Share

214. Geng PBB

Penulis: Enday Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-03 23:05:28
"Keluarkan seluruh kemampuanmu kakek jelek, supaya tidak mati penasaran!"

Pendekar berpita merah menyerang Ranggaslawi dengan pukulan bertubi-tubi, sementara keempat kawannya menghantam dari arah lain.

Kepandaian lima pendekar wanita itu sebenarnya berada di bawah Ranggaslawi, namun energinya cukup terkuras saat menghadapi guru mereka.

Mereka kalap waktu menemukan gurunya tewas dalam adu kesaktian dengan pendekar botuna itu.

"Kakek jelek sepertimu tidak pantas hidup di muka bumi!"

Ranggaslawi jungkir balik di udara keluar dari medan pertarungan dan hinggap di sebuah dahan. Ia sulit mengalahkan lima pendekar itu di areal terbuka. Mereka sangat leluasa melancarkan serangan secara bergelombang.

"Kau mau kabur ke mana kakek jelek?"

Ranggaslawi jadi keki. "Kau senang sekali menyebutku kakek jelek! Ada dendam apa kau sama kakekmu? Aku yakin kakekmu lebih jelek!"

"Jahanam!"

Pendekar berpita merah memburu ke atas dahan. Keempat temannya heran.

"Mengapa ia sangat marah kakeknya dibila
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Leluhur   215. Puncak Perseteruan

    "Mengapa baginda ratu selalu mengacaukan rencanaku?" Cakra memandang tajam kepada Mahameru dan Jendral Perang. Laporan mereka belum pernah menggembirakan. Ratu Nusa Kencana mengirim separuh kekuatan tokoh istana untuk menggempur markas besar pemberontak, bersamaan dengan pengiriman bantuan untuk pertempuran di hutan perbatasan. Sebuah keputusan sangat gegabah mengingat informasi telik sandi tidak akurat. "Apa yang mendasari keputusan sri ratu sampai mengeluarkan keputusan konyol? Bagaspati tidak memberi tahu kalau peta markas besar dari telik sandi absurd?" Pengetahuan telik sandi sangat terbatas tentang landscape kediaman Tapak Mega. Mereka sulit mencari informasi akurat. Beberapa di antara mereka tertangkap dan tidak diketahui nasibnya. "Bagaspati sudah mengingatkan bahwa informasi telik sandi absurd sejak mendapat komplain dari gusti pangeran, patik juga sudah memberi tahu kalau situasi belum memungkinkan, Jendral Perang bahkan menentang keras penyerbuan secara sporadis, ia s

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Perjanjian Leluhur   216. Janji Ksatria Sejati

    "Puteri mahkota sangat kecewa dengan keputusan sri baginda yang merendahkan pangeran." Mahameru terduduk lesu di kursi. Wajahnya berawan seakan menanggung beban berat. "Gusti puteri ingin mengasingkan diri di Istana Rajapati sampai masa kelahiran, maka itu gusti puteri memandang perlu untuk berjumpa dengan pangeran." Perseteruan mereka sulit dihindarkan, pikir Cakra kelu. Dewi Anjani pasti tidak rela ibundanya campur tangan urusan di Bukit Penamburan. Keputusan Ratu Nusa Kencana menimbulkan kegaduhan, dan selalu mengulangi kesalahan serupa. Padahal puteri mahkota sudah menyerahkan sepenuhnya kepada mereka. Sekarang perseteruan mencapai puncak dengan minggatnya puteri mahkota dari Istana Kotaraja. Berarti ia benar-benar sulit menerima keputusan ibundanya. "Puteri mahkota semestinya memahami kalau sri baginda terpaksa melangkahi diriku untuk menyelamatkan leluhur Nusa Kencana." "Gusti puteri percaya pada keterangan kami kalau Nyi Ratu Suri ada bersama pangeran. Menurutnya tidak mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Perjanjian Leluhur   217. Cinta Tidak Tahu Malu

    "Apakah tiga puluh belum cukup bagimu?" Rismala mendelik marah saat Ranggaslawi masuk ke pesanggrahan. Ia berbaring di atas tempat tidur dalam keadaan tertotok. "Sekarang kau memintaku jadi istri terakhir!" "Aku akan menceraikan mereka jika kau bersedia married denganku. Aku ingin menghabiskan sisa umur di Amsterdam, kota impianmu." "Bebaskan aku!" "Aku akan membebaskan dirimu kalau kau berhenti berteriak. Kau mestinya berpikir kenapa aku tidak menjamahmu, aku ingin kau ikhlas melayani, aku sangat menyayangimu." Rismala mengakui pendekar botuna sangat bebas berbuat apa saja karena ia tak berdaya. "Tua bangka tidak tahu malu!" "Kalau tahu malu, aku tidak jatuh cinta kepadamu." "Kenapa kau tidak memilih satu di antara istrimu untuk menghabiskan hari tua di Amsterdam?" "Mereka married denganku lantaran duit, aku lantaran nafsu. Jadi apa yang tersisa nanti di kota romantis?" "Kau tahu aku tidak pernah mencintaimu!" "Tapi aku sangat mencintaimu. Aku tidak peduli bagaimana perasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Perjanjian Leluhur   218. Kidung Senja

    Acara ritual penyatuan Ranggaslawi dan Rismala berlangsung khidmat, kemudian berlanjut dengan jamuan makan malam. Sahabat dan tokoh istana terpercaya saja yang menghadiri. Kuatir terdengar oleh sri ratu, ia pasti makin antipati kepada putera mahkota, lagi peperangan mengadakan acara perkawinan, meski mereka tidak dilibatkan. "Macan betina akhirnya jinak juga," canda Golok Santet. "Jangan jadi marmot di kamar, pasti digasak habis!" Mereka tertawa. "Apakah masih kuat di tanjakan?" goda Gagak Betina. "Aku kuatir kehabisan nafas sebelum mencapai puncak." "Usiaku separuh lebih banyak dari suamimu," balas Ranggaslawi. "Kemampuanku juga berarti separuh lebih banyak." Rismala tidak ada pilihan selain mengakhiri masa jomblo dengan pendekar botuna. Ia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Tapak Mega terlibat dalam peperangan yang tak mungkin dimenangkan. Keponakannya, Pangeran Penamburan dan Srikiti tewas dalam bentrokan dengan kalangan sendiri. Rismala berharap Ranggaslawi menyayangi d

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Perjanjian Leluhur   219. Minggat Dari Istana

    "Keinginan ananda apa tidak bisa dibicarakan lagi?" Ratu Purbasari mencoba menahan kepergian puteri mahkota. Rombongan besar sudah siap berangkat di halaman istana. Tiga kereta kencana dengan model sama persis berderet di antara kereta logistik dan pegawai istana. Tiga kereta itu untuk menyamarkan keberadaan puteri mahkota dari ancaman di perjalanan. "Aku kira meninggalkan istana Kotaraja bukan solusi terbaik." "Tidak ada solusi terbaik untuk situasi ini," sahut Dewi Anjani. "Ibunda ratu selalu mengulangi kesalahan serupa, kesalahan yang membuatku bisa kehilangan garwa." "Keputusanku semata-mata untuk menyelamatkan leluhur kita." "Keputusan itu hanya asumsi dari Ratu Singkawang," tegas Dewi Anjani keras. "Patih Mahameru sudah menjelaskan bahwa Nyi Ratu Suri berada bersama mereka. Alangkah naif mengira ia tersesat di labirin ciptaannya." "Ketua lama sudah merubah lay out dan menciptakan beberapa labirin untuk kepentingan Tapak Mega. Hal itu yang menjadi pertimbangan diriku." "N

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Perjanjian Leluhur   220. Kehabisan Akal

    "Lembu Sakti memberi kabar Reksajiwa dan beberapa tokoh istana terperangkap di labirin alam." Mahameru menyampaikan laporan saat makan siang. Cakra kelihatan asyik menikmati panggang ayam hutan seolah tidak mendengarkan. Padahal Lembu Sakti adalah wakil ketua tokoh istana yang sangat mendukung kebijakan putera mahkota, sepatutnyalah diperhatikan. Tapi Mahameru tidak menyalahkan sang pangeran kalau menanggapi dengan dingin. "Aku sudah memberi tahu kalian tentang kemungkinan yang terjadi, lalu apa yang menarik?" "Patik tahu laporan ini kurang nyaman untuk pangeran. Tapi Lembu Sakti meminta patik untuk menyampaikan kepada pangeran." "Lalu apa jawabanmu?" "Agresi ke markas besar pemberontak bukan di bawah kendali pangeran, jadi pangeran sulit turun tangan tanpa perintah baginda ratu." "Tanggapan Lembu Sakti bagaimana?" "Ia mencoba mengerti. Maka itu ia dan rombongan menunggu keputusan dari istana." "Takkan ada perintah apapun dari istana selain menunggu mereka keluar dari labirin

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Perjanjian Leluhur   221. Bukan Tak Tertarik

    "Mereka menunggu purnama untuk kembali ke alam roh." Cakra tahu dari Nyi Ratu Suri kalau gerbang transisi hanya terbuka saat purnama, sehingga mereka gentayangan di alam nyata. "Berarti makhluk roh menunggu di markas besar sampai purnama tiba," kata Iblis Cinta. "Kita mesti dapat mencegatnya sebelum masuk ke gerbang transisi." "Prioritas kita adalah menangkap Tapak Mega dan lima wakilnya," sahut Cakra. "Tiga lagi biarlah pulang ke alam roh. Mereka tidak dapat berkuasa di alam nyata tanpa bantuan makhluk kasat mata." "Apakah seperti itu sifatnya?" tanya Mahameru. "Bukankah mereka menjadi kunci kekuatan Tapak Mega?" "Hanya sebagian kecil makhluk roh yang mampu menampakkan diri tanpa bantuan energi inti makhluk nyata. Sebagian besar menjadi roh gentayangan dan butuh media penampakan." "Berarti tugas kita menunggu di istana Curug Empat?" "Ya. Hari sudah sore. Lampu yang sekiranya perlu saja dinyalakan." Cakra berkeyakinan Tapak Mega dan lima wakilnya tidak bertahan di markas besar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Perjanjian Leluhur   222. Guru Terfavorit

    "Aku tahu kau sangat menantikan kedatanganku karena rindu kepada puteri mahkota." Nyi Ratu Suri menampakkan diri di dekat Cakra yang berbaring di tempat tidur. Ksatria itu bangkit duduk dengan sumringah. Lamunan percintaan dengan Dewi Anjani serta merta terbang dari kepalanya. "Kau tahu kenapa aku sangat mengharapkan kehadiranmu?" "Kau sedang berfantasi bercinta dengan Anjani." Terkaan ratu bidadari jarang meleset, tapi jarang juga Cakra mengakuinya. "Jangan sotoy. Aku rindu berguru padamu." Cakra membuka kancing blus berenda emas. Nyi Ratu Suri memeriksa suhu pemuda itu dengan menempelkan punggung tangan di dahinya. "Normal." "Yang bilang demam siapa?" "Kau bilang rindu berguru padaku, kenapa kau buka kancing bajuku?" "Aku tahu kau menurunkan ilmu kanuragan lewat bercinta." Nyi Ratu Suri terkejut. Matanya memandang tak berkedip. "Jangan drama deh," kata Cakra. "Aku tertarik dengan ilmu Seruput Jiwa." "Kau serius?" "Kok kayak kurang pede jadi guru? Sumpah! Kau adalah gur

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17

Bab terbaru

  • Perjanjian Leluhur   375. Permaisuri Kesebelas

    "Kau bukan tandinganku...!" Cakra mengingatkan Chu Phang Yu yang hendak menyerangnya. "Aku tidak mau kau mati sia-sia...!"Chu Phang Yu adalah tokoh muda sakti mandraguna yang sangat ditakuti di Hutan Utara, sehingga ia memperoleh gelar Ratu Hutan Utara.Tiada pendekar berani berbuat konyol di Hutan Utara, kecuali ingin mengantarkan nyawa.Betapa nekatnya Cakra memandang remeh Chu Phang Yu."Kau sungguh tidak menghormati diriku!" geram Ratu Hutan Utara. "Apakah kau masih memiliki kehormatan?""Bedebah...! Aku ingin tahu seberapa pantas kau merendahkan diriku!""Sangat pantas...!"Cakra melayani serbuan Chu Phang Yu dengan jurus Hati Di Ranting Cemara.Ia berkata, "Aku juga ingin tahu seberapa pantas kau jadi calon permaisuri Raja Agung!""Aku belum memberi jawaban kepada Anjani! Aku berpikir ulang menjadi permaisuri kesebelas melihat kesombongan dirimu!"Dewi Anjani menetapkan lima belas calon permaisuri untuk Pangeran Nusa Kencana, namun hanya sepuluh yang diumumkan dalam testimoni,

  • Perjanjian Leluhur   374. Ratu Hutan Utara

    Chu Phang Yu mengintip lewat rumpun bunga tulip, rumpun bunga itu terletak di tepi telaga kecil.Chu Phang Yu tersenyum saat kuda coklat mendatangi kuda betina yang lagi makan rumput di seberang telaga."Jebakanku berhasil...!" gumam Chu Phang Yu. "Daging kuda itu pasti sangat lezat.""Kau sedang apa?"Sebuah pertanyaan dari belakang mengejutkan Chu Phang Yu.Ia menoleh dan menemukan bangsawan muda sangat tampan tengah tersenyum.Bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui kedatangan pemuda itu?"Aku kira lagi mpup," kata Cakra. "Kok tidak buka cawat? Apa mpup di celana?""Kurang ajar...!" geram Chu Phang Yu. "Makhluk apa kau tidak ketahuan datangnya olehku?""Kau terlalu khusyuk melihat kelamin kudaku, sehingga tidak tahu kedatangan diriku.""Rupanya kau bangsawan cabul...! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa!""Aku sedang berhadapan dengan perempuan cantik jelita yang mempunyai kegemaran mengintip binatang kawin.""Aku adalah Chu Phang Yu! Penguasa Hutan Utara yang akan menghukum p

  • Perjanjian Leluhur   373. Kuda Betina

    "Bersiaplah...!"Cakra menempelkan ujung tongkat pada kening topeng lalu mengalirkan energi roh, asap berbau busuk mengepul dari sela topeng. Ratu Utara mengerahkan energi inti untuk membantu proses pengobatan, dan menutup jalur pernafasan, mencegah terhirupnya aroma busuk dan beracun.Ratu Utara membuka topeng ketika dirasa wajahnya sudah kembali seperti sediakala, dan mengenakan pakaian."Aku kagum denganmu," puji Ratu Utara. "Kau mampu berkonsentrasi melakukan pengobatan dengan pesonaku terpampang jelas di matamu.""Ada saatnya aku menikmati keindahan perempuan, ada saatnya menutup mata," sahut Cakra. "Aku minta kau memenuhi janji untuk menemui Ratu Purbasari. Permusuhan kalian mesti diakhiri di atas traktat.""Tiada alasan bagiku untuk mengingkari janji. Kutukan akan kembali menimpa diriku jika aku ingkar."Cakra tersenyum miris. Ratu Utara sudi berdamai bukan atas kesadaran diri sendiri, tapi takut kena karma.Kiranya sulit melupakan masa lalu, padahal Pangeran Wikudara mengikat

  • Perjanjian Leluhur   372. Kebohongan Terbongkar

    Cakra senang mendengar kehamilan permaisuri ketiga. Pantas saja Maharini tidak pernah sambung kalbu, ia sudah kehilangan ilmu itu secara sendirinya.Ilmu Sambung Kalbu dan Sambung Rasa akan muncul kembali setelah ia melewati masa lahiran."Puteri mahkota akan tinggal di istana Miring sampai masa lahiran selesai," kata Ratu Utara. "Ia mesti dijaga dari segala pengaruh pria jahat.""Aku heran bagaimana puteri mahkota mempunyai banyak musuh sehingga banyak pria yang ingin mencelakai dirinya," ujar Cakra. "Apakah ia banyak memberi harapan kepada mereka sewaktu masih lajang?""Maharini senang pengembara, kehidupannya banyak dihabiskan di luar istana, ia mempunyai beberapa teman dekat yang sakit hati karena pernikahannya dengan pangeran Nusa Kencana begitu mendadak.""Aku kira mereka salah mengartikan kebaikan puteri mahkota, mereka seharusnya tahu bahwa sejak awal ia sudah menentukan pilihan hidupnya, yaitu Pendekar Lembah Cemara.""Mereka tahu kalau aku tidak setuju puteriku mengikat jan

  • Perjanjian Leluhur   371. Topeng Srikandi

    "Maksudmu ingin menyumpal mulutku dengan bibir topeng?" Cakra memandang Ratu Topeng dengan kurang ajar. "Mendingan disumpal dengan mulut kuda sekalian!""Kau sangat menyinggung harga diriku!" geram Ratu Topeng marah. "Padahal belum pernah ada bangsawan Bunian yang berani menghinaku!""Aku tersanjung menjadi yang pertama."Cakra meminta si Gemblung untuk berjalan lewat gili-gili karena perempuan bertopeng tidak bergeser dari tengah jalan."Aku bertanya sekali lagi...!" tegas Ratu Topeng. "Ada kepentingan apa kau datang malam-malam ke wilayah Utara?""Aku kemalaman, aku kurang nyaman menginap di wilayah Barat, perempuannya bau asem seperti dirimu.""Aku kira ada masalah dengan hidungmu!""Hey, ratu ronggeng...! Kau tidak dapat mencium bau dirimu karena memakai topeng! Maka itu buka dulu topengmu agar bisa menikmati bau asem tubuhmu!"Padahal perempuan bertopeng beraroma mirabilis, wanginya sangat menyegarkan pernafasan.Cakra sampai berfantasi dengan body goal-nya. Wangi mirabilis adal

  • Perjanjian Leluhur   370. Perempuan Bertopeng

    Cakra pergi meninggalkan prajurit kerajaan, kembali ke dangau di perkebunan jeruk di mana si Gemblung menunggu.Kemudian Cakra berangkat ke perbatasan dengan berkendara kuda coklat itu."Kau benar, Gemblung," kata Cakra. "Kita mestinya melanjutkan perjalanan ke wilayah Utara. Sepasang Pengemis Gila akan menjadi tanggung jawab tokoh istana untuk melumpuhkannya.""Bagaimana kita melewati pintu gerbang, Yang Mulia?" tanya si Gemblung. "Apakah penjaga perbatasan sudi membuka gerbang tengah malam buta begini?""Bagiku tidak ada rintangan yang tak dapat dilewati," sahut Cakra. "Aku adalah calon Raja Agung, aku harus mampu membuktikan ketangguhan diriku."Cakra dapat menggunakan ilmu Selubung Khayali untuk mempengaruhi mereka agar menuruti keinginannya. Ia bahkan dapat berbuat apa saja.Cakra biasa menggunakan ilmu itu dalam situasi darurat, karena cukup menguras energi, terutama untuk makhluk yang berotak jernih.Cakra cukup menggerakkan kepala kepada penjaga perbatasan untuk membuka pintu

