"Toko buku?" Arkeyna mengernyitkan keningnya. Keyna melihat sebuah toko buku yang tidak jauh dari halte. Toko buku tersebut terlihat seperti toko buku lama dan tua. Seakan sudah lama berada di sana.
"Sejak kapan ada di sini? Perasaan aku baru lihat sekarang…" gumamnya bingung.Setiap hari ia melewati jalan ini, karena ini rute biasa yang ia lalui untuk pulang dari kampus menuju halte bis yang menuju rumahnya. Maka dari, itu ia sedikit kebingungan, karena ini kali pertamanya melihat toko buku tersebut.Hari ini ia pulang terlambat dari biasanya dan tidak bersama Aline. Karena rumah mereka memang tidak searah. Selain itu Keyna harus mencari buku di perpustakaan di kampusnya untuk referensi tugasnya.Keyna berjalan menuju toko tersebut, suatu kebetulan dan seperti ada energi yang menariknya untuk masuk ke dalam toko tersebut. Selain itu, ada beberapa buku yang tidak didapatnya di perpustakaan kampus untuk tugasnya."Semoga ada disini!" gumamnya tanpa menghiraukan rasa bingungnya tadi.
Ting!!Suara lonceng di atas pintu berbunyi saat Keyna membuka pintu toko buku tersebut. Seorang wanita tua menyambut kedatangannya."Selamat malam Nona, cari buku apa?!" ujarnya sopan, wanita tua tersebut sangat ramah.Keyna mulai menyelidik dan mengedarkan pandangannya ke seluruh isi toko, toko ini terlihat sedikit…Hmmm…
aneh… begitulah batinnya berkata. Karena ini seperti toko buku tua, dengan didominasi warna coklat, termasuk kertas dinding yang menghiasinya, classic…"Saya mau mencari buku…" Keyna menyebutkan beberapa buku yang di carinya, kemudian wanita itu menunjuk pojok toko agar Keyna bisa mencarinya di sana.Keyna menghabiskan waktu beberapa menit, untuk mencari buku yang ia cari. Dan ia hanya menemukan dua buku saja.Ia kembali menemui wanita tua itu untuk membayar buku yang akan di belinya.Namun saat berhadapan dengan wanita tua itu, matanya tertuju kepada sebuah buku yang berada dalam sebuah kotak kaca yang menempel di dinding di belakang wanita itu. Ia memicingkan matanya. Untuk memperjelas pandangannya pada buku tersebut.Perasaan tadi aku tidak melihat itu. Batinnya berkata."Buku apa itu Nyonya?!" tanya Keyna penasaran sambil menunjuk ke arah belakang tepat buku itu berada."Buku yang mana, Nona?" tanya wanita itu dengan ramah dan ikut menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Keyna."Itu Nyonya yang berwarna coklat, hmm… sepertinya buku lama ya?" tanya Keyna berbasa-basi dengan kerutan dalam di keningnya.Mata wanita itu membulat dengan sempurna. "Yang coklat ini ?" tanyanya memastikan agar dirinya tidak salah mengira.Keyna mengangguk dengan antusias. "Bolehkah aku melihatnya?" Keyna memberi cengiran lebarnya pada wanita itu. Ia sungguh tertarik dengan buku tersebut, entahlah seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada perasaan yang sangat berbeda mengenai buku itu.Seperti seperti sebuah chemistery sudah terbentuk antara dirinya dan buku tersebut.Buku itu sangat unik jika di lihat dari sampulnya. Tampak sangat tua. Ia tak paham mengapa ia tertarik begitu saja pada buku itu, aneh…Wanita tua itu segera mengambil buku tersebut. Dan menyerahkannya pada Keyna."Ini?" Wanita tua itu memastikan kembali."Iya Nyonya yang ini," Keyna berkata kemudian menyentuh buku tersebut. Tiba-tiba seperti ada sebuah sengatan listrik kecil di jarinya. Ia sedikit tersentak dan kaget. Seraya melepaskan sentuhan jarinya pada buku tua tersebut.Wanita tua itu memperhatikan sikap Keyna. Kemudian menyentuh tangan Keyna