"

Mereka saling menyerang.

Maxime tidak akan pernah menyalahkan diri sendiri demi seorang wanita, apalagi wanita itu Reina.

Maxime mengejek tanpa sungkan, "Lihat tubuhmu yang kurus kering ini, nggak kusangka bisa-bisanya ada pria yang menyukaimu."

Maxime bicara sambil memakai baju.

Telinga Reina berdengung, dia bisa merasakan sesuatu mengalir keluar dari bawah tubuhnya ....

Sebelum Maxime pergi, Reina tidak lagi menahan diri dan bertanya, "Pak Maxime, apa kamu sedih kalau aku mati?"

Mati?

Bagi Maxime, pertanyaan ini terdengar konyol.

Maxime tidak menjawab dan hanya berujar, "Besok kamu harus pulang ke Vila Magenta."

Reina tidak mendengarnya.

Setelah Maxime pergi, Reina menyibak selimutnya dan mendapati ada darah segar di antara kedua kakinya ....

Maxime tidak tahu bahwa tidak lama setelah dia pergi, suara ambulans terdengar di lantai bawah tempat tinggal Reina.

Hari berikutnya, di rumah sakit.

Reina sedang bersandar di kasur, ditemani oleh Revin.

Semalam, kalau bukan karena dia sampai di rumah sakit tepat waktu, mungkin dia sudah keguguran.

Setelah kejadian ini, Reina semakin bertekad untuk meninggalkan Maxime.

"Ting!"

Reina mengambil ponsel dan melihat ada pesan masuk dari Treya yang kabur ke luar negeri.

"Reina, ternyata kamu masih hidup? Ayo cepat bantu Ibu selesaikan masalah ini dengan Pak Jeremy, Ibu dan Diego akan mengingat kebaikanmu ini."

Reina tidak membalas dan langsung menghapus pesan itu.

Reina tahu selama dia hidup, ibu dan adiknya pasti akan terus menindasnya.

Pesan lain berasal dari ibu Maxime, Joanna.

"Reina, harusnya kamu sadar 'kan Max itu sangat membencimu? Dia nggak menceraikanmu karena ingin membuatmu menderita! Jadi, bisa nggak kamu menghilang saja dari dunia ini? Anggap ini satu-satunya permohonanku padamu."

Revin datang menghampiri dan tidak sengaja melihat pesan itu.

Dia mengernyit dan mengumpat, "Mereka semua nggak tahu malu!"

Reina mematikan ponselnya, menatap Revin dan tertawa.

"Ya, tapi masih ada orang baik. Terima kasih."

Revin merasa pilu saat melihat Reina yang memaksa mengulas senyum.

Seberapa hebat penderitaan atas ketidakadilan yang harus ditanggung Reina selama ini?

Kenapa dia masih begitu sungkan saat berhadapan dengan Revin, teman masa kecilnya?

Revin duduk di hadapan Reina dan menatapnya, "Kita 'kan teman, nggak perlu sungkan."

Reina mengangguk.

Setelah ragu-ragu sejenak, Reina pun berujar.

"Revin, apa kamu bisa membantuku?"

Reina tahu saat ini hanya Revin seorang yang bisa membantunya.

...

Di Vila Magenta.

Setelah selesai kerja, Maxime langsung pulang.

Harusnya Reina sudah tidak marah, 'kan?

Namun, saat dia membuka pintu, lagi-lagi kesunyian dan kegelapan yang menyambutnya.

Tatapan Maxime jadi suram.

Spontan, dia mengeluarkan ponsel untuk melihat pesan masuk, tetapi tidak ada pesan selain urusan pekerjaan.

Maxime menyeret tubuhnya masuk ke rumah, melonggarkan dasinya dan duduk di sofa.

Entah kenapa kepalanya terasa sangat sakit.

Maxime duduk bersandar, memijit pelipisnya dan memejamkan mata. Tiba-tiba sosok Reina yang tersenyum ramah muncul di depan matanya.

Senyum ramah wanita itu semakin membuat kecantikan Reina semakin sempurna.

Maxime masih ingat saat pertama kali mereka bertemu. Reina mengikat rambutnya dengan gaya kucir kuda dan tersenyum malu-malu, tetapi tatapan Reina sangat hidup dan matanya sangat indah.

