Share

Bab 9

Author: Kacang Merah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Maxime mendengarkan dalam diam, tatapannya menjadi suram tetapi dia tidak membantah.

Justru karena sikap acuh tak acuh Maxime inilah yang membuat baik Jovan, Joanna, Ekki bahkan semua pelayan di kediaman utama Keluarga Sunandar tidak memperlakukan Reina layaknya manusia.

Tiba-tiba Jovan menerima telepon dan pergi dengan tergesa-gesa.

Setelah Jovan pergi, Maxime spontan melirik ponselnya dan mendapati Reina tidak meneleponnya.

Maxime menelepon, tetapi kembali disambut suara operator.

"Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak terjangkau. Silakan hubungi lagi beberapa saat lagi ...."

Maxime pun membuang ponselnya ke samping karena frustrasi.

Kemudian dia berdiri dan berjalan ke jendela besar yang tingginya sama dengan tinggi ruangannya, lalu menyalakan rokok.

Perkataan Reina tadi pagi masih terngiang-ngiang ... Reina bilang dia menyesal ....

Tenggorokan Maxime terasa sangat pahit, dia berdeham dua kali dan tiba-tiba mendengar suara seorang wanita di belakangnya.

"Kak Max jangan merokok, nggak baik untuk kesehatan."

Hati Maxime menegang, dia kira Reina akhirnya pulang.

Namun, waktu balik badan, dia mendapati Marshanda-lah yang datang. Saat ini wanita itu berpakaian seperti seorang istri yang baik.

Pupil mata Maxime yang dalam dan tenang pun berkilat, lalu dia bertanya dari kejauhan, "Tumben datang?"

Marshanda menatapnya dengan sangat lembut.

"Tante yang memintaku datang. Dia tahu Reina sudah menemukan pasangan lain dan memintamu untuk nggak terlalu memikirkannya."

Tante yang dimaksud di sini adalah ibu Maxime.

Empat tahun yang lalu ....

Joanna dan Jovan duduk di mobil yang sama dan ternyata perusahaan musuh sudah mengincar mereka dan membuat mereka kecelakaan.

Joanna kehilangan banyak darah. Waktu itu stok darah golongan darah 'O' di rumah sakit habis, kebetulan Reina punya golongan darah yang sama.

Setelah menyelamatkan Jovan, Reina pun mentransfusikan darahnya untuk Joanna.

Namun, setelah transfusi darah, Reina yang kelelahan pun pingsan.

Waktu itu Marshanda sangat bergantung pada Keluarga Andara sehingga Marshanda mengusahakan segala cara untuk menyenangkan Reina.

Waktu tahu Reina ada di rumah sakit, Marshanda langsung datang untuk merawat Reina, dari situlah dia tahu aksi Reina yang sudah menyelamatkan Joanna dan Jovan.

Sayang, tidak ada yang menyadari kalau ternyata Marshanda "secara tidak sengaja" mengklaim dirinya sebagai penyelamat Joanna dan Jovan.

Marshanda kira Maxime pasti akan menikahinya karena dia sudah menyelamatkan nyawa ibunya.

Tidak disangka Joanna malah menikahkan Maxime dengan Reina dari Keluarga Andara demi karier dan kekuasaan putranya, padahal Reina punya pendengaran yang buruk.

Sekarang, Maxime sudah memutuskan hubungan dengan Reina, meski sudah menikah selama tiga tahun saja mereka tidak punya anak.

Joanna mulai longgar dalam urusan menantu dan mendukung hubungan Marshanda dan Maxime. Joanna juga menyetujui pernikahan mereka asal Marshanda bisa memberi seorang anak.

"Siapa pasangannya?"

Maxime bertanya sambil menatap Marshanda.

Di telepon, Reina bilang dia tidak akan menikah dengan orang lain demi uang 600 miliar.

Maxime juga tidak percaya bahwa perasaan Reina padanya selama bertahun-tahun ini semua hanya rekayasa belaka.

Marshanda terlihat ragu.

"Aku juga nggak tahu."

Kalau Maxime tahu Reina dipaksa menikahi seorang kakek tua, Maxime pasti luluh.

"Kalau nggak tahu jangan ungkit-ungkit lagi."

Marshanda tertegun sesaat, lalu mengangguk.

Seharian ini, Maxime sangat tidak fokus.

...

Malam itu, di ruang ICU rumah sakit Kota Simaliki.

Reina masih bernapas, meski sangat lemah.

