Share

152

Author: Y Airy
last update Last Updated: 2024-01-11 23:59:13
Tubuh Devano meluncur ke lantai, semua orang sempat melotot menyaksikan hal itu. Mereka pikir Arfeen akan menebas tubuh Devano menjadi dua bagian.

Sayangnya yang Arfeen tebas adalah tali yang menggantung pria itu. Nyaris semua orang tak mempercayai apa yang dilihatnya. Terutama Devano.

Ia pikir ketuanya itu akan membunuhnya karena itu adalah konsekuensi dari kesetiaannya.

Namun rupanya ketuanya justru memotong tali yang menggantungnya.

Devano bangkit dan menatap Arfeen.

"Ketua!"

"Jangan banyak bicara dan tunjukan padaku siapa yang berkhianat!" bisik Arfeen menyodorkan katana di tangannya.

Pandangan Devano jatuh pada benda mengkilat itu. Kemudian merangkak berlatih ke wajah ketuanya.

"Haruskah saya lakukan?" tanya Devano sedikit ragu.

"Seorang pengkhianat tak pantas untuk hidup!"

Dengan tangan gemetar Devano memungut pedang di tangan Arfeen.

Devano menatap katana di tangannya, kemudian perlahan ia berjalan menuju Andros dan Akshan. Dengan gerakan kilat ia menebas Aks
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   153.

    Andros tersenyun miring. Ia tahu apa yang dipikirkan oleh Devano. Juniornya ini cukup pintar, jadi sudah pasti Devano bisa menebak. Tanpa pikir panjang lagi Andros menyerang Devano. Mumpung saat ini anak itu belum 100% mengetahui segalanya. Andros tak ingin ada yang banyak mengetahui rahasianya. Jadi ia harus bisa menghabisi Devano. Ia menyerang Devano dengan begitu bengis. Devano tak tinggal diam, ia tahu dirinya tak boleh tewas hari ini. Apalagi di tangan temannya sendiri. Arfeen mengamati pertarungan Devano dan Andros setelah pasukan tentara yang Geofan bawa semuanya tumbang. Ia tahu tak boleh membiarkan Devano terbunuh, jadi ia pun melirik Jordi. Andros juga seseorang yang kuat, pasti akan memiliki celah untuk bisa melukai Devano. Itu sebabnya Arfeen ingin agar Jordi membantu Devano.Jordi yang mengerti bahasa mata bosnya lekas ikut menyerang Andros. Bahkan ia menyuruh Devano untuk menepi. Sekarang adalah pertarungan antara Andros dan Jordi. Andros memang tangguh, tapi tak s

    Last Updated : 2024-01-12
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   154.

    "Katakan saja, Miss!" ujar Arfeen. "Aku dengar sekarang kau menjadi kepala pengawal keluarga Mahesvara. Apakah itu benar?"Pertanyaan Miss Anna membuat Arfeen bernafas lega. "Ya.""Itu bagus sekali, itu sebuah prestasi yang membanggakan. Tapi pekerjaanmu tidak akan mengganggu skripsimu kan?""Aku bisa membagi waktu, Miss.""Aku percaya itu, sebenarnya aku ingin minta tolong!"Arfeen mengerutkan kening. "Minta tolong?"Miss Anna mengangguk. Miss Anna termasuk masih cukup muda, usianya baru 28 tahun. Dia masih lajang dan memiliki impian untuk menjadi seorang top model. Sayangnya orang tuanya menolak keras dan justru memintanya untuk menjadi seperti sekarang. "Aku akan mengikuti kontes ratu kecantikan, aku harap kau bisa meminjamkan salah satu anak buahmu untuk menjadi pengawalku. Kebetulan, aku masuk ke dalam 50 besar yang akan lanjut ke dalam kompetisi. Pesaingku sangat banyak dan juga ketat, aku khawatir akan terjadi hal-hal buruk. Itu sebabnya aku ingin meminjam salah satu saja a

