Beranda / Romansa / Reset / Nothing

Share

Reset
Reset
Penulis: Beta Rizki

Nothing

Awalnya mungkin mereka membuat ruangan ini untuk dijadikan ruang rapat. Tapi sepertinya Lintang satu-satunya staf teknik yang berani mengalihfungsikan untuk dijadikan markas besarnya. Disanalah dia menghabiskan waktu hampir 24 jam untuk menyelesaikan pekerjaan. Dia workholic? Bukan! Bukan banget. Dia itu ratunya mepet. Selalu kerja di detik-detik deadline. Meja rapat dengan ukuran1,5 meter x 3 meter penuh semua dengan dokumen-dokumen miliknya. Ah, bukan cuma itu saja, printer, kertas hasil print yang salah, tisu bekas ingusnya, minuman botol yang tidak menyehatkan sampai bungkus snack, semua ada di atas meja. Dan dia? Dengan santai menghadap laptop, menyilangkan kakinya di kursi, fokus dengan kerjaannya. Tidak lupa earphone bertengger manis di telinganya. Lagu-lagu dari rocket rockers kesukaannya mengalun, menghentak, membuatnya gagal untuk merasa ngantuk di jam 11 malam.

"Kopi?" Danu melongok, kepalanya menyembul dari balik pintu yang sedikit terbuka.

"Nggak, makasih." Jawab Lintang singkat menoleh sebentar kemudian lanjut menghadap laptopnya.

"Deadline nya kapan?"

"Besok, hehehe ..."

"Tidur sini lagi?"

"Iya, besok pagi jam 8 harus sudah dibawa ke konsultan."

Danu yang dari tadi hanya di depan ruangan, masuk ke dalam. Duduk depan Lintang, mengamati satu-satunya gadis mungil yang ada di kantornya, ah juga satu-satunya gadis yang terkenal judes. Danu tersenyum, sebenarnya Lintang ini nggak judes, hanya dia nggak mudah akrab dengan semua orang.

"Lo udah denger kabar belum?"

"Hmmm ..."

"Ada yang bakal disuruh pegang gedung SMA lho."

"Owh ..." Lintang tidak tertarik samasekali. Dia tetap fokus dengan kerjaannya.

"Tahu nggak SMA mana?"

Lintang hanya menggeleng, tetap tidak mempedulikan Danu.

"SMA Gajah Mada Bandung!"

Deg ... Kalau boleh Lintang kaget, dan berhenti fokus dengan kerjaannya, saat inilah waktunya. Sekali saja nama SMA Gajah Mada Bandung yang legendaris itu disebut sukses membuat memori Lintang mencuat kembali. Musik Rocket Rockers seakan berlalu begitu saja, karena memang dia tidak menyetel volumenya terlalu kencang, jadi masih bisa mendengar ucapan Danu.

"Dan lo tahu siapa yang disuruh kesana?"

Tanpa disuruh pun jantung Lintang berdetak lebih cepat dari biasanya. Kalau sampai namanya disebut Danu, dia benar-benar akan berurusan dengan dia. Iya, dia yang pernah ada di masa lalu Lintang. Apa mungkin Lintang nggak akan bertemu dengannya?

"Nggak, siapa? Gue?" tanya Lintang hati-hati, sambil komat kamit berharap bukan dirinya yang harus pegang proyek disana.

Danu tersenyum, senyum simpul pembawa kabar buruk untuk Lintang. Bahkan bencana. Kenapa dari sekian banyak SMA, harus SMA Gajah Mada?

"Fani Lintang Larasati."

***

Hampir pagi, dan Lintang belum bisa tidur. Pikirannya melayang ke masalalu, dia nggak menyangka kalau harus kembali kesana. Ke tempat dimana dia bertemu cinta pertamanya. Ah, apa bisa lintang menyebutnya sebagai cinta pertama? Bahkan itu cuma cinta bertepuk sebelah tangan.

Tanpa sadar Lintang tersenyum, wajahnya di ingatan Lintang masih sama. Muka dingin ala-ala Korea masih dia ingat betul. Cowok itu yang sekarang sudah menjelma jadi pengacara terpopuler di Bandung, pesonanya tetap menarik perhatian kaum hawa, termasuk dirinya.

Ali Ferdiansyah, mantan pentolan sekolah SMA Gajah Mada, yang terkenal dingin, bahkan sampai usianya menginjak 28 tahun, dia belum juga menikah. Hah menikah? Dekat dengan wanita saja nggak pernah ada gosipnya. Dia memang pria dinginnya Gajah Mada. Dan Lintang suka. Lagi-lagi Lintang tersenyum, memilih beranjak dari tempat tidur ambil wudhu dan siap-siap berangkat kerja.

***

Siapa yang tidak kenal Ali Ferdiansyah? Lintang mempulas mukanya dengan pelembab sebelum mendempul dengan bedak. Iya, Lintang nggak terlalu suka pakai foundation, baginya make up minimalis sudah cukup. Sambil bercermin, ingatannya seolah masih terus tersita tentang Ali. Pertemuan mereka bisa dibilang nggak baik. Lintang kadang menyesal kenapa dia mau melakukan hal gila hanya untuk mendapatkan uang.

Delapan tahun lalu, Lintang dan pamannya yang pernah bekerja di tempat Eza, dibayar Wahyu untuk menghancurkan Ali. Wahyu yang punya dendam tersendiri pada Ali memanfaatkan Lintang juga pamannya saat itu. Tapi syukurlah semuanya sudah selesai, bahkan sekarang hubungan Ali dan Wahyu sudah semakin membaik. Mereka bekerja sama untuk memproduksi film terbaru Eza.

Tapi meski begitu, meski semuanya sudah membaik, hal itu tidak berlaku untuk Lintang. Lintang bukan merupakan bagian dari Ali. Ali tidak pernah menganggap Lintang ada di hidupnya.

Lintang menarik napasnya panjang, dia tidak yakin sanggup menatap mata laki-laki itu setelah delapan tahun tidak bertemu. Ponselnya sudah sejak tadi bergetar, whatssap masuk dari Danu, dan isinya sama semua. Lintang samasekali tidak berniat membacanya. Perutnya mendadak mulas, saat tertera jelas nama Ali di baris pertama chat Danu.

07.00 Danu : Ali Ferdiansyah pemilik SMA Gajah Mada

07.15 Danu : Ali Ferdiansyah pemilik SMA Gajah Mada. Dia pengacara yang terkenal itu kan?

07.45 Danu : Bales dong Lin, Itu Ali Ferdiansyah yang satu sekolah sama elo kan?

07.50 Danu : Cinta lama berlanjut lagi nih ceritanya, hehehe.

***

Masih sama. Halte bus dekat SMA Gajah Mada masih ada. Lintang turun dari bus, berdiam diri agak lama di halte. Lagi-lagi kenangan tentang dirinya saat itu masih berkelebat manis. Lintang mengenakan seragam SMA, mukanya yang begitu polos kikuk saat Ali memaksanya untuk naik keboncengan motornya. Ali memaksanya untuk berangkat bersama ke kantor PH milik orang tua Ali. Saat itu Lintang sengaja Wahyu masukkan ke perusahaan Ali sebagai penulis novel yang diadaptasi ke layar lebar,untuk jadi mata-mata.

"Buruan naik." Ajak Ali datar tanpa menoleh, dia menyalakan mesin motornya. Tapi Lintang menolak. Saat itu di pikiran Lintang hanya ingin melaksanakan tugasnya untuk memata-matai Ali bukan malah dibonceng sang pentolan seperti pacar. Lintang tidak mau digosipkan dengan sang preman.

"Nggak bang, nggak usah. Saya bisa naik bus kok." Tolak Lintang kikuk banget.

"Buruan deh nggak usah ribet, tujuan kita sama. Dan gue nggak mentolerir karyawan yang telat datang ke rapat, termasuk lo!"

"Tapi Mas, serius saya nggak akan telat kok, pas-"

TET TET TET TET

Ali si preman sekolah gila itu nggak kehabisan akal. Dia menekan klakson kencang-kencang sampai menyita perhatian sebagian murid SMA Gajah Mada yang berada di luar.

"Mas Al ngapain sih?!" Protes Lintang menutup telinganya rapat-rapat, meski Ali itu cinta pertamanya, tapi Ali lebih banyak bikin Lintang kesal. Kadang sifat dinginnya itu merepotkan bukan mempesona.

"Gue nggak akan berhenti sampai lo naik!"

Lagi-lagi Lintang tersenyum, sambil membenarkan ikatan rambutnya dia menuju sekolahnya dulu, SMA Gajah Mada. Jam segini pasti murid-murid sudah memulai pelajaran. Beberapa ada yang di luar karena jam olahraga. Lintang memilih untuk mengitari sebentar sekolahnya dulu. Kata orang SMA adalah masa-masa paling indah. Disana banyak kenangan indah, terutama tentang cinta. Tapi itu tidak berlaku untuk Lintang. Lintang tidak merasakannya samasekali dicintai orang yang dia cintai.

Lintang berhenti di depan UKS. UKS yang konon penuh cerita romantis para pentolan sekolahnya. Entah itu kutukan atau apa, dari jaman Eza, Miko sampai pentolan sekolah selanjutnya, sangat menyukai tempat ini. Mereka mengaku, menemukan cintanya di UKS ini. Lintang hampir tertawa saat membaca itu di grup f******k SMA Gajah Mada. Karena Lintang tahu, pernyataan itu jelas bukan keluar dari mulut para pentolan, tapi dari para penggemar mereka yang selalu update tentang kisah asmara sang pentolan. Ah lagi, konon ceritanya SMA Gajah Mada juga dikenal dengan surganya murid ganteng. Dan kebanyakan merekalah yang selalu jadi pentolan sekolah.

Cuma satu pentolan sekolah yang tidak menemukan cintanya di SMA Gajah Mada, pentolan sekolah yang tidak akan pernah dilupakan oleh siapapun. Bisa dikatakan dia lah pentolan sekolah yang paling sempurna, Ali Ferdiansyah.

"Iya, Ali si kutub es paling mempesona."

"Lo panggil gue?"

***

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH. 

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH. 

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

NOVEL SUDAH TIDAK TERSEDIA DI FLATFORM INI. TERIMAKASIH.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status