Share

226. Ketika Cinta Terbagi

Penulis: GREYWIND
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-16 08:05:12

Susah payah Sandra memakai kembali pakaiannya. Mengejar-ngejar Gavi yang terlihat begitu kesal. Entah salahnya di mana, tadi mereka masih mesra bahkan sempat berciuman. Kini Gavi jadi sedingin salju di kutub utara.

Sandra ingin menyusul lebih jauh tetapi, Gavi malah masuk ke ruangan pasien. Membuat Sandra urung dan meninggalkan rumah sakit.

‘’Aku yang kasih informasi tapi aku yang dicuekin. Nyebelin!’’

Brak!

Sekuat tenaga membanting pintu mobil pun tak bisa membantu banyak. Apalagi sampai membuat emosi Sandra berkurang.

Dirinya pun segera menghubungi seseorang.

‘&rsquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   227. Melihat Sandra Di Kantor

    ‘’Pak, berkasnya sudah saya letakkan di meja. Besok ada dinas keluar kota dan setelah makan siang jadwal bapak sudah kosong,’’ ucap Vania saat Leo keluar dari ruang rapat.‘’Kalau begitu setelah makan siang kamu juga sudah bebas tugas, Van.’’‘’Maaf, Pak. Saya harus standby sampai jam pulang kantor selesai. Khawatir ada beberapa berkas yang butuh tanda tangan bapak hari ini, jadi bisa langsung saya eksekusi.’’Leo mengangguk lalu masuk ke dalam ruangannya.Sudah beberapa hari bekerja, Vania terlihat sangat terampil dan sudah mulai betah.&n

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   228. Hidup Dan Mati Vania

    Mungkin saja Elsa butuh saudaranya untuk bercerita. Kekhawatirannya itu ikut lenyap bersama kaki yang kembali dirinya bawa ke ruangan.Duduk di balik meja membaca adanya file baru untuk Leo. Vania disibukkan dengan banyak berkas.Hari berganti gelap, penerangan digantikan dengan lampu ruangan, karyawan sudah banyak yang pulang, menyisakan dirinya sendiri tak berteman.‘’Van, kenapa belum pulang?’’Deg.Hampir saja terkena serangan jantung. Leo tiba-tiba muncul di depan meja, siapa yang tidak terkejut dibuatnya?‘’Bapak?’’‘’Maaf, aku mengagetkan.’’ Leo merasa tak enak hati membuat Vania terlonjak dari duduknya.‘’Kenapa belum pulang? Ini sudah malam.’’Vania melihat ke luar jendela. Asik bekerja membuatnya lupa waktu. ‘’Ini sudah mau pulang, Pak.’’Kebetulan lem

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   229. Cemburu Mengundang

    ‘’Jangan lihatin aku kayak gitu. Kamu tuh, Rian, memang nyebelin.’’ Tidak di rumah, tidak di restoran, pun masih saja sama. Sepertinya bahan pertengkaran mereka tak ada habisnya.Padahal duduk sudah berjauhan. Rian di sebelah Valerie dan Gia di sebelah Vania. Ada meja sebagai pemutus jarak di antara mereka. Tetapi anak-anak ini, selalu saja punya cara menghidupkan suasana.‘’Memangnya kenapa? Aku punya mata,’’ balas Rian dengan mata melotot.‘’Aku nggak suka.’’Rian menggeram kesal sekali dengan tingkah Gia. Rian tidak benci tidak pula punya rasa kesal terpendam padanya. Hanya saja, ada rasa yang sulit diungkapkan namun sulit dimengerti olehnya.‘’Huss, kalian ini. Cobalah untuk saling sayang. Rian, anggaplah Gia seperti adikmu. Juga kamu, Gia. Anggap Rian seperti kakak….’’‘’Oma, Gia nggak mau punya kakak angkuh, sombong, nyebelin, banyak gaya kaya dia. Huh!’’‘’Kamu…’’‘’Sudah-sudah.’’ Valerie menengahi. Lagi pula harus segera menghentikan karena makanan sudah datang.‘’Awas kamu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   230. Datang Ke Tempat Yang Salah

    ‘’Mas, lepaskan!’’Leo melihat ke depan, dirinya pun segera menjauhkan Vania darinya. ‘’Terimakasih.’’ Walau berakhir canggung, Vania tidak lupa mengucapkan terimakasih. Vania menunduk, menghindari kontak mata baik itu dengan adik ataupun ibunya. Di dalam mobil pun tidak ada percakapan seru seperti sebelumnya. Terlebih Gia dan Rian sudah tertidur.Vira menggenggam tangan Vania yang dingin. Seolah menyampaikan jangan dipikirkan yang barusan.Tetapi mau bagaimana? Valerie jadi mendiaminya. Sungguh sangat tidak nyaman. Semoga Valerie tidak salah paham.***Keesokannya…Tak ada lagi sapa atau tanya. Valerie hanya bicara pada Gia tanpa menganggapnya ada. Ditanya tak menjawab, bahkan sengaja mengacuhkan.Jika memang Valerie cemburu, maka Vania akan meminta maaf. Tetapi bagaimana ingin dapat maaf jika bicara saja tak dipedulikan?‘’Val.’’‘’Valerie.’’Berpikir jika panggilan ketiga, keempat atau kelima pun tak digubris. Mungkin seharusnya Vania membiarkan Valerie sendiri. ‘’Sabar. Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   231. Mencari Perhatian

    Hati kian terasa kacau. Valerie jadi mempertanyakan kepercayaannya pada Leo. Seharusnya dinas luar hanya sehari, tetapi bertambah jadi tiga hari. Apakah itu dibuat-buat agar Leo dan Vania bisa menghabiskan waktu bersama?Valerie semakin gelisah. Kian blingsatan ketika Leo tidak menghubunginya. Dulu tak masalah jika Leo hanya menelepon sekali atau paling banyak dua kali. Tapi sekarang, tidak di telepon dalam setengah jam saja membuatnya tak karuan.‘’Mami kenapa, sih, Mi? Kok nggak mau diam gitu kayak cacing kepanasan?’’ Fokus Rian jadi terbagi melihat Valerie mondar-mandir. PR yang harusnya siap dalam sepuluh menit tetapi sudah setengah jam tidak kunjung usai akibat memperhatikan sang ibu.‘’Papi ada nelepon?’’‘’Bukannya papi barusan nelepon?’’ ‘’Itu kan satu jam yang lalu, Rian. Cepet hubungi papi. Bilang kalau mami sakit,’’ ujarnya penuh penekanan.Rian menaikkan satu alisnya karena menurutnya Valerie sehat walafiat. Tetapi, tetap saja dirinya menurut dan menyambangi nakas tempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   232. Masa Lalu Menyakitkan

    ‘’Hah, HOTEL? KAMU SERIUSAN? LEO DAN VANIA?’’ Bukan tanpa alasan Sandra mengeraskan dan menekankan suaranya.Sandra membelakangi Gavi tetapi wanita itu tahu jika ada sepasang mata yang mengamati. Oh, syukurlah. Mudah-mudahan saja ini menjadi klimaks kebencian Gavi pada Vania.Gavi baru saja pulang, mendengar atau tidak awalnya, nama Vania berhasil menarik perhatian Gavi.‘’Kasihan banget kamu harus gantiin tugas Vania yang lagi CHECK IN. Ck!’’Ketika menoleh ke belakang, wajah Gavi merah padam namun tetap diam mendengarkan. Sandra pun buru-buru mengakhiri pura-pura sigap untuk melayani suaminya yang pulang bekerja. ‘’Ya sudah kamu hati-hati, ya. Suami aku pulang.’’‘’Gav, kamu nggak dengar apa-apa, kan?’’ serunya seraya meletakkan ponsel ke meja. Kemudian mencium tangan dan juga pipi sang suami.‘’Aku baru sampai. Tadi telponan sama siapa?’’ Gavi pun sama dramanya, berpura-pura, pakai acara bertanya.‘’Sama Sandra.’’Deg.‘’Eh, maksudku Elsa. Astaga, aku sampai salah menyebut nama

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   233. Dendam Yang Tumbuh

    ‘’Mana Leo?’’Vania tidak menyangka lama tidak berkabar Gavi datang malah marah-marah.‘’Kamu sembunyikan dia di mana?’’ Gavi beralih menyingkap selimut. Tapi, kosong. Tidak ada siapapun.‘’Aku ke sini untuk bekerja bukan tidur dengan suami orang!’’ tegas Vania masih di depan pintu.Jika Gavi melakukan kekerasan kembali Vania akan segera kabur dan berteriak kencang.Pikirannya sudah mengarah ke sana karena gelagat Gavi seperti monster yang diberi nyawa. Tampak bengis dan mengerikan.‘’Kau tidak berhak bicara seperti itu, Pelacur!’’‘’Aku tidak seperti istri sirimu!’’ Vania tidak akan tinggal diam lagi bila direndahkan. Terlebih mengatai seenaknya pelacur. Bisa-bisa Devano Mahendra akan bangkit dari kubur bila tahu anaknya memang berprofesi seperti itu dan bukannya sekretaris.‘’Berani-beraninya—’’‘’Tujuanmu apa kemari?’’ Vania memotong gerakan Gavi yang terlihat ingin melakukan kekerasan.‘’Aku akan membawamu pulang! Kemasi barangmu sekarang!’’‘’Jangan lupa kalau aku tidak mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   234. Akta Cerai

