Share

Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit
Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit
Author: Kacang Merah

Bab 1

Author: Kacang Merah
last update Last Updated: 2024-02-28 14:26:03
Hujan turun dengan deras di hari ziarah makam.

Saat ini, di pintu masuk rumah sakit.

Reina yang bertubuh kurus sedang memegang laporan tes kehamilan dari rumah sakit, di kertas itu tertera sebuah kata yang tercetak tebal.

"Negatif."

"Sudah tiga tahun menikah belum hamil juga?"

"Astaga, bisa-bisanya ada wanita yang begitu nggak berguna seperti kamu. Kalau nggak cepat hamil, kamu pasti akan didepak keluar dari Keluarga Sunandar, lalu bagaimana dengan Keluarga Andara?"

Treya Libera yang berpakaian anggun mengentakkan sepatu hak tingginya. Dia menunjuk Reina dan terlihat sangat kecewa.

Reina menatap kosong, begitu banyak kalimat yang ingin dia ungkapkan, tetapi pada akhirnya hanya terucap sebuah kata.

"Maaf."

"Aku nggak butuh maaf. Aku mau kamu hamil anak Maxime, ngerti?"

Reina tercekat, tidak tahu harus menjawab apa.

Reina dan Maxime sudah menikah selama tiga tahun, tetapi Maxime tidak pernah sekalipun menyentuhnya.

Mana mungkin dia bisa hamil?

Treya kembali melirik Reina yang terlihat lemah tidak berdaya, putrinya ini sama sekali tidak mirip dengan dirinya.

Akhirnya, dia berujar dengan nada dingin.

"Kalau kamu nggak bisa hamil, cari wanita lain yang mau hamil anak Maxime. Dengan begitu setidaknya Maxime bisa mengingat kebaikanmu."

Reina menatap kosong sosok ibunya yang beranjak pergi, dia sungguh tidak percaya.

Bagaimana bisa ibu kandungnya sendiri begitu tega dan memintanya mencarikan wanita lain untuk suaminya.

Embusan angin yang dingin seketika membekukan hatinya.

...

Reina duduk diam di mobil selama perjalanan pulang.

Perkataan ibunya terus terngiang di benaknya dan tiba-tiba terdengar suara gemuruh di telinganya.

Reina sadar penyakitnya semakin parah.

Tiba-tiba ponselnya berdenting, tanda ada sebuah pesan masuk.

Ternyata itu adalah pesan dari Maxime yang jarang sekali bicara dengannya: "Malam ini nggak pulang."

Selama tiga tahun menikah, Maxime tidak pernah bermalam di rumah.

Dia juga tidak pernah menyentuh Reina.

Reina masih ingat jelas perkataan Maxime di malam pernikahan mereka tiga tahun lalu.

"Lancang sekali Keluarga Andara menipuku. Bersiaplah, kamu akan kesepian sampai mati nanti."

Mati kesepian ....

Tiga tahun lalu, Keluarga Andara dan Keluarga Sunandar bersatu untuk kepentingan bisnis.

Semua sudah sepakat, pernikahan ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

Namun, di hari pernikahan, Keluarga Andara tiba-tiba berubah pikiran dan mentransfer semua aset mereka, termasuk uang ratusan miliar pemberian Maxime sebagai maskawin dengan Reina.

Pandangan Reina meredup begitu teringat akan hal ini, tetapi dia tetap membalas pesan itu: "Oke."

Laporan tes kehamilan di tangannya tanpa disadari sudah menjadi bola kertas.

Sesampainya di rumah, Reina langsung membuang bola kertas itu ke tong sampah.

Setiap bulan di tanggal yang sama, dia merasa sangat lelah.

Karena tidak perlu menyiapkan makan malam, Reina bersandar sejenak di sofa dan setengah tertidur.

Suara gemuruh selalu terdengar di telinganya.

Inilah yang dibenci Maxime dari Reina. Di mata keluarga kaya, Reina sama saja dengan orang cacat.

Jadi, mana mungkin Maxime sudi membiarkan Reina hamil anaknya?

Jam dinding bergaya Eston berdentang.

Saat ini pukul lima pagi.

Maxime akan pulang satu jam lagi.

Reina baru sadar ternyata semalam dia tidur di sofa.

Dia buru-buru bangun dan menyiapkan sarapan untuk Maxime, Reina takut akan dimarahi karena telat menyiapkan sarapan.

Maxime adalah orang yang sangat teliti dalam setiap pekerjaannya sehingga dia sangat menuntut orang-orang di sekitarnya tepat waktu.

Benar saja, Maxime tiba tepat pukul enam pagi.

Tubuh tinggi Maxime terbalut oleh setelan jas bergaya barat, dia terlihat berkarisma, tampan dan maskulin.

Hanya saja, di mata Reina sosok Maxime terasa dingin dan seperti orang asing.

Tanpa melirik Reina sedikit pun, Maxime langsung berjalan melewatinya, melihat sarapan di atas meja dan berkata dengan sinis, "Setiap hari selalu seperti ini, sudah seperti pembantu saja."

Sudah tiga tahun .... Setiap hari, Reina selalu melakukan hal yang sama, mengenakan baju berwarna abu-abu yang sama, bahkan selalu membalas pesannya dengan kata yang sama: 'Oke'.

Sejujurnya, kalau bukan karena kepentingan bisnis, kalau bukan karena sudah ditipu oleh Keluarga Andara ....

Pembantu?

Suara gemuruh kembali terdengar di telinga Reina, dia tercekat. Namun, entah datang keberanian dari mana, dia bertanya, "Max, apa ada wanita yang kamu cintai?"

Pertanyaan ini sontak membuat ekspresi Maxime berubah. "Maksudnya?"

Reina menatap pria di hadapannya ini dan menahan rasa sakit yang mencekat tenggorokannya, lalu berujar dengan pelan, "Kalau ada yang kamu cintai, kamu boleh menikahinya ...."

Maxime langsung menyela Reina.

"Orang gila."

...

Maxime sudah pergi lagi, sedangkan Reina duduk sendirian di teras sambil menatap kosong tetesan hujan yang masih terus turun di luar.

Suara hujan kadang terdengar jelas, kadang terdengar samar-samar.

Reina melepas alat bantu dengarnya, dunia pun menjadi sunyi.

Sebulan yang lalu, dokter yang memeriksanya berkata, "Nona Reina, saraf dan pusat pendengaran Anda sudah rusak sehingga pendengaran Anda kembali menurun. Kalau terus memburuk, lama-lama Anda bisa benar-benar tuli."

Reina tidak terbiasa dengan dunia yang begitu sunyi, jadi dia pergi ke ruang tamu, menyalakan TV dan menyetel volume sampai batas maksimal. Meski begitu, suara yang sampai di telinga Reina terdengar begitu jauh.

Entah hanya sebuah kebetulan atau tidak, saat ini acara TV yang diputarnya sedang menayangkan wawancara dengan ratu penyanyi internasional, Marshanda Tanuyahya yang kembali ke tanah air.

Tangan Reina yang memegang remot TV gemetar.

Marshanda adalah cinta pertama Maxime.

Setelah bertahun-tahun tidak terlihat, Marshanda tetap cantik seperti biasa, dia terlihat tenang dan lembut di depan kamera. Marshanda bukan lagi Cinderella yang pemalu dan rendah diri seperti dulu saat dia meminta bantuan dari Keluarga Andara.

Ketika wartawan bertanya alasan dirinya kembali ke tanah air, dia menjawab dengan penuh percaya diri dan lantang.

Remot TV di tangan Reina jatuh ke lantai.

Jantung Reina berdebar kencang.

Hujan di luar sepertinya kembali deras.

Reina jadi sangat panik, dia langsung mematikan TV dan pergi membereskan sarapan di atas meja yang belum tersentuh.

Sesampainya di dapur, dia sadar ternyata ponsel Maxime ketinggalan.

Reina mengambil ponsel itu dan tidak sengaja melihat notifikasi pesan yang belum dibaca.

"Kak Max belakangan ini sangat nggak bahagia ya?"

"Aku tahu kamu nggak mencintainya, ayo kita ketemu malam ini, aku kangen banget sama Kak Max."

Layar ponsel meredup, tapi Reina masih tenggelam dalam lamunannya.

Reina memutuskan untuk naik taksi dan pergi ke kantor Maxime.

Selama perjalanan, Reina melihat ke luar jendela, rintik hujan sepertinya tidak pernah berhenti.

Maxime tidak suka Reina datang ke kantornya, jadi setiap kali datang, Reina selalu menggunakan lift barang di pintu belakang.

Ekki Permana, asisten pribadi Maxime melihat kedatangan Reina dan hanya menyapa dengan dingin, "Nona Reina."

Tidak ada seorang pun di sekitar Maxime yang menganggapnya sebagai Nyonya Sunandar.

Keberadaannya hanya dianggap angin lalu.

Maxime mengernyit saat melihat Reina membawakan ponselnya.

Reina selalu seperti ini. Makan siang, dokumen, pakaian, payung atau benda apa pun yang ketinggalan pasti akan Reina bawakan.

"Bukannya sudah kubilang kamu nggak perlu sengaja datang mengantarkan barang-barangku?"

Reina tercengang.

"Maaf, aku lupa."

Sejak kapan daya ingatnya juga ikut memburuk?

Mungkin karena tadi dia begitu ketakutan saat melihat SMS dari Marshanda.

Dia takut Maxime akan tiba-tiba menghilang begitu saja ....

Sebelum pergi, Reina kembali menatap Maxime dan akhirnya menanyakan hal yang tidak bisa dia pendam dalam hatinya, "Max, kamu masih mencintai Marshanda?"

Maxime melihat tingkah Reina akhir-akhir ini sangat aneh.

Bukan hanya sering lupa, tetapi juga suka menanyakan beberapa pertanyaan aneh.

Bagaimana wanita seperti ini pantas menjadi Nyonya Sunandar?

Maxime menjawab dengan kesal, "Kalau nggak ada kerjaan, cari kerja saja sana."

Dulu Reina sudah pernah mencari kerja, tetapi ibunya Maxime, Joanna Debrista, langsung melarang, "Kamu sengaja memberi tahu semua orang di dunia kalau Max punya istri yang cacat?"

Jadi akhirnya, Reina tidak punya pilihan selain melepaskan pekerjaannya, tinggal di Vila Magenta dan menjadi wanita yang memegang gelar Nyonya Sunandar, tetapi tidak pernah dianggap keberadaannya.

Sesampainya di rumah, Reina duduk sendirian di ruang tamu sampai gelap.

Dia tidak bisa tidur.

Ponsel di samping kasurnya berdering.

Dia mendapat telepon dari nomor tidak dikenal.

Reina mengangkatnya dan mendengar suara manis seorang wanita yang selalu membuat Reina panik.

Ya, siapa lagi kalau bukan ... Marshanda.

"Halo? Nana? Apa bisa jemput Max, dia mabuk berat."

Di sebuah kelab mewah bernama Sobernica.

Reina bergegas ke ruang privat tempat Max berada. Sesampainya di sana, dia langsung mendengar canda dan tawa dari sekelompok anak muda yang pastinya semua berasal dari keluarga kaya.

"Marsha, kali ini kamu pulang untuk mengejar Max, CEO kita ini, 'kan? Sekarang waktu yang tepat, ayo cepat nyatakan cintamu!"

Marshanda memiliki paras yang manis dan cantik, juga sangat populer. Apalagi dia adalah cinta pertama Maxime, tentu semua teman-teman Maxime bersedia menjodohkan mereka.

Marshanda tidak ragu-ragu dan langsung berkata pada Maxime, "Max, aku menyukaimu. Ayo kita balikan."

Reina yang saat ini berada di luar pintu privat kebetulan mendengar perkataan ini.

Mereka yang ada di dalam mulai meledek Maxime, terutama Jovan Tambolo, sahabat Maxime.

"Kak Max, ayo terima. Kamu 'kan juga sudah menunggu Marsha selama tiga tahun ini, sekarang dia sudah pulang, ayo tunggu apalagi."

Reina mematung di depan pintu, jantungnya berdebar kencang. Tiba-tiba, pintu ruangan itu dibuka oleh seorang pria dari dalam.

"Nona Reina?"