Setelah itu, Maxime mengernyit karena menyadari Reina tidak pernah tersenyum sejak mereka menikah ....

Suara telepon membangunkan Maxime.

Maxime menjawab dan ternyata Jovan yang menelepon.

"Kak Max, Reina ...."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Norasikin
Cerita bodoh peremouan pun bodoh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 15

    Setelah tahu Reina hamil, Jovan meminta pihak rumah sakit untuk selalu mengabarinya tentang kondisi Reina.Entah kenapa, tiba-tiba firasat Maxime menjadi buruk."Ada apa?""Aku nggak tahu apa yang terjadi. Waktu hari ini aku ke rumah sakit, dokter bilang Reina meninggal!"Ucapan Jovan itu membuat Maxime merasa seperti tersambar petir di siang bolong!Meninggal?Mustahil!Semalam Reina masih baik-baik saja!Maxime sontak bangkit berdiri, kepalanya terasa berputar. "Apa yang sebenarnya terjadi?""Dokter bilang semalam Reina masuk rumah sakit dan hari ini dinyatakan meninggal setelah jantungnya berhenti berdetak."Tanpa berbasa-basi lagi, Maxime mengambil jas yang dia lemparkan ke atas kasur dan berjalan keluar.Setelah itu, Maxime segera mengemudikan mobilnya ke rumah sakit.Sepanjang jalan, Maxime mengingat kembali perkataan Reina kemarin malam."Pak Maxime, apa kamu sedih kalau aku mati?"Entah kenapa, saat ini Maxime merasa sulit bernapas.Dia sudah melepas dua kancing teratas kemejan

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 16

    Ini pasti hanya kebetulan!Pasti!Jika memang Reina yang menyelamatkannya, kenapa Jovan tidak pernah mendengar Reina mengungkit soal itu?Lalu, jika memang Reina yang menyelamatkannya, perbuatan Jovan selama ini pada wanita itu ....Jovan pun menutup rekam medis Reina.Dia kembali ke kantornya dan hanya duduk termangu sepanjang malam.Keesokan paginya, Jovan menelepon Marshanda. "Marsha, ayo ketemu. Ada yang ingin kubicarakan."Di dalam ruangan privat sebuah restoran.Marshanda datang dengan pakaian yang tampak memukau.Pelayan pun menghampirinya dan mengambil mantelnya.Jovan langsung memperhatikan lengan putih Marshanda yang mulus tanpa bekas luka.Empat tahun lalu, Jovan mengalami kecelakaan mobil.Jovan yang tidak sadarkan diri dan berlumuran darah terjebak di dalam.Jovan diselamatkan oleh seorang gadis yang mengulurkan tangan melalui pecahan kaca jendela untuk membuka pintu secara paksa. Gadis itu benar-benar tidak peduli dengan risiko yang mungkin terjadi.Sewaktu mengulurkan ta

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 17

    Tentu saja Marshanda tidak ingat.Namun, dia sangat pandai membaca tatapan orang. Marshanda menyambungkan benang merah akan sikap aneh Jovan hari ini, lalu bagaimana Jovan terus memperhatikan lengannya saat dia baru datang.Marshanda sontak menyadari sesuatu, dia pun berpura-pura bernostalgia bersama Jovan."Tentu saja aku ingat. Waktu itu aku takut banget melihatmu yang berlumuran darah.""Aku ingat waktu itu aku menarikmu keluar dari mobil yang akan meledak. Aku membuka pintu dengan paksa dan lenganku terluka.""Kamu tahu nggak, setelah lukaku sembuh, bekas luka di lenganku terlihat sangat mengerikan. Untunglah setelah itu aku menjalani operasi, jadi bekas lukanya memudar ...."Marshanda memang tahu betul tentang bekas luka di lengan itu.Karena hari itu dia melihat Reina dan bertanya apa yang terjadi ....Sebelumnya, Jovan pasti akan langsung percaya pada Marshanda, tetapi sekarang dia malah merasa ragu.Karena waktu itu, gadis yang menyelamatkannya berulang kali memberitahunya, "Ka

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 18

    Jovan mengambil cangkir teh yang ada di atas meja, lalu menenggaknya habis dan berkata, "Sudahlah, Kak Max. Reina 'kan sudah meninggal."Begitu berkata seperti itu, Jovan sontak menyadari bahwa dia sedang membela wanita tuli itu ....Maxime tidak menyadari ada yang berbeda dari sikap Jovan hari ini, dia terus membaca rekam medis Reina.Tepat saat dia nyaris selesai membaca, ponselnya berdering.Maxime mengambil ponselnya, ternyata yang meneleponnya adalah Ekki. Asistennya berujar dari ujung telepon, "Pak Maxime, kami berhasil menemukan Revin pergi ke mana."Ekki pun mengirimkan alamatnya kepada Maxime.Maxime membukanya, ternyata Revin sedang berada di daerah terpencil bernama Kabupaten Sariang.Nama itu terdengar tidak asing, tetapi Maxime tidak ingat di mana dia pernah mendengarnya.Karena Maxime tidak kunjung bicara, Jovan pun bertanya, "Ada apa?"Maxime bangkit berdiri, lalu berkata, "Aku harus pergi. Telepon aku kalau ada apa-apa."Setelah itu, Maxime mengambil mantelnya dan langs

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 19

    "Lyann kasihan juga, ya. Dia nggak punya anak perempuan, sementara bayi yang dia besarkan dengan susah payah juga sudah meninggal.""Ya, 'kan? Aku masih ingat Reina, benar-benar anak yang cerdas dan pintar. Kenapa dia pergi secepat ini?""Ternyata lahir dari keluarga kaya juga nggak enak, ya. Waktu terakhir kali ketemu Reina, dia tampak beda banget. Dia kelihatan sangat kurus kering, sudah seperti tulang dibalut kulit.""Lyann dan Reina selalu bilang suami Reina baik banget, tapi aku yakin mereka lagi bohong. Masa sudah menikah selama tiga tahun, tapi nggak pernah menemani Reina pulang ...."Ucapan mereka semua membuat tenggorokan Maxime terasa tercekat.Dia tidak bisa menunggu Lyann ataupun Reina lagi.Maxime pun bersandar di kursi kayu, lalu tidur dengan pulas. Dia baru tertidur selama beberapa saat ketika tiba-tiba terbangun.Dia bermimpi melihat Reina meninggal ....Begitu membuka mata, sekeliling Maxime terasa begitu sunyi dan gelap. Tidak ada Reina yang menemani.Saat ini, Maxime

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 20

    Setiap harinya, Maxime hanya tidur, makan dan sibuk dengan pekerjaannya.Bahkan Jovan diminta untuk mengambil beberapa barang peninggalan Reina yang ada di rumah Revin.Jovan menyadari betul perubahan sikap Maxime.Sejak pulang, Maxime jadi makin pendiam. Pria itu seolah-olah sibuk dengan dunianya sendiri.Jovan akhirnya bertanya pada Ekki, "Kak Max lagi kenapa, sih?""Entahlah," jawab Ekki sambil menggelengkan kepalanya."Apa menurut Pak Jovan Pak Maxime sangat menyukai Reina?"Begitu mendengar pertanyaan itu, sebersit cahaya aneh berkilat dalam sorot pandangan Jovan."Mana aku tahu?"Setelah berkata seperti itu, dia pun masuk ke dalam mobil dan menyuruh sopirnya untuk mengemudikan mobil melaju dari situ.Jovan duduk bersandar di kursi, lalu memijat batang hidungnya.Jika memang Maxime menyukai Reina, kenapa pria itu begitu terburu-buru mengubah Grup Andara yang baru saja diakuisisi?Maxime pasti tahu betapa pentingnya Grup Andara bagi Reina. Itu 'kan perusahaan yang dibangun sendiri

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 21

    Jovan mencengkeram kepalanya kuat-kuat sambil berteriak."Kenapa, Pak Jovan? Ada apa?" tanya asisten Jovan yang berada di sampingnya dengan kebingungan.Akal sehat Jovan pun kembali. Dia menatap asistennya."Aku mau tanya. Kalau ada orang yang menyelamatkanmu, tapi kamu nggak tahu dan menjadikan penyelamatmu itu bulan-bulanan, kenapa orang itu nggak memberitahumu kalau dia menyelamatkanmu? 'Kan dengan begitu kamu nggak akan menjadikan dia bulan-bulanan lagi!"Begitu mendengar pertanyaan itu, si asisten pun berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Yah, sederhana saja. Pertama, mungkin dia menganggap aku sudah tahu siapa yang menyelamatkanku. Tapi, karena aku nggak bertanya apa-apa padanya, jadi orang itu menganggap aku bukanlah orang yang tahu balas budi. Itu sebabnya dia merasa nggak ada gunanya juga memberitahuku.""Kedua, orang itu mungkin berpikiran bahwa menyelamatkanku bukanlah perbuatan besar yang gimana-gimana, jadi nggak usah diumbar-umbar ...."Bukanlah perbuatan yang besa

