Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 222. Guru Terfavorit

Share

222. Guru Terfavorit

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-04-17 22:16:00
"Aku tahu kau sangat menantikan kedatanganku karena rindu kepada puteri mahkota."

Nyi Ratu Suri menampakkan diri di dekat Cakra yang berbaring di tempat tidur.

Ksatria itu bangkit duduk dengan sumringah. Lamunan percintaan dengan Dewi Anjani serta merta terbang dari kepalanya.

"Kau tahu kenapa aku sangat mengharapkan kehadiranmu?"

"Kau sedang berfantasi bercinta dengan Anjani."

Terkaan ratu bidadari jarang meleset, tapi jarang juga Cakra mengakuinya.

"Jangan sotoy. Aku rindu berguru padamu."

Cakra membuka kancing blus berenda emas. Nyi Ratu Suri memeriksa suhu pemuda itu dengan menempelkan punggung tangan di dahinya.

"Normal."

"Yang bilang demam siapa?"

"Kau bilang rindu berguru padaku, kenapa kau buka kancing bajuku?"

"Aku tahu kau menurunkan ilmu kanuragan lewat bercinta."

Nyi Ratu Suri terkejut. Matanya memandang tak berkedip.

"Jangan drama deh," kata Cakra. "Aku tertarik dengan ilmu Seruput Jiwa."

"Kau serius?"

"Kok kayak kurang pede jadi guru? Sumpah! Kau adalah gur
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   223. Mewariskan Ilmu Titipan

    "Aku ingin bercinta sepuluh kali untuk mendapat dua ilmu tersisa." Cakra menghantam lewat belakang dengan cepat. Erangan nikmat berhamburan dari mulut mereka. "Lima saja sampai pagi." "Tidak apa bercinta sehari semalam secara nonstop." "Kau mau aku jadi kuda terbang?" Ratu bidadari mencengkram sprei kuat-kuat dengan kepala rebah di kasur. Doggy adalah gaya favorit Cakra. Ia membiarkan ksatria itu menghunjam sampai puas meski lututnya mulai terasa lunglai. Plak! Bunyi pinggang menghantam bokong terdengar sangat keras. Nyi Ratu Suri terdorong dan jatuh berbaring tengkurap. Cakra mengakhiri dengan hunjaman sangat dalam. "Oh, baby...!" lenguh ratu bidadari nikmat. Kemudian mereka berbaring miring. Nyi Ratu Suri mengangkat sebelah kaki ke atas pinggang Cakra yang berbaring di belakangnya. Cakra bergerak masuk sambil meremas bukit yang sangat kencang. Ratu bidadari meraih leher ksatria itu dan mengecup bibirnya dengan mesra. "Kau sudi menghantam bokong kuda kalau aku menginginkan?

    Last Updated : 2024-04-17
  • Perjanjian Leluhur   224. Tamu Istimewa

    "Maharini?" Cakra memandang pelayan pribadinya dengan tak percaya. Buat apa puteri mahkota dari Utara datang berkunjung secara mendadak? Maharini adalah calon permaisuri kedua yang disiapkan Nyi Ratu Suri sebelum Cakra mengikat janji suci dengan Puteri Rinjani. Ia minggat dari istana karena tidak setuju ibundanya kawin lagi dengan bangsa manusia. Jadi tidak mungkin ia mewakili Ratu Ipritala untuk membahas ketegangan di Bukit Penamburan. "Betul, pangeran," jawab Melati. "Tolong sampaikan untuk menunggu sebentar, aku membersihkan badan terlebih dahulu." "Baik, pangeran." Melati pergi ke graha tamu untuk menyampaikan pesan dari majikannya. Cakra menutup pintu pesanggrahan dan berjalan ke bilik mandi untuk membersihkan badan. Tamu istimewa ini di luar perkiraan. Maharini adalah sahabat Puteri Rinjani. Mereka berseteru dengan puteri mahkota Nusa Kencana. "Apakah ia datang untuk menagih janji?" gumam Cakra sambil berendam di bak kayu berbentuk bundar. "Karena itu Nyi Ratu Suri per

    Last Updated : 2024-04-18
  • Perjanjian Leluhur   225. Kotoran Cinta

    "Aku tidak mencari-cari alasan." Cakra menghadapi kemarahan Ratu Singkawang dengan tenang. Sifat keras kepala ratu ketiga menular pada Ratu Nusa Kencana. "Kau mendesak ibu mertua untuk mengangkat putra kekasihmu menjadi raja." "Kau sudah terpengaruh omong kosong Wiraswara!" "Kau dan guruku adalah pasangan terburuk sepanjang masa. Aku tidak mendengar kalian untuk mengambil keputusan yang menyangkut rakyat banyak. Aku memilih Bramantana bukan lantaran ia putra guruku, ia memiliki kapasitas untuk menjadi penguasa." Ratu Singkawang sudah kehabisan akal untuk memaksa Cakra. Kalau menggunakan kekerasan, ia pasti disalahkan leluhur Nusa Kencana. "Kau ternyata sangat keras kepala," keluh Ratu Singkawang. "Kau begitu percaya pada cerita dusta Wiraswara." "Sampai jadi roh, kau tetap membantah affair mu. Padahal aku mendengar cerita itu bukan dari guruku, dari pihak yang tidak ada kepentingan dengan kalian tapi sangat berkepentingan dengan Nusa Kencana." "Jangan mengada-ada!" "Jadi kau a

    Last Updated : 2024-04-18
  • Perjanjian Leluhur   226. Cemburu Terlarang

    Rombongan besar puteri mahkota tiba sore hari di penginapan kaki bukit dengan pengawalan sangat ketat. Ratusan tokoh istana berjaga-jaga di sekitar kaki bukit. Ribuan prajurit Kotaraja membersihkan jalan dari lalu lalang warga dan kereta pedati. Jalur transportasi dialihkan ke wilayah terdekat. Tiga hotel dikosongkan dengan penjagaan ekstra. Semut pun kiranya sulit untuk menyusup. "Kandaku mana?" Pertanyaan itu yang pertama meluncur dari puteri mahkota saat turun dari kereta kencana. "Aku di sini." Dewi Anjani segera menghambur ke dalam pelukan suaminya, menangis terisak melepas rindu. "Kanda baik-baik saja kan?" "Ya. Tapi jangan erat-erat pelukannya. Kasihan anak kita." "Ia pasti maklum. Ibunya kangen berat." "Aku juga." Cakra kadang lupa pada kampung halaman jika melihat wajah sangat rupawan ini. Ia kerap membentengi hati agar tidak terhanyut, tanpa menimbulkan kecurigaan istrinya. Dewi Anjani keluar dari pelukan suaminya setelah puas melepas rindu. "Siapa perempuan ini?

    Last Updated : 2024-04-19
  • Perjanjian Leluhur   227. Kontak Batin

    Cakra terkejut mendapat pertanyaan tak terduga dari puteri mahkota. Ia balik bertanya, "Kenapa kau tanyakan itu?" "Aku sangat tersanjung kalau kanda bercinta dengannya tapi membayangkan diriku." Percuma Cakra jujur, timing-nya terlambat. Ia lebih suka berlagak sok patuh. "Pada perjanjian leluhur termaktub secara jelas; terlarang. Aku dan Nyi Ratu Suri pasti kena kutukan kalau dilanggar." "Aku sangat tersanjung." Cakra terpana. Ucapan itu menandakan kalau pertanyaan tadi adalah jebakan. "Aku kurang suka pertanyaan tricky." Dewi Anjani tersenyum manis. "Tidak ada pertanyaan tricky. Kanda bercinta dengan membayangkan diriku atau tidak bercinta, aku sangat tersanjung, sebab tidak ada lagi yang menandingi diriku. Tidak juga Rinjani calon permaisuri kedua, Maharini calon permaisuri ketiga, dan Bidasari, calon permaisuri keempat." Cakra mendadak pening. Perseteruan ternyata terus berlanjut. Ia beruntung, berita janji suci dengan Puteri Rinjani tidak bocor ke telinga puteri mahkota.

    Last Updated : 2024-04-20
  • Perjanjian Leluhur   228. Melanggar Babad Kerajaan

    "Aku sungguh bahagia sekali mendengarnya." Dewi Anjani mengecup bibir Cakra dengan lembut. "Berarti kanda menginginkan diriku juga." Cakra jadi penasaran untuk mencoba, jika ia bercinta dengan puteri mahkota, apakah Nyi Ratu Suri merasakan hal yang sama? Ratu bidadari pasti kesepian tinggal di pesanggrahan leluhur. Ratu Nusa Kencana tidak mengetahui kedatangannya kalau ratu bidadari tidak menampakkan diri. Nyi Ratu Suri kurang suka kepada ratu ketujuh karena membiarkan diri disetir ratu ketiga. "Apa doggy tidak terlalu berat buat dinda?" Cakra kuatir melihat puteri mahkota menungging dengan kepala rebah di kasur. Beban bayi menggantung di perut. "Aku ingin melayani dengan gaya favoritmu. Aku sudah kenyang, tapi kanda kelaparan tidak menyambangi siapa-siapa." "Aku juga sudah kenyang, aku merasa benar-benar terjadi di alam nyata." Dewi Anjani tersenyum mesra. "Aku juga, aku sangat menikmati setiap sentuhan. Tapi aku lapar lagi setelah bertemu dengan kanda. Apakah kanda juga de

    Last Updated : 2024-04-20
  • Perjanjian Leluhur   229. Raja Congcorang

    "Kita harus segera sampai di Kadipaten Selatan!" Tapak Mega dan wakilnya berlari dengan sebat di antara pepohonan. Mereka sengaja menempuh jalan darat sehingga tidak mengundang kecurigaan tokoh sakti Nusa Kencana. "Ratu Singkawang pasti mengira kita kabur ke arah barat untuk meminta suaka ke kerajaan Barat." "Lalu kenapa kau berbelok ke arah selatan?" tanya lelaki kurus yang bergelar Raja Congcorang. "Apakah kau ada kenalan di Kadipaten Selatan?" "Tidak! Kau tahu siapa diriku, di mana ada kekacauan di situ aku berada! Aku akan bergabung dengan kelompok pergerakan untuk kemudian mengambil alih kendali!" "Kau sungguh cerdik, Tapak Mega! Kita hancur di Kadipaten Barat, tapi membangun kembali kekuatan di Kadipaten Selatan! Kau bisa memanfaatkan kaum terpelajar tapi dungu itu! Pergerakanmu akan lebih hebat lagi!" "Aku bisa membunuh mereka tadi kalau tidak ada Ratu Singkawang! Pukulan beracunku dapat dimentahkan ratu ketiga!" "Pergerakan kita berarti sangat diperhitungkan sampai leluh

    Last Updated : 2024-04-21
  • Perjanjian Leluhur   230. Mimpimu Sudah Selesai

    "Gurumu sendiri tidak punya penangkal racun itu." Tapak Mega terkesiap melihat Raja Congcorang tewas oleh jurusnya sendiri. "Dari mana kau mendapatkannya?" "Dari pantatmu!" "Anak muda, aku adalah sepupu Purbasari dari garis Nyi Ageng Permata, seharusnya kau sopan sedikit." "Aku lupa cara berlaku sopan kepada lelaki yang dibutakan cinta." "Ada kenangan manis yang sulit dilupakan. Aku, Ipritala, dan Purbasari teman bermain sejak kecil, bahkan sampai remaja aku sering menginap di istana Nusa Kencana, hubungan kedua kerajaan saat itu mulai membaik, tapi Purbasari memanaskan kembali dengan merebut Wikudara dari Ipritala." "Dan kau memancing di air keruh, karena sakit hati cintamu ditolak Purbasari. Kau tahu apa komentarku? Kalian bertiga pekok, mengorbankan rakyat demi cinta kalian." "Ucapanmu sungguh pedas sekali. Ketegangan tidak perlu terjadi seandainya Purbasari tidak merebut Wikudara." "Wikudara adalah takdir Purbasari. Tanpa ada perseteruan pun, ia pasti jadi miliknya. Lalu k

    Last Updated : 2024-04-21

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   375. Permaisuri Kesebelas

    "Kau bukan tandinganku...!" Cakra mengingatkan Chu Phang Yu yang hendak menyerangnya. "Aku tidak mau kau mati sia-sia...!"Chu Phang Yu adalah tokoh muda sakti mandraguna yang sangat ditakuti di Hutan Utara, sehingga ia memperoleh gelar Ratu Hutan Utara.Tiada pendekar berani berbuat konyol di Hutan Utara, kecuali ingin mengantarkan nyawa.Betapa nekatnya Cakra memandang remeh Chu Phang Yu."Kau sungguh tidak menghormati diriku!" geram Ratu Hutan Utara. "Apakah kau masih memiliki kehormatan?""Bedebah...! Aku ingin tahu seberapa pantas kau merendahkan diriku!""Sangat pantas...!"Cakra melayani serbuan Chu Phang Yu dengan jurus Hati Di Ranting Cemara.Ia berkata, "Aku juga ingin tahu seberapa pantas kau jadi calon permaisuri Raja Agung!""Aku belum memberi jawaban kepada Anjani! Aku berpikir ulang menjadi permaisuri kesebelas melihat kesombongan dirimu!"Dewi Anjani menetapkan lima belas calon permaisuri untuk Pangeran Nusa Kencana, namun hanya sepuluh yang diumumkan dalam testimoni,

  • Perjanjian Leluhur   374. Ratu Hutan Utara

    Chu Phang Yu mengintip lewat rumpun bunga tulip, rumpun bunga itu terletak di tepi telaga kecil.Chu Phang Yu tersenyum saat kuda coklat mendatangi kuda betina yang lagi makan rumput di seberang telaga."Jebakanku berhasil...!" gumam Chu Phang Yu. "Daging kuda itu pasti sangat lezat.""Kau sedang apa?"Sebuah pertanyaan dari belakang mengejutkan Chu Phang Yu.Ia menoleh dan menemukan bangsawan muda sangat tampan tengah tersenyum.Bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui kedatangan pemuda itu?"Aku kira lagi mpup," kata Cakra. "Kok tidak buka cawat? Apa mpup di celana?""Kurang ajar...!" geram Chu Phang Yu. "Makhluk apa kau tidak ketahuan datangnya olehku?""Kau terlalu khusyuk melihat kelamin kudaku, sehingga tidak tahu kedatangan diriku.""Rupanya kau bangsawan cabul...! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa!""Aku sedang berhadapan dengan perempuan cantik jelita yang mempunyai kegemaran mengintip binatang kawin.""Aku adalah Chu Phang Yu! Penguasa Hutan Utara yang akan menghukum p

  • Perjanjian Leluhur   373. Kuda Betina

    "Bersiaplah...!"Cakra menempelkan ujung tongkat pada kening topeng lalu mengalirkan energi roh, asap berbau busuk mengepul dari sela topeng. Ratu Utara mengerahkan energi inti untuk membantu proses pengobatan, dan menutup jalur pernafasan, mencegah terhirupnya aroma busuk dan beracun.Ratu Utara membuka topeng ketika dirasa wajahnya sudah kembali seperti sediakala, dan mengenakan pakaian."Aku kagum denganmu," puji Ratu Utara. "Kau mampu berkonsentrasi melakukan pengobatan dengan pesonaku terpampang jelas di matamu.""Ada saatnya aku menikmati keindahan perempuan, ada saatnya menutup mata," sahut Cakra. "Aku minta kau memenuhi janji untuk menemui Ratu Purbasari. Permusuhan kalian mesti diakhiri di atas traktat.""Tiada alasan bagiku untuk mengingkari janji. Kutukan akan kembali menimpa diriku jika aku ingkar."Cakra tersenyum miris. Ratu Utara sudi berdamai bukan atas kesadaran diri sendiri, tapi takut kena karma.Kiranya sulit melupakan masa lalu, padahal Pangeran Wikudara mengikat

  • Perjanjian Leluhur   372. Kebohongan Terbongkar

    Cakra senang mendengar kehamilan permaisuri ketiga. Pantas saja Maharini tidak pernah sambung kalbu, ia sudah kehilangan ilmu itu secara sendirinya.Ilmu Sambung Kalbu dan Sambung Rasa akan muncul kembali setelah ia melewati masa lahiran."Puteri mahkota akan tinggal di istana Miring sampai masa lahiran selesai," kata Ratu Utara. "Ia mesti dijaga dari segala pengaruh pria jahat.""Aku heran bagaimana puteri mahkota mempunyai banyak musuh sehingga banyak pria yang ingin mencelakai dirinya," ujar Cakra. "Apakah ia banyak memberi harapan kepada mereka sewaktu masih lajang?""Maharini senang pengembara, kehidupannya banyak dihabiskan di luar istana, ia mempunyai beberapa teman dekat yang sakit hati karena pernikahannya dengan pangeran Nusa Kencana begitu mendadak.""Aku kira mereka salah mengartikan kebaikan puteri mahkota, mereka seharusnya tahu bahwa sejak awal ia sudah menentukan pilihan hidupnya, yaitu Pendekar Lembah Cemara.""Mereka tahu kalau aku tidak setuju puteriku mengikat jan

  • Perjanjian Leluhur   371. Topeng Srikandi

    "Maksudmu ingin menyumpal mulutku dengan bibir topeng?" Cakra memandang Ratu Topeng dengan kurang ajar. "Mendingan disumpal dengan mulut kuda sekalian!""Kau sangat menyinggung harga diriku!" geram Ratu Topeng marah. "Padahal belum pernah ada bangsawan Bunian yang berani menghinaku!""Aku tersanjung menjadi yang pertama."Cakra meminta si Gemblung untuk berjalan lewat gili-gili karena perempuan bertopeng tidak bergeser dari tengah jalan."Aku bertanya sekali lagi...!" tegas Ratu Topeng. "Ada kepentingan apa kau datang malam-malam ke wilayah Utara?""Aku kemalaman, aku kurang nyaman menginap di wilayah Barat, perempuannya bau asem seperti dirimu.""Aku kira ada masalah dengan hidungmu!""Hey, ratu ronggeng...! Kau tidak dapat mencium bau dirimu karena memakai topeng! Maka itu buka dulu topengmu agar bisa menikmati bau asem tubuhmu!"Padahal perempuan bertopeng beraroma mirabilis, wanginya sangat menyegarkan pernafasan.Cakra sampai berfantasi dengan body goal-nya. Wangi mirabilis adal

  • Perjanjian Leluhur   370. Perempuan Bertopeng

    Cakra pergi meninggalkan prajurit kerajaan, kembali ke dangau di perkebunan jeruk di mana si Gemblung menunggu.Kemudian Cakra berangkat ke perbatasan dengan berkendara kuda coklat itu."Kau benar, Gemblung," kata Cakra. "Kita mestinya melanjutkan perjalanan ke wilayah Utara. Sepasang Pengemis Gila akan menjadi tanggung jawab tokoh istana untuk melumpuhkannya.""Bagaimana kita melewati pintu gerbang, Yang Mulia?" tanya si Gemblung. "Apakah penjaga perbatasan sudi membuka gerbang tengah malam buta begini?""Bagiku tidak ada rintangan yang tak dapat dilewati," sahut Cakra. "Aku adalah calon Raja Agung, aku harus mampu membuktikan ketangguhan diriku."Cakra dapat menggunakan ilmu Selubung Khayali untuk mempengaruhi mereka agar menuruti keinginannya. Ia bahkan dapat berbuat apa saja.Cakra biasa menggunakan ilmu itu dalam situasi darurat, karena cukup menguras energi, terutama untuk makhluk yang berotak jernih.Cakra cukup menggerakkan kepala kepada penjaga perbatasan untuk membuka pintu

  • Perjanjian Leluhur   369. Sepasang Pengemis Gila

    "Terima kasih atas informasinya, tuan...!" Kepala prajurit istana dan anak buahnya pergi ke perkebunan apel menyusul Sepasang Pengemis Gila. "Mereka tak percaya dengan penjelasan Yang Mulia," kata si Gemblung. "Mereka pikir Yang Mulia adalah bangsawan edan." "Kau kurang ajar sekali kepada majikanmu...!" gerutu Cakra. "Bangsawan edan mana mungkin mempunyai 5.000 keping emas dan perak?" Cakra bangkit dari balai kayu, berjalan mondar-mandir seperti orang bingung."Ada apa Yang Mulia bolak-balik kayak gergaji mesin?" tanya si Gemblung. "Sepasang Pengemis Gila adalah tokoh sakti mandraguna yang malang-melintang di kerajaