Keyna tak mampu bergerak, bahkan membuka mulutnya saja sangat sulit untuk dilakukan.
"Ya..Tu..han..ka..u siapa, bagaimana..kau bisa masukk?!" tanya Keyna terbata susah payah dengan mulut yang seakan terkunci, ia sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.Ia takut pria tersebut rampok yang masuk ke dalam rumahnya, dan akan memperkosanya, oh...ya ampun ini gilaa…Batin Keyna berkata."Aku bukan manusia menjijikkan seperti yang ada di pikiranmu!" ucapnya datar dan dingin. Sama seperti wajahnya.Pria itu tinggi menjulang di hadapan Keyna, bahkan kini Keyna masih berdiri terpaku di tempatnya tak melangkah sedikitolpun, ia harus mendongakkan wajahnya membuat tengkuknya pegal."Ya Tuhan!!" pekik Keyna dengan suara tercekat.Mata merah itu nyalang menatap Keyna. "Jangan sebut nama itu di hadapanku!!" Kini dalam suaranya terdengar amarah. Bahkan ia sedikit menggeram.Seketika tubuh Keyna terangkat dari atas lantai dan didorong begitu saja dengan sedikit keras ke tembok. Membuat punggungnya terasa sakit. Seperti ada yang mengangkat tubuhnya dan mendorongnnya ke tembok dengan kencang, tapi Keyna tidak melihat siapapun kecuali pria itu. Tubuhnya terangkat dengan sendirinya.Dalam keadaan berdiri, Keyna berusaha menjauh dari pria itu, meskipun punggungnya masih terasa sakit karena menghantam tembok tadi.Pria itu masih berdiri di tempatnya. Keyna memperhatikan pria itu, matanya membulat sempurna saat ia baru sadar dengan sebuah sayap indah yang bertengger di punggung pria itu.M-Malaikat?Keyna bertanya-tanya dalam hatinya."Bukan! Aku bukan mahluk rendah dan bercahaya seperti mereka!" ucap pria itu makin kesal seakan bisa membaca pikiran Keyna.Vampire? Kulitnya pucat, tapi vampire tidak punya sayap Key…Keyna kembali bertanya-tanya dalam hatinya."Ck! Aku bukan binatang rendahan yang haus akan darah seperti mereka! Sangat menjijikkan!"Seakan baru tersadar bahwa Keyna tidak mengucapkan apapun, hanya di dalam hatinya saja, namun pria itu dapat membaca pikirannya."Kauu… membaca pikiranku??!" seru Keyna hampir berteriak dengan mata yang membelalak.".....""Oh, astagaaa aku gilaa!!" pekik Keyna."Aku yakin aku sedang bermimpi!!"Tapi seketika anggapannya itu pudar saat rasa sakit di punggungnya masih terasa. Dalam kebingungan dan ketakutannya Keyna memperhatikan pria tersebut.Damn, aku baru sadar sayapnya berwarna hitam, sehitam rambutnya, jangan-jangan dia…Keyna menggeleng-gelengkan kepalanya dengan batin yang terus berkata, semoga itu tidak benar.Oh, astaga ya Tuhan tolong aku!! Pekik Keyna dalam hati, ia terus merapalkan semua doa yang ia tahu.Kini badannya mulai bergetar hebat. Jika pria tersebut adalah mahluk yang ia pikirkan, maka ini sangat tidak baik.Pria itu hanya diam saja di tempat menatap Keyna dengan tajam, dan menyeringai, sungguh menakutkan, bahkan kini bulu kuduk Keyna sudah berdiri."Sudah ku katakan jangan menyebut nama-Nya, doa apapun tidak akan mempan untukku!" ujarnya begitu dingin dan datar.Sungguh Keyna semakin merasa ketakutan, dia tidak peduli ia terus menyebut nama Tuhan dan meminta perlindungan dari-Nya. Meskipun mahluk di hadapannya sudah melarangnya.Pria itu mengeram. Seketika tubuh Keyna tersentak kembali dengan keras ke tembok, bahkan kepala bagian belakangnya membentur tembok.Ia berusaha menjerit, namun mulutnya seakan terkunci, bahkan kini tubuhnya tidak dapat bergerak sedikitpun, ia menempel pada tembok, dan kakinya sudah terangkat dari lantai.Keyna memejamkan mata, saat mahluk itu mendekatinya. Ia masih terus merapalkan doa dalam hatinya, tidak peduli dengan ancaman mahluk itu. Jika ia mati setidaknya ia masih ingat dengan Tuhan."Dia terlalu sibuk, tidak akan mendengar semua permohonan dan doamu itu, percuma!" ucapnya dengan seringai.Sretttt...Tiba-tiba piyama atas Keyna robek seperti di buka dengan paksa, sampai kancingnya terlepas begitu saja dan jatuh ke lantai. Mata Keyna membelalak dengan sempurna.Tubuh bagian atasnya terlihat dengan jelas tanpa halangan, hanya bagian dada saja yang masih tertutup oleh bra hitamnya.Tidakkkk!! pekik Keyna dalam hati"Hmm..., not bad, ini terlihat enak!" Sambil memperhatikan tubuh Keyna yang putih dan mulus. Kemudian pria itu berjalan mendekati Keyna dan mulai mengendusnya."Hei, gadis kecil, karena kau sudah memanggilku maka aku akan membunuhmu sekarang dan menjadi santapan lezatku." Ucapnya tepat di depan wajah Keyna, sehingga Keyna dapat merasakan deru napasnya yang menerpa wajahnya.Di bunuh? Oh…Tuhann... Keyna mulai meneteskan air matanya. Ia bergetar ketakutan, namun mulut dan tubuhnya masih belum bisa bergerak sedikitpun. Kuku tajamnya mulai menyusuri pipi mulus Keyna yang sedikit chubby. Bahkan menggoresnya sedikit membuat darah keluar dari sana.Sakit… Lirih Keyna dalam hati sambil memejamkan matanya.Air mata masih terus mengalir, ia terus berusaha menggerakkan badannya. Namun semua usahanya sia-sia.Mahluk itu mengangkat dagu Keyna, dan mendekatkan wajahnya pada Keyna. "Lihat aku, gadis kecil!" ucapnya dingin. Keyna perlahan membuka matanya.Kini mata mereka saling bertatapan, dan terkunci beberapa detik. Mahluk itu memejamkan matanya dan ---Cup…Bibir dinginnya menempel di bibir lembut milik Keyna. Seketika Keyna membelalakkan matanya.My first kiss, oh, my God, dengan mahluk mengerikan ini? Aku akan mati tapi tidak seperti ini juga, Ya Tuhan. Lirih Keyna dalam hati."Hmm, young and virgin…" desis mahluk tersebut tepat di depan wajah Keyna. Kemudian menjilat untuk membasahi bibirnya sendiri."Aku batalkan untuk membunuh dan memakanmu sekarang !" ujarnya sambil menyeringai.Keyna yang masih dalam pengaruh sihir mahluk tersebut masih terdiam dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.Mahluk tersebut memejamkan mata sebentar kemudian tubuh Keyna melorot dan terduduk di lantai. Dengan segera ia menutup bagian dadanya yang sudah terbuka. Rupanya mahluk itu melepas mantranya pada tubuh Keyna.Mahluk itu berjongkok dan mensejajarkan wajahnya dengan Keyna. Kini Keyna bisa menggerakkan badannya, namun ia masih takut untuk bergerak sedikit saja. Matanya mengerjap-ngerjap memperhatikan wajah mahluk itu.Mahluk berwajah pria tampan itu menaikkan dagu Keyna kembali dengan jari telunjuknya. "Aku akan menawarkan sebuah perjanjian padamu," ucapnya."Bukan jiwamu yang aku minta...""T-Tidakk aku tidak mau melakukan perjanjian apapun dengan mahluk seperti mu, iblis..!!" ucap Keyna memberanikan diri."Wah, sepertinya kau gadis pemberani rupanya!" decak mahluk tersebut.Jika dia di rundung Clarissa hanya bisa diam dan membalas seperlunya, tapi kali ia harus melawan, karena yang dihadapinya adalah mahluk yang mengerikan."Aku suka..." Mahluk itu menyeringai dengan sangat menyeramkan.Keyna membuang wajah dari mahluk tersebut. "Pergi kau!!" desis Keyna."Tidak bisa, karena kau sudah memanggilku Arkeyna Ainsley."Bagaimana dia tau namaku?! Batin Keyna bertanya-tanya."Aku akan mengabulkan semua permohonanmu, untuk bisa mendapatkan cinta dari seniormu yang bernama Xavier Cesare," ucapnya, yang sontak saja membuat Keyna kembali membulatkan matanya.Dia tahu itu?!Ck! Gadis bodoh, tentu saja aku tahu, dengan mudah aku bisa membaca pikiranmu!! gerutunya dalam hati dan mendengus kesal."Xavier Cesare akan menjadi milikmu besok!""B-Benarkah?!" tanya Keyna.Bodoh kau Keyna, jika kau membuat perjanjian dengannya? Kau sungguh bodoh!!"Tidak, aku tidak mau, jika dia mencintaiku karena pengaruhmu!" tegas Keyna."Apa kau yakin tidak ingin? Dia akan jadi milikmu esok untuk selamanya?!" rayu mahluk itu."Tidak…" Keyna menolak."Kau tidak perlu menyerahkan jiwamu padaku, dan kau tidak akan menjadi santapanku!""Jika aku tidak memberikan jiwaku, apa yang kau pinta?!" tanya Keyna penasaran.Mahluk itu tampak menampilkan senyum seringainya, ia mendekatkan mulutnya pada telinga Keyna dan membisikkan sesuatu di telinga Keyna yang membuatnya membelalak.- To be continue-Cahaya matahari pagi membangunkan Keyna dari tidurnya. Begitu matanya terbuka ia segera menyentakkan tubuhnya untuk segera duduk."Astagaaa, mimpi yang buruk!" pekiknya begitu ia teringat dengan kejadian semalam yang ternyata hanyalah sebuahmimpi.Keyna menyentuh dadanya, yang nampak masih berdebar ketakutan seperti semalam. "Hanya mimpi Key!" Keyna berusaha menyadarkan dirinya.Kemudian ia terkekeh dan segera mengecek keadaan piyama nya yang masih utuh tidak seperti dalam mimpinya yang sudah terkoyak. Bahkan sakit di punggung dan kepalanya pun tidak ada. Keyna tertawa seperti orang bodoh."Benar-benar mimpi yang terasa nyata!" gumamnya, kini Keyna menyentuh bibirnya dengan jarinya. Namun kecupan yang ia dapat dalam mimpi seolah benar-benar nyata, bahkan rasanya masih bisa ia rasakan ketika bibir dingin namun lembut itu menyentuh bibirnya."Bodohhh Key... itu hanya mimpi!!" Keyna mengacak rambutnya yang sudah acak-ac
Keyna terus menggerutu sepanjang perjalanannya menuju kampus, bagaimana tidak Drey alias mahluk mengerikan bernama Dyrroth masih terus bersamanya bahkan di dalam bus. Sebisa mungkin Keyna menjaga jarak dengan mahluk aneh dan menyeramkan itu.Begitu sampai di kampus ia masih terus mengikuti Keyna kemanapun ia berada.Keyna berusaha untuk tidak memperdulikan kehadiran mahluk itu. Ia tidak peduli.Keyna lega saat mahluk itu memasuki ruang tata usaha untuk mengurus dokumen-dokumen kepindahannya.'Apa mahluk seperti itu mempunyai identitas juga heh?!' batin Keyna bingung.’Tidak,tidak jangan pedulikan itu Key’. Dengan cepat ia bergegas menuju kantin kampus untuk mencari temannya. Ia duduk di salah satu bangku kosong dan mengedarkan pandangannya. Ia harus bersama Aline agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.Namun, ia tidak menemukan keberadaan temannya itu. Menyebalkan.Kini ia k
Semenjak kehadiran Dyrroth atau pun sebut saja Drey, Keyna jarang keluar dari kamarnya ketika berada di rumah. Ia berusaha untuk menjauh dari Drey, jika bisa mungkin ia akan pergi sangat jauh.Drey tidak melakukan apapun pada Keyna, tapi tatapan matanya saja sudah membuat Keyna amat sangat ketakutan, ok di luar wajah tampannya ya.Meskipun kini sudah larut malam namun Keyna tidak bisa memejamkan matanya. Di pikirannya hanya ada Dyrroth…Dyrroth…Drey…Drey…Keyna mendesah pelan. "Apa ia sudah memanipulasi pikiranku juga?"gumamnya perlahan."Argghhh, bagaimana aku bisa lepas dari mahluk itu ya Tuhan! Aku ingin hidup normal kembali," umamnya putus asa.Keyna mencoba untuk mencari pembatalan ritual tersebut, dan berencana untuk mengembalikan Drey ke asalnya. Namun saat Keyna membuka buku tersebut, alangkah terkejutnya dia saat melihat semua halaman di buku itu telah kosong. Tak ada yang bisa dibaca meskipun itu sebuah titik kecil.
Perkataan Drey mengenai Xavier terus terngiang di kepala Keyna. Apa yang Keyna lewatkan dari sosok Xavier? Tidak ada. Xavier begitu sempurna di matanya, tidak cela sedikitpun."Dia tidak sesempurna itu Key." Lagi-lagi Dyrroth membaca pikiran Keyna."Diam kau iblis, kau tahu apa?!" geram Keyna sudah tak tahan lagi."Ck! Dasar manusia!" Dyrroth berdecak tak suka."Kau perlu tahu Key, iblis memang jahat, namun tak pernah menutupinya dan berbohong. Tapi manusia bisa berpura-pura baik di depan saja. Di belakang? Who knows..." seru Drey mengangkat kedua bahunya."Brengsek kau Drey!! Kembalilah ke asalmu!!" pekik Keyna yang entah dari mana ia mendapat keberanian untuk mengumpat dan membentak mahluk mengerikan seperti Drey yang sayangnya sangat tampan. Ehh...waitt lupakan bagian itu ok."Hmm, kau sudah berani rupanya, gadis kecil!!" Dyrroth menatap Keyna dengan tajam, seketika itu juga Keyna tidak bisa mengeluarkan suar
Sebuah istana megah tampak berdiri dengan kokoh. Pepohonan dan semak belukar tampak menghiasi istana tersebut di semua sisinya.Ada yang berbeda, semuanya tampak gelap, begitu pula dengan langit yang gelap seolah mendung yang tak berakhir. Istana itu di bangun dengan menggunakan batu hitam, begitupula pepohonan yang berwarna hitam pula.Aneh? Tentu saja tidak, karena ini bukan berada di suatu tempat di dunia ini, dunia tempat manusia berada.Tak jauh dari istana tampak sebuah sungai yang mengalir berwarna merah. Jika manusia biasa pasti akan bergidik ngeri saat melihatnya.Nampak pula dua buah patung berbentuk hewan yang mengerikan dengan tiga ekor kepala dalam satu tubuh dengan gigi yang begitu runcing dan dapat merobek apapun di depan gerbang istana tersebut. Tampak seolah sedang duduk dengan siaga menjaga istana.Mereka adalah anjing nereka yang biasa di sebut Ceberus. Iria dan Ambroz.Iria dan Ambroz bukan hanya patung biasa, merek
"Toko buku?" Arkeyna mengernyitkan keningnya. Keyna melihat sebuah toko buku yang tidak jauh dari halte. Toko buku tersebut terlihat seperti toko buku lama dan tua. Seakan sudah lama berada disana."Sejak kapan ada di sini? Perasaanakubaru lihatsekarang…" gumamnya bingung.Setiap hari ia melewati jalan ini, karena ini rute biasa yang ia lalui untuk pulang dari kampus menuju halte bis yang menuju rumahnya. Maka dari,itu ia sedikit kebingungan, karena ini kali pertamanya melihat toko buku tersebut.Hari ini ia pulang terlambat dari biasanya dan tidak bersama Aline. Karena rumah mereka memang tidak searah. Selain itu Keyna harus mencari buku di perpustakaan di kampusnya untuk referensi tugasnya.Keyna berjalan menuju toko tersebut, suatu kebetulandan seperti ada energi yang menariknya untuk masuk ke dalam toko tersebut. Selain itu,ada beberapa buku yang tidak didapatnya di perpustakaan kampus untuk tugasnya.
Keyna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Oh…ini sungguh nyamannnn," gumamnya. Bagaimana tidak ia sudah mandi untuk menyegarkan dirinya, dan kini ia bersiap untuk tidur mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan pikirannya setelah seharian ia berada di kampus dan mengerkan tugasnya. Bukan hanya itu, ia juga harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Clarissa.Ia sudah lelah karena jadwal kuliah yang padat hari ini. Ditambah tugas yang menumpuk. Oh…ini sangat menyebalkan…Belum lagi pembullyan yang dilakukan Clarissa dan teman-temannya."Bodoh, kenapa aku tak bisa melawan mereka?" lirihnya. Bukan Keyna tak berani, ia pernah mencobanya dan mereka membalasnya berlipat-lipat.Itu sungguh membuatnya tersiksa."Lebih baik aku tidur saja sekarang." Keyna kembali bergumam.Namun sesaat akan memejamkan mata Keyna teringat buku yang tadi di berikan oleh wanita pemilik toko itu. I
Perkataan Drey mengenai Xavier terus terngiang di kepala Keyna. Apa yang Keyna lewatkan dari sosok Xavier? Tidak ada. Xavier begitu sempurna di matanya, tidak cela sedikitpun."Dia tidak sesempurna itu Key." Lagi-lagi Dyrroth membaca pikiran Keyna."Diam kau iblis, kau tahu apa?!" geram Keyna sudah tak tahan lagi."Ck! Dasar manusia!" Dyrroth berdecak tak suka."Kau perlu tahu Key, iblis memang jahat, namun tak pernah menutupinya dan berbohong. Tapi manusia bisa berpura-pura baik di depan saja. Di belakang? Who knows..." seru Drey mengangkat kedua bahunya."Brengsek kau Drey!! Kembalilah ke asalmu!!" pekik Keyna yang entah dari mana ia mendapat keberanian untuk mengumpat dan membentak mahluk mengerikan seperti Drey yang sayangnya sangat tampan. Ehh...waitt lupakan bagian itu ok."Hmm, kau sudah berani rupanya, gadis kecil!!" Dyrroth menatap Keyna dengan tajam, seketika itu juga Keyna tidak bisa mengeluarkan suar
Semenjak kehadiran Dyrroth atau pun sebut saja Drey, Keyna jarang keluar dari kamarnya ketika berada di rumah. Ia berusaha untuk menjauh dari Drey, jika bisa mungkin ia akan pergi sangat jauh.Drey tidak melakukan apapun pada Keyna, tapi tatapan matanya saja sudah membuat Keyna amat sangat ketakutan, ok di luar wajah tampannya ya.Meskipun kini sudah larut malam namun Keyna tidak bisa memejamkan matanya. Di pikirannya hanya ada Dyrroth…Dyrroth…Drey…Drey…Keyna mendesah pelan. "Apa ia sudah memanipulasi pikiranku juga?"gumamnya perlahan."Argghhh, bagaimana aku bisa lepas dari mahluk itu ya Tuhan! Aku ingin hidup normal kembali," umamnya putus asa.Keyna mencoba untuk mencari pembatalan ritual tersebut, dan berencana untuk mengembalikan Drey ke asalnya. Namun saat Keyna membuka buku tersebut, alangkah terkejutnya dia saat melihat semua halaman di buku itu telah kosong. Tak ada yang bisa dibaca meskipun itu sebuah titik kecil.
Keyna terus menggerutu sepanjang perjalanannya menuju kampus, bagaimana tidak Drey alias mahluk mengerikan bernama Dyrroth masih terus bersamanya bahkan di dalam bus. Sebisa mungkin Keyna menjaga jarak dengan mahluk aneh dan menyeramkan itu.Begitu sampai di kampus ia masih terus mengikuti Keyna kemanapun ia berada.Keyna berusaha untuk tidak memperdulikan kehadiran mahluk itu. Ia tidak peduli.Keyna lega saat mahluk itu memasuki ruang tata usaha untuk mengurus dokumen-dokumen kepindahannya.'Apa mahluk seperti itu mempunyai identitas juga heh?!' batin Keyna bingung.’Tidak,tidak jangan pedulikan itu Key’. Dengan cepat ia bergegas menuju kantin kampus untuk mencari temannya. Ia duduk di salah satu bangku kosong dan mengedarkan pandangannya. Ia harus bersama Aline agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.Namun, ia tidak menemukan keberadaan temannya itu. Menyebalkan.Kini ia k
Cahaya matahari pagi membangunkan Keyna dari tidurnya. Begitu matanya terbuka ia segera menyentakkan tubuhnya untuk segera duduk."Astagaaa, mimpi yang buruk!" pekiknya begitu ia teringat dengan kejadian semalam yang ternyata hanyalah sebuahmimpi.Keyna menyentuh dadanya, yang nampak masih berdebar ketakutan seperti semalam. "Hanya mimpi Key!" Keyna berusaha menyadarkan dirinya.Kemudian ia terkekeh dan segera mengecek keadaan piyama nya yang masih utuh tidak seperti dalam mimpinya yang sudah terkoyak. Bahkan sakit di punggung dan kepalanya pun tidak ada. Keyna tertawa seperti orang bodoh."Benar-benar mimpi yang terasa nyata!" gumamnya, kini Keyna menyentuh bibirnya dengan jarinya. Namun kecupan yang ia dapat dalam mimpi seolah benar-benar nyata, bahkan rasanya masih bisa ia rasakan ketika bibir dingin namun lembut itu menyentuh bibirnya."Bodohhh Key... itu hanya mimpi!!" Keyna mengacak rambutnya yang sudah acak-ac
Keyna tak mampu bergerak, bahkan membuka mulutnya saja sangat sulit untuk dilakukan."Ya..Tu..han..ka..u siapa, bagaimana..kau bisa masukk?!" tanya Keyna terbatasusah payah dengan mulut yang seakan terkunci, ia sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.Ia takut pria tersebut rampok yang masuk ke dalam rumahnya, dan akan memperkosanya, oh...ya ampun ini gilaa…Batin Keyna berkata."Aku bukan manusia menjijikkan seperti yang ada di pikiranmu!" ucapnya datar dan dingin. Sama seperti wajahnya.Pria itu tinggi menjulang di hadapan Keyna, bahkan kini Keyna masih berdiri terpaku di tempatnya tak melangkah sedikitolpun, ia harus mendongakkan wajahnya membuat tengkuknya pegal."Ya Tuhan!!" pekik Keynadengan suara tercekat.Mata merah itu nyalang menatap Keyna. "Jangan sebut nama itu di hadapanku!!" Kini dalam suaranya terdengar amarah. Bahkan ia sedikit meng
Keyna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Oh…ini sungguh nyamannnn," gumamnya. Bagaimana tidak ia sudah mandi untuk menyegarkan dirinya, dan kini ia bersiap untuk tidur mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan pikirannya setelah seharian ia berada di kampus dan mengerkan tugasnya. Bukan hanya itu, ia juga harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Clarissa.Ia sudah lelah karena jadwal kuliah yang padat hari ini. Ditambah tugas yang menumpuk. Oh…ini sangat menyebalkan…Belum lagi pembullyan yang dilakukan Clarissa dan teman-temannya."Bodoh, kenapa aku tak bisa melawan mereka?" lirihnya. Bukan Keyna tak berani, ia pernah mencobanya dan mereka membalasnya berlipat-lipat.Itu sungguh membuatnya tersiksa."Lebih baik aku tidur saja sekarang." Keyna kembali bergumam.Namun sesaat akan memejamkan mata Keyna teringat buku yang tadi di berikan oleh wanita pemilik toko itu. I
"Toko buku?" Arkeyna mengernyitkan keningnya. Keyna melihat sebuah toko buku yang tidak jauh dari halte. Toko buku tersebut terlihat seperti toko buku lama dan tua. Seakan sudah lama berada disana."Sejak kapan ada di sini? Perasaanakubaru lihatsekarang…" gumamnya bingung.Setiap hari ia melewati jalan ini, karena ini rute biasa yang ia lalui untuk pulang dari kampus menuju halte bis yang menuju rumahnya. Maka dari,itu ia sedikit kebingungan, karena ini kali pertamanya melihat toko buku tersebut.Hari ini ia pulang terlambat dari biasanya dan tidak bersama Aline. Karena rumah mereka memang tidak searah. Selain itu Keyna harus mencari buku di perpustakaan di kampusnya untuk referensi tugasnya.Keyna berjalan menuju toko tersebut, suatu kebetulandan seperti ada energi yang menariknya untuk masuk ke dalam toko tersebut. Selain itu,ada beberapa buku yang tidak didapatnya di perpustakaan kampus untuk tugasnya.
Sebuah istana megah tampak berdiri dengan kokoh. Pepohonan dan semak belukar tampak menghiasi istana tersebut di semua sisinya.Ada yang berbeda, semuanya tampak gelap, begitu pula dengan langit yang gelap seolah mendung yang tak berakhir. Istana itu di bangun dengan menggunakan batu hitam, begitupula pepohonan yang berwarna hitam pula.Aneh? Tentu saja tidak, karena ini bukan berada di suatu tempat di dunia ini, dunia tempat manusia berada.Tak jauh dari istana tampak sebuah sungai yang mengalir berwarna merah. Jika manusia biasa pasti akan bergidik ngeri saat melihatnya.Nampak pula dua buah patung berbentuk hewan yang mengerikan dengan tiga ekor kepala dalam satu tubuh dengan gigi yang begitu runcing dan dapat merobek apapun di depan gerbang istana tersebut. Tampak seolah sedang duduk dengan siaga menjaga istana.Mereka adalah anjing nereka yang biasa di sebut Ceberus. Iria dan Ambroz.Iria dan Ambroz bukan hanya patung biasa, merek