Share

Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit
Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit
Penulis: Kacang Merah

Bab 1

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Hujan turun dengan deras di hari ziarah makam.

Saat ini, di pintu masuk rumah sakit.

Reina yang bertubuh kurus sedang memegang laporan tes kehamilan dari rumah sakit, di kertas itu tertera sebuah kata yang tercetak tebal.

"Negatif."

"Sudah tiga tahun menikah belum hamil juga?"

"Astaga, bisa-bisanya ada wanita yang begitu nggak berguna seperti kamu. Kalau nggak cepat hamil, kamu pasti akan didepak keluar dari Keluarga Sunandar, lalu bagaimana dengan Keluarga Andara?"

Treya Libera yang berpakaian anggun mengentakkan sepatu hak tingginya. Dia menunjuk Reina dan terlihat sangat kecewa.

Reina menatap kosong, begitu banyak kalimat yang ingin dia ungkapkan, tetapi pada akhirnya hanya terucap sebuah kata.

"Maaf."

"Aku nggak butuh maaf. Aku mau kamu hamil anak Maxime, ngerti?"

Reina tercekat, tidak tahu harus menjawab apa.

Reina dan Maxime sudah menikah selama tiga tahun, tetapi Maxime tidak pernah sekalipun menyentuhnya.

Mana mungkin dia bisa hamil?

Treya kembali melirik Reina yang terlihat lemah tidak berdaya, putrinya ini sama sekali tidak mirip dengan dirinya.

Akhirnya, dia berujar dengan nada dingin.

"Kalau kamu nggak bisa hamil, cari wanita lain yang mau hamil anak Maxime. Dengan begitu setidaknya Maxime bisa mengingat kebaikanmu."

Reina menatap kosong sosok ibunya yang beranjak pergi, dia sungguh tidak percaya.

Bagaimana bisa ibu kandungnya sendiri begitu tega dan memintanya mencarikan wanita lain untuk suaminya.

Embusan angin yang dingin seketika membekukan hatinya.

...

Reina duduk diam di mobil selama perjalanan pulang.

Perkataan ibunya terus terngiang di benaknya dan tiba-tiba terdengar suara gemuruh di telinganya.

Reina sadar penyakitnya semakin parah.

Tiba-tiba ponselnya berdenting, tanda ada sebuah pesan masuk.

Ternyata itu adalah pesan dari Maxime yang jarang sekali bicara dengannya: "Malam ini nggak pulang."

Selama tiga tahun menikah, Maxime tidak pernah bermalam di rumah.

Dia juga tidak pernah menyentuh Reina.

Reina masih ingat jelas perkataan Maxime di malam pernikahan mereka tiga tahun lalu.

"Lancang sekali Keluarga Andara menipuku. Bersiaplah, kamu akan kesepian sampai mati nanti."

Mati kesepian ....

Tiga tahun lalu, Keluarga Andara dan Keluarga Sunandar bersatu untuk kepentingan bisnis.

Semua sudah sepakat, pernikahan ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

Namun, di hari pernikahan, Keluarga Andara tiba-tiba berubah pikiran dan mentransfer semua aset mereka, termasuk uang ratusan miliar pemberian Maxime sebagai maskawin dengan Reina.

Pandangan Reina meredup begitu teringat akan hal ini, tetapi dia tetap membalas pesan itu: "Oke."

Laporan tes kehamilan di tangannya tanpa disadari sudah menjadi bola kertas.

Sesampainya di rumah, Reina langsung membuang bola kertas itu ke tong sampah.

Setiap bulan di tanggal yang sama, dia merasa sangat lelah.

Karena tidak perlu menyiapkan makan malam, Reina bersandar sejenak di sofa dan setengah tertidur.

Suara gemuruh selalu terdengar di telinganya.

Inilah yang dibenci Maxime dari Reina. Di mata keluarga kaya, Reina sama saja dengan orang cacat.

Jadi, mana mungkin Maxime sudi membiarkan Reina hamil anaknya?

Jam dinding bergaya Eston berdentang.

Saat ini pukul lima pagi.

Maxime akan pulang satu jam lagi.

Reina baru sadar ternyata semalam dia tidur di sofa.

Dia buru-buru bangun dan menyiapkan sarapan untuk Maxime, Reina takut akan dimarahi karena telat menyiapkan sarapan.