    Karena kejadian tersebut, Rendi pun memutuskan untuk tidak memperpanjang menginap di hotel. Mereka pulang dengan urusan bisnis yang sebenarnya sudah selesai dua hari lalu.Kekhawatiran Valerie, Leo lah yang melakukannya demi Vania. Padahal sebenarnya adalah Rendi, demi bisa berdua dengan Elsa.Leo terpaksa mengikut saja demi Valerie tidak curiga juga Delia dan Alin tidak banyak tanya jika dirinya pulang duluan namun Rendi tidak.Sedangkan Vania, tidak tahu apa-apa karena lebih sering di kamar karena Leo tidak melibatkannya dalam pertemuan.‘’Mama!’’Gia begitu senang Vania sudah kembali. Anak dan ibu itu berpelukan hangat melepas rindu. Semangat hidup Vania tinggal Gia. Anak itu yang Vania bela mati-matian untuk dibahagiakan. Tidak peduli apa yang dirasakannya meski pertemuan dengan Gavi seperti ditusuk belati, namun Vania berusaha tegar menutupinya.Gia harus hidup di rumah yang selalu tersenyum untuk putri kecilnya walau tidaklah utuh. Itu lebih baik dari pada punya ayah tapi lupa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   259. Cinta Sejati Tidak Ditemukan Dari Satu Wanita

    Selain itu, walau dulunya sering bertengkar, kini Rian sangat menyayangi Gia. Tidak ada lagi aksi nakal hingga Gia menangis.Rian sudah bisa menerima Gia.Bahkan memanggil Gia dan Alia dengan julukan si kembar kedua.‘’Nggak nyangka, ya, kita jadi kakak adik.’’ Rian tersenyum pada Gia, mungkin itu untuk pertama kalinya. Entahlah, mungkin sejak lama Rian sudah peduli dan sayang pada Gia tetapi terlalu malu menunjukkannya karena Gia bukan Alia. Alias sang adik.Tetapi kini sudah resmi. Sehingga Rian tidak menutup apapun lagi.‘’Iya. Semoga kamu jadi kakak yang baik seperti baiknya kamu ke Alia.’’ Gia pun membalas senyuman tersebut. ‘’Kalau mas nggak baik, kasih tau aku saja. Nanti aku laporin ke Papi Leo,’’ celetuk Alia walau mata dan tanganya sibuk menata boneka.Ketiganya tengah main bersama. Tak lama si kembar datang bersama orang tua mereka.‘’Rian, mana kedua mami sama papimu?’’ seru Delia.‘’Di kamar, Tante.’’‘’Ngapain?’’ Alin kini yang bertanya. Padahal mereka sekeluarga beren

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   258. Rumah Sakit Jiwa

    Beberapa hari setelahnya…Vania, Valerie dan Leo kompak menuju rumah sakit jiwa. Melihat Gavi tidak sendiri di dalam dunianya. Sandra dan Elsa menemani, satu ruangan berisi tiga orang.Elsa kehilangan bayinya saat di rumah sakit dan berakhir seperti Sandra yang terobsesi pada Gavi.Hingga kini pun Sandra memanggil nama Gavi.Elsa menyebut nama Rendi.Dan Gavi menyebut nama Vania.‘’Apa ada kemungkinan bisa sembuh?’’ tanya Vania pada perawat yang mendampingi.‘’Bisa. Tapi tidak bisa sembuh total. Hanya jika gejalanya diredakan, mereka akan kembali normal. Tetapi, kemungkinan kambuhnya juga akan sangat tinggi.’’Vania tidak menyangka jika kembalinya dirinya pada Leo adalah penyebabnya. ‘’Lebih baik jangan diredakan. Dia itu kriminal. Kalaupun disembuhkan untuk menjalani pemeriksaan biar bisa dikurung di penjara.’’ Leo masih memendam dendam yang belum terlampiaskan.‘’Dia sudah mendapat hukuman setimpal. Mungkin bukan penjara tempatnya dihukum, tapi di sini.’’ Valerie menepuk bahu Vani

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   257. Buah Dari Perbuatannya Sendiri

    ‘’Kamu biadab!’’Gavi ingin sekali melayangkan tamparan, tetapi…‘’Jangan bergerak!’’ Polisi berteriak tegas.Kenyataan itu membuat peluh bercucuran membasahi tubuhnya. Penyesalan menyeruak masuk, menusuk kalbu. Berawal dari cinta dan abadi menjadi benci.Baru terasa bila memilih Sandra adalah kesalahan terbesar seumur hidup. Dan dirinya menyia-nyiakan Vania. Yang tidak sadar makin tidak ada orangnya makin Gavi jatuh cinta.Pipinya basah meneteskan air mata penyesalan.Mengapa semua diketahui ketika sudah terlambat?Apakah tidak ada lagi kesempatan kedua untuknya dan Vania bahagia dengan anak mereka?Gavi hanya ingin lepas. Bebas dari sini dan menjemput Vania dengan mulut terucap meminta maaf dan kedua tangan menangkup memohon ampun.Seorang suami pun hanya manusia biasa tidak ada yang sempurna.‘’Aku harus bertemu Vania.’’ Itulah yang terucap dari bibir Gavi.‘’Tidak akan ku biarkan kau mendekati adik iparku lagi.’’ Rendi mendesis sinis.Adik ipar?Tetapi sayangnya belum resmi. Gavi

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   256. Terkuak

    ‘’Apa-apaan…’’‘’Gav, ini anak-anak kita. Aku membawanya karena bayi kita telah gugur. Dan ini sebagai penggantinya. Lihat, lihat,’’ Sandra menarik si kembar ke depan Gavi yang kebingungan dan dua bocah itu semakin takut. ‘’Aku bisa memberimu anak. Mereka lucu juga menggemaskan. Artinya, kita tidak bercerai, bukan?’’Saat ini Sandra terlihat seperti wanita gila. Takut ditinggalkan, membutuhkan kepastian. Ternyata perkataan Gavi membuatnya putus asa sehingga menculik anak orang untuk diakui. ‘’Jika kamu tidak bisa memberiku anak, maka aku akan menceraikanmu,’’ Sandra mengulang kalimat yang pernah Gavi ucapkan. ‘’Dan mereka adalah alasan kamu tidak bisa menceraikan aku, Gav.’’Gavi kian geram dengan tingkah Sandra. Perkataannya sudah kemana-mana.‘’Yang aku maksud dari rahimmu. Bukan dari rahim orang lain!’’ desisnya. Andai bisa berteriak tentu dibarengi kekerasan. Tapi ini rumah sakit. Di mana dirinya sedang bersembunyi untuk menjalankan rencana.‘’Ini anakku, Gav. Mereka adalah anak

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   255. Leo Menggantikannya

    Senja di sore hari. Pemandangan indah untuk dinikmati dengan mata telanjang. Di saat orang-orang baru pulang dari lelahnya mencari uang, Gavi berdiri di balkon dengan earphone yang baru saja dihancurkan olehnya.Penyadap yang diletakkan di jendela tempat Vania dirawat meremukkan hatinya menghancurkan rencana yang telah disusun matang.Rasanya tidak mungkin secepat itu Vania memutuskan menikah lagi. Mungkinkah dengan trauma yang diberikannya Vania bisa membangun rumah tangga dalam waktu dekat? Apalagi menikah lagi dengan mantan suami pertama.Tidakkah Vania merasa malu?Tidakkah Vania berpikir sampai ke sana?Setelah Vania keluar dari rumah sakit, dirinya akan menculik Vania dan juga putri mereka tinggal bersamanya.Di rumah yang dibelinya ketika melihat gelagat Vania tidak mau lagi serumah dengan Yura.Gavi tidak sudi, putrinya memanggil Leo sebutan papa padahal Gia adalah anaknya.Mungkinkah Gia dipaksa? Gia dicuci otaknya agar lupa padanya yang kini menyesal menyia-nyiakan anak dan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   254. Pertanda Mimpi

    ‘’Gia kangen dipeluk. Dicium. Dibacakan dongeng sebelum tidur.’’ Betapa bayangan Gavi mencuat ke relung hati. Tangisan itu tidak lagi tentang keinginan melainkan tentang kerinduan.Rindu dengan sang ayah.Mulai dari caranya bicara.Mengajaknya bercanda.Menyuapinya.Dada Gia kian terasa sesak, menyadari kalau itu semua tinggal kenangan. Luka yang dicurahkan sang ayah sudah terlalu dalam, mengobati pun akan percuma karena tidak akan bisa sembuh.‘’Gia mau ketemu sama papa, Nak?’’ Terasa berat sekali bertanya. Tetapi sebrengsek apapun mantan suaminya itu, tetaplah ayah bagi putrinya.Namun dengan tegas Gia menggeleng.Valerie dan Vania pun dibuat heran.Gia angkat kepala yang menyembunyikan air matanya. Lalu menyeka walau airnya masih saja keluar. Terlalu sakit sehingga butuh sedikit lebih lama untuk kembali bicara.‘’Gia nggak mau papa Gavi.’’ Intinya, Gia cukup ingat kenangannya dengan Gavi tapi tidak mau papanya Gavi lagi. Traumanya sudah mendarah daging. Gia bisa mengingat dengan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   253. Meminang Sang Kakak