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 22

    Belum sempat Jovan selesai bicara.Para pengawal membawa masuk dan melempar seorang pria tua yang dipenuhi dengan luka.Jovan mengenalinya, dia adalah Pak Jeremy.Kemarin lusa, Maxime menyuruh orang untuk mencari ibu dan adik laki-laki Reina yang kabur ke luar negeri. Setelah itu, Maxime mengetahui bahwa pria tua inilah yang hendak dinikahkan dengan Reina dan bukan Revin!Itu sebabnya Maxime langsung menyuruh orang untuk menangkap pria tua itu.Akan tetapi, setelah disiksa sehari semalam, pria tua itu tetap tidak tahu di mana Reina.Maxime pun menatap Jeremy dengan saksama sambil bertanya, "Kamu masih berniat menikahi Reina?"Pria tua itu langsung bersujud sambil menahan sakit."Nggak, nggak, aku nggak berani lagi ...."Setelah itu, Jeremy diseret keluar.Akhir cerita hidupnya sudah jelas.Maxime pun menatap Jovan dengan ekspresi datar, lalu bertanya, "Barusan kamu membela Reina?"Tenggorokan Jovan sontak terasa tercekat, dia tidak berani mengatakan apa-apa."Menurutku, kamu nggak usah

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2068

    Riko hampir saja tertangkap oleh Melisha, tetapi tiba-tiba ada seseorang yang melangkah di depannya dan menghentikan Melisha."Nyonya, kenapa Nyonya mengganggu anak kecil?" kata Cikita dengan suara dingin.Melisha langsung mengerutkan kening saat melihat wanita tidak tahu diri yang menghentikannya. "Kamu pikir kamu siapa, beraninya menceramahiku?"Setelah mengatakan itu, dia melihat ke arah manajer toko yang baru saja berjalan mendekat."Kamu manajer toko? Apa begini caramu melatih pegawai di toko?"Manajer toko sedikit bingung, masih tidak tahu apa yang sedang terjadi."Nyonya Melisha, apa yang terjadi? Siapa yang membuat Nyonya kesal?"Melisha menunjuk ke arah Cikita. "Dia. Pecat dia sekarang juga."Manajer toko melihat ke arah Melisha menunjuk dan matanya tertuju pada Cikita."Cikita, apa yang terjadi? Kenapa kamu nggak menghormati Nyonya Melisha? Dia itu pelanggan besar di toko kita. Cepat minta maaf sama Nyonya Melisha sekarang juga!"Manajer toko tahu bahwa Cikita berasal dari ke

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2067

    Cara Melisha mengatakan hal ini terkesan seperti dia adalah seorang hakim. Apa yang dia katakan harus dilakukan.Perlahan, para pemandu belanja mulai tidak senang dengannya. Namun, mereka tidak berani mengatakan apa pun."Ini ...."Mereka tidak mau memaksa seorang anak untuk melepas topeng dan memberikannya kepada anak nakal itu.Melihat ini, Melisha langsung berjalan menghampiri."Kalian nggak berani? Biar aku saja."Sikapnya tidak menunjukkan seorang nyonya kaya rasa. Dia benar-benar akan mengambil topeng milik seorang anak yang datang tanpa ditemani orang tuanya.Di balik topeng Raja Kera, wajah kecil Riko sedingin es dan terlihat tidak baik-baik saja. Dia sudah siap untuk menggigit Melisha saat wanita itu meraih topengnya nanti.Namun, pemandu belanja yang barusan melayani Riko dan membantunya mengambil pakaian tiba-tiba berjalan keluar dengan membawa banyak pakaian mewah."Tuan muda, lihatlah pakaian-pakaian ini."Semua orang berbalik untuk melihat ke arah pemandu belanja itu.Di