    Last Updated : 2024-01-13
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   155

    Kedua mata Arfeen melebar menatap layar ponsel Jordi yang menampilkan sebuah siaran langsung. Di mana di sana tengah menayangkan seorang pemuda yang setengah telanjang tengah dihajar oleh seorang pria berwajah sangar. Kedua tangannya dipegang oleh dua pria lainnya. "Tantra!" ujar Arfeen yang sangat terkejut. Adik sepupunya itu saat ini sedang dianiaya yang tampaknya berada di sebuah ruangan VIP klub. Apalagi yang anak itu perbuat, dan siapa yang sudah menayangkan siaran langsung penganiayaan ini? Orang itu pasti bukan orang sembarangan karena berani melakukan ini pada Tantra yang sudah dengan jelas semua orang tahu ia adalah tuan muda kedua keluarga Mahesvara. Arfeen menggerutu, tentu ia ingin menolong adik sepupunya. Bagaimana pun Tantra adalah keluarganya. Tapi ia juga tak ingin mengecewakan sang istri. "Kau pergi urusi dia!" perintah Arfeen. "Bagaimana dengan Anda, Presdir?" Arfeen menatap Jordi. "Sebelum kau menjadi pengawalku, aku sudah terbiasa menjaga diri. Sekaran

    Last Updated : 2024-01-13
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   156

    "Jangan dekat-dekat, pergi sana!"Tubuh Arfeen membatu, ia salah apa sampai harus diusir? "Wife, kau kenapa?" cemas Arfeen yang terheran. "Jangan dekat-dekat!" teriak Larena sekali lagi sambil merentangkan kelima jarinya saat Arfeen hendak kembali menghampiri. Arfeen terpaksa mundur kembali. Menatap wanita itu yang kini tengah berkumur sebelum menghela nafas lega. Arfeen sungguh tak mengerti apa yang terjadi?"Wife, memangnya aku melakukan kesalahan apa? Kenapa kau tak ijinkan aku mendekat?"Larena menoleh pemuda itu, ia juga tak tahu kenapa? Tadi ia masih baik-baik saja. Bahkan ia sangat merindukan Arfeen dan bau tubuh pemuda itu. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba saja ia merasa mual dengan bau tubuh suaminya itu? "Aku tidak tahu, tapi bau tubuhmu membuatku mual!" Tentu saja Arfeen melotot, ia pun membaui tubuhnya sendiri. Wangi! Apa wangi parfumnya itu yang membuat Larena mual. "Apa aku perlu ganti parfum, Wife?"Larena menggeleng, ia sangat suka aroma parfum Arfeen yang membu

    Last Updated : 2024-01-14
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 157

    "Cerai, Ma?" beo Arfeen menatap sang mertua. "Iya. Mau aku perjelas lagi?" tanya Viera menyeringai. "A, tidak perlu Ma. Itu sudah sangat jelas. Tapi aku juga ingin menegaskan ke Mama bahwa aku tidak akan pernah menceraikan Larena, karena aku pasti bisa membuat Larena disegani semua orang!" janjinya. Viera tersenyum sinis, "Selama kau masih memiliki kedudukan yang tinggi dan membawa keluarga ini untuk mengangkat kepala tinggi-tinggi. Aku tak pernah bermasalah. Justru aku akan mendukungmu, tapi jika kau membuat keluarga ini malu dan kian direndahkan ... kau mau atau tidak, aku akan memaksa Larena untuk mengajukan gugatan cerai!" Arfeen tak mau banyak bicara lagi atau ia akan dianggap bicataconong kosong saja. Lebih baik ia fokus pada Mahesvara Group dan membangun jaringan yang lebih luas lagi. Ia juga berencana membangun perusahaan secara mandiri, dari tabungannya yang selama ini sempat dibekukan oleh sang kakek. Sebagian besar uang di tabungannya, adalah hasil jerih payahnya selam

    Last Updated : 2024-01-15
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 158

