Ketika memutuskan menerima pernyataan cinta Nugi dan ajakan lelaki itu untuk menjadi sepasang kekasih, Samita Indira sadar betul akan konsekuensi yang mungkin harus ia tanggung di kemudian hari. Nugi bukan lagi si tengil Nugraha Randika, mantan teman SMA-nya dulu. Lelaki itu sudah menjelma menjadi Nugi Radi, solois muda berbakat yang tengah digandrungi penikmat musik tanah air. Meski sang kekasih hidup dalam gemerlap dunia hiburan, Samita percaya bahwa dirinya selalu menjadi tempat Nugi berpulang. Semuanya berjalan baik-baik saja sampai keyakinan itu perlahan tergoyahkan keadaan. Benarkah Nugi mulai menyembunyikan sesuatu darinya? Mungkinkah lelaki itu tidak lagi berada dalam satu konstelasi yang sama dengannya? Samita tidak tahu. Ia hanya tahu, kemilau bintang yang indah dilihat dari kejauhan, kadang akan menjadi terlalu menyilaukan kala berada dekat dalam pandangan. Dan kini, hubungan mereka dipertaruhkan.
Lihat lebih banyakKetika masih duduk di bangku SMA, Nugi sering kali menertawakan kawan-kawannya yang mulai jatuh cinta. Sewaktu Januar–salah satu teman terdekatnya yang paling urakan dan tidak bisa diatur–mendadak berhenti mengisap rokok hanya karena gadis yang disukainya tidak suka lelaki perokok, Nugi tertawa paling keras dan menyebutnya bodoh. Pun ketika Fajar–si konyol yang suka melontarkan candaan-candaan garing tanpa kenal tempat–mendadak menjadi pendiam dan berusaha keras menjaga image di depan siswi kelas sebelah yang disukainya, Nugi tidak berhenti mengejeknya hingga Fajar terpaksa membebat mulutnya dengan dasi. Menyebabkan keduanya menuai tatapan aneh dari seluruh penghuni sekolah yang kebetulan berada di kantin. Hingga lulus sekolah, Nugi tidak juga merasakan ketertarikan berlebihan terhadap lawan jenis. Bukan berarti ia memiliki orientasi seksual yang berbeda dari anak lelaki kebanyakan. Hanya saja, Nugi di masa sekolah memiliki terlalu banyak ambisi untuk membuktikan di
“Kamu kenapa? Lagi ada yang dipikirin?”Sedikit terlonjak, Samita menengadah. Matanya menemukan sosok Nugi yang sudah mengenakan kaos oblong serta celana kain, perlahan menyusup di balik selimut, duduk tepat di sisinya di atas ranjang. Lelaki itu memang meninggalkan beberapa potong pakaian di apartemennya. Persiapan, jawab Nugi kala Samita mempertanyakan motifnya suatu kali.“M-hm,” Samita menggumam lemah.Telepon mendadak dari pria yang mengaku sebagainya papanya siang tadi itu sukses membuat harinya memburuk. Butuh bermenit-menit baginya tadi untuk menenangkan diri dan kembali bersikap normal. Jangan lupakan tatapan aneh dan khawatir dari rekan-rekan di ruangannya. Situasi siang tadi benar-benar berengsek.“Mikirin apa?”Segera setelah suara bertanya Nugi menghilang dari pendengaran, Samita bisa merasakan eksistensi lelaki itu di sekitar ceruk lehernya. Bibir Nugi yang terasa lembab menyusuri area lehernya semb
“Lembur abis kabur, ya, Mit?”Samita meringis tanpa menoleh. Suara tawa Danu menyusul setelahnya. Seniornya itu hanya menggelengkan kepala sambil berlalu, kembali ke mejanya sendiri. Meninggalkan Samita yang masih sibuk dengan setumpuk pekerjaan.“Semangat, Mit.” Kali ini suara prihatin Rena yang menyapa indra pendengaran Samita. “Harusnya, sih, lo ngambil cutinya sekalian aja bablas sampe weekend, masuk lagi Senin depan. Nanggung amat lo masuk Jumat-Jumat.”Samita tidak menyahut. Namun, satu tangannya dengan sigap menyambar secarik post-it yang tertempel di sisi layar komputernya untuk kemudian diremas membola dan dilemparkan ke arah Rena. Yang ditarget justru terkikik sembari menghindar. Menyebabkan lemparan Samita meleset dan jatuh ke dekat kaki kursi Rena.“Diem, deh, Ren. Gue lagi nggak bisa ribut, nih,” keluh Samita, akhirnya bersuara. Meski seluruh atensinya masih tertuju pada layar
Tahun terakhir Samita di Sekolah Menengah Atas berakhir biasa-biasa saja. Teman-teman sekelasnya di kelas dua belas sama persis dengan teman-temannya di kelas sebelas. Kelasnya tidak lagi mengalami perombakan. Sesuatu yang menguntungkan karena Samita tidak perlu repot-repot melakukan adaptasi ulang.Hingga lulus sekolah, gadis itu tidak memiliki teman akrab. Ia tidak dikucilkan, namun tidak juga tergabung dalam kelompok kecil mana pun. Pada akhirnya, Samita memang hanya menjadi bintang di kehidupan ibunya saja. Di kehidupan orang lain, ia hanya seseorang yang tidak terlalu diingat baik.Tapi itu bukan masalah, kehidupannya baik-baik saja tanpa teman.Selepas SMA, Samita melanjutkan pendidikan ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Depok. Jarak kampusnya masih terbilang dekat dari rumah sehingga ia tidak perlu tinggal di rumah indekos. Tetap menjadi pribadi yang tertutup dan memilih tidak memiliki teman dekat, Samita menjalani kehidupan barunya sebagai mahasisw
