Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 211. Berhutang Cinta

Share

211. Berhutang Cinta

"Takut hanya milik para pecundang."

Cakra kelihatan sangat tenang menghadapi kepungan ratusan pendekar sakti.

Mereka membawa berbagai senjata pusaka, sebagian bertangan kosong.

Sebuah keniscayaan dapat lolos kalau Cakra tidak memiliki ilmu Pindah Raga. Tapi ia tidak berniat melarikan diri.

"Aku menunggu di ngarai sebagai ksatria Nusa Kencana."

"Begitu yakinnya dirimu dapat pergi dengan bernyawa," dengus Brastagi meremehkan. "Rupanya kau belum kenal siapa aku."

"Kau adalah kakek peot yang kerjanya mengintip Rismala mandi dan berharap dapat sedekah kenikmatan, padahal sudah dapat jatah dari Srikiti, perempuan muda berselera buruk."

Brastagi merah padam kartu jebloknya dibongkar di depan umum. Padahal Cakra hanya menebak dan kebetulan tepat.

Brastagi sudah mencacahnya jadi rica-rica kalau tidak teringat amanat Tapak Mega untuk menangkap hidup-hidup.

"Aku minta lepaskan keponakanku," tegas Rismala. "Kau dijamin selamat."

"Aku tidak perlu jaminan. Aku tinggal menendang dua kutu ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status