Beranda / Romansa / Rahasia Panas Cinta Terlarang / Jalan Raya Pemisah Cinta

Share

Rahasia Panas Cinta Terlarang
Rahasia Panas Cinta Terlarang
Penulis: Sri_Eahyuni

Jalan Raya Pemisah Cinta

Penulis: Sri_Eahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-31 21:00:48

Jalan Raya Pemisah Cinta

"Sudah mulai belajar jadi liar, ya?!" Suara Rindi melengking di ambang pintu kamar Reva.

"Sudah Ibu bilang berapa kali, kamu itu nggak boleh berhubungan sama Nathan! Ingat, Nduk, kita ini orang nggak punya, sedangkan orang tua Nathan orang berada. Ibu nggak mau kamu jadi hinaan mereka kalau sampai kamu menikah sama Nathan!" Suara Rindi sudah mulai serak, dia sudah mulai menangis. Dan air mata yang sejak tadi Reva tahan-tahan akhirnya tumpah juga. Reva menangis dalam diam diatas bantal.

Pintu kamar yang tak terkunci membuat Rindi dengan mudah menerobos masuk. Wajahnya merah padam menahan amarah.

Reva hanya bisa menangis, hatinya masih bergetar setelah dipaksa pulang oleh sang Bapak. Ia baru saja pulang setelah diam-diam bertemu Nathan. Namun, rencana pertemuan itu gagal sempurna karena mereka tertangkap basah.

"Sudah banyak yang datang ingin melamarmu, tapi kamu selalu menolak! Kenapa justru kamu diam-diam menjalin hubungan sama Nathan?" Suara Rindi mulai bergetar, napasnya tersengal. "Lebih baik kamu menikah saja dengan lelaki yang datang melamarmu. Kalau ada yang datang lagi, mau tak mau kamu harus terima!"

Reva menggigit bibir, menahan sesak yang menggumpal di dadanya. Tapi air matanya tetap jatuh, mengalir tanpa bisa dibendung.

Sejak masih kelas dua SMA, sudah banyak orang dari luar desa yang ingin meminangnya. Mereka bahkan rela menunggu sampai ia lulus sekolah. Saat itu, Prabu, bapaknya, menolak dengan alasan agar Reva bisa fokus belajar dan tidak terbebani oleh pikiran tentang calon suami. Namun, setelah ia lulus, semakin banyak lelaki datang membawa lamaran. Kali ini, giliran Reva yang menolak. Ia ingin bekerja dulu, ingin punya pilihan atas hidupnya sendiri.

Rindi sempat mendukung. Tapi bukan karena ia benar-benar memahami keinginan putrinya, melainkan karena ia butuh Reva untuk menjaga Liana, putri bungsunya. Dengan begitu, Rindi bisa lebih leluasa bekerja di kebun.

"Sudah Ibu bilang, kamu sama Nathan itu nggak boleh! Hubungan kalian cuma akan medot dalan!" Nada suara Rindi semakin meninggi. "Apa kamu mau orang-orang semakin menghinamu? Sok-sokan nolak lamaran lelaki baik-baik, tapi malah pacaran diam-diam sama Nathan! Kamu pikir hubungan ini bakal ke mana? Kalau sudah dapat petakanya, baru nyadar? Baru menyesal?"

Reva menelan ludah, berusaha meredam isakan yang hampir lolos dari bibirnya.

"Kamu itu seperti kembang yang baru mekar. Masih ranum, segar. Makanya banyak kumbang datang mendekat, ingin menghisap nektarmu. Ibu takut, Nduk. Takut Nathan hanya ingin menghisapmu lalu pergi. Lelaki nggak bawa aib, tapi perempuan? Sekali jatuh, seumur hidup akan diingat sebagai noda!"

Rindi terisak, tapi ia berusaha menahan tangisnya. "Tolong, Reva, jangan berhubungan lagi sama Nathan. Lebih baik kamu terima pinangan lelaki dari luar desa, yang lebih mapan. Biar kalau ada apa-apa, orang-orang nggak bisa menertawakanmu. Ibu ingin kamu punya kehidupan yang lebih baik, bukan hidup dalam hinaan!"

Reva tidak menjawab. Tubuhnya terasa lemas.

"Tradisi nenek moyang itu nggak boleh dilawan," lanjut Rindi. "Kalau kamu melawan, itu sama saja cari petaka. Apa kamu mau pernikahanmu nanti penuh kesialan? Rumah tangga isinya cuma pertengkaran? Rezeki seret? Ujung-ujungnya berpisah kalau sudah nggak kuat?"

Air mata Reva jatuh semakin deras.

"Kalau kamu sama Nathan cuma main-main, mending jauhi dia dari sekarang. Jangan neko-neko, Nduk. Ingat, kita ini bukan orang kaya. Kalau terjadi sesuatu, perempuan miskin yang selalu disalahkan!"

Suara Rindi bergetar, tapi tetap terdengar tegas. "Ibu mohon, ini terakhir kalinya kamu bertemu Nathan. Segera putuskan hubungan kalian!"

Setelah itu, semua terasa samar. Reva tidak lagi mendengar ocehan ibunya. Pandangannya mengabur. Kepalanya berat. Ia bahkan tidak sadar kapan matanya tertutup dan tubuhnya tenggelam dalam tidur.

Saat ia terbangun, jam di ponselnya menunjukkan pukul tiga dini hari.

Reva buru-buru mengecek notifikasi. Hatinya berharap ada pesan dari Nathan—setidaknya menanyakan keadaannya setelah tertangkap basah. Tapi layar ponsel tetap sepi. Tak ada satu pun pesan masuk.

Reva menggigit bibir. 'Apa dia nggak khawatir kalau aku dimarahi?'

Rasa kecewa menggelayut di dadanya. Ia menarik napas dalam, lalu memejamkan mata. Masih ada sisa kantuk yang membuat kepalanya berat. Ia berbalik posisi, kini tidur terlentang. Tidur dengan posisi tengkurap semalaman hanya membuat tubuhnya semakin lelah.

Bab terkait

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Sebelum Tragedi

    Pagi datang lebih cepat dari yang ia harapkan.Reva terbangun karena suara orang berbicara di luar kamarnya. Biasanya, bapak dan ibunya sudah membangunkannya sejak subuh. Tapi kali ini, tidak ada suara yang memanggilnya, tidak ada ketukan di pintu kamarnya.Ia melirik jam dinding. Setengah enam.Jantungnya mencelos. Sudah nyaris kesiangan.Reva bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudu. Setelah itu, ia berdiri di ruang tengah, siap menunaikan salat subuh.Tapi suara sinis tiba-tiba menyelusup ke telinganya."Oalah, anak perawan jam segini baru bangun? Baru mau salat subuh?"Reva menoleh, mendapati Imam—kakak sepupunya—menatapnya dengan seringai usil."Lihat jam, udah hampir jam enam. Salatmu itu nggak bakal diterima," lanjut Imam, tertawa mengejek.Reva mengembuskan napas kasar. "Nyebelin banget sih, Mas! Pagi-pagi udah di sini, mau minta sarapan?!"Imam terkekeh, tapi Reva tak lagi memperdulikannya. Ia segera masuk ke ruang salat, buru-buru melaksanakan kewajibannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Cemohan Tetangga

    Seiring berjalannya waktu, Rindi pulang dari rumah majikannya dan melihat ada sepeda motor yang tidak dikenalnya terparkir di depan rumah. Ia masuk lewat pintu belakang, mengintip dari dapur. Suara tawa lelaki terdengar di dalam rumahnya."Ibu sudah pulang?" tanya Reva saat Rindi melepas sepatu."Heemmm..." jawab Rindi dengan deheman singkat."Ada temanku yang main, Bu, tapi mereka belum dijamu. Aku mau beli ke warung, tapi nggak ada uang. Boleh minta duit?" tanya Reva, mencoba memohon."Nggak boleh," jawab Rindi tegas.Selama Reva lulus sekolah, ada saja teman lelaki Reva yang datang bahkan selalu berbeda-beda orang. Rindi sampai malu diomongin para tetangga."Anakmu lho, Rin, laris manis setiap hari kok ada saja lelaki yang datang." Pertanyaan itu sering Rindi temui setelah ada lelaki yang bertamu. Ia yakin setelah ini para tetangga pasti akan berkomentar lagi.Rindi segera masuk kamar mandi untuk mandi, karena ia sudah tahu siapa yang datang, jadi tak perlu penasaran lagi.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Nasib Cinta Reva dan Nathan

