Share

Chapter 133

Beberapa hari telah terlewati dan hampir setiap tengah malam Marren selalu terbangun dan menangis.

Hingga pagi itu Marren terbangun dengan kepala berat dan berdenyut denyut.

Madya yang diam diam mengetahui kesedihan Marren hanya bisa mendukungnya dengan memberinya perhatian lebih.

"Sayang, ayo kita sarapan dulu, nanti Marren bisa tidur lagi kalau memang masih mengantuk," ucap Madya membangunkan Marren yang masih tergolek lemah di kasur.

"Iya, Mom. Sebentar," sahut Marren bangkit dari rebahnya dengan perlahan-lahan karena merasakan denyut di kepalanya vang cukup kuat.

Demi agar tak mengetahui kegelisahannya, Marren menuruti ajakan ibunya yang telah menyiapkan sarapan yang dibawakan oleh Naya.

Akan tetapi, baru satu suapan Marren merasa sangat mual dan berasa ingin muntah.

Madya menghele napas panjang seraya memberikan jamu masuk angin kepada Marren tanpa berkomentar panjang.

"Minumlah, kamu pasti asam lambung. Sudahlah Sayang, jangan terlalu di pikirkan.

Ada Momm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status