Comments (23)
goodnovel comment avatar
Luna Liranty
Bagus banget
goodnovel comment avatar
Wahyu ayu
iya kan? aku rasa juga sama. beda nama tokohnya doank
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Kasian yg Jadi istrinya Max Sll Makan hati sll disalahkan, juga di Pojokkan tak Pernah di Anggap, juga tak di Hargai, Bahkan Suaminya malah di Jodoh²kan ... Dasar Teman² Nya Max Dakjal semua
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2

    Semua orang yang ada di ruangan itu menengok ke arah pintu.Sontak, suasana jadi hening.Reina melirik Maxime, tatapan pria itu begitu jernih, jelas dia sama sekali tidak mabuk.Reina sadar dia sudah ditipu Marshanda.Saat Maxime melihat sosok Reina, bola matanya yang gelap pun menegang.Sedangkan Jovan dan yang lainnya yang barusan mendukung Maxime untuk menerima perasaan Marshanda, semua tersenyum canggung.Harusnya Reina tidak datang."Nana, jangan salah paham. Jovan cuma bercanda, sekarang Max dan aku hanya teman biasa."Marshanda-lah yang pertama kali memecah ketenangan.Sebelum Reina sempat menjawab, Maxime yang kehilangan kesabaran sudah berdiri lebih dulu."Nggak perlu menjelaskan apa pun padanya."Setelah itu, Maxime berjalan ke depan muka Reina dan bertanya, "Mau apa ke sini?""Kupikir kamu mabuk, jadi aku datang untuk menjemputmu pulang," jawab Reina jujur.Maxime mencibir, "Sepertinya kamu nggak ingat sepatah kata pun yang kukatakan, ya."Maxime mengecilkan suaranya sehingg

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 3

    Suara Reina begitu tenang dan ringan.Seolah perceraian ini hanya hal sepele.Pupil mata Maxime menegang."Apa katamu?"Selama pernikahan mereka, seketerlaluan apa pun perlakuan Maxime padanya, Reina tidak pernah menyebut kata 'cerai'.Sebenarnya Maxime paham betul betapa Reina sangat mencintainya.Tatapan Reina yang awalnya kosong saat ini berubah menjadi sangat tajam."Pak Maxime, selama ini aku sudah menjadi penghalangmu.""Kita cerai saja."Maxime meremas tinjunya kuat-kuat."Kamu dengar pembicaraanku barusan, 'kan? Keluarga Andara sudah berada di ujung jurang, apa bedanya menikah denganku atau menikah dengan orang lain?""Apa tujuanmu bercerai? Kamu mau anak atau mau uang? Atau mau mengancamku supaya aku nggak melakukan apa pun pada Keluarga Andara?" Maxime bertanya dengan dingin."Jangan lupa, aku sama sekali nggak mencintaimu, ancamanmu nggak berguna untukku!"Sosok Maxime di mata Reina tiba-tiba menjadi kabur. Reina merasa tenggorokannya tercekat dan telinganya sakit. Bahkan de

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 4

    Alat bantu dengarnya terselimuti darah ....Pupil mata Reina bergetar, dia buru-buru menyeka telinganya dengan tisu, melepas seprai dan mencucinya.Reina takut akan ketahuan karena Lyann pasti mengkhawatirkan kondisinya. Jadi, dia diam-diam mengemasi semua barangnya lalu membuat alasan asal dan berpamitan pada Lyann.Sebelum pergi, diam-diam Reina meninggalkan sebagian uang tabungannya di meja di samping tempat tidur.Lyann mengantar Reina ke stasiun sambil melambaikan tangan dengan enggan.Lyann sangat mengkhawatirkan Reina yang sangat kurus, jadi dia menghubungi orang dalam Grup Sunandar.Sekretaris Maxime langsung melapor begitu tahu pengasuh Reina yang menelepon.Hari ini adalah hari ketiga sejak kepergian Reina.Ini juga pertama kalinya Maxime menerima telepon yang berhubungan dengan Reina.Maxime sedang duduk di kantornya dan begitu mendapat kabar ini, dia sangat senang. Benar 'kan perkiraannya, wanita itu tidak akan bertahan lebih dari tiga hari.Suara Lyann pun terdengar dari u

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 5

    Reina membuka berita dan melihat konferensi yang diadakan Grup Sunandar, beritanya Maxime telah berhasil mengakuisisi Grup Andara.Mulai sekarang, Grup Andara sudah punah dari dunia ini .......Kehidupan Maxime akhir-akhir ini sangat menyenangkan.Setelah berhasil mengakuisisi Grup Andara, balas dendam yang sudah ditunggu-tunggu Maxime pun terbalaskan.Jovan tersenyum seraya berkata, "Akhirnya Keluarga Andara kena karma karena sudah menipumu tiga tahun yang lalu."Jovan mengganti topik pembicaraan dan bertanya pada Maxime yang sedang bekerja, "Kak Max, apa si tuli itu datang memohon padamu?"Tangan Maxime yang sedang menandatangani dokumen berhenti bergerak.Entah mengapa belakangan ini selalu saja ada orang yang menyebut nama Reina."Nggak."Maxime menjawab dengan dingin.Jovan tercengang, setelah masalah sebesar ini terjadi di Keluarga Andara, Reina tetap diam?Dia melanjutkan, "Jangan-jangan dia sudah sadar akan semua perbuatannya?""Katanya ibu dan adiknya sedang mencarinya ke man

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 6

    Reina mematung dan tidak bisa berkutik, dia tidak percaya semua hal ini terjadi.Reina berusaha meronta dan menolak, tetapi usahanya sia-sia.Maxime baru kembali tenang setelah mencapai puncak kepuasan.Di luar, langit sudah mulai terang.Maxime melirik tubuh Reina yang ringkih, lalu mendapati ada noda merah di kasur. Maxime merasakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa menjelaskannya."Plak!"Reina mengangkat tangannya dan menampar wajah Maxime kuat-kuat.Tamparan ini sekaligus mematahkan semua ilusinya tentang cinta.Telinga Reina kembali berdengung, dia tidak bisa mendengar apa yang Maxime katakan dan langsung membentaknya, "Keluar!"Maxime pun pergi.Adegan semalam terus berputar di benaknya.Maxime kembali ke mobilnya dan berkata pada Ekki, asistennya, "Selidiki pria mana saja yang Reina kenal."Ekki bingung.Mana mungkin ada pria lain? Setelah menikah setiap hari Reina hanya mencintai Pak Maxime, mana mungkin ada pria lain?...Di motel, setelah Maxime pergi.Reina mandi dan menggosok

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 7

    Saat ini, di Vila Magenta.Waktu pulang, Maxime langsung duduk di sofa di ruang tamu tanpa menyalakan lampu.Saking lelahnya, Maxime memijit pelipisnya lalu tertidur, tetapi tidak berapa lama dia kembali terbangun.Aneh sekali.Lagi-lagi dia mimpi buruk tentang Reina.Dalam mimpinya, dia melihat Reina sudah mati dan hal itu terasa sangat nyata ....Maxime melirik ponselnya, sekarang baru jam empat pagi.Maxime sadar hari ini adalah hari terakhir masa tenang dan mereka sepakat untuk bercerai.Maxime pun tidak menahan diri dan mengirimkan sebuah pesan pada Reina, "Jangan lupa, hari ini kita harus urus perceraian."Reina sudah mulai tidak sadar saat menerima pesan Maxime, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk mengetik pesan balasan."Maaf ... sepertinya aku nggak bisa datang.""Tapi, kamu nggak usah khawatir. Perceraian kita akan tetap berjalan ...."Kalau Reina meninggal, tentu pernikahan mereka tidak lagi berlaku.Maxime merasa lega setelah mendengarkan pesan suara Reina.Sudah Maxime

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 8

    "Oke!"Diego berjalan mendekat, bersiap bertarung dengan Revin untuk merebut Reina.Tidak disangka, Diego baru saja menjulurkan tangan, tubuhnya sudah lebih dulu dihajar dan ditendang Revin."Buak!" Diego sampai terlempar beberapa meter ke belakang, dia menangkupi dadanya dan tidak bisa berkata-kata.Treya langsung membantu Diego berdiri, lalu menatap Revin dengan marah, "Berani sekali kamu menendang anakku!"Revin menggendong Reina sambil menatap kedua orang itu dengan dingin.Buliran air hujan menetes dari ujung rambut Revin.Dia berjalan menghampiri Treya dan Diego, selangkah demi selangkah. Sosoknya sangat berbeda, dia terlihat tegas dan garang."Kalian cari mati?"Treya dan Diego ketakutan dengan sosok Revin, seketika mereka diam membisu.Sambil membopong Reina, Revin tidak lupa mengingatkan Treya."Dalam surat wasiatnya, Nana bilang dia punya rekaman di mana kamu berjanji untuk memutuskan hubungan dengannya, kamu nggak lupa, 'kan?"Reina tidak mau jadi putrinya lagi ....Reina ta

    Last Updated : 2024-02-28
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 9

    Maxime mendengarkan dalam diam, tatapannya menjadi suram tetapi dia tidak membantah.Justru karena sikap acuh tak acuh Maxime inilah yang membuat baik Jovan, Joanna, Ekki bahkan semua pelayan di kediaman utama Keluarga Sunandar tidak memperlakukan Reina layaknya manusia.Tiba-tiba Jovan menerima telepon dan pergi dengan tergesa-gesa.Setelah Jovan pergi, Maxime spontan melirik ponselnya dan mendapati Reina tidak meneleponnya.Maxime menelepon, tetapi kembali disambut suara operator."Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak terjangkau. Silakan hubungi lagi beberapa saat lagi ...."Maxime pun membuang ponselnya ke samping karena frustrasi.Kemudian dia berdiri dan berjalan ke jendela besar yang tingginya sama dengan tinggi ruangannya, lalu menyalakan rokok.Perkataan Reina tadi pagi masih terngiang-ngiang ... Reina bilang dia menyesal ....Tenggorokan Maxime terasa sangat pahit, dia berdeham dua kali dan tiba-tiba mendengar suara seorang wanita di belakangnya."Kak Max jangan merokok, ng

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2061

    "Aku pernah dengar dari Deron, katanya namanya Sophia. Semoga dia benar-benar bisa mengubah Diego."Kekhawatiran terbesar Reina sebenarnya adalah Diego akan menyakiti Sophia.Wanita sebaik itu tidak boleh disakiti lagi oleh Diego."Hmm, pasti, Bos. Jangan khawatir," kata Sisil sambil membawakan secangkir kopi untuk Reina."Terima kasih," ucap Reina....Di sisi lain, Diego selesai membeli makanan dan segera kembali ke dalam bangsal Sophia.Di dalam bangsal, Sophia mencoba memaksakan diri untuk bangun, tetapi kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangannya menjadi hitam. Dia merasa seperti akan jatuh ke lantai.Diego tidak sempat berpikir panjang, menjatuhkan nasi di tangannya dan melangkah mendekat untuk menopangnya."Kenapa kamu tiba-tiba bangun dari tempat tidur? Apa kamu ingin ke toilet?"Diego bertanya dengan cemas.Mata Sophia sedikit terbuka, kemudian dia menyadari bahwa tubuhnya bersandar pada tubuh Diego."Aku ingin bangun dan jalan-jalan ...."Setelah mengatakan itu, dia berpegang

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2060

    Diego menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Ya, aku mengerti. Aku nggak akan menemui kakak."Sophia menatapnya dengan kekhawatiran di matanya."Sebenarnya kamu nggak perlu mendengarkanku. Pemikiran setiap orang berbeda. Mungkin beberapa orang merasa bahwa meminta uang kepada kakak mereka adalah hal yang wajar. Bagaimanapun, sudah hal biasa kalau saudara saling membantu. Kalau kamu benar-benar merasa terbebani, kamu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Jangan sampai kamu menyalahkanku pada akhirnya."Diego kembali menggelengkan kepalanya. "Mana mungkin. Aku pikir apa yang kamu katakan benar. Aku sudah besar, tapi selalu minta uang sama kakak. Ini tidak baik kalau dibiasakan.""Aku sudah bilang sebelumnya, aku harus semangat. Bukankah tabunganku sudah lebih dari enam ratus juta?"Beberapa waktu yang lalu, dia sangat putus asa. Setiap kali menemani minum, dia minum sampai pingsan.Itu sebabnya dia memiliki tabungan cukup banyak.Setelah dia bekerja sendiri, dia baru menyadari bahwa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2059