    Vano masih menatap menantunya dengan penuh selidik. Ia tahu sebagai orang kepercayaan tuan muda Mahesvara, Arfeen memiliki akses penuh ke banyak bidang. Harusnya tanpa memebrsihkan nama baiknya pun, menantunya itu bisa membantu dirinya kembali ke dunia bisnis. "Arfeen, apakah sekarang kedudukanmu sudah setara dengan Liam Kane?" tanya Vano penuh harap. Arfeen bisa membaca hal itu. "Nyaris!" jawabnya singkat. "Bukankah seharusnya kau bisa membantu Papa!"Papa!Arfeen tertegun. Apakah ia tak salah dengar? Mertuanya menyebut dirinya adalah papanya! Ada rasa bahagia yang mengergap hatinya. Tapi ia tak ingin besar kepala dulu. "Maksud Papa?""Jujur saja, aku sudah membangun bisnis baru. Hanya saja itu masih belum aku daftarkan secara resmis, karena jika kulakukan itu pasti akan mendapatkan penolakan!""Maksudnya Papa ingin agar aku membantu meloloskan perusahaan Papa?""Apalagi!"Arfeen menghela nafas dalam. "Aku tidak janji bisa melakukan itu selama nama Papa belum kembali bersih! M

    Last Updated : 2024-01-16
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 159

    "Apa rencanamu?" tanya Marvin sekali lagi. "Aku ingin tahu track record Hardi Suwiryo, karena sepertinya kita bisa menyentuh Marabunta darinya!" Arfeen membalas tatapan omnya. "Sepertinya Om mengetahui banyak hal tentang pria ini?" Marvin menyipitkan mata, "Apa kau mencurigai ommu ini?" Ada senyum tipis menghiasi bibir Arfeen, "Apakah Om merasa seperti itu?" Marvin menghela nafas kasar. "Mungkin Om memang tak terlalu suka padamu, tapi Om bukan pengkhianat. Om juga mencintai keluarga Mahesvara dan tidak akan membiarkan siapa pun mencoba menghancurkannya!" "Ok, anggap saja aku percaya. Kalian tahu, Kakek memilihku sebagai pemimpin klan, bukan semata-mata untuk menjadi pewaris semua kekayaan klan Mahesvara atau menguasainya. Tapi untuk menjadi pelindung klan kita. Kita membutuhkan seseorang yang kuat untuk mempertahankan posisi kita sebagai klan nomor satu, sekaligus ... seseorang yang pantas untuk dikorbankan!" Ada rasa getir dalam nada suara Arfeen. "Tapi Kakek juga tahu, aku

    Last Updated : 2024-01-17
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 160

    Awalnya Arfeen berniat membuka isi memori card itu di rumah. Namun mengingat di rumah itu justru ada Vano ia memutuskan untuk membuka di kantor. Arfeen berharap prasangkanya itu salah! Dari apa yang ia amati selama ini, sang papa mertua tak mungkin terlibat kecelakaan papanya kan?Tapi dari isi video itu ... entah mengapa Arfeen merasa ini akan buruk! Tubuh Arfeen terlonjak saat ada yang mengetuk pintu, pintu itu terbuka dan Diana muncul di sana. "Maaf, Presdir. Ada perwakilan dari Jaya Abadi Corp yang memaksa untuk bertemu!"Mata Arfeen mendelik. "Kau tidak bisa menghalau? Lalu apa kerjamu?" Diana sedikit menunduk. "Maaf, Presdir. Saya sudah mengatakan jika dia harus membuat janji lebih dulu. Tapi ... dia mengatas namakan istri Anda. Saya harus bagaimana?"Arfeen nyaris lupa jika saat ini Lyra masih berada di luar negeri, jadi terpaksa harus ia sendiri yang menghandle kerja sama dengan Jaya Abadi Corp. Ia menghela nafas lalu menarik laci untuk mengambil masker wajah. Mengenakan b

    Last Updated : 2024-01-18

Latest chapter

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status