    ‘’Kamu mau menikah lagi?’’Begitulah yang didengar Leo.Valerie mendesah panjang. Membuatnya harus mengulang lagi. Mengatakannya saja sudah sangat sulit apalagi ini sampai dua kali.Wanita kuat sekalipun akan rapuh bila meminta sang suami mendua.‘’Dengar, nggak? Tolong nikahi Mbak Van,’’ ucapnya lemah tanpa berkedip.Kata-kata itu membuat Leo membesarkan matanya. Sekaligus menggelengkan kepala. Lalu tertawa merasa tidak masuk akal.‘’Sayang, pikiran kamu nggak beres di sini. Sebaiknya kita pulang ke Kalimantan. Mas pesan tiket sekarang.’’ Leo mengambil ponsel dan langsung membuka aplikasi pemesanan penerbangan, tetapi, Valerie menurunkannya.‘’Valerie serius!’’ Cara bicara Valerie bukanlah cara bicara yang biasanya. Leo merasa permintaan itu sangat konyol. Karena tidak sama seperti meminta permen ataupun tas mahal. Leo mengira jika menurut apa yang diinginkan Valerie semua akan lebih mudah ke depannya. Tetapi dugaannya salah.Dirinya pun sampai hati tidak mau membantu Vania lagi.

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   252. Memberi Separuh Atap

    ‘’Iya, Ma. Tapi Gia takut kalau nanti di sekolah ada Tante Sandra lagi. Boleh nggak, Gia bawa om-om itu besok?’’ Gia menunjuk pengawal di depan ruangan.Sebagai ibu, Vania sedih anaknya jadi merasa terancam. Seolah keselamatannya berada di ujung tanduk.Seharusnya Vania menjadi tameng terdepan untuk melindungi, tetapi di saat Gia membutuhkannya Vania malah terbaring sakit.Dan ketika bangun penyerangan itu sudah terjadi.‘’Gimana, Ma? Boleh, nggak?’’ pintanya penuh harap.‘’Jangan om itu, ya. Om lain saja. Gimana kalau Pak Sena?’’ Vania tidak mau merepotkan Valerie. Takutnya Valerie kian benci padanya.Sudah bagus Valerie ada bersamanya walau tidak berkata apapun sejak dirinya bangun. Meski sebenarnya Vania mengharapkan pelukan hangat juga beberapa kalimat dari sang adik. ‘’Tentu boleh. Gia mau yang mana?’’ Valerie mendekati ponakannya, seolah menawarkan mainan boneka.Sejak tadi menunggu waktu yang tepat, akhirnya ada pembicaraan yang bisa membuatnya terlibat.Vania menatap Valerie d

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   251. Luka Kehilangan Anak

    ‘’Siapa yang nggak punya otak, Al?’’ Tiba-tiba saja Rian sudah berada di sebelah Rico.‘’Itu tuh, Mas.’’ Menunjuk si kembar dengan mulut yang dimajukan.‘’Kalian apakan adikku?’’ ‘’Jangan salah paham, Sepupu. Kami hanya bercanda.’’ Raffi cengengesan lalu menyenggol lengan Rico untuk ikut tertawa. ‘’Dasar kalian!’’ Alia menggeleng-geleng tetapi sesaat kemudian sudah berdamai lagi.Rian melihat sedikit embun di mata Gia, tetapi tidak berkata apapun. Ingin berempati namun kelakuannya selama ini membuatnya malu untuk tiba-tiba memberi perhatian.‘’Kamu sudah nggak sedih lagi, kan?’’ ‘’Sedikit,’’ jawab Gia pelan.‘’Ayo kita main. Nanti papa aku jemput, terus ngajak kita main di mall,’’ jabar Alia dengan rasa bahagia.Lili dan Nathan sudah menganggap Gia juga sebagai anak mereka. Sangat tidak tega melihat Gia sendirian bertemankan Pak Sena dan Inah saja. Apalagi Alia sering bercerita, betapa sedihnya Gia selama sekolah.Tidak adanya kemajuan tentang Vania, berpengaruh besar pada sang pu

DMCA.com Protection Status