Samita artinya bintang. Itu yang ibunya katakan ketika dulu Samita mempertanyakan arti namanya.“Kamu bintang di hidup Mama. Bintang yang cantik.”Kalimat sederhana itu terpatri kuat dalam kepala Samita. Menyaksikan bagaimana ibunya berjuang seorang diri membesarkannya, tanpa kehadiran pendamping, menjadikannya sesosok perempuan kuat dan mandiri. Samita tidak suka menggantungkan diri pada siapapun. Pun benci mengandalkan orang lain. Hal lain yang Samita benci selain mengandalkan orang lain adalah ayahnya.Usianya delapan tahun ketika sang ayah meninggalkan rumah. Waktu itu, Samita masih terlalu kecil untuk memahami ke mana ayahnya pergi. Sesuatu yang baru ia sadari di kemudian hari, bahwa ayahnya pergi demi membangun kehidupan baru dengan wanita lain. Meninggalkan Samita dan ibunya seolah mereka berdua hanyalah seonggok sampah tidak berharga.Setelah perceraian kedua orang tuanya, Samita menjadi anak yang tertutup. Rumahnya saat itu berada di
Pukul enam pagi di hari berikutnya, kala Samita terjaga dan membuka mata, Nugi sudah meninggalkan apartemennya. Seperti biasa, lelaki itu pergi dini hari, dijemput oleh Rian–manajernya. Ketika memeriksa ponsel, Samita menemukan pesan berpamitan dari lelaki itu, disertai permintaan maaf karena meninggalkan apartemen tanpa berpamitan secara langsung.As if that’s not a common thing he always does whenever he comes around, pikir Samita, lalu mengetikkan balasan bernada sarkas sesuai dengan yang terlintas di pikirannya barusan. Setelahnya, perempuan itu bangkit dari ranjang dan bersiap untuk berangkat ke kantor.Menjadi pacar rahasia seorang musisi dan penyanyi terkenal membuat Samita terbiasa dengan ketiadaan sang kekasih di sisinya. Bertemu dengan Nugi hanya bisa dilakukan jika lelaki itu yang menginisiasi lebih dulu. Orang-orang bilang, perempuan yang kelak menjadi pacar Nugi Radi adalah gadis yang beruntung. Memiliki kekasih berwajah tampan, karir
Sudah lewat pukul tujuh malam kala Samita mengunci kembali pintu apartemennya. Lampu-lampu sudah menyala, pertanda sudah ada seseorang yang memasuki tempat itu sebelum dirinya. Perempuan itu lantas melepas sepasang sepatunya, lalu menyimpan keduanya di rak dekat pintu. Melihat sepasang Vans Old Skool Classic yang ia kenali tergeletak berantakan di rak terbawah, salah satu sudut bibir Samita tertarik, membentuk senyum miring. Terlalu malas membenahi sepatu pendatang itu, ia hanya menggelengkan kepala untuk kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke dalam.Unit apartemen Samita tidak seberapa besar. Ia bisa melihat hampir seluruh penjuru unit hanya dengan berdiri di dekat pintu depan seperti sekarang. Tidak menemukan si pemilik Vans di sepanjang ruangan terbuka di hadapannya, Samita lantas melangkah menuju pintu terdekat lain selain pintu depan–pintu kamar.Pintu satu-satunya kamar tidur di unit apartemen itu tidak tertutup rapat, menyisakan celah tipis yang segera m
“Kembali bertingkah kontroversial, Nugi Radi lagi-lagi menjadi Trending Topic dunia maya ...” Sayup, Samita bisa mendengar kalimat yang menguar dari video cuplikan acara gosip yang tengah disaksikan Rena–rekan kerjanya. Menolak untuk bereaksi, perempuan itu memilih tetap fokus pada layar komputernya, melanjutkan meneliti daftar harta tetap salah satu klien yang tersaji di worksheet Excel di hadapannya. “Gila, ya, si Nugi, nggak kapok-kapok.” Suara sayup berganti gerutuan yang lebih jelas. Samita menahan senyum, dalam hati mempertanyakan mengapa temannya itu harus menggerutu hanya karena berita gosip yang ia lihat di media sosial. “Mit, lihat deh.” Tidak lagi bisa menghindar dengan berpura-pura bodoh, Samita lantas menoleh. Raut tidak tertarik terpeta di wajahnya. “Apaan?” “Ini, si Nugi!” sahut Rena menggebu-gebu. Samita mengenali nada Rena sebagai nada bersemangat–bersemangat menggunjingkan sesuatu, atau seseorang. “Tren
“Kembali bertingkah kontroversial, Nugi Radi lagi-lagi menjadi Trending Topic dunia maya ...” Sayup, Samita bisa mendengar kalimat yang menguar dari video cuplikan acara gosip yang tengah disaksikan Rena–rekan kerjanya. Menolak untuk bereaksi, perempuan itu memilih tetap fokus pada layar komputernya, melanjutkan meneliti daftar harta tetap salah satu klien yang tersaji di worksheet Excel di hadapannya. “Gila, ya, si Nugi, nggak kapok-kapok.” Suara sayup berganti gerutuan yang lebih jelas. Samita menahan senyum, dalam hati mempertanyakan mengapa temannya itu harus menggerutu hanya karena berita gosip yang ia lihat di media sosial. “Mit, lihat deh.” Tidak lagi bisa menghindar dengan berpura-pura bodoh, Samita lantas menoleh. Raut tidak tertarik terpeta di wajahnya. “Apaan?” “Ini, si Nugi!” sahut Rena menggebu-gebu. Samita mengenali nada Rena sebagai nada bersemangat–bersemangat menggunjingkan sesuatu, atau seseorang. “Tren...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen