Cahaya matahari pagi membangunkan Keyna dari tidurnya. Begitu matanya terbuka ia segera menyentakkan tubuhnya untuk segera duduk.
"Astagaaa, mimpi yang buruk!" pekiknya begitu ia teringat dengan kejadian semalam yang ternyata hanyalah sebuah mimpi.Keyna menyentuh dadanya, yang nampak masih berdebar ketakutan seperti semalam. "Hanya mimpi Key!" Keyna berusaha menyadarkan dirinya. Kemudian ia terkekeh dan segera mengecek keadaan piyama nya yang masih utuh tidak seperti dalam mimpinya yang sudah terkoyak. Bahkan sakit di punggung dan kepalanya pun tidak ada. Keyna tertawa seperti orang bodoh."Benar-benar mimpi yang terasa nyata!" gumamnya, kini Keyna menyentuh bibirnya dengan jarinya. Namun kecupan yang ia dapat dalam mimpi seolah benar-benar nyata, bahkan rasanya masih bisa ia rasakan ketika bibir dingin namun lembut itu menyentuh bibirnya."Bodohhh Key... itu hanya mimpi!!" Keyna mengacak rambutnya yang sudah acak-acakan sebelumnya.Ia segera bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke kampus. Ini sudah jam 7 pagi dan ia ada kelas di jam 9, setidaknya ia masih sempat memakan sarapan buatan Mom.Tanpa basa-basi Keyna segera menyelesaikan rutinitasnya di kamar mandi. Setelah selesai ia mulai menyiapkan segala keperluannya untuk kuliah.Dan Ia segera menuruni tangga saat di rasa tidak ada yang ia lupakan. Semuanya sudah sempurna."Key, ayo sarapan, Mom sudah menyiapkan sandwich kesukaanmu!" seru Mom dari arah dapur begitu melihat anak tersayangnya."Tentu saja, Mom!" ujar Keyna girang kemudian duduk di meja makan. Namun ia merasa heran begitu melihat meja makan, di sana sudah tersedia 4 porsi sandwich. Bukannya terlalu berlebihan? Mereka hanya tinggal berdua. Sedangkan ayahnya masih berada di luar kota dan sedang bekerja.Apa Dad pulang? Tanyanya pada diri sendiri.Ia akan sangat bahagia jika ayahnya ternyata pulang. Ayah Keyna bekerja di sebuah perusahaan minyak, dan ia berada di tambang minyak yang berada di laut lepas. Hanya pulang 6 bulan sekali. Ya mungkin itu sebabnya mengapa Keyna tidak punya adik, dan hanya menjadi anak tunggal.Padahal ia menginginkan seorang kakak atau adik, untuk menemani kesepiannya. Menyedihkan bukan?! Tapi ia tidak bisa memaksa kedua orang tuanya untuk memberikan dia adik."Mom Dad pulang?" tanya Keyna antusias dan bahagia. Jika Dad pulang ia ingin menghabiskan waktunya dengan ayahnya, dan berjalan-jalan.Meskipun Keyna sudah berumur 19 tahun namun ia sangat manja pada ayahnya."Tidak Key, ayahmu belum pulang sayang, bukannya Dad baru 2 bulan yang lalu pulang?" ucap Mom sambil melepas apron nya dan menghampiri Keyna begitu menggantungkan apron yang sudah di lepasnya."Dan ini ?" Keyna melirik pada sandwich yang sudah di sediakan Mom dengan pandangan bingung.Aku harus menghabiskan porsi sebanyak ini? Oh…ya ampun, gumamnya dalam hati."Oh… maafkan, sepertinya Mom lupa memberitahumu saat kau pulang semalam," ucap Mom begitu duduk di kursinya."Kau ingat Tante Manda?" tanya Mom pada Keyna.Keyna tampak mengerutkan keningnya tampak berpikir sebelum Keyna menjawab pertanyaan Mom. "Adik sepupu Mom dari Grandpa Robert yang berada di L.A?" tanya Keyna Ragu."Yupss ... kau benar sayang," ucap Mom girang."And then?" tanya Keyna masih bingung."Anak laki-lakinya tante Manda, Drey dan Harris semalam datang ke sini, dan akan tinggal bersama kita. Mereka akan berkuliah dan sekolah