dan memejamkan matanya sebentar. Keyna sedikit terkejut dengan gerakan tiba-tiba wanita tua tersebut."Ah..., kau sedang menyukai seseorang rupanya!" gumam wanita itu sambil tersenyum ramah namun penuh arti."Heh?!" Keyna kaget, bagaimana wanita tua itu mengetahuinya."Kau menyukai seniormu, Nona! Aku bisa melihatnya…" Wanita tua itu kembali tersenyum dengan ramah.Keyna sedikit takut, ohh astaga…"Jangan takut Nona, aku bukan penyihir atau apapun yang ada dipikiranmu itu, hmm… ini sulit dijelaskan, semacam hmm… six sense..." jelasnya."Ah, ya aku mengerti!" ucap Keyna, meskipun ia masih sedikit takut.2021 masih ada ya yang seperti itu, oh, astaga ya Tuhann…aku tak percaya ini.Batinnya berkata."Ini buku apa?!" Keyna berusaha melupakan kejadian barusan ia masih penasaran dengan buku itu, rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya."Ini buku tentang sejarah suatu kaum, yang berada di suatu tempat, ini buku lama. Di sana tertulis juga sebuah mantra yang bisa membuat seseorang jatuh cinta padamu Nona.""Jatuh cinta?""Ya." Wanita tua itu mengangguk. "Yang ku tahu, kaum tersebut memiliki kekuatan akan mantra-mantra yang mereka ciptakan. Terbukti atau tidaknya itu belum bisa dipastikan, karena saya sendiri belum mencobanya." "Hah?! Aneh… ini menakutkan Nyonya!" serunya dengan bulu kuduk yang mulai berdiri. Dan tiba-tiba seperti sebuah angin dihembuskan di tengkuknya begitu saja."Haha..." Wanita itu hanya tertawa."Itu hanya mitos sayang, dan buku ini hanya sebuah dongeng saja sebenarnya!" Wanita itu mengedipkan matanya."Oh, ku kira itu sungguhan" Keyna bernapas lega. Dan menggaruk tengkuknya."Jika kau ingin mencobanya, bisa saja!" "Haha, terima kasih nyonya, tapi sepertinya tidak, itu terlalu menakutkan!" Keyna memasang wajah horornya."Ya sudah ini berapa semuanya?" Keyna kembali bertanya tentang harga yang harus ia bayarkan akan dua buku yang di belinya.Wanita itu menyebutkan nominalnya, dan Keyna segera membayarnya. "Nona…" panggil wanita itu ketika Keyna akan pergi."Apa Nyonya? Apa uangku kurang?!" tanya Keyna bingung dengan mengkerutkan keningnya.Wanita tua itu menggeleng pelan seraya tersenyum tipis. "Ambillah buku ini Nona!" ucapnya sambil menyodorkan buku tua tersebut.Keyna membulatkan matanya, ia masih belum paham betul dengan ucapan wanita tua tersebut. "Ah, tidak, aku tidak punya uang walaupun sebenarnya aku tertarik!" lirih Keyna pada akhirnya.Walaupun ia takut namun ia tertarik pada buku tua itu, dan rasanya ia ingin memilikinya."Tidak usah bayar, buku ini sudah lama menanti pemiliknya datang." Kata-kata yang terlontar dari mulut wanita tua itu semakin tak dapat dimengerti oleh Keyna.Keyna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.Tidak ada yang bisa melihat buku ini, kecuali gadis ini, sudah hampir seratus tahun ia menjaga buku ini. Baru kali ini ia menemukan gadis yang bisa melihatnya.Batin wanita tua itu berkata.Wanita tua itu menyeringai tanpa di sadari oleh Keyna yang sedang asik kembali menelisik buku yang ada di genggaman wanita tua tersebut. Keyna tampak berpikir mengenai tawaran wanita tersebut.Tuan... kau akan segera kembali menginjakkan kakimu di dunia ini.Wanita tua itu kembali bergumam dalam hati dengan penuh kebahagiaan.Wanita itu tersenyum. "Ambilah Nona, ini gratis untukmu ..." "Tidak Nyonya…" tolak Keyna dengan keras karena ia benar-benar tak ingin diberikan buku tersebut begitu saja.Keyna merasa tak enak, karena sudah pasti harga buku itu sangat mahal dan tak mampu ia bayar dengan uang yang dimilikinya. Apalagi kini wanita tua itu menawarkannya secara percuma.- To be continue-Keyna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Oh…ini sungguh nyamannnn," gumamnya. Bagaimana tidak ia sudah mandi untuk menyegarkan dirinya, dan kini ia bersiap untuk tidur mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan pikirannya setelah seharian ia berada di kampus dan mengerkan tugasnya. Bukan hanya itu, ia juga harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Clarissa.Ia sudah lelah karena jadwal kuliah yang padat hari ini. Ditambah tugas yang menumpuk. Oh…ini sangat menyebalkan…Belum lagi pembullyan yang dilakukan Clarissa dan teman-temannya."Bodoh, kenapa aku tak bisa melawan mereka?" lirihnya. Bukan Keyna tak berani, ia pernah mencobanya dan mereka membalasnya berlipat-lipat.Itu sungguh membuatnya tersiksa."Lebih baik aku tidur saja sekarang." Keyna kembali bergumam.Namun sesaat akan memejamkan mata Keyna teringat buku yang tadi di berikan oleh wanita pemilik toko itu. I
Keyna tak mampu bergerak, bahkan membuka mulutnya saja sangat sulit untuk dilakukan."Ya..Tu..han..ka..u siapa, bagaimana..kau bisa masukk?!" tanya Keyna terbatasusah payah dengan mulut yang seakan terkunci, ia sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.Ia takut pria tersebut rampok yang masuk ke dalam rumahnya, dan akan memperkosanya, oh...ya ampun ini gilaa…Batin Keyna berkata."Aku bukan manusia menjijikkan seperti yang ada di pikiranmu!" ucapnya datar dan dingin. Sama seperti wajahnya.Pria itu tinggi menjulang di hadapan Keyna, bahkan kini Keyna masih berdiri terpaku di tempatnya tak melangkah sedikitolpun, ia harus mendongakkan wajahnya membuat tengkuknya pegal."Ya Tuhan!!" pekik Keynadengan suara tercekat.Mata merah itu nyalang menatap Keyna. "Jangan sebut nama itu di hadapanku!!" Kini dalam suaranya terdengar amarah. Bahkan ia sedikit meng
Cahaya matahari pagi membangunkan Keyna dari tidurnya. Begitu matanya terbuka ia segera menyentakkan tubuhnya untuk segera duduk."Astagaaa, mimpi yang buruk!" pekiknya begitu ia teringat dengan kejadian semalam yang ternyata hanyalah sebuahmimpi.Keyna menyentuh dadanya, yang nampak masih berdebar ketakutan seperti semalam. "Hanya mimpi Key!" Keyna berusaha menyadarkan dirinya.Kemudian ia terkekeh dan segera mengecek keadaan piyama nya yang masih utuh tidak seperti dalam mimpinya yang sudah terkoyak. Bahkan sakit di punggung dan kepalanya pun tidak ada. Keyna tertawa seperti orang bodoh."Benar-benar mimpi yang terasa nyata!" gumamnya, kini Keyna menyentuh bibirnya dengan jarinya. Namun kecupan yang ia dapat dalam mimpi seolah benar-benar nyata, bahkan rasanya masih bisa ia rasakan ketika bibir dingin namun lembut itu menyentuh bibirnya."Bodohhh Key... itu hanya mimpi!!" Keyna mengacak rambutnya yang sudah acak-ac
Keyna terus menggerutu sepanjang perjalanannya menuju kampus, bagaimana tidak Drey alias mahluk mengerikan bernama Dyrroth masih terus bersamanya bahkan di dalam bus. Sebisa mungkin Keyna menjaga jarak dengan mahluk aneh dan menyeramkan itu.Begitu sampai di kampus ia masih terus mengikuti Keyna kemanapun ia berada.Keyna berusaha untuk tidak memperdulikan kehadiran mahluk itu. Ia tidak peduli.Keyna lega saat mahluk itu memasuki ruang tata usaha untuk mengurus dokumen-dokumen kepindahannya.'Apa mahluk seperti itu mempunyai identitas juga heh?!' batin Keyna bingung.’Tidak,tidak jangan pedulikan itu Key’. Dengan cepat ia bergegas menuju kantin kampus untuk mencari temannya. Ia duduk di salah satu bangku kosong dan mengedarkan pandangannya. Ia harus bersama Aline agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.Namun, ia tidak menemukan keberadaan temannya itu. Menyebalkan.Kini ia k