    Saat sampai rumah, Rindi tak bersemangat untuk memasak. Ia hanya mengambil kacang panjang yang ada di kulkas hasil panennya sendiri ia akan menumisnya dengan tempe. Siang ini dan nanti sore akan makan pakai menu itu sedangkan ikan asin akan ia masak besok pagi untuk sarapan.Sedangkan di luar rumah Tina merengek minta jajan karena dari tadi pagi ia belum jajan. Alhasil Reva harus minta uang sama Ibunya yang, padahal ia ingin marah sama sang ibu."Bu, Tina minta beli jajan," ucap Reva saat menemui ibunya.Rindi hanya diam saja tetapi ia menyodorkan uang dua ribu untuk Reva sisa belanjanya tadi. Reva menerima begitu saja tanpa peduli dengan wajah sang ibu yang terlihat masam."Ayo beli jajan, tapi jalan kaki ya. Kakak capek kalau harus gendong kamu," ujar Reva."Asyik..." seru Tina kegirangan.Reva dan Tina menuju warungnya Aris yang tak jauh dari rumahnya. "Sana mau beli apa??" Sampai di warung Reva meminta sang adik memilih jajan."Mau beli apa, Tin??" Sapa Aris."Beli jajan, Mbak,"

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Diam-diam

    Hari-hari terus berlalu, Reva dan Nathan menjalani hubungan dengan tersembunyi, namun komunikasi merak tetap lancar. Hingga tiba waktunya pergantian tahun pun telah tiba."Dek, malam tahun baru ke alun-alun yuk." Nathan mengirim pesan pada Reva. Ia sudah sibuk mencari cara dari jauh-jauh hari untuk bisa membawa Reva ke luar rumah."Aku harus alasan apa, Mas, sama Ibu dan Bapak??" Reva mengirim pesan balasan, ia benar-benar tak bisa menjahui Nathan meski sebisa mungkin dia menghidarinya justru semakin kuat rasa cinta dan rindunya kepada Nathan."Gimana ya, Dek, aku juga bingung. Padahal aku udah jauh-jauh hari nyari cara biar kamu bisa keluar, tapi sampai sekarang belum ketemu. Aku malah semakin pusing," ujar Nathan.Kini mereka sedang melakukan panggilan vidio call, mereka tak lagi bisa bertemu karena Siti mengawasi Nathan sangat ketat. Ia tak mengijinkan Nathan sama sekali untuk bertemu Reva.Reva terkekeh ia tak percaya Nathan sudah merencanakan ini semua dari jauh hari, " Masak sih

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Ciuman di Bawah Kembang Api

    Malam pergantian tahun begitu riuh. Reva, yang baru pertama kali lepas dari aturan ketat rumah, takjub melihat betapa ramainya perbatasan kota. Apalagi, artis viral Denny Cicak turut diundang, membuat penggemarnya berbondong-bondong datang dari berbagai penjuru kecamatan dan kabupaten."Ini lebih dari ekspektasiku, Fit. Ternyata semeriah ini, ya," gumam Reva."Ini belum seberapa, Mbak. Nanti kalau kembang api sudah dinyalakan, pasti lebih ramai lagi," balas Fitri sambil menggendong putranya."Wah, aku makin tak sabar," Reva semakin bersemangat."Bunda beli itu," Salmi menunjuk sebuah makanan khas turkey."Mbak Reva, aku mau kesana. Salmi minta kebab," ucap Fitri."Aku nunggu di sini aja deh," balas Reva. Sedangkan Faiz dan Dani sudah maju ke depan untuk menyaksikan dangdut.Di sekitar mereka, suara musik dangdut menggelegar. Faiz dan Dani sudah maju ke depan, menikmati hiburan. Sementara itu, Fitri dan Reva memilih tetap di belakang, menghindari desakan orang banyak, apalagi Fitri mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Dosa di Malam Tahun Baru

    Pesta kembang api telah selesai, begitu pula dengan hiburan dangdut yang menemani malam. Para pengunjung mulai membubarkan diri dan beranjak dari halaman alun-alun.Nathan kembali berkumpul dengan teman-temannya. Mereka semua tampak menggandeng pasangan masing-masing.Di tangan mereka telah ada berbagai jajanan seperti jagung bakar, telur gulung, takoyaki, papeda, es teh, dan lainnya."Mari makan!" seru Panji dengan wajah sumringah. Tanpa ragu, ia langsung duduk di tanah dan membuka plastik makanannya."Kamu tuh ya, kalau ada yang gratisan selalu paling cepat geraknya," celutuk Agung, mengingat Panji sebelumnya mengaku kehabisan uang dan tidak membeli apa pun."Ya, jelas dong," balas Panji tanpa rasa bersalah.Mereka semua duduk lesehan di tanah, membentuk lingkaran tanpa alas apa pun, menikmati makanan yang mereka beli. Rendi terlihat membawa banyak telur gulung, sedangkan Agung membawa cireng sambal. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini mereka menikmati malam tanpa minuman

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06

Bab terbaru

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Dosa di Malam Tahun Baru

    Pesta kembang api telah selesai, begitu pula dengan hiburan dangdut yang menemani malam. Para pengunjung mulai membubarkan diri dan beranjak dari halaman alun-alun.Nathan kembali berkumpul dengan teman-temannya. Mereka semua tampak menggandeng pasangan masing-masing.Di tangan mereka telah ada berbagai jajanan seperti jagung bakar, telur gulung, takoyaki, papeda, es teh, dan lainnya."Mari makan!" seru Panji dengan wajah sumringah. Tanpa ragu, ia langsung duduk di tanah dan membuka plastik makanannya."Kamu tuh ya, kalau ada yang gratisan selalu paling cepat geraknya," celutuk Agung, mengingat Panji sebelumnya mengaku kehabisan uang dan tidak membeli apa pun."Ya, jelas dong," balas Panji tanpa rasa bersalah.Mereka semua duduk lesehan di tanah, membentuk lingkaran tanpa alas apa pun, menikmati makanan yang mereka beli. Rendi terlihat membawa banyak telur gulung, sedangkan Agung membawa cireng sambal. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini mereka menikmati malam tanpa minuman

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Ciuman di Bawah Kembang Api

    Malam pergantian tahun begitu riuh. Reva, yang baru pertama kali lepas dari aturan ketat rumah, takjub melihat betapa ramainya perbatasan kota. Apalagi, artis viral Denny Cicak turut diundang, membuat penggemarnya berbondong-bondong datang dari berbagai penjuru kecamatan dan kabupaten."Ini lebih dari ekspektasiku, Fit. Ternyata semeriah ini, ya," gumam Reva."Ini belum seberapa, Mbak. Nanti kalau kembang api sudah dinyalakan, pasti lebih ramai lagi," balas Fitri sambil menggendong putranya."Wah, aku makin tak sabar," Reva semakin bersemangat."Bunda beli itu," Salmi menunjuk sebuah makanan khas turkey."Mbak Reva, aku mau kesana. Salmi minta kebab," ucap Fitri."Aku nunggu di sini aja deh," balas Reva. Sedangkan Faiz dan Dani sudah maju ke depan untuk menyaksikan dangdut.Di sekitar mereka, suara musik dangdut menggelegar. Faiz dan Dani sudah maju ke depan, menikmati hiburan. Sementara itu, Fitri dan Reva memilih tetap di belakang, menghindari desakan orang banyak, apalagi Fitri mem

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Diam-diam

    Hari-hari terus berlalu, Reva dan Nathan menjalani hubungan dengan tersembunyi, namun komunikasi merak tetap lancar. Hingga tiba waktunya pergantian tahun pun telah tiba."Dek, malam tahun baru ke alun-alun yuk." Nathan mengirim pesan pada Reva. Ia sudah sibuk mencari cara dari jauh-jauh hari untuk bisa membawa Reva ke luar rumah."Aku harus alasan apa, Mas, sama Ibu dan Bapak??" Reva mengirim pesan balasan, ia benar-benar tak bisa menjahui Nathan meski sebisa mungkin dia menghidarinya justru semakin kuat rasa cinta dan rindunya kepada Nathan."Gimana ya, Dek, aku juga bingung. Padahal aku udah jauh-jauh hari nyari cara biar kamu bisa keluar, tapi sampai sekarang belum ketemu. Aku malah semakin pusing," ujar Nathan.Kini mereka sedang melakukan panggilan vidio call, mereka tak lagi bisa bertemu karena Siti mengawasi Nathan sangat ketat. Ia tak mengijinkan Nathan sama sekali untuk bertemu Reva.Reva terkekeh ia tak percaya Nathan sudah merencanakan ini semua dari jauh hari, " Masak sih

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Nasib Cinta Reva dan Nathan

    Saat sampai rumah, Rindi tak bersemangat untuk memasak. Ia hanya mengambil kacang panjang yang ada di kulkas hasil panennya sendiri ia akan menumisnya dengan tempe. Siang ini dan nanti sore akan makan pakai menu itu sedangkan ikan asin akan ia masak besok pagi untuk sarapan.Sedangkan di luar rumah Tina merengek minta jajan karena dari tadi pagi ia belum jajan. Alhasil Reva harus minta uang sama Ibunya yang, padahal ia ingin marah sama sang ibu."Bu, Tina minta beli jajan," ucap Reva saat menemui ibunya.Rindi hanya diam saja tetapi ia menyodorkan uang dua ribu untuk Reva sisa belanjanya tadi. Reva menerima begitu saja tanpa peduli dengan wajah sang ibu yang terlihat masam."Ayo beli jajan, tapi jalan kaki ya. Kakak capek kalau harus gendong kamu," ujar Reva."Asyik..." seru Tina kegirangan.Reva dan Tina menuju warungnya Aris yang tak jauh dari rumahnya. "Sana mau beli apa??" Sampai di warung Reva meminta sang adik memilih jajan."Mau beli apa, Tin??" Sapa Aris."Beli jajan, Mbak,"

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Cemohan Tetangga

    Seiring berjalannya waktu, Rindi pulang dari rumah majikannya dan melihat ada sepeda motor yang tidak dikenalnya terparkir di depan rumah. Ia masuk lewat pintu belakang, mengintip dari dapur. Suara tawa lelaki terdengar di dalam rumahnya."Ibu sudah pulang?" tanya Reva saat Rindi melepas sepatu."Heemmm..." jawab Rindi dengan deheman singkat."Ada temanku yang main, Bu, tapi mereka belum dijamu. Aku mau beli ke warung, tapi nggak ada uang. Boleh minta duit?" tanya Reva, mencoba memohon."Nggak boleh," jawab Rindi tegas.Selama Reva lulus sekolah, ada saja teman lelaki Reva yang datang bahkan selalu berbeda-beda orang. Rindi sampai malu diomongin para tetangga."Anakmu lho, Rin, laris manis setiap hari kok ada saja lelaki yang datang." Pertanyaan itu sering Rindi temui setelah ada lelaki yang bertamu. Ia yakin setelah ini para tetangga pasti akan berkomentar lagi.Rindi segera masuk kamar mandi untuk mandi, karena ia sudah tahu siapa yang datang, jadi tak perlu penasaran lagi.Setelah

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Sebelum Tragedi

    Pagi datang lebih cepat dari yang ia harapkan.Reva terbangun karena suara orang berbicara di luar kamarnya. Biasanya, bapak dan ibunya sudah membangunkannya sejak subuh. Tapi kali ini, tidak ada suara yang memanggilnya, tidak ada ketukan di pintu kamarnya.Ia melirik jam dinding. Setengah enam.Jantungnya mencelos. Sudah nyaris kesiangan.Reva bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudu. Setelah itu, ia berdiri di ruang tengah, siap menunaikan salat subuh.Tapi suara sinis tiba-tiba menyelusup ke telinganya."Oalah, anak perawan jam segini baru bangun? Baru mau salat subuh?"Reva menoleh, mendapati Imam—kakak sepupunya—menatapnya dengan seringai usil."Lihat jam, udah hampir jam enam. Salatmu itu nggak bakal diterima," lanjut Imam, tertawa mengejek.Reva mengembuskan napas kasar. "Nyebelin banget sih, Mas! Pagi-pagi udah di sini, mau minta sarapan?!"Imam terkekeh, tapi Reva tak lagi memperdulikannya. Ia segera masuk ke ruang salat, buru-buru melaksanakan kewajibannya

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Jalan Raya Pemisah Cinta

    Jalan Raya Pemisah Cinta "Sudah mulai belajar jadi liar, ya?!" Suara Rindi melengking di ambang pintu kamar Reva. "Sudah Ibu bilang berapa kali, kamu itu nggak boleh berhubungan sama Nathan! Ingat, Nduk, kita ini orang nggak punya, sedangkan orang tua Nathan orang berada. Ibu nggak mau kamu jadi hinaan mereka kalau sampai kamu menikah sama Nathan!" Suara Rindi sudah mulai serak, dia sudah mulai menangis. Dan air mata yang sejak tadi Reva tahan-tahan akhirnya tumpah juga. Reva menangis dalam diam diatas bantal.Pintu kamar yang tak terkunci membuat Rindi dengan mudah menerobos masuk. Wajahnya merah padam menahan amarah.Reva hanya bisa menangis, hatinya masih bergetar setelah dipaksa pulang oleh sang Bapak. Ia baru saja pulang setelah diam-diam bertemu Nathan. Namun, rencana pertemuan itu gagal sempurna karena mereka tertangkap basah."Sudah banyak yang datang ingin melamarmu, tapi kamu selalu menolak! Kenapa justru kamu diam-diam menjalin hubungan sama Nathan?" Suara Rindi mulai ber

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status