Share

25. Tersinggung

"Lana," lirihnya.

Deg! Dia menyebut namaku. Aku termangu. Menyerah atau lari.

"Kamu ... tolong buka ...."

"Ehm, maaf karena Pak Antoni tidak ada saya permisi," ucapku setenang mungkin, lalu bergegas pergi.

"Tunggu," panggil Mahendra. Aku tak menyahut, pura-pura tidak mendengar dan terus mempercepat langkah menuju pintu keluar.

"Lana!" pekiknya untuk kedua kali. Seketika langkahku terhenti. Suara Mahendra menggema, membuat semua karyawan yang ada di sana menghentikan kegiatan dan menoleh ke arah Mahendra.

Penyamaranku gagal. Aku memutar badan ke arah Mahendra. Kubuka perlahan masker lalu menatap Mahendra. Kini, para karyawan beralih menatapku kemudian membungkukkan badan memberi hormat. Sebelumnya, aku mengunjungi Mahesa Tunggal mewakili Papa. Meski hanya beberapa hari, sepertinya mereka mengingatnya dengan sangat baik.

"Lana," panggilnya lagi, aku masih bergeming di tempat yang sama, tak menjawab. Hanya, kutatap Mahendra seraya menggerakkan bola mata ke arah para karyawan dan ke a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Jamiah Kampil
penulis cerita sprt ini sllu merosak citra pembaca. tidak profesional sebagai penulis
goodnovel comment avatar
carsun18106
hi novita how are you, lg nemenin gendis ya....hehehe....selalu ditunggu lanjutan kisah gendis dan lana yaaa....
goodnovel comment avatar
Winda Eko
ceritanya ada awal tak ada ujung, yg bener donk nulisnya buat kecewa aja!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status