Semenjak kehadiran Dyrroth atau pun sebut saja Drey, Keyna jarang keluar dari kamarnya ketika berada di rumah. Ia berusaha untuk menjauh dari Drey, jika bisa mungkin ia akan pergi sangat jauh.Drey tidak melakukan apapun pada Keyna, tapi tatapan matanya saja sudah membuat Keyna amat sangat ketakutan, ok di luar wajah tampannya ya.Meskipun kini sudah larut malam namun Keyna tidak bisa memejamkan matanya. Di pikirannya hanya ada Dyrroth…Dyrroth…Drey…Drey…Keyna mendesah pelan. "Apa ia sudah memanipulasi pikiranku juga?"gumamnya perlahan."Argghhh, bagaimana aku bisa lepas dari mahluk itu ya Tuhan! Aku ingin hidup normal kembali," umamnya putus asa.Keyna mencoba untuk mencari pembatalan ritual tersebut, dan berencana untuk mengembalikan Drey ke asalnya. Namun saat Keyna membuka buku tersebut, alangkah terkejutnya dia saat melihat semua halaman di buku itu telah kosong. Tak ada yang bisa dibaca meskipun itu sebuah titik kecil.
Perkataan Drey mengenai Xavier terus terngiang di kepala Keyna. Apa yang Keyna lewatkan dari sosok Xavier? Tidak ada. Xavier begitu sempurna di matanya, tidak cela sedikitpun."Dia tidak sesempurna itu Key." Lagi-lagi Dyrroth membaca pikiran Keyna."Diam kau iblis, kau tahu apa?!" geram Keyna sudah tak tahan lagi."Ck! Dasar manusia!" Dyrroth berdecak tak suka."Kau perlu tahu Key, iblis memang jahat, namun tak pernah menutupinya dan berbohong. Tapi manusia bisa berpura-pura baik di depan saja. Di belakang? Who knows..." seru Drey mengangkat kedua bahunya."Brengsek kau Drey!! Kembalilah ke asalmu!!" pekik Keyna yang entah dari mana ia mendapat keberanian untuk mengumpat dan membentak mahluk mengerikan seperti Drey yang sayangnya sangat tampan. Ehh...waitt lupakan bagian itu ok."Hmm, kau sudah berani rupanya, gadis kecil!!" Dyrroth menatap Keyna dengan tajam, seketika itu juga Keyna tidak bisa mengeluarkan suar
Sebuah istana megah tampak berdiri dengan kokoh. Pepohonan dan semak belukar tampak menghiasi istana tersebut di semua sisinya.Ada yang berbeda, semuanya tampak gelap, begitu pula dengan langit yang gelap seolah mendung yang tak berakhir. Istana itu di bangun dengan menggunakan batu hitam, begitupula pepohonan yang berwarna hitam pula.Aneh? Tentu saja tidak, karena ini bukan berada di suatu tempat di dunia ini, dunia tempat manusia berada.Tak jauh dari istana tampak sebuah sungai yang mengalir berwarna merah. Jika manusia biasa pasti akan bergidik ngeri saat melihatnya.Nampak pula dua buah patung berbentuk hewan yang mengerikan dengan tiga ekor kepala dalam satu tubuh dengan gigi yang begitu runcing dan dapat merobek apapun di depan gerbang istana tersebut. Tampak seolah sedang duduk dengan siaga menjaga istana.Mereka adalah anjing nereka yang biasa di sebut Ceberus. Iria dan Ambroz.Iria dan Ambroz bukan hanya patung biasa, merek
Perkataan Drey mengenai Xavier terus terngiang di kepala Keyna. Apa yang Keyna lewatkan dari sosok Xavier? Tidak ada. Xavier begitu sempurna di matanya, tidak cela sedikitpun."Dia tidak sesempurna itu Key." Lagi-lagi Dyrroth membaca pikiran Keyna."Diam kau iblis, kau tahu apa?!" geram Keyna sudah tak tahan lagi."Ck! Dasar manusia!" Dyrroth berdecak tak suka."Kau perlu tahu Key, iblis memang jahat, namun tak pernah menutupinya dan berbohong. Tapi manusia bisa berpura-pura baik di depan saja. Di belakang? Who knows..." seru Drey mengangkat kedua bahunya."Brengsek kau Drey!! Kembalilah ke asalmu!!" pekik Keyna yang entah dari mana ia mendapat keberanian untuk mengumpat dan membentak mahluk mengerikan seperti Drey yang sayangnya sangat tampan. Ehh...waitt lupakan bagian itu ok."Hmm, kau sudah berani rupanya, gadis kecil!!" Dyrroth menatap Keyna dengan tajam, seketika itu juga Keyna tidak bisa mengeluarkan suar
Semenjak kehadiran Dyrroth atau pun sebut saja Drey, Keyna jarang keluar dari kamarnya ketika berada di rumah. Ia berusaha untuk menjauh dari Drey, jika bisa mungkin ia akan pergi sangat jauh.Drey tidak melakukan apapun pada Keyna, tapi tatapan matanya saja sudah membuat Keyna amat sangat ketakutan, ok di luar wajah tampannya ya.Meskipun kini sudah larut malam namun Keyna tidak bisa memejamkan matanya. Di pikirannya hanya ada Dyrroth…Dyrroth…Drey…Drey…Keyna mendesah pelan. "Apa ia sudah memanipulasi pikiranku juga?"gumamnya perlahan."Argghhh, bagaimana aku bisa lepas dari mahluk itu ya Tuhan! Aku ingin hidup normal kembali," umamnya putus asa.Keyna mencoba untuk mencari pembatalan ritual tersebut, dan berencana untuk mengembalikan Drey ke asalnya. Namun saat Keyna membuka buku tersebut, alangkah terkejutnya dia saat melihat semua halaman di buku itu telah kosong. Tak ada yang bisa dibaca meskipun itu sebuah titik kecil.
Keyna terus menggerutu sepanjang perjalanannya menuju kampus, bagaimana tidak Drey alias mahluk mengerikan bernama Dyrroth masih terus bersamanya bahkan di dalam bus. Sebisa mungkin Keyna menjaga jarak dengan mahluk aneh dan menyeramkan itu.Begitu sampai di kampus ia masih terus mengikuti Keyna kemanapun ia berada.Keyna berusaha untuk tidak memperdulikan kehadiran mahluk itu. Ia tidak peduli.Keyna lega saat mahluk itu memasuki ruang tata usaha untuk mengurus dokumen-dokumen kepindahannya.'Apa mahluk seperti itu mempunyai identitas juga heh?!' batin Keyna bingung.’Tidak,tidak jangan pedulikan itu Key’. Dengan cepat ia bergegas menuju kantin kampus untuk mencari temannya. Ia duduk di salah satu bangku kosong dan mengedarkan pandangannya. Ia harus bersama Aline agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.Namun, ia tidak menemukan keberadaan temannya itu. Menyebalkan.Kini ia k
Cahaya matahari pagi membangunkan Keyna dari tidurnya. Begitu matanya terbuka ia segera menyentakkan tubuhnya untuk segera duduk."Astagaaa, mimpi yang buruk!" pekiknya begitu ia teringat dengan kejadian semalam yang ternyata hanyalah sebuahmimpi.Keyna menyentuh dadanya, yang nampak masih berdebar ketakutan seperti semalam. "Hanya mimpi Key!" Keyna berusaha menyadarkan dirinya.Kemudian ia terkekeh dan segera mengecek keadaan piyama nya yang masih utuh tidak seperti dalam mimpinya yang sudah terkoyak. Bahkan sakit di punggung dan kepalanya pun tidak ada. Keyna tertawa seperti orang bodoh."Benar-benar mimpi yang terasa nyata!" gumamnya, kini Keyna menyentuh bibirnya dengan jarinya. Namun kecupan yang ia dapat dalam mimpi seolah benar-benar nyata, bahkan rasanya masih bisa ia rasakan ketika bibir dingin namun lembut itu menyentuh bibirnya."Bodohhh Key... itu hanya mimpi!!" Keyna mengacak rambutnya yang sudah acak-ac
Keyna tak mampu bergerak, bahkan membuka mulutnya saja sangat sulit untuk dilakukan."Ya..Tu..han..ka..u siapa, bagaimana..kau bisa masukk?!" tanya Keyna terbatasusah payah dengan mulut yang seakan terkunci, ia sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.Ia takut pria tersebut rampok yang masuk ke dalam rumahnya, dan akan memperkosanya, oh...ya ampun ini gilaa…Batin Keyna berkata."Aku bukan manusia menjijikkan seperti yang ada di pikiranmu!" ucapnya datar dan dingin. Sama seperti wajahnya.Pria itu tinggi menjulang di hadapan Keyna, bahkan kini Keyna masih berdiri terpaku di tempatnya tak melangkah sedikitolpun, ia harus mendongakkan wajahnya membuat tengkuknya pegal."Ya Tuhan!!" pekik Keynadengan suara tercekat.Mata merah itu nyalang menatap Keyna. "Jangan sebut nama itu di hadapanku!!" Kini dalam suaranya terdengar amarah. Bahkan ia sedikit meng
Keyna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Oh…ini sungguh nyamannnn," gumamnya. Bagaimana tidak ia sudah mandi untuk menyegarkan dirinya, dan kini ia bersiap untuk tidur mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan pikirannya setelah seharian ia berada di kampus dan mengerkan tugasnya. Bukan hanya itu, ia juga harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Clarissa.Ia sudah lelah karena jadwal kuliah yang padat hari ini. Ditambah tugas yang menumpuk. Oh…ini sangat menyebalkan…Belum lagi pembullyan yang dilakukan Clarissa dan teman-temannya."Bodoh, kenapa aku tak bisa melawan mereka?" lirihnya. Bukan Keyna tak berani, ia pernah mencobanya dan mereka membalasnya berlipat-lipat.Itu sungguh membuatnya tersiksa."Lebih baik aku tidur saja sekarang." Keyna kembali bergumam.Namun sesaat akan memejamkan mata Keyna teringat buku yang tadi di berikan oleh wanita pemilik toko itu. I
"Toko buku?" Arkeyna mengernyitkan keningnya. Keyna melihat sebuah toko buku yang tidak jauh dari halte. Toko buku tersebut terlihat seperti toko buku lama dan tua. Seakan sudah lama berada disana."Sejak kapan ada di sini? Perasaanakubaru lihatsekarang…" gumamnya bingung.Setiap hari ia melewati jalan ini, karena ini rute biasa yang ia lalui untuk pulang dari kampus menuju halte bis yang menuju rumahnya. Maka dari,itu ia sedikit kebingungan, karena ini kali pertamanya melihat toko buku tersebut.Hari ini ia pulang terlambat dari biasanya dan tidak bersama Aline. Karena rumah mereka memang tidak searah. Selain itu Keyna harus mencari buku di perpustakaan di kampusnya untuk referensi tugasnya.Keyna berjalan menuju toko tersebut, suatu kebetulandan seperti ada energi yang menariknya untuk masuk ke dalam toko tersebut. Selain itu,ada beberapa buku yang tidak didapatnya di perpustakaan kampus untuk tugasnya.
Sebuah istana megah tampak berdiri dengan kokoh. Pepohonan dan semak belukar tampak menghiasi istana tersebut di semua sisinya.Ada yang berbeda, semuanya tampak gelap, begitu pula dengan langit yang gelap seolah mendung yang tak berakhir. Istana itu di bangun dengan menggunakan batu hitam, begitupula pepohonan yang berwarna hitam pula.Aneh? Tentu saja tidak, karena ini bukan berada di suatu tempat di dunia ini, dunia tempat manusia berada.Tak jauh dari istana tampak sebuah sungai yang mengalir berwarna merah. Jika manusia biasa pasti akan bergidik ngeri saat melihatnya.Nampak pula dua buah patung berbentuk hewan yang mengerikan dengan tiga ekor kepala dalam satu tubuh dengan gigi yang begitu runcing dan dapat merobek apapun di depan gerbang istana tersebut. Tampak seolah sedang duduk dengan siaga menjaga istana.Mereka adalah anjing nereka yang biasa di sebut Ceberus. Iria dan Ambroz.Iria dan Ambroz bukan hanya patung biasa, merek