  • Perjanjian Leluhur   369. Sepasang Pengemis Gila

    "Terima kasih atas informasinya, tuan...!" Kepala prajurit istana dan anak buahnya pergi ke perkebunan apel menyusul Sepasang Pengemis Gila. "Mereka tak percaya dengan penjelasan Yang Mulia," kata si Gemblung. "Mereka pikir Yang Mulia adalah bangsawan edan." "Kau kurang ajar sekali kepada majikanmu...!" gerutu Cakra. "Bangsawan edan mana mungkin mempunyai 5.000 keping emas dan perak?" Cakra bangkit dari balai kayu, berjalan mondar-mandir seperti orang bingung."Ada apa Yang Mulia bolak-balik kayak gergaji mesin?" tanya si Gemblung. "Sepasang Pengemis Gila adalah tokoh sakti mandraguna yang malang-melintang di kerajaan Dublek, kemampuan mereka setingkat sahabatku, pasti cukup merepotkan." Istana Dublek mempunyai tokoh sakti sangat banyak, sehingga cukup disegani meski kerajaan kecil. "Lalu Yang Mulia akan menyusul mereka?" "Ya. Kau tunggu di sini." Cakra merasa bertanggung jawab karena puteri Marina adalah calon permaisuri. "Aku pasti terlambat menyelamatkan puteri mahkota ka

  • Perjanjian Leluhur   368. Bukan Aku Yang Bilang

    "Kita terpaksa menempuh jalan setapak."Cakra meminta si Gemblung untuk memasuki jalan kecil berkerikil di antara pohon apel yang berderet rapi."Puteri Marina pasti mengenali diriku jika kita lewat jalan umum.""Bagaimana ia mengenali Yang Mulia padahal belum pernah bertemu?""Ratu Barat pasti sudah memberi gambaran secara virtual."Cakra sulit menolak jika puteri Marina mengundang untuk menghadiri pesta. Perjalanan menuju kerajaan Utara jadi terhambat.Cakra hanya mempunyai waktu tiga pekan untuk menyambangi permaisuri, pada saat itu sayembara di kota Dublek sudah memasuki babak akhir.Kesempatan terbaik bagi Cakra untuk mengambil alih istana, tanpa perlu melumpuhkan prajurit."Yang Mulia mestinya senang bertemu puteri Marina. Yang Mulia pasti diminta menginap di rumah singgah, dan bisa test drive.""Kau itu kendaraan calon Raja Agung, pikiran kotormu mestinya dihilangkan.""Barangkali aku ketularan."Cakra mendelik. "Ketularan aku maksudnya?""Bukan aku yang bilang."Hari sudah mal

  • Perjanjian Leluhur   367. Sayangnya Bukan Ksatria

    Cakra segera mengadakan ikatan janji suci dengan puteri mahkota begitu tiba di istana Bunian.Cakra tinggal selama dua hari di istana megah itu. Setelah muncul titik hitam di kening Bidasari, pertanda datang masa kehamilan, ia pergi ke istana Utara untuk menyambangi Maharini.Bidasari melepas kepergian sang ksatria dengan berat."Aku akan selalu merindukan kedatangan dirimu," kata puteri mahkota Bunian. "Jadikanlah aku pengisi bilik hatimu di antara permaisuri lain." Cakra senang Bidasari sudah memasuki masa kehamilan, sehingga tanggung jawabnya untuk mencetak penerus dinasti sudah tertunaikan.Cakra menempuh perjalanan lewat kerajaan Barat, ia belum pernah berkunjung ke negeri kecil yang makmur itu."Aku heran dengan leluhur Nusa Kencana," kata Cakra sambil menunggang kuda coklat dengan santai. "Ia tidak menjodohkan diriku dengan puteri Marina, padahal negeri ini perlu menjadi anggota persemakmuran.""Puteri Marina masih di bawah umur, Yang Mulia," sahut si Gemblung. "Barangkali itu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status