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2066

    Riko dengan malas mengabaikannya dan duduk dengan tenang.Tommy langsung menjadi tidak senang ketika melihat anak ini mengabaikannya. Dia pun mengulurkan tangannya. "Berikan topengmu!"Riko memutar matanya, membelakangi Tommy dan terus duduk.Tommy yakin anak nakal ini memang sengaja membuatnya kesal."Beraninya kamu mengabaikanku!"Dia mengepalkan tinjunya dengan marah dan mengangkat tangannya, hendak melepas topeng Rico.Melihat hal ini, Riko tidak bersikap sopan lagi dan mendorongnya.Tommy tiba-tiba terdorong dan mundur beberapa langkah, tersandung dan duduk dengan pantat jatuh ke lantai.."Kamu! Beraninya kamu mendorongku!"Setelah mengatakan itu, dia berteriak kepada Melisha yang masih memilih pakaian di luar, "Ibu, Ibu, ada yang menggangguku."Ketika mendengar teriakan putranya, Melisha menjatuhkan pakaian di tangannya dan bergegas ke ruang tunggu. Dia melihat Tommy sudah duduk di lantai, tengah meratap dan berteriak.Dia bergegas menghampiri. "Nak, kamu kenapa? Siapa yang mengg

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2065

    Reina baru akan mengatakan bahwa dia akan menemani Riki, tiba-tiba Maxime berbicara lebih dulu."Kamu bukan anak kecil, pergilah sendiri."Riki mengiakan pelan, lalu turun dari kursi dan pergi ke toilet sendiri.Mana mungkin Reina bisa tenang saat dia pergi ke toilet sendiri? Lalu, dia berkata pada Maxime, "Kamu temani dia sana. Bagaimana kalau dia jadi sasaran orang jahat?"Maxime menatapnya. "Jangan khawatir, keamanan di sini sangat bagus. Selain itu, dia juga ada pengawal, nggak akan terjadi apa-apa dengannya."Reina merasa lega mendengar bahwa Riki diikuti oleh seorang pengawal.Dia memperhatikan wajah Maxime yang terlihat murung. "Kenapa kamu kesal begitu?""Nggak, aku nggak kesal." Maxime menjawab dengan tenang.Riko juga menyadari akan hal ini, lalu berkata, "Ayah, wajahmu sehitam papan tulis, lebih baik jangan bohong."Maxime mengerutkan kening.Reina menatapnya dengan prihatin, "Ada apa? Kenapa kamu marah, apa kamu sedang ada masalah di tempat kerja?""Nggak, aku baik-baik saj

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2064

    Setelah beberapa menit berlalu, Reina dan Maxime keluar sambil menggendong dua anak yang mengenakan topeng.Riki bertanya dengan getir, "Kak, kenapa aku juga harus pakai topeng?""Jangan banyak bicara. Pakai saja topengnya biar nggak dikenali. Kamu punya banyak penggemar di sosial media, apa kamu ingin mereka mengerumunimu dan minta tanda tanganmu?" Riko merasa ngeri saat membayangkan adegan itu.Sudut mulut Riki terangkat tinggi saat membayangkan adegan itu.Dia menyeringai, "Bukankah itu menyenangkan? Aku senang, kok."Riko, "..."Benar saja, keduanya tidak berada dalam dimensi yang sama."Pakailah dengan patuh dan jangan buat masalah," kata Riko.Riki menghela napas dalam, tetapi setelah beberapa saat, dia kembali bertanya, "Kak, boleh saja kalau pakai topeng, tapi kenapa kamu pakai topeng Raja Kera dan aku pakai topeng Siluman Babi?"Riko menjawab, "Karena Raja Kera itu lebih tua, Siluman Babi lebih muda. Aku kakak dan kamu adik, paham?""Oh."Riki tidak bisa berkata-kata.Reina da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2063

    Maxime juga menginginkan anak perempuan. Dia berpikir bahwa jika Reina melahirkan anak perempuan, anak itu pasti akan secantik Reina.Reina yang duduk di samping mereka tidak menyangka akan ditatap dengan tegas oleh suami dan anaknya.Dia langsung meringis dan menolak, "Nggak, aku nggak mau punya anak lagi."Melahirkan terlalu menyakitkan. Selain itu, dia sudah memiliki empat anak. Meskipun dia menginginkan anak perempuan, dia tidak ingin bertaruh.Riki tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa di bawah matanya, kemudian diam-diam menarik pandangannya.Maxime yang mendengar itu pun menghormati pilihan Reina, lalu berkata kepada Riki."Riki, melahirkan itu nggak mudah, begitu pula dengan membesarkan anak. Mama sudah cukup punya kamu, kakakmu dan kedua adikmu. Mama bisa punya lagi kalau Mama ingin. Tapi kalau tidak, kita nggak boleh memaksanya."Riki tentu saja mengerti, mengangguk dengan serius. "Ya, aku mengerti."Dia melingkarkan lengannya di lengan Reina."Mama, kalau begitu saat Mama in

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2062

    Pernyataan Diego sebelumnya, yaitu tentang meminjam uang kepada Reina, itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawanya.Setelah mendengar itu, Sophia terdiam beberapa detik, lalu berbicara, "Kenapa nggak tahun baruan bersama kami saja?"Kenapa dia harus melewati Tahun Baru sendirian?Mata Diego langsung berbinar ketika mendengarnya."Ya. Tapi, aku nggak tahu apakah orang tamu mengizinkan?" tanya Diego lagi."Aku akan menyewa vila selama seminggu untuk merayakan Tahun Baru, mengajak Ayah dan Ibu untuk tinggal di sana."Sophia sudah mencari vila di internet yang berada di pinggir kota, yang nyaman ditinggali dan memiliki pemandangan yang bagus."Nanti, aku tinggal kasih tahu mereka di mana aku menyewa vilanya."Sophia tidak ingin orang tuanya tahu kalau dia menyewa tempat kumuh seperti yang dia tinggali sekarang.Diego mengangguk setuju. "Ya.""Jadi, apa kamu sudah menemukan vila yang cocok? Haruskah aku bantu cari?"Diego berpikir bahwa dia telah menabung cukup banyak uang dan bisa menyewa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2061

    "Aku pernah dengar dari Deron, katanya namanya Sophia. Semoga dia benar-benar bisa mengubah Diego."Kekhawatiran terbesar Reina sebenarnya adalah Diego akan menyakiti Sophia.Wanita sebaik itu tidak boleh disakiti lagi oleh Diego."Hmm, pasti, Bos. Jangan khawatir," kata Sisil sambil membawakan secangkir kopi untuk Reina."Terima kasih," ucap Reina....Di sisi lain, Diego selesai membeli makanan dan segera kembali ke dalam bangsal Sophia.Di dalam bangsal, Sophia mencoba memaksakan diri untuk bangun, tetapi kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangannya menjadi hitam. Dia merasa seperti akan jatuh ke lantai.Diego tidak sempat berpikir panjang, menjatuhkan nasi di tangannya dan melangkah mendekat untuk menopangnya."Kenapa kamu tiba-tiba bangun dari tempat tidur? Apa kamu ingin ke toilet?"Diego bertanya dengan cemas.Mata Sophia sedikit terbuka, kemudian dia menyadari bahwa tubuhnya bersandar pada tubuh Diego."Aku ingin bangun dan jalan-jalan ...."Setelah mengatakan itu, dia berpegang

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2060

    Diego menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Ya, aku mengerti. Aku nggak akan menemui kakak."Sophia menatapnya dengan kekhawatiran di matanya."Sebenarnya kamu nggak perlu mendengarkanku. Pemikiran setiap orang berbeda. Mungkin beberapa orang merasa bahwa meminta uang kepada kakak mereka adalah hal yang wajar. Bagaimanapun, sudah hal biasa kalau saudara saling membantu. Kalau kamu benar-benar merasa terbebani, kamu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Jangan sampai kamu menyalahkanku pada akhirnya."Diego kembali menggelengkan kepalanya. "Mana mungkin. Aku pikir apa yang kamu katakan benar. Aku sudah besar, tapi selalu minta uang sama kakak. Ini tidak baik kalau dibiasakan.""Aku sudah bilang sebelumnya, aku harus semangat. Bukankah tabunganku sudah lebih dari enam ratus juta?"Beberapa waktu yang lalu, dia sangat putus asa. Setiap kali menemani minum, dia minum sampai pingsan.Itu sebabnya dia memiliki tabungan cukup banyak.Setelah dia bekerja sendiri, dia baru menyadari bahwa

DMCA.com Protection Status