Share

205. Permaisuri Terbuang

"Jangan salahkan kabut racun asmara."

Nyi Ratu Suri tersenyum berlumur madu sambil mengenakan pakaian, lalu duduk di samping Cakra yang sudah rapi.

"Kita sama-sama menginginkan."

"Seharusnya tidak terjadi."

"Seharusnya terjadi sejak awal. Kau begitu tangguh menahan hasrat, padahal pengantin baru."

Cakra sampai lupa kalau ia belum lama mengikat janji suci bersama Puteri Rinjani. Tapi kenangan yang tercipta lebih membekas bersama Nyi Ratu Suri. Barangkali karena ikatan itu terjadi bukan atas nama cinta.

"Jadi kau menunggu?"

"Aku tidak menunggu! Tapi siapa pikirmu yang mampu menolak ksatria setampan dirimu?"

Kegalakan Nyi Ratu Suri rupanya hanya benteng untuk mencegah terjadinya kemesraan, namun runtuh juga.

"Aku membiarkan kabut racun asmara mempengaruhi jiwaku. Aku bersemedi untuk mengatur hasrat supaya tidak kelihatan seperti perempuan murahan."

"Bagaimana kalau aku tidak menginginkan?"

"Pikirmu ksatria mana yang mampu bertahan dari keindahan ratu bidadari?"

"Pede banget."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status