    Setelah berada di luar, Diego mengeluarkan ponselnya. Setelah berpikir cukup lama, dia menghubungi nomor Reina.Dia menunggu Reina menjawab sambil memandang dengan cemas ke arah hujan salju yang turun dengan lebat.Diego merasa bahwa dia tidak bisa melunasi utang sebanyak itu dalam hidupnya. Satu-satunya orang yang bisa membuatnya memiliki masa depan baru hanyalah Reina.Dia juga tahu bahwa ini tidak baik, tetapi dia tidak punya pilihan. Selain Reina, dia benar-benar tidak tahu siapa yang harus dihubungi.Di sisi lain, melihat daerah dari nomor telepon tidak dikenal yang menghubunginya, Reina tahu bahwa Diego yang menelepon.Nomor pribadinya sangat dirahasiakan, tidak mungkin ada telepon usil. Kebanyakan, yang punya nomornya hanya mereka yang mengenalnya.Sementara di bagian daerah Diego berada, Reina tidak mengenal siapa pun.Reina mengatur ponselnya dalam mode diam dan tidak menjawab panggilan Diego.Diego menelepon beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Dia sambil mengerutkan keni

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2058

    Diego menunggu cukup lama sebelum ambulans datang. Dia menggendong Sophia keluar dan baru merasa lega setelah Sophia dibawa ke rumah sakit.Dokter memeriksa keadaan Sophia, memberinya obat dan menyarankan agar Sophia rawat inap."Demam tinggi dan flu. Kenapa baru dibawa ke mari sekarang?" tegur dokter.Diego sedikit bingung. "Flu?"Dokter mengerutkan kening. "Setidaknya sudah dua atau tiga hari, kamu nggak tahu?"Diego menggeleng. "Aku nggak tahu."Kalau dia tahu, dia pasti sudah mengajak Sophia periksa ke dokter."Kalian berani sekali. Bisa gawat kalau gejalanya makin parah."Setelah mengatakan itu, dokter pun pergi.Diego duduk di dekat ranjang rumah sakit, menemani Sophia.Entah sudah berapa lama dan Sophia akhirnya tersadar. Dia membuka matanya dan menatap langit-langit berwarna putih di depannya dengan bingung.Sophia memiringkan kepalanya untuk melihat sekeliling. Selimut berwarna putih, berbagai peralatan medis, serta bau disinfektan yang menyengat di ujung hidungnya."Apa aku d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2057

    "Kenapa? Kamu nggak nafsu makan?" tanya Diego dengan penuh perhatian.Sophia mengangguk. "Mungkin karena aku kurang istirahat. Aku tidur dulu saja, nanti baru makan lagi.""Ya, tidurlah," jawab Diego penuh perhatian.Sophia berdiri, kepalanya pusing dan dia hampir jatuh ke lantai.Dia tidak terlalu memusingkannya, hanya menganggap ini terjadi karena dia kurang tidur. Dia berdiri dengan tenang, baru kemudian berjalan ke arah tempat tidur.Sophia berbaring di tempat tidur dan kembali tertidur.Diego membereskan meja dan mencuci piring seperti kebiasaannya.Di masa lalu, jangankan membereskan dan mencuci piring, dia bahkan tidak pernah menyentuh air dengan sepuluh jarinya.Satu-satunya alasan dia mau bersih-bersih sekarang adalah karena Sophia memaksanya.Awalnya, dia tidak mau melakukannya. Ketika Sophia melihat hal ini, dia memberinya pelajaran, baik dengan menguncinya di ambang pintu atau melarangnya tidur kalau belum mencuci piring.Seiring berjalannya waktu, Diego mulai terbiasa dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2056

    "Kalau begitu, bisakah aku melihatmu sekarang? Aku ingin melihatmu." Sisil berkata dengan agak malu-malu.Deron melihat sekeliling bangsal, tidak ingin Sisil tahu bahwa dia masih di rumah sakit."Aku masih agak sibuk, jadi kita melakukan panggilan video nanti, ya?" tanya Deron dengan lembut.Sisil mengiakan dengan penuh pengertian, "Ya, kita melakukan panggilan video nanti saja. Sekarang, aku juga masih harus bekerja. Aku juga harus memberitahu Bos kalau kamu baik-baik saja. Kalau nggak, dia pasti akan khawatir denganmu."Deron mengangguk. "Ya, baiklah."Keduanya menutup telepon dengan enggan. Setelah itu, Sisil memberi tahu Reina alasan kenapa Deron menghilang akhir-akhir ini.Reina juga terkejut saat mendengarnya. Dia akan memastikannya dulu baru mengatakannya dengan Sisil."Kamu akhirnya bisa tenang sekarang, 'kan?"Sisil mengangguk. "Ya, aku sudah nggak khawatir lagi."Dia benar-benar tidak bisa tidur nyenyak dalam beberapa hari terakhir."Tapi, sekarang aku agak khawatir, Bos. Apa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2055

    "Aku akan memberitahumu ketika waktunya tepat. Aku nggak menyangka semuanya akan berkembang secepat ini," kata Deron.Sisil sedikit bingung. "Karena kamu pewaris Keluarga Reidar, kenapa kamu bekerja sebagai pengawal Bos?"Ada keheningan panjang yang tercipta, sebelum Deron menjawab, "Karena aku bukan anak istri sah. Satu-satunya alasan aku memiliki hak atas warisan adalah karena sebelum ayahku meninggal, dia tahu kalau Kakak nggak akan bisa punya anak."Sisil menikmati ceritanya dengan serius."Karena itulah aku nggak memberitahumu identitasku yang sebenarnya." Deron melanjutkan, "Aku takut kamu akan membenci identitasku."Anak haram ... ini status yang sangat sulit untuk didengar.Dia tumbuh dengan nama seperti itu dan ibunya tidak diperlakukan dengan baik oleh Keluarga Reidar.Dia sendiri harus menjalani kehidupan yang penuh dengan bahaya hanya demi mencari nafkah.Dia cukup beruntung bisa bertemu dengan Revin, mengikutinya berkeliling, kemudian menetap sebagai pengawal Reina untuk w

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2054

    "Terserah kalau begitu." Joanna berdiri dan hendak pergi.Melihat itu, Daniel langsung memanggilnya, "Kamu pasti juga kesulitan mengurus dua anak selama ini."Dulu, Daniel tidak secara langsung membesarkan anak-anaknya, jadi dia tidak mengerti. Dia merasa bahwa di rumah sudah ada pelayan, jadi membesarkan anak tidaklah melelahkan.Namun, sekarang kedua anaknya sudah besar, tetapi masih membuatnya khawatir. Dari sini dia sadar bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah.Langkah kaki Joanna terhenti, tetapi dia tidak menoleh ke belakang dan kembali melangkah pergi.Di luar rumah, angin dingin menerpa wajahnya, seperti pisau dan terasa sangat menyakitkan.Kepala pelayan yang mengikuti di belakang Joanna segera menggunakan payung untuk menghalangi angin dingin untuknya.Joanna melambaikan tangannya ke arahnya. "Ini hanya angin dingin, nggak perlu pakai payung."Setelah itu, barulah kepala pelayan menarik kembali payung dari atas kepalanya.Joanna membiarkan angin dingin menerpa wajahnya, tet

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2053

    Di dalam kamar hotel.Morgan setengah berbaring di tempat tidur, di depannya ada seorang wanita yang sedang menangis.Tubuh wanita itu penuh dengan luka dan seluruh tubuhnya menggigil. "Tuan Morgan, tolong lepaskan aku."Morgan menatapnya dengan malas."Aku nggak ingin ada yang tahu tentang apa yang terjadi hari ini."Wanita itu membeku, lalu mengangguk dengan cepat, "Ya.""Kamu boleh pergi."Wanita itu buru-buru beranjak dari lantai, mengambil tasnya dan segera pergi.Dia mengira bahwa dia telah mendapatkan berlian, tetapi tidak disangka bahwa Morgan tidak bisa.Wanita itu sedikit takut. Dia sengaja menyewa seseorang untuk mengambil foto mereka berdua setelah Morgan mabuk.Setelah keluar, dia buru-buru menelepon pria itu. "Fotonya jangan disebarkan.""Hah? Kenapa nggak bilang sejak tadi? Foto sudah diunggah di sosial media," jawab orang di ujung telepon.Hati wanita itu langsung berubah dingin. "Kamu benar-benar membunuhku!"Dia menutup telepon dan membuka ponselnya, mencoba melihat b

DMCA.com Protection Status