di sini!" ujar Mom. "Drey akan kuliah bersamamu Key! Ia dua tahun di atasmu. Dan Harris akan bersekolah TK, di dekat sini, Mom yang akan mengantarnya!" lanjut Mom dengan antusias.Karena Mom akan merasakan mengurus anak kecil lagi, yang ia idam-idamkan untuk memiliki anak kembali. Namun sayangnya Tuhan belum mempercayakannya lagi untuk memiliki seorang anak lagi."Hah?!" Keyna menganga. Ia tampak bingung, bahkan ia menggaruk kepalanya."Kenapa kau begitu kaget Key? Kau tak suka? Mereka baik kok!" ucap Mom. "Mom senang karena rumah kita tidak akan sepi lagi!"Tunggu, apa aku amnesia? Atau gila? Oh…
my God, apa yang Mom ucapkan?Seingat Keyna, Tante Manda hanya memiliki satu anak dan seorang perempuan. Ini dua anak laki-laki? Yang satu berkuliah sama dengannya, dan satu lagi sekolah TK? Apa maksudnya ini.Bahkan umur Tante Manda hanya 2 tahun di bawah Mom, Mom saja anaknya aku baru 19 tahun. Berarti Drey 21 tahun? Kepala Keyna berdenyut.Belum reda dari keterkejutannya Keyna kembali di kejutkan dengan sebuah suara yang tampak familiar di telinganya."Selamat pagi, Tante…" Suara seorang pria yang menurut Keyna adalah suara Drey."Celamat paghi Tante..." ucap seorang anak kecil yang tampak menggemaskan, karena ia masih belum fasih berbicara. Dan itu pasti suara Harris.Keyna mendongakkan wajahnya menatap Drey dan Harris bergantian. Namun tatapannya tertuju pada Drey.Seperti tidak asing! gumam Keyna dalam hati.Mereka berdua langsung duduk di meja makan di hadapan Keyna dengan santainya, sedangkan Keyna masih diam terpaku tak percaya."Ehh, kenapa memanggilku tante, sudah kukatakan kemarin panggil Mom saja!" ucap Mom membuyarkan lamunan Keyna.Keyna tidak bersuara sedikitpun ia masih bingung dengan keadaan yang menurutnya sangat aneh ini. Tapi apa?."Maafkan kami, Mom!" ucap Drey dengan sopan."Nahh..., begitu, benarkan Harris?!" ujar Mom menatap Harris dengan senyumnya.Harris mengangguk, wajah tampak lucu dengan pipi chubby yang menggemaskan. " Iya..tan..eh Mommy, hallit paham ituhh…" capnuya dengan tidak kalah lucu."Ahh..., Harris sungguh menggemaskan, sini sini Mom pangku kamu, Mom suapin ya, mau?" ujar Mom antusias."Mau Mom…" Harris melebarkan cengirannya tanpa basa-basi ia menghampiri Mom dan duduk di pangkuan Mom.Keyna hanya bisa membeku melihat kejadian yang ada di hadapannya. Bahkan kepalanya sudah di penuhi dengan seribu pertanyaan.Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada Drey yang hanya diam di samping dan mengunyah sandwich dengan tenang.Pria itu tampak tidak terganggu dengan tatapan penuh rasa penasaran dari Keyna. Rambut hitamnya sangat indah, potongan rambut pompadour-nya begitu cocok dengan bentuk wajahnya. Netra hitam sehitam rambutnya membuat tatapannya begitu tajam. Kulitnya begitu putih.Tinggi nya Keyna bisa perkirakan sekitar 180an. Badannya begitu atletis. Penampilan Harris tidak jauh berbeda, anak kecil itu sangat tampan seperti kakaknya Drey hanya beda versi saja. Harris versi Drey kecil.Wait!! Seingat Keyna rambut Tante Manda itu blonde. Astaga…Keyna tampak semakin bingung."Tidak usah banyak pertanyaan dalam kepalamu gadis kecil, atau kau harus ku cium lagi agar kau mengingatku?!" gumam Drey pelan sambil menyeringai pada Keyna.Mata Keyna membelalak, bahkan ia tersentak kaget dan…Brukk…Ia terjatuh dari kursi.“Awww…” serunya kemudian, "K-Kau..?!" ucap Keyna terbata.
Ternyata ia adalah mahluk semalam, jadi itu bukan mimpi? Astaga kenapa bisa? Mom? Apa yang akan terjadi pada Mom? Oh tidakkk aku harus memberitahu Mom.. Aku harus."Simpan semua pikiranmu itu!" Kini Drey berdiri dan menghampiri Keyna yang masih terduduk di lantai."Moomm…" pekik Keyna berusaha memanggil Mom padahal Mom tidak jauh dari dirinya, kenapa Mom tampak tidak terganggu."Percuma, ibumu tidak akan mendengar dan percaya semua omonganmu gadis kecil!" Kini Drey berjongkok di hadapan Keyna yang mulai ketakutan."Apa maksudmu?" tanya Keyna."Kau belum sadar rupanya…" Drey menyeringai, "Lihat ibumu!" titahnya.Tanpa menunggu lama Keyna menatap ibunya yang sedang memangku Harris. Mom dan Harris hanya diam tak bergerak sedikitpun seperti sebuah patung.Mata Keyna membelalak, dahinya berkerut."Aku menghentikan waktu jika itu pertanyaanmu, bahkan aku memanipulasi pikiran ibumu dan semua orang, bahwa aku sepupumu! Itu bukan hal yang sulit untukku," ujarnya kembali dengar seringai yang menyeramkan.Apa mimpiku sepanjang ini?!"Ini bukan mimpi, bodoh!!" geram Drey.Drey mendekatkan wajahnya pada Keyna dan kembali mendaratkan bibirnya di bibir Keyna. Awalnya hanya mengecup ringan perlahan namun pasti, kecupan itu menjadi menggebu dan menuntut.Keyna berusaha menolak, namun aneh, tubuhnya seakan bergerak sendiri yang sama sekali bukan kemauannya.Drey merasakan napas Keyna yang terengah-engah kekurangan oksigen, segera melepaskan pagutan lidahnya. "Seperti yang kau lihat, ini bukan mimpi kan?" ucap Drey datar sambil menyeka bibir basah miliknya dengan tangannya sendiri."Namaku Dyrroth Atreo Leocadio, dan Drey Leocadio adalah namaku dengan tubuhku saat ini. Dan dia," Drey menunjuk Harris, "adalah Harrith salah satu pelayanku," jelas Drey.Kemudian beranjak berdiri dan duduk kembali di kursinya dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa.Begitu Drey mengunyah kembali sandwichnya. "Keynaaa apaa yang kau lakukan dengan duduk di bawah? " seru Mom memandang Keyna dengan raut muka bingung. Harris hanya terkekeh melihat Keyna. Dan Drey yang mengunyah sandwich dengan tenang.Ini gilaaaa!! pekik Keyna dalam hati.- To be continue-Keyna terus menggerutu sepanjang perjalanannya menuju kampus, bagaimana tidak Drey alias mahluk mengerikan bernama Dyrroth masih terus bersamanya bahkan di dalam bus. Sebisa mungkin Keyna menjaga jarak dengan mahluk aneh dan menyeramkan itu.Begitu sampai di kampus ia masih terus mengikuti Keyna kemanapun ia berada.Keyna berusaha untuk tidak memperdulikan kehadiran mahluk itu. Ia tidak peduli.Keyna lega saat mahluk itu memasuki ruang tata usaha untuk mengurus dokumen-dokumen kepindahannya.'Apa mahluk seperti itu mempunyai identitas juga heh?!' batin Keyna bingung.’Tidak,tidak jangan pedulikan itu Key’. Dengan cepat ia bergegas menuju kantin kampus untuk mencari temannya. Ia duduk di salah satu bangku kosong dan mengedarkan pandangannya. Ia harus bersama Aline agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.Namun, ia tidak menemukan keberadaan temannya itu. Menyebalkan.Kini ia k
Semenjak kehadiran Dyrroth atau pun sebut saja Drey, Keyna jarang keluar dari kamarnya ketika berada di rumah. Ia berusaha untuk menjauh dari Drey, jika bisa mungkin ia akan pergi sangat jauh.Drey tidak melakukan apapun pada Keyna, tapi tatapan matanya saja sudah membuat Keyna amat sangat ketakutan, ok di luar wajah tampannya ya.Meskipun kini sudah larut malam namun Keyna tidak bisa memejamkan matanya. Di pikirannya hanya ada Dyrroth…Dyrroth…Drey…Drey…Keyna mendesah pelan. "Apa ia sudah memanipulasi pikiranku juga?"gumamnya perlahan."Argghhh, bagaimana aku bisa lepas dari mahluk itu ya Tuhan! Aku ingin hidup normal kembali," umamnya putus asa.Keyna mencoba untuk mencari pembatalan ritual tersebut, dan berencana untuk mengembalikan Drey ke asalnya. Namun saat Keyna membuka buku tersebut, alangkah terkejutnya dia saat melihat semua halaman di buku itu telah kosong. Tak ada yang bisa dibaca meskipun itu sebuah titik kecil.
Perkataan Drey mengenai Xavier terus terngiang di kepala Keyna. Apa yang Keyna lewatkan dari sosok Xavier? Tidak ada. Xavier begitu sempurna di matanya, tidak cela sedikitpun."Dia tidak sesempurna itu Key." Lagi-lagi Dyrroth membaca pikiran Keyna."Diam kau iblis, kau tahu apa?!" geram Keyna sudah tak tahan lagi."Ck! Dasar manusia!" Dyrroth berdecak tak suka."Kau perlu tahu Key, iblis memang jahat, namun tak pernah menutupinya dan berbohong. Tapi manusia bisa berpura-pura baik di depan saja. Di belakang? Who knows..." seru Drey mengangkat kedua bahunya."Brengsek kau Drey!! Kembalilah ke asalmu!!" pekik Keyna yang entah dari mana ia mendapat keberanian untuk mengumpat dan membentak mahluk mengerikan seperti Drey yang sayangnya sangat tampan. Ehh...waitt lupakan bagian itu ok."Hmm, kau sudah berani rupanya, gadis kecil!!" Dyrroth menatap Keyna dengan tajam, seketika itu juga Keyna tidak bisa mengeluarkan suar
Sebuah istana megah tampak berdiri dengan kokoh. Pepohonan dan semak belukar tampak menghiasi istana tersebut di semua sisinya.Ada yang berbeda, semuanya tampak gelap, begitu pula dengan langit yang gelap seolah mendung yang tak berakhir. Istana itu di bangun dengan menggunakan batu hitam, begitupula pepohonan yang berwarna hitam pula.Aneh? Tentu saja tidak, karena ini bukan berada di suatu tempat di dunia ini, dunia tempat manusia berada.Tak jauh dari istana tampak sebuah sungai yang mengalir berwarna merah. Jika manusia biasa pasti akan bergidik ngeri saat melihatnya.Nampak pula dua buah patung berbentuk hewan yang mengerikan dengan tiga ekor kepala dalam satu tubuh dengan gigi yang begitu runcing dan dapat merobek apapun di depan gerbang istana tersebut. Tampak seolah sedang duduk dengan siaga menjaga istana.Mereka adalah anjing nereka yang biasa di sebut Ceberus. Iria dan Ambroz.Iria dan Ambroz bukan hanya patung biasa, merek
"Toko buku?" Arkeyna mengernyitkan keningnya. Keyna melihat sebuah toko buku yang tidak jauh dari halte. Toko buku tersebut terlihat seperti toko buku lama dan tua. Seakan sudah lama berada disana."Sejak kapan ada di sini? Perasaanakubaru lihatsekarang…" gumamnya bingung.Setiap hari ia melewati jalan ini, karena ini rute biasa yang ia lalui untuk pulang dari kampus menuju halte bis yang menuju rumahnya. Maka dari,itu ia sedikit kebingungan, karena ini kali pertamanya melihat toko buku tersebut.Hari ini ia pulang terlambat dari biasanya dan tidak bersama Aline. Karena rumah mereka memang tidak searah. Selain itu Keyna harus mencari buku di perpustakaan di kampusnya untuk referensi tugasnya.Keyna berjalan menuju toko tersebut, suatu kebetulandan seperti ada energi yang menariknya untuk masuk ke dalam toko tersebut. Selain itu,ada beberapa buku yang tidak didapatnya di perpustakaan kampus untuk tugasnya.
Keyna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Oh…ini sungguh nyamannnn," gumamnya. Bagaimana tidak ia sudah mandi untuk menyegarkan dirinya, dan kini ia bersiap untuk tidur mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan pikirannya setelah seharian ia berada di kampus dan mengerkan tugasnya. Bukan hanya itu, ia juga harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Clarissa.Ia sudah lelah karena jadwal kuliah yang padat hari ini. Ditambah tugas yang menumpuk. Oh…ini sangat menyebalkan…Belum lagi pembullyan yang dilakukan Clarissa dan teman-temannya."Bodoh, kenapa aku tak bisa melawan mereka?" lirihnya. Bukan Keyna tak berani, ia pernah mencobanya dan mereka membalasnya berlipat-lipat.Itu sungguh membuatnya tersiksa."Lebih baik aku tidur saja sekarang." Keyna kembali bergumam.Namun sesaat akan memejamkan mata Keyna teringat buku yang tadi di berikan oleh wanita pemilik toko itu. I
Keyna tak mampu bergerak, bahkan membuka mulutnya saja sangat sulit untuk dilakukan."Ya..Tu..han..ka..u siapa, bagaimana..kau bisa masukk?!" tanya Keyna terbatasusah payah dengan mulut yang seakan terkunci, ia sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.Ia takut pria tersebut rampok yang masuk ke dalam rumahnya, dan akan memperkosanya, oh...ya ampun ini gilaa…Batin Keyna berkata."Aku bukan manusia menjijikkan seperti yang ada di pikiranmu!" ucapnya datar dan dingin. Sama seperti wajahnya.Pria itu tinggi menjulang di hadapan Keyna, bahkan kini Keyna masih berdiri terpaku di tempatnya tak melangkah sedikitolpun, ia harus mendongakkan wajahnya membuat tengkuknya pegal."Ya Tuhan!!" pekik Keynadengan suara tercekat.Mata merah itu nyalang menatap Keyna. "Jangan sebut nama itu di hadapanku!!" Kini dalam suaranya terdengar amarah. Bahkan ia sedikit meng
Perkataan Drey mengenai Xavier terus terngiang di kepala Keyna. Apa yang Keyna lewatkan dari sosok Xavier? Tidak ada. Xavier begitu sempurna di matanya, tidak cela sedikitpun."Dia tidak sesempurna itu Key." Lagi-lagi Dyrroth membaca pikiran Keyna."Diam kau iblis, kau tahu apa?!" geram Keyna sudah tak tahan lagi."Ck! Dasar manusia!" Dyrroth berdecak tak suka."Kau perlu tahu Key, iblis memang jahat, namun tak pernah menutupinya dan berbohong. Tapi manusia bisa berpura-pura baik di depan saja. Di belakang? Who knows..." seru Drey mengangkat kedua bahunya."Brengsek kau Drey!! Kembalilah ke asalmu!!" pekik Keyna yang entah dari mana ia mendapat keberanian untuk mengumpat dan membentak mahluk mengerikan seperti Drey yang sayangnya sangat tampan. Ehh...waitt lupakan bagian itu ok."Hmm, kau sudah berani rupanya, gadis kecil!!" Dyrroth menatap Keyna dengan tajam, seketika itu juga Keyna tidak bisa mengeluarkan suar
Semenjak kehadiran Dyrroth atau pun sebut saja Drey, Keyna jarang keluar dari kamarnya ketika berada di rumah. Ia berusaha untuk menjauh dari Drey, jika bisa mungkin ia akan pergi sangat jauh.Drey tidak melakukan apapun pada Keyna, tapi tatapan matanya saja sudah membuat Keyna amat sangat ketakutan, ok di luar wajah tampannya ya.Meskipun kini sudah larut malam namun Keyna tidak bisa memejamkan matanya. Di pikirannya hanya ada Dyrroth…Dyrroth…Drey…Drey…Keyna mendesah pelan. "Apa ia sudah memanipulasi pikiranku juga?"gumamnya perlahan."Argghhh, bagaimana aku bisa lepas dari mahluk itu ya Tuhan! Aku ingin hidup normal kembali," umamnya putus asa.Keyna mencoba untuk mencari pembatalan ritual tersebut, dan berencana untuk mengembalikan Drey ke asalnya. Namun saat Keyna membuka buku tersebut, alangkah terkejutnya dia saat melihat semua halaman di buku itu telah kosong. Tak ada yang bisa dibaca meskipun itu sebuah titik kecil.
Keyna terus menggerutu sepanjang perjalanannya menuju kampus, bagaimana tidak Drey alias mahluk mengerikan bernama Dyrroth masih terus bersamanya bahkan di dalam bus. Sebisa mungkin Keyna menjaga jarak dengan mahluk aneh dan menyeramkan itu.Begitu sampai di kampus ia masih terus mengikuti Keyna kemanapun ia berada.Keyna berusaha untuk tidak memperdulikan kehadiran mahluk itu. Ia tidak peduli.Keyna lega saat mahluk itu memasuki ruang tata usaha untuk mengurus dokumen-dokumen kepindahannya.'Apa mahluk seperti itu mempunyai identitas juga heh?!' batin Keyna bingung.’Tidak,tidak jangan pedulikan itu Key’. Dengan cepat ia bergegas menuju kantin kampus untuk mencari temannya. Ia duduk di salah satu bangku kosong dan mengedarkan pandangannya. Ia harus bersama Aline agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.Namun, ia tidak menemukan keberadaan temannya itu. Menyebalkan.Kini ia k
Cahaya matahari pagi membangunkan Keyna dari tidurnya. Begitu matanya terbuka ia segera menyentakkan tubuhnya untuk segera duduk."Astagaaa, mimpi yang buruk!" pekiknya begitu ia teringat dengan kejadian semalam yang ternyata hanyalah sebuahmimpi.Keyna menyentuh dadanya, yang nampak masih berdebar ketakutan seperti semalam. "Hanya mimpi Key!" Keyna berusaha menyadarkan dirinya.Kemudian ia terkekeh dan segera mengecek keadaan piyama nya yang masih utuh tidak seperti dalam mimpinya yang sudah terkoyak. Bahkan sakit di punggung dan kepalanya pun tidak ada. Keyna tertawa seperti orang bodoh."Benar-benar mimpi yang terasa nyata!" gumamnya, kini Keyna menyentuh bibirnya dengan jarinya. Namun kecupan yang ia dapat dalam mimpi seolah benar-benar nyata, bahkan rasanya masih bisa ia rasakan ketika bibir dingin namun lembut itu menyentuh bibirnya."Bodohhh Key... itu hanya mimpi!!" Keyna mengacak rambutnya yang sudah acak-ac
Keyna tak mampu bergerak, bahkan membuka mulutnya saja sangat sulit untuk dilakukan."Ya..Tu..han..ka..u siapa, bagaimana..kau bisa masukk?!" tanya Keyna terbatasusah payah dengan mulut yang seakan terkunci, ia sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.Ia takut pria tersebut rampok yang masuk ke dalam rumahnya, dan akan memperkosanya, oh...ya ampun ini gilaa…Batin Keyna berkata."Aku bukan manusia menjijikkan seperti yang ada di pikiranmu!" ucapnya datar dan dingin. Sama seperti wajahnya.Pria itu tinggi menjulang di hadapan Keyna, bahkan kini Keyna masih berdiri terpaku di tempatnya tak melangkah sedikitolpun, ia harus mendongakkan wajahnya membuat tengkuknya pegal."Ya Tuhan!!" pekik Keynadengan suara tercekat.Mata merah itu nyalang menatap Keyna. "Jangan sebut nama itu di hadapanku!!" Kini dalam suaranya terdengar amarah. Bahkan ia sedikit meng
Keyna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Oh…ini sungguh nyamannnn," gumamnya. Bagaimana tidak ia sudah mandi untuk menyegarkan dirinya, dan kini ia bersiap untuk tidur mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan pikirannya setelah seharian ia berada di kampus dan mengerkan tugasnya. Bukan hanya itu, ia juga harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Clarissa.Ia sudah lelah karena jadwal kuliah yang padat hari ini. Ditambah tugas yang menumpuk. Oh…ini sangat menyebalkan…Belum lagi pembullyan yang dilakukan Clarissa dan teman-temannya."Bodoh, kenapa aku tak bisa melawan mereka?" lirihnya. Bukan Keyna tak berani, ia pernah mencobanya dan mereka membalasnya berlipat-lipat.Itu sungguh membuatnya tersiksa."Lebih baik aku tidur saja sekarang." Keyna kembali bergumam.Namun sesaat akan memejamkan mata Keyna teringat buku yang tadi di berikan oleh wanita pemilik toko itu. I
"Toko buku?" Arkeyna mengernyitkan keningnya. Keyna melihat sebuah toko buku yang tidak jauh dari halte. Toko buku tersebut terlihat seperti toko buku lama dan tua. Seakan sudah lama berada disana."Sejak kapan ada di sini? Perasaanakubaru lihatsekarang…" gumamnya bingung.Setiap hari ia melewati jalan ini, karena ini rute biasa yang ia lalui untuk pulang dari kampus menuju halte bis yang menuju rumahnya. Maka dari,itu ia sedikit kebingungan, karena ini kali pertamanya melihat toko buku tersebut.Hari ini ia pulang terlambat dari biasanya dan tidak bersama Aline. Karena rumah mereka memang tidak searah. Selain itu Keyna harus mencari buku di perpustakaan di kampusnya untuk referensi tugasnya.Keyna berjalan menuju toko tersebut, suatu kebetulandan seperti ada energi yang menariknya untuk masuk ke dalam toko tersebut. Selain itu,ada beberapa buku yang tidak didapatnya di perpustakaan kampus untuk tugasnya.
Sebuah istana megah tampak berdiri dengan kokoh. Pepohonan dan semak belukar tampak menghiasi istana tersebut di semua sisinya.Ada yang berbeda, semuanya tampak gelap, begitu pula dengan langit yang gelap seolah mendung yang tak berakhir. Istana itu di bangun dengan menggunakan batu hitam, begitupula pepohonan yang berwarna hitam pula.Aneh? Tentu saja tidak, karena ini bukan berada di suatu tempat di dunia ini, dunia tempat manusia berada.Tak jauh dari istana tampak sebuah sungai yang mengalir berwarna merah. Jika manusia biasa pasti akan bergidik ngeri saat melihatnya.Nampak pula dua buah patung berbentuk hewan yang mengerikan dengan tiga ekor kepala dalam satu tubuh dengan gigi yang begitu runcing dan dapat merobek apapun di depan gerbang istana tersebut. Tampak seolah sedang duduk dengan siaga menjaga istana.Mereka adalah anjing nereka yang biasa di sebut Ceberus. Iria dan Ambroz.Iria dan Ambroz bukan hanya patung biasa, merek