Maxime adalah orang yang sangat teliti dalam setiap pekerjaannya sehingga dia sangat menuntut orang-orang di sekitarnya tepat waktu.

Benar saja, Maxime tiba tepat pukul enam pagi.

Tubuh tinggi Maxime terbalut oleh setelan jas bergaya barat, dia terlihat berkarisma, tampan dan maskulin.

Hanya saja, di mata Reina sosok Maxime terasa dingin dan seperti orang asing.

Tanpa melirik Reina sedikit pun, Maxime langsung berjalan melewatinya, melihat sarapan di atas meja dan berkata dengan sinis, "Setiap hari selalu seperti ini, sudah seperti pembantu saja."

Sudah tiga tahun .... Setiap hari, Reina selalu melakukan hal yang sama, mengenakan baju berwarna abu-abu yang sama, bahkan selalu membalas pesannya dengan kata yang sama: 'Oke'.

Sejujurnya, kalau bukan karena kepentingan bisnis, kalau bukan karena sudah ditipu oleh Keluarga Andara ....

Pembantu?

Suara gemuruh kembali terdengar di telinga Reina, dia tercekat. Namun, entah datang keberanian dari mana, dia bertanya, "Max, apa ada wanita yang kamu cintai?"

Pertanyaan ini sontak membuat ekspresi Maxime berubah. "Maksudnya?"

Reina menatap pria di hadapannya ini dan menahan rasa sakit yang mencekat tenggorokannya, lalu berujar dengan pelan, "Kalau ada yang kamu cintai, kamu boleh menikahinya ...."

Maxime langsung menyela Reina.

"Orang gila."

...

Maxime sudah pergi lagi, sedangkan Reina duduk sendirian di teras sambil menatap kosong tetesan hujan yang masih terus turun di luar.

Suara hujan kadang terdengar jelas, kadang terdengar samar-samar.

Reina melepas alat bantu dengarnya, dunia pun menjadi sunyi.

Sebulan yang lalu, dokter yang memeriksanya berkata, "Nona Reina, saraf dan pusat pendengaran Anda sudah rusak sehingga pendengaran Anda kembali menurun. Kalau terus memburuk, lama-lama Anda bisa benar-benar tuli."

Reina tidak terbiasa dengan dunia yang begitu sunyi, jadi dia pergi ke ruang tamu, menyalakan TV dan menyetel volume sampai batas maksimal. Meski begitu, suara yang sampai di telinga Reina terdengar begitu jauh.

Entah hanya sebuah kebetulan atau tidak, saat ini acara TV yang diputarnya sedang menayangkan wawancara dengan ratu penyanyi internasional, Marshanda Tanuyahya yang kembali ke tanah air.

Tangan Reina yang memegang remot TV gemetar.

Marshanda adalah cinta pertama Maxime.

Setelah bertahun-tahun tidak terlihat, Marshanda tetap cantik seperti biasa, dia terlihat tenang dan lembut di depan kamera. Marshanda bukan lagi Cinderella yang pemalu dan rendah diri seperti dulu saat dia meminta bantuan dari Keluarga Andara.

Ketika wartawan bertanya alasan dirinya kembali ke tanah air, dia menjawab dengan penuh percaya diri dan lantang.

Remot TV di tangan Reina jatuh ke lantai.

Jantung Reina berdebar kencang.

Hujan di luar sepertinya kembali deras.

Reina jadi sangat panik, dia langsung mematikan TV dan pergi membereskan sarapan di atas meja yang belum tersentuh.

Sesampainya di dapur, dia sadar ternyata ponsel Maxime ketinggalan.

Reina mengambil ponsel itu dan tidak sengaja melihat notifikasi pesan yang belum dibaca.

"Kak Max belakangan ini sangat nggak bahagia ya?"

"Aku tahu kamu nggak mencintainya, ayo kita ketemu malam ini, aku kangen banget sama Kak Max."

Layar ponsel meredup, tapi Reina masih tenggelam dalam lamunannya.

Reina memutuskan untuk naik taksi dan pergi ke kantor Maxime.

Selama perjalanan, Reina melihat ke luar jendela, rintik hujan sepertinya tidak pernah berhenti.

Maxime tidak suka Reina datang ke kantornya, jadi setiap kali datang, Reina selalu menggunakan lift barang di pintu belakang.

Ekki Permana, asisten pribadi Maxime melihat kedatangan Reina dan hanya menyapa dengan dingin, "Nona Reina."

Tidak ada seorang pun di sekitar Maxime yang menganggapnya sebagai Nyonya Sunandar.

Keberadaannya hanya dianggap angin lalu.

Maxime mengernyit saat melihat Reina membawakan ponselnya.

Reina selalu seperti ini. Makan siang, dokumen, pakaian, payung atau benda apa pun yang ketinggalan pasti akan Reina bawakan.

"Bukannya sudah kubilang kamu nggak perlu sengaja datang mengantarkan barang-barangku?"

Reina tercengang.

"Maaf, aku lupa."

Sejak kapan daya ingatnya juga ikut memburuk?

Mungkin karena tadi dia begitu ketakutan saat melihat SMS dari Marshanda.

Dia takut Maxime akan tiba-tiba menghilang begitu saja ....

Sebelum pergi, Reina kembali menatap Maxime dan akhirnya menanyakan hal yang tidak bisa dia pendam dalam hatinya, "Max, kamu masih mencintai Marshanda?"

Maxime melihat tingkah Reina akhir-akhir ini sangat aneh.

Bukan hanya sering lupa, tetapi juga suka menanyakan beberapa pertanyaan aneh.

Bagaimana wanita seperti ini pantas menjadi Nyonya Sunandar?

Maxime menjawab dengan kesal, "Kalau nggak ada kerjaan, cari kerja saja sana."

Dulu Reina sudah pernah mencari kerja, tetapi ibunya Maxime, Joanna Debrista, langsung melarang, "Kamu sengaja memberi tahu semua orang di dunia kalau Max punya istri yang cacat?"

Jadi akhirnya, Reina tidak punya pilihan selain melepaskan pekerjaannya, tinggal di Vila Magenta dan menjadi wanita yang memegang gelar Nyonya Sunandar, tetapi tidak pernah dianggap keberadaannya.

Sesampainya di rumah, Reina duduk sendirian di ruang tamu sampai gelap.

Dia tidak bisa tidur.

Ponsel di samping kasurnya berdering.

Dia mendapat telepon dari nomor tidak dikenal.

Reina mengangkatnya dan mendengar suara manis seorang wanita yang selalu membuat Reina panik.

Ya, siapa lagi kalau bukan ... Marshanda.

"Halo? Nana? Apa bisa jemput Max, dia mabuk berat."

Di sebuah kelab mewah bernama Sobernica.

Reina bergegas ke ruang privat tempat Max berada. Sesampainya di sana, dia langsung mendengar canda dan tawa dari sekelompok anak muda yang pastinya semua berasal dari keluarga kaya.

"Marsha, kali ini kamu pulang untuk mengejar Max, CEO kita ini, 'kan? Sekarang waktu yang tepat, ayo cepat nyatakan cintamu!"

Marshanda memiliki paras yang manis dan cantik, juga sangat populer. Apalagi dia adalah cinta pertama Maxime, tentu semua teman-teman Maxime bersedia menjodohkan mereka.

Marshanda tidak ragu-ragu dan langsung berkata pada Maxime, "Max, aku menyukaimu. Ayo kita balikan."

Reina yang saat ini berada di luar pintu privat kebetulan mendengar perkataan ini.

Mereka yang ada di dalam mulai meledek Maxime, terutama Jovan Tambolo, sahabat Maxime.

"Kak Max, ayo terima. Kamu 'kan juga sudah menunggu Marsha selama tiga tahun ini, sekarang dia sudah pulang, ayo tunggu apalagi."

Reina mematung di depan pintu, jantungnya berdebar kencang. Tiba-tiba, pintu ruangan itu dibuka oleh seorang pria dari dalam.

"Nona Reina?"