Dia belum mati. Setelah Revin membawanya ke rumah sakit, para dokter rumah sakit berhasil membawanya kembali dari ambang kematian.

Reina melihat Lyann menangis di sampingnya, dia pun memaksakan diri untuk menghiburnya.

"Aku ... nggak apa-apa, jangan nangis ...."

Reina adalah orang pengecut, dia bahkan memilih obat tidur untuk mati ....

Lyann terlihat jauh lebih tua dalam semalam, hal ini membuat Reina merasa sangat sedih dan bersalah.

Lyann tercekat. Dia menggenggam erat tangan Reina seraya berkata, "Nana, dengarkan kata-kata Ibu. Kamu harus berjuang dan sembuh ya, kita mulai hidup yang baru, ya?"

Reina tidak bisa berjanji.

Saat ini, di koridor rumah sakit.

"Pak, hasil pemeriksaan pasca operasi sudah keluar. Ternyata dia hamil setengah bulan."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Sudah ku duga Reina Bakal Hamil, jadikan Anak itu Penyemangat Hidupmu Reina
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 10

    Angin bertiup kencang di luar jendela, Reina meletakkan tangannya yang pucat dan kurus di perut bagian bawah, tatapannya terlihat pilu.Revin memberitahunya, dokter bilang dia hamil.Anak ini datang di waktu yang salah.Lyann menatap Reina dan mendapati tatapannya kosong, Reina tidak terlihat punya keinginan untuk bertahan hidup."Nana."Reina tersadar dari lamunannya, lalu menoleh. "Bu Lyann."Mata Lyann memerah, dia merapikan beberapa helai rambut yang berantakan di pelipis Reina seraya berkata, "Nana, Ibu itu nggak punya anak dan sudah menganggapmu seperti anakku sendiri.""Ibu nggak berharap kamu jadi orang sukses dan kaya raya, aku hanya ingin melihatmu sehat.""Kalau satu-satunya anakku mati, mana mungkin aku bisa tetap menjalani hidup?"Mata Reina menegang saat melihat Lyann mengambil pisau buah."Aku yang membesarkanmu sampai umur 10 tahun, tapi aku salah karena nggak bisa menemanimu lagi setelah itu. Sekarang, aku mau pergi minta maaf pada Tuan Besar Anthony."Setelah Lyann se

    Last Updated : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 11

    Hujan masih sering turun di penghujung bulan Mei.Setelah Reina keluar rumah sakit, Revin sering meluangkan waktu untuk menemaninya.Mungkin karena efek samping dari obat-obatan yang dia minum dulu, kondisi kesehatan Reina jadi lebih buruk dari sebelumnya.Namun, semangat hidupnya sangat tinggi, kadang saat tidak nafsu makan, dia tetap memaksakan diri untuk mengisi perutnya.Selama bersama Revin, dia tidak pernah menyebut nama Maxime sekalipun.Setiap orang berbeda, ada tipe yang suka memendam masalah dan begitu masalah itu diungkit kembali, mereka akan merasa tersiksa sama seperti luka lama yang terbuka kembali.Atau mungkin dia tidak ingin menyebarkan aura negatif pada orang-orang di sekitarnya.Saat sendirian, ada kalanya Reina memandangi foto profil WhatsApp Maxime.Dia tidak tahu bagaimana sebaiknya memulai pembicaraan untuk membahas perceraian mereka.Hari ini, Reina pergi keluar untuk berbelanja bahan makanan dan baru saja hendak pulang.Saat dia hendak pulang, ada seseorang ber

    Last Updated : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 12

    Reina baru paham maksud peringatan Marshanda tadi, ternyata dia akan mengadukan pembicaraan mereka tadi pada Maxime.Sebelum Reina sempat menjawab, Maxime sudah kembali melanjutkan."Perceraian ini urusan kita berdua, kamu nggak perlu melukai Marshanda sampai membuatnya masuk rumah sakit."Reina tertegun sesaat, tetapi langsung paham situasinya.Dia tidak menyangka Marshanda menggunakan cara kotor untuk menjebaknya dan bisa-bisanya Maxime percaya."Terserah mau percaya atau nggak. Tadi kami hanya bertemu untuk mengobrol sebentar, aku nggak melakukan apa pun padanya."Setelah berkata Reina langsung menutup telepon.Ekspresi Maxime yang sedang menemani Marshanda di rumah sakit sangat tidak enak dilihat.Marshanda sedang berbaring di ranjang rumah sakit, dahinya terbalut perban.Tadi setelah bertemu Reina, dia sengaja melukai dahinya dan memfitnah Reina."Awalnya aku cuma mau bicara baik-baik dengannya, nggak kusangka dia malah ...."Sebelum Marshanda selesai berbicara, dia mengeluarkan s

    Last Updated : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 13

    Apanya yang menyarankan? Jelas-jelas ini memberi pelajaran pada Reina.Semua anggota keluarga Maxime, Ekki bahkan semua pembantu di kediaman utama berhak mengajari Reina.Reina harus berterima kasih dan menerima dengan senyum.Namun, sekarang Reina tidak ingin lagi menyalahkan dirinya sendiri ....Reina mengepalkan tangannya.Dia menatap Ekki dengan dingin. "Dia marah? Bukan urusanku.""Kalau nggak ada urusan lain, aku permisi dulu."Hati Ekki bergetar saat melihat tatapan dingin Reina.Ekki baru akan menjawab saat Reina sudah lebih dulu menutup pintu.Ini adalah pertama kalinya Ekki ditolak mentah-mentah.Selama ini hanya Ekki seorang yang mengabaikan Reina, kenapa sekarang posisi mereka terbalik?Apa Reina serius ingin bercerai?...Reina tahu Ekki pasti akan melaporkan hal ini pada Maxime.Jadi, Reina duduk lemas di sofa sambil menunggu Maxime memarahinya.Persis seperti dugaan Reina, Ekki memang melapor kejadian barusan pada Maxime.Hari ini angin bertiup sangat kencang, kaca jende

    Last Updated : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 14

    Reina sangat ketakutan melihat Maxime yang menyerangnya penuh nafsu, dia hanya bisa melindungi perutnya dengan hati-hati.Entah setelah berapa lama barulah Maxime berhenti."Reina, jangan membuatku marah," ujar Maxime dengan napas yang tersengal-sengal.Perkataan Maxime terdengar samar-samar di telinga Reina.Dengan tatapan kosong, dia bertanya, "Bukannya kamu yang bilang nggak akan pernah menyentuhku?""Sekarang apa maksud semua ini?"Reina membenamkan wajahnya di bantal, Maxime tidak menyadari wajahnya yang pucat.Reina menambahkan, "Apa pacarmu tahu perbuatanmu ini? Dia pasti akan sangat marah kalau tahu."Dulu Reina merasa Maxime itu kejam, tetapi ada kalanya penuh kasih sayang.Sekarang, Reina hanya merasa Maxime itu pria jahat.Pacar?Maxime tahu yang Reina maksud adalah Marshanda."Apa kamu pernah memikirkan hal ini waktu bersama Revin?"Mereka saling menyerang.Maxime tidak akan pernah menyalahkan diri sendiri demi seorang wanita, apalagi wanita itu Reina.Maxime mengejek tanpa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 15

    Setelah tahu Reina hamil, Jovan meminta pihak rumah sakit untuk selalu mengabarinya tentang kondisi Reina.Entah kenapa, tiba-tiba firasat Maxime menjadi buruk."Ada apa?""Aku nggak tahu apa yang terjadi. Waktu hari ini aku ke rumah sakit, dokter bilang Reina meninggal!"Ucapan Jovan itu membuat Maxime merasa seperti tersambar petir di siang bolong!Meninggal?Mustahil!Semalam Reina masih baik-baik saja!Maxime sontak bangkit berdiri, kepalanya terasa berputar. "Apa yang sebenarnya terjadi?""Dokter bilang semalam Reina masuk rumah sakit dan hari ini dinyatakan meninggal setelah jantungnya berhenti berdetak."Tanpa berbasa-basi lagi, Maxime mengambil jas yang dia lemparkan ke atas kasur dan berjalan keluar.Setelah itu, Maxime segera mengemudikan mobilnya ke rumah sakit.Sepanjang jalan, Maxime mengingat kembali perkataan Reina kemarin malam."Pak Maxime, apa kamu sedih kalau aku mati?"Entah kenapa, saat ini Maxime merasa sulit bernapas.Dia sudah melepas dua kancing teratas kemejan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 16

    Ini pasti hanya kebetulan!Pasti!Jika memang Reina yang menyelamatkannya, kenapa Jovan tidak pernah mendengar Reina mengungkit soal itu?Lalu, jika memang Reina yang menyelamatkannya, perbuatan Jovan selama ini pada wanita itu ....Jovan pun menutup rekam medis Reina.Dia kembali ke kantornya dan hanya duduk termangu sepanjang malam.Keesokan paginya, Jovan menelepon Marshanda. "Marsha, ayo ketemu. Ada yang ingin kubicarakan."Di dalam ruangan privat sebuah restoran.Marshanda datang dengan pakaian yang tampak memukau.Pelayan pun menghampirinya dan mengambil mantelnya.Jovan langsung memperhatikan lengan putih Marshanda yang mulus tanpa bekas luka.Empat tahun lalu, Jovan mengalami kecelakaan mobil.Jovan yang tidak sadarkan diri dan berlumuran darah terjebak di dalam.Jovan diselamatkan oleh seorang gadis yang mengulurkan tangan melalui pecahan kaca jendela untuk membuka pintu secara paksa. Gadis itu benar-benar tidak peduli dengan risiko yang mungkin terjadi.Sewaktu mengulurkan ta

    Last Updated : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 17

    Tentu saja Marshanda tidak ingat.Namun, dia sangat pandai membaca tatapan orang. Marshanda menyambungkan benang merah akan sikap aneh Jovan hari ini, lalu bagaimana Jovan terus memperhatikan lengannya saat dia baru datang.Marshanda sontak menyadari sesuatu, dia pun berpura-pura bernostalgia bersama Jovan."Tentu saja aku ingat. Waktu itu aku takut banget melihatmu yang berlumuran darah.""Aku ingat waktu itu aku menarikmu keluar dari mobil yang akan meledak. Aku membuka pintu dengan paksa dan lenganku terluka.""Kamu tahu nggak, setelah lukaku sembuh, bekas luka di lenganku terlihat sangat mengerikan. Untunglah setelah itu aku menjalani operasi, jadi bekas lukanya memudar ...."Marshanda memang tahu betul tentang bekas luka di lengan itu.Karena hari itu dia melihat Reina dan bertanya apa yang terjadi ....Sebelumnya, Jovan pasti akan langsung percaya pada Marshanda, tetapi sekarang dia malah merasa ragu.Karena waktu itu, gadis yang menyelamatkannya berulang kali memberitahunya, "Ka

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1794

    Vior memang mau lihat seperti apa rupa suami Reina.Tidak lama kemudian, mobil Maxime datang.Mobil berhenti perlahan, sopir membuka pintu dan Maxime turun dari mobil. Dia tinggi dan tegap, wajahnya luar biasa tampan.Vior yang berdiri di samping kakek sampai membelalak saat melihat Maxime.Suami Reina tampan sekali?Kalau tidak salah, dulu Syena pernah cerita kalau suami Reina dan suaminya itu saudara kembar?Jadi, suami Syena juga terlihat seperti ini?Reina ini beruntung banget bisa begitu dicintai dua orang pria luar biasa yang begitu tampan!Vior membelalak tidak percaya. Saat dia tersadar dari lamunan, Maxime sudah berada di depan mereka.Maxime sangat berwibawa dan aura sebagai seorang pemimpin sangat kuat. Tapi saat berhadapan dengan para senior, Maxime merendah dan bersikap sopan, "Kakek, Nenek."Maxime tidak lupa membawa banyak hadiah.Kakek dan nenek pun terlihat puas akan Maxime.Maxime sangat tampan dan punya perilaku yang baik."Ayo cepat masuk."Nenek yang semula khawati

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1793

    Setelah pulang kerja, Maxime menelepon Reina dan menanyakan kabarnya.Setiap hari Reina akan berbagi cerita dengan Maxime."Besok aku ke sana ya," kata Maxime."Ya." Reina mengangguk, "Kalau gitu kita bisa main bersama di sini sebentar.""Ya." Maxime tersenyum.Ingin sekali rasanya Maxime terbang ke hadapan Reina sekarang juga dan memeluknya.Setelah Reina dan Maxime selesai mengobrol, Alana baring di kasur dan berdiskusi dengan Alana ke mana tujuan wisata mereka selanjutnya.Beberapa hari yang lalu, Alana sudah menceritakan pada Reina kalau Jovan sudah tahu tentang kehamilannya.Kini Alana dan Jovan jadi lebih harmonis.Ke mana pun Reina dan Alana pergi, Jovan pasti mendampingi dan menjaga Alana.Melihat Jovan sangat mengkhawatirkan keselamatan Alana, Reina akhirnya merasa lega.Sementara itu.Liane yang ada di dalam kamar saat ini batuk parah.Sekretaris menghentakkan kakinya dengan cemas, "Bu Liane, ayo kita ke rumah sakit.""Nggak, kalau aku tiba-tiba pergi ke rumah sakit, orangtua

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1792

    Orang itu langsung bertatapan dengan Reina."Ckck, ada ya orang yang begitu nggak tahu diri. Dia pikir setelah diakuin jadi anak, dia jadi orang paling hebat sedunia?" ujar seorang gadis yang terlihat seumuran dengan Reina.Gadis itu seperti baru berusia 20 tahun.Kemarin Reina sudah melihat wanita ini, sepertinya dia adalah putri dari kerabat jauh yang tinggal sementara di sini, namanya Vior Yinandar.Alasan kenapa Riana bisa mengingat wanita ini adalah karena di antara para kerabatnya yang lain, hanya wanita ini yang menatapnya dengan penuh kebencian.Vior sengaja meninggikan suaranya dan hendak berjalan melewati Reina.Tapi Reina menghentikannya, "Apa aku sudah menyinggungmu?"Vior berhenti melangkah, jelas tidak menyangka Reina berani menghalangi jalannya.Dia memiringkan kepalanya dan menatap Reina tanpa berbasa-basi."Kamu nggak sadar sama perbuatanmu sendiri?"Reina mengernyit bingung, "Hm? Aku nggak kenal kamu sama sekali. Apa yang sudah aku lakukan sampai bikin kamu kesal?"Re

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1791

    "Aku pasti sayang sama mereka, mau seperti apa pun mereka. Kan mereka anakku," ucap Jovan sambil tersenyum lebar.Alana menatap Jovan, sepertinya pria ini tidak berbohong.Alana akhirnya mengambil keputusan, "Oke, kalau gitu aku kasih kesempatan. Kalau suatu hari kamu memperlakukan aku dan anakmu dengan buruk, kami bakal langsung ninggalin kamu."Alana terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Oh ya, kamu juga harus kasih ganti rugi ke kami."Alana bukan orang suci. Karena tahu rasanya dikhianati, dia perlu ganti rugi untuk berjaga-jaga.Jovan mengangguk berulang kali, "Ya, kita bikin perjanjian aja. Kalau aku nggak baik sama kamu dan anak-anak, aku akan kasih semua properti Keluarga Tambolo ke kalian, aku akan mati sendirian dan hidup sengsara."Alana langsung memanfaatkan momen ini.Alana berdiri dan meminta resepsionis mengantarkan pena juga kertas."Nih, tulis."Jovan tidak bercanda, dia langsung mengambil pena dan kertas dan mulai menulis.Karena dulu pernah belajar dunia hukum, Jovan ti

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1790

    Jovan terlihat ragu-ragu.Bagaimana kalau anak itu bukan anaknya?Tapi kalau bukan anaknya, anak siapa?Sejak mereka menikah, Tuan Besar Jacob sudah mengikat mereka sehingga dari pagi sampai malam, mereka tidak terpisahkan.Pada akhirnya, rasa ingin tahulah yang menang."Kamu hamil!"Ini adalah pernyataan, bukan pertanyaan.Alana merasa seperti disambar petir, wajahnya pucat pasi.Perubahan ekspresi Alana membuat Jovan bertanya-tanya apa Alana sudah berselingkuh dengan pria lain."Anak itu anakku, 'kan?" Jovan bertanya dengan ragu.Alana tersadar dari lamunan dengan wajah memerah, "Ya menurutmu?"Jovan akhirnya yakin, Alana hamil anaknya.Entah mengapa, Jovan merasa jantungnya akan melompat keluar dari dadanya, dia ingin sekali memeluk Alana.Tangan dan kaki Jovan bergerak spontan. Dia mendatangi Alana dan menggendongnya bak seorang putri."Aku bakal jadi papa?" Jovan tersenyum lebar.Begitu tubuhnya terangkat di udara, Alana pun panik. Dia meraih lengan Jovan dengan satu tangan dan me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1789

    Reina mengikuti Alana masuk yang langsung berdoa.Alana tidak tahu kalau Jovan sudah tahu akan kehamilannya.Alana menemui seorang guru spiritual dan memintanya untuk menulis jimat keselamatan, lalu pergi berdoa lagi.Reina juga berdoa untuk Riki, Riko, Liam, Leo, Maxime, Liane dan lainnya. Dia memohon keselamatan untuk mereka.Mereka selesai berdoa setengah jam kemudian.Begitu di luar, Alana sekilas melihat Jovan di tengah kerumunan.Pria itu menatapnya dengan aneh.Alana mengernyit bingung, "Ngapain kamu ke sini?"Mata Jovan merah, dia mau langsung menanyai Alana, tetapi niatnya dia urungkan saat melihat Reina juga ada di sini."Kamu mau pulang jam berapa? Aku mau nanya sesuatu." Jovan berusaha menjaga suaranya setenang mungkin.Alana tidak sadar gelagat aneh Jovan, dia menyahut dengan kesal, "Ih akhirnya aku bisa pergi belanja sama Nana, ngapain kamu ngurus aku pulang jam berapa. Sudah jangan buntutin kami dong."Reina bisa membaca situasi, dia merasa Jovan menyadari sesuatu.Reina

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1788

    Kakek dan nenek Reina sangat ramah.Alana mengangguk berulang kali. Dia juga tahu Keluarga Yinandar tidak akan kekurangan uang atau harta apa pun."Nanti pas belanja kita lihat ya ada barang bagus nggak yang bisa kita beli buat mereka," ucap Alana."Oke."Reina memanggil pelayan untuk memesan.Reina tidak menyangka bos restoran itu sendiri yang melayani mereka, dia berkata dengan hormat, "Kalian mau pesan apa, ini buku menunya. Kalian bisa memesan apa pun yang kalian mau."Reina belum terlalu lapar, jadi dia meminta Alana untuk memesan.Akhirnya mereka memesan beberapa hidangan khas.Tidak lama kemudian hidangan disajikan. Sambil makan, Alana memberi tahu Reina, Jovan yang sangat keras kepala itu memutuskan akan tinggal bersamanya."Menurutmu aku harus gimana?" Alana menyuap beberapa suap dan tidak nafsu lagi. Tiba-tiba dia mau muntah dan langsung lari ke kamar mandi.Bosnya ketakutan setengah mati dan buru-buru datang untuk bertanya pada Reina, "Nona, Apa makanannya tidak sesuai denga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1787

    Alana menganga saat melihat orang yang turun adalah Reina.Ada apa ini?Kenapa tiba-tiba Nana jadi suka gaya orang kaya? Mereka 'kan cuma mau makan, mengobrol dan belanja? Kenapa bawa begitu banyak orang?Reina juga memperhatikan tatapan aneh di sekelilingnya. Dia turun dari mobil dengan rasa malu, berharap bisa bersembunyi di suatu tempat.Reina buru-buru masuk ke restoran.Karena para pengawal masih mau mengikuti, Reina pun berbisik, "Nggak apa-apa, kalian tunggu aku di luar."Pengawal menatap Reina dengan tatapan khawatir."Nggak bisa, Bu Liane pesan kami harus bersiap siaga dalam radius 10 meter."Reina terdiam.Dia tidak punya pilihan selain masuk dengan sekelompok pengawal.Untungnya, tidak ada seorang pun di restoran saat ini.Bos restoran menatap mereka, langsung berjalan mendekat dan bertanya dengan hati-hati, "Ah, anu ... Apa aku melakukan kesalahan?"Reina bingung.Dia melihat sekeliling , lalu menjawab, "Menurutku tempat ini cukup bagus. Lingkungannya tenang dan dekorasinya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1786

    "Ibu jangan ngomong sembarangan." Reina jadi khawatir.Reina baru bertemu dengan ibu kandungnya, tentu dia tidak ingin mendengar ucapan kesialan seperti itu.Liane awalnya ingin memberi tahu Reina tentang kondisi fisiknya saat ini, tapi melihat kecemasan Reina, Liane pun mengurungkan niatnya."Oke, Ibu nggak cerita lagi. Kamu cepat istirahat gih. Beberapa hari ini kamu ajak anak-anakmu main ya, kalian harus bersenang-senang.""Ya." Reina mengangguk, lalu mengantar Liane keluar kamar.Liane berjalan keluar dan kembali ke kediamannya.Sekretaris sudah menyiapkan obat untuknya."Bu Liane, Anda sudah memberi tahu Nona?"Liane menggeleng dan meminum obatnya. Pahit sekali."Belum."Liane menatap ke dalam kegelapan malam, "Aku benar-benar nggak bisa ngomong."Meski hanya beberapa kata sederhana, entah mengapa kata-kata itu tidak bisa terlontar dari mulutnya."Oke." Sekretaris Liane menghela napas dan menatapnya dengan prihatin, "Tetapi masalah ini tetap harus dibicarakan, lebih cepat lebih ba

DMCA.com Protection Status