Komen (22)
goodnovel comment avatar
Wahyu ayu
iya kan? aku rasa juga sama. beda nama tokohnya doank
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Kasian yg Jadi istrinya Max Sll Makan hati sll disalahkan, juga di Pojokkan tak Pernah di Anggap, juga tak di Hargai, Bahkan Suaminya malah di Jodoh²kan ... Dasar Teman² Nya Max Dakjal semua
goodnovel comment avatar
Ria Tie
Sama dengan cerita nyonya hilang presdir Joseph menggila
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2

    Semua orang yang ada di ruangan itu menengok ke arah pintu.Sontak, suasana jadi hening.Reina melirik Maxime, tatapan pria itu begitu jernih, jelas dia sama sekali tidak mabuk.Reina sadar dia sudah ditipu Marshanda.Saat Maxime melihat sosok Reina, bola matanya yang gelap pun menegang.Sedangkan Jovan dan yang lainnya yang barusan mendukung Maxime untuk menerima perasaan Marshanda, semua tersenyum canggung.Harusnya Reina tidak datang."Nana, jangan salah paham. Jovan cuma bercanda, sekarang Max dan aku hanya teman biasa."Marshanda-lah yang pertama kali memecah ketenangan.Sebelum Reina sempat menjawab, Maxime yang kehilangan kesabaran sudah berdiri lebih dulu."Nggak perlu menjelaskan apa pun padanya."Setelah itu, Maxime berjalan ke depan muka Reina dan bertanya, "Mau apa ke sini?""Kupikir kamu mabuk, jadi aku datang untuk menjemputmu pulang," jawab Reina jujur.Maxime mencibir, "Sepertinya kamu nggak ingat sepatah kata pun yang kukatakan, ya."Maxime mengecilkan suaranya sehingg

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 3

    Suara Reina begitu tenang dan ringan.Seolah perceraian ini hanya hal sepele.Pupil mata Maxime menegang."Apa katamu?"Selama pernikahan mereka, seketerlaluan apa pun perlakuan Maxime padanya, Reina tidak pernah menyebut kata 'cerai'.Sebenarnya Maxime paham betul betapa Reina sangat mencintainya.Tatapan Reina yang awalnya kosong saat ini berubah menjadi sangat tajam."Pak Maxime, selama ini aku sudah menjadi penghalangmu.""Kita cerai saja."Maxime meremas tinjunya kuat-kuat."Kamu dengar pembicaraanku barusan, 'kan? Keluarga Andara sudah berada di ujung jurang, apa bedanya menikah denganku atau menikah dengan orang lain?""Apa tujuanmu bercerai? Kamu mau anak atau mau uang? Atau mau mengancamku supaya aku nggak melakukan apa pun pada Keluarga Andara?" Maxime bertanya dengan dingin."Jangan lupa, aku sama sekali nggak mencintaimu, ancamanmu nggak berguna untukku!"Sosok Maxime di mata Reina tiba-tiba menjadi kabur. Reina merasa tenggorokannya tercekat dan telinganya sakit. Bahkan de

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 4

    Alat bantu dengarnya terselimuti darah ....Pupil mata Reina bergetar, dia buru-buru menyeka telinganya dengan tisu, melepas seprai dan mencucinya.Reina takut akan ketahuan karena Lyann pasti mengkhawatirkan kondisinya. Jadi, dia diam-diam mengemasi semua barangnya lalu membuat alasan asal dan berpamitan pada Lyann.Sebelum pergi, diam-diam Reina meninggalkan sebagian uang tabungannya di meja di samping tempat tidur.Lyann mengantar Reina ke stasiun sambil melambaikan tangan dengan enggan.Lyann sangat mengkhawatirkan Reina yang sangat kurus, jadi dia menghubungi orang dalam Grup Sunandar.Sekretaris Maxime langsung melapor begitu tahu pengasuh Reina yang menelepon.Hari ini adalah hari ketiga sejak kepergian Reina.Ini juga pertama kalinya Maxime menerima telepon yang berhubungan dengan Reina.Maxime sedang duduk di kantornya dan begitu mendapat kabar ini, dia sangat senang. Benar 'kan perkiraannya, wanita itu tidak akan bertahan lebih dari tiga hari.Suara Lyann pun terdengar dari u

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 5

    Reina membuka berita dan melihat konferensi yang diadakan Grup Sunandar, beritanya Maxime telah berhasil mengakuisisi Grup Andara.Mulai sekarang, Grup Andara sudah punah dari dunia ini .......Kehidupan Maxime akhir-akhir ini sangat menyenangkan.Setelah berhasil mengakuisisi Grup Andara, balas dendam yang sudah ditunggu-tunggu Maxime pun terbalaskan.Jovan tersenyum seraya berkata, "Akhirnya Keluarga Andara kena karma karena sudah menipumu tiga tahun yang lalu."Jovan mengganti topik pembicaraan dan bertanya pada Maxime yang sedang bekerja, "Kak Max, apa si tuli itu datang memohon padamu?"Tangan Maxime yang sedang menandatangani dokumen berhenti bergerak.Entah mengapa belakangan ini selalu saja ada orang yang menyebut nama Reina."Nggak."Maxime menjawab dengan dingin.Jovan tercengang, setelah masalah sebesar ini terjadi di Keluarga Andara, Reina tetap diam?Dia melanjutkan, "Jangan-jangan dia sudah sadar akan semua perbuatannya?""Katanya ibu dan adiknya sedang mencarinya ke man

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 6

    Reina mematung dan tidak bisa berkutik, dia tidak percaya semua hal ini terjadi.Reina berusaha meronta dan menolak, tetapi usahanya sia-sia.Maxime baru kembali tenang setelah mencapai puncak kepuasan.Di luar, langit sudah mulai terang.Maxime melirik tubuh Reina yang ringkih, lalu mendapati ada noda merah di kasur. Maxime merasakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa menjelaskannya."Plak!"Reina mengangkat tangannya dan menampar wajah Maxime kuat-kuat.Tamparan ini sekaligus mematahkan semua ilusinya tentang cinta.Telinga Reina kembali berdengung, dia tidak bisa mendengar apa yang Maxime katakan dan langsung membentaknya, "Keluar!"Maxime pun pergi.Adegan semalam terus berputar di benaknya.Maxime kembali ke mobilnya dan berkata pada Ekki, asistennya, "Selidiki pria mana saja yang Reina kenal."Ekki bingung.Mana mungkin ada pria lain? Setelah menikah setiap hari Reina hanya mencintai Pak Maxime, mana mungkin ada pria lain?...Di motel, setelah Maxime pergi.Reina mandi dan menggosok

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 7

    Saat ini, di Vila Magenta.Waktu pulang, Maxime langsung duduk di sofa di ruang tamu tanpa menyalakan lampu.Saking lelahnya, Maxime memijit pelipisnya lalu tertidur, tetapi tidak berapa lama dia kembali terbangun.Aneh sekali.Lagi-lagi dia mimpi buruk tentang Reina.Dalam mimpinya, dia melihat Reina sudah mati dan hal itu terasa sangat nyata ....Maxime melirik ponselnya, sekarang baru jam empat pagi.Maxime sadar hari ini adalah hari terakhir masa tenang dan mereka sepakat untuk bercerai.Maxime pun tidak menahan diri dan mengirimkan sebuah pesan pada Reina, "Jangan lupa, hari ini kita harus urus perceraian."Reina sudah mulai tidak sadar saat menerima pesan Maxime, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk mengetik pesan balasan."Maaf ... sepertinya aku nggak bisa datang.""Tapi, kamu nggak usah khawatir. Perceraian kita akan tetap berjalan ...."Kalau Reina meninggal, tentu pernikahan mereka tidak lagi berlaku.Maxime merasa lega setelah mendengarkan pesan suara Reina.Sudah Maxime

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 8

    "Oke!"Diego berjalan mendekat, bersiap bertarung dengan Revin untuk merebut Reina.Tidak disangka, Diego baru saja menjulurkan tangan, tubuhnya sudah lebih dulu dihajar dan ditendang Revin."Buak!" Diego sampai terlempar beberapa meter ke belakang, dia menangkupi dadanya dan tidak bisa berkata-kata.Treya langsung membantu Diego berdiri, lalu menatap Revin dengan marah, "Berani sekali kamu menendang anakku!"Revin menggendong Reina sambil menatap kedua orang itu dengan dingin.Buliran air hujan menetes dari ujung rambut Revin.Dia berjalan menghampiri Treya dan Diego, selangkah demi selangkah. Sosoknya sangat berbeda, dia terlihat tegas dan garang."Kalian cari mati?"Treya dan Diego ketakutan dengan sosok Revin, seketika mereka diam membisu.Sambil membopong Reina, Revin tidak lupa mengingatkan Treya."Dalam surat wasiatnya, Nana bilang dia punya rekaman di mana kamu berjanji untuk memutuskan hubungan dengannya, kamu nggak lupa, 'kan?"Reina tidak mau jadi putrinya lagi ....Reina ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 9

    Maxime mendengarkan dalam diam, tatapannya menjadi suram tetapi dia tidak membantah.Justru karena sikap acuh tak acuh Maxime inilah yang membuat baik Jovan, Joanna, Ekki bahkan semua pelayan di kediaman utama Keluarga Sunandar tidak memperlakukan Reina layaknya manusia.Tiba-tiba Jovan menerima telepon dan pergi dengan tergesa-gesa.Setelah Jovan pergi, Maxime spontan melirik ponselnya dan mendapati Reina tidak meneleponnya.Maxime menelepon, tetapi kembali disambut suara operator."Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak terjangkau. Silakan hubungi lagi beberapa saat lagi ...."Maxime pun membuang ponselnya ke samping karena frustrasi.Kemudian dia berdiri dan berjalan ke jendela besar yang tingginya sama dengan tinggi ruangannya, lalu menyalakan rokok.Perkataan Reina tadi pagi masih terngiang-ngiang ... Reina bilang dia menyesal ....Tenggorokan Maxime terasa sangat pahit, dia berdeham dua kali dan tiba-tiba mendengar suara seorang wanita di belakangnya."Kak Max jangan merokok, ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1794

    Vior memang mau lihat seperti apa rupa suami Reina.Tidak lama kemudian, mobil Maxime datang.Mobil berhenti perlahan, sopir membuka pintu dan Maxime turun dari mobil. Dia tinggi dan tegap, wajahnya luar biasa tampan.Vior yang berdiri di samping kakek sampai membelalak saat melihat Maxime.Suami Reina tampan sekali?Kalau tidak salah, dulu Syena pernah cerita kalau suami Reina dan suaminya itu saudara kembar?Jadi, suami Syena juga terlihat seperti ini?Reina ini beruntung banget bisa begitu dicintai dua orang pria luar biasa yang begitu tampan!Vior membelalak tidak percaya. Saat dia tersadar dari lamunan, Maxime sudah berada di depan mereka.Maxime sangat berwibawa dan aura sebagai seorang pemimpin sangat kuat. Tapi saat berhadapan dengan para senior, Maxime merendah dan bersikap sopan, "Kakek, Nenek."Maxime tidak lupa membawa banyak hadiah.Kakek dan nenek pun terlihat puas akan Maxime.Maxime sangat tampan dan punya perilaku yang baik."Ayo cepat masuk."Nenek yang semula khawati

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1793

    Setelah pulang kerja, Maxime menelepon Reina dan menanyakan kabarnya.Setiap hari Reina akan berbagi cerita dengan Maxime."Besok aku ke sana ya," kata Maxime."Ya." Reina mengangguk, "Kalau gitu kita bisa main bersama di sini sebentar.""Ya." Maxime tersenyum.Ingin sekali rasanya Maxime terbang ke hadapan Reina sekarang juga dan memeluknya.Setelah Reina dan Maxime selesai mengobrol, Alana baring di kasur dan berdiskusi dengan Alana ke mana tujuan wisata mereka selanjutnya.Beberapa hari yang lalu, Alana sudah menceritakan pada Reina kalau Jovan sudah tahu tentang kehamilannya.Kini Alana dan Jovan jadi lebih harmonis.Ke mana pun Reina dan Alana pergi, Jovan pasti mendampingi dan menjaga Alana.Melihat Jovan sangat mengkhawatirkan keselamatan Alana, Reina akhirnya merasa lega.Sementara itu.Liane yang ada di dalam kamar saat ini batuk parah.Sekretaris menghentakkan kakinya dengan cemas, "Bu Liane, ayo kita ke rumah sakit.""Nggak, kalau aku tiba-tiba pergi ke rumah sakit, orangtua

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1792

    Orang itu langsung bertatapan dengan Reina."Ckck, ada ya orang yang begitu nggak tahu diri. Dia pikir setelah diakuin jadi anak, dia jadi orang paling hebat sedunia?" ujar seorang gadis yang terlihat seumuran dengan Reina.Gadis itu seperti baru berusia 20 tahun.Kemarin Reina sudah melihat wanita ini, sepertinya dia adalah putri dari kerabat jauh yang tinggal sementara di sini, namanya Vior Yinandar.Alasan kenapa Riana bisa mengingat wanita ini adalah karena di antara para kerabatnya yang lain, hanya wanita ini yang menatapnya dengan penuh kebencian.Vior sengaja meninggikan suaranya dan hendak berjalan melewati Reina.Tapi Reina menghentikannya, "Apa aku sudah menyinggungmu?"Vior berhenti melangkah, jelas tidak menyangka Reina berani menghalangi jalannya.Dia memiringkan kepalanya dan menatap Reina tanpa berbasa-basi."Kamu nggak sadar sama perbuatanmu sendiri?"Reina mengernyit bingung, "Hm? Aku nggak kenal kamu sama sekali. Apa yang sudah aku lakukan sampai bikin kamu kesal?"Re

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1791

    "Aku pasti sayang sama mereka, mau seperti apa pun mereka. Kan mereka anakku," ucap Jovan sambil tersenyum lebar.Alana menatap Jovan, sepertinya pria ini tidak berbohong.Alana akhirnya mengambil keputusan, "Oke, kalau gitu aku kasih kesempatan. Kalau suatu hari kamu memperlakukan aku dan anakmu dengan buruk, kami bakal langsung ninggalin kamu."Alana terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Oh ya, kamu juga harus kasih ganti rugi ke kami."Alana bukan orang suci. Karena tahu rasanya dikhianati, dia perlu ganti rugi untuk berjaga-jaga.Jovan mengangguk berulang kali, "Ya, kita bikin perjanjian aja. Kalau aku nggak baik sama kamu dan anak-anak, aku akan kasih semua properti Keluarga Tambolo ke kalian, aku akan mati sendirian dan hidup sengsara."Alana langsung memanfaatkan momen ini.Alana berdiri dan meminta resepsionis mengantarkan pena juga kertas."Nih, tulis."Jovan tidak bercanda, dia langsung mengambil pena dan kertas dan mulai menulis.Karena dulu pernah belajar dunia hukum, Jovan ti

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1790

    Jovan terlihat ragu-ragu.Bagaimana kalau anak itu bukan anaknya?Tapi kalau bukan anaknya, anak siapa?Sejak mereka menikah, Tuan Besar Jacob sudah mengikat mereka sehingga dari pagi sampai malam, mereka tidak terpisahkan.Pada akhirnya, rasa ingin tahulah yang menang."Kamu hamil!"Ini adalah pernyataan, bukan pertanyaan.Alana merasa seperti disambar petir, wajahnya pucat pasi.Perubahan ekspresi Alana membuat Jovan bertanya-tanya apa Alana sudah berselingkuh dengan pria lain."Anak itu anakku, 'kan?" Jovan bertanya dengan ragu.Alana tersadar dari lamunan dengan wajah memerah, "Ya menurutmu?"Jovan akhirnya yakin, Alana hamil anaknya.Entah mengapa, Jovan merasa jantungnya akan melompat keluar dari dadanya, dia ingin sekali memeluk Alana.Tangan dan kaki Jovan bergerak spontan. Dia mendatangi Alana dan menggendongnya bak seorang putri."Aku bakal jadi papa?" Jovan tersenyum lebar.Begitu tubuhnya terangkat di udara, Alana pun panik. Dia meraih lengan Jovan dengan satu tangan dan me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1789

    Reina mengikuti Alana masuk yang langsung berdoa.Alana tidak tahu kalau Jovan sudah tahu akan kehamilannya.Alana menemui seorang guru spiritual dan memintanya untuk menulis jimat keselamatan, lalu pergi berdoa lagi.Reina juga berdoa untuk Riki, Riko, Liam, Leo, Maxime, Liane dan lainnya. Dia memohon keselamatan untuk mereka.Mereka selesai berdoa setengah jam kemudian.Begitu di luar, Alana sekilas melihat Jovan di tengah kerumunan.Pria itu menatapnya dengan aneh.Alana mengernyit bingung, "Ngapain kamu ke sini?"Mata Jovan merah, dia mau langsung menanyai Alana, tetapi niatnya dia urungkan saat melihat Reina juga ada di sini."Kamu mau pulang jam berapa? Aku mau nanya sesuatu." Jovan berusaha menjaga suaranya setenang mungkin.Alana tidak sadar gelagat aneh Jovan, dia menyahut dengan kesal, "Ih akhirnya aku bisa pergi belanja sama Nana, ngapain kamu ngurus aku pulang jam berapa. Sudah jangan buntutin kami dong."Reina bisa membaca situasi, dia merasa Jovan menyadari sesuatu.Reina

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1788

    Kakek dan nenek Reina sangat ramah.Alana mengangguk berulang kali. Dia juga tahu Keluarga Yinandar tidak akan kekurangan uang atau harta apa pun."Nanti pas belanja kita lihat ya ada barang bagus nggak yang bisa kita beli buat mereka," ucap Alana."Oke."Reina memanggil pelayan untuk memesan.Reina tidak menyangka bos restoran itu sendiri yang melayani mereka, dia berkata dengan hormat, "Kalian mau pesan apa, ini buku menunya. Kalian bisa memesan apa pun yang kalian mau."Reina belum terlalu lapar, jadi dia meminta Alana untuk memesan.Akhirnya mereka memesan beberapa hidangan khas.Tidak lama kemudian hidangan disajikan. Sambil makan, Alana memberi tahu Reina, Jovan yang sangat keras kepala itu memutuskan akan tinggal bersamanya."Menurutmu aku harus gimana?" Alana menyuap beberapa suap dan tidak nafsu lagi. Tiba-tiba dia mau muntah dan langsung lari ke kamar mandi.Bosnya ketakutan setengah mati dan buru-buru datang untuk bertanya pada Reina, "Nona, Apa makanannya tidak sesuai denga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1787

    Alana menganga saat melihat orang yang turun adalah Reina.Ada apa ini?Kenapa tiba-tiba Nana jadi suka gaya orang kaya? Mereka 'kan cuma mau makan, mengobrol dan belanja? Kenapa bawa begitu banyak orang?Reina juga memperhatikan tatapan aneh di sekelilingnya. Dia turun dari mobil dengan rasa malu, berharap bisa bersembunyi di suatu tempat.Reina buru-buru masuk ke restoran.Karena para pengawal masih mau mengikuti, Reina pun berbisik, "Nggak apa-apa, kalian tunggu aku di luar."Pengawal menatap Reina dengan tatapan khawatir."Nggak bisa, Bu Liane pesan kami harus bersiap siaga dalam radius 10 meter."Reina terdiam.Dia tidak punya pilihan selain masuk dengan sekelompok pengawal.Untungnya, tidak ada seorang pun di restoran saat ini.Bos restoran menatap mereka, langsung berjalan mendekat dan bertanya dengan hati-hati, "Ah, anu ... Apa aku melakukan kesalahan?"Reina bingung.Dia melihat sekeliling , lalu menjawab, "Menurutku tempat ini cukup bagus. Lingkungannya tenang dan dekorasinya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1786

    "Ibu jangan ngomong sembarangan." Reina jadi khawatir.Reina baru bertemu dengan ibu kandungnya, tentu dia tidak ingin mendengar ucapan kesialan seperti itu.Liane awalnya ingin memberi tahu Reina tentang kondisi fisiknya saat ini, tapi melihat kecemasan Reina, Liane pun mengurungkan niatnya."Oke, Ibu nggak cerita lagi. Kamu cepat istirahat gih. Beberapa hari ini kamu ajak anak-anakmu main ya, kalian harus bersenang-senang.""Ya." Reina mengangguk, lalu mengantar Liane keluar kamar.Liane berjalan keluar dan kembali ke kediamannya.Sekretaris sudah menyiapkan obat untuknya."Bu Liane, Anda sudah memberi tahu Nona?"Liane menggeleng dan meminum obatnya. Pahit sekali."Belum."Liane menatap ke dalam kegelapan malam, "Aku benar-benar nggak bisa ngomong."Meski hanya beberapa kata sederhana, entah mengapa kata-kata itu tidak bisa terlontar dari mulutnya."Oke." Sekretaris Liane menghela napas dan menatapnya dengan prihatin, "Tetapi masalah ini tetap harus dibicarakan, lebih cepat lebih ba

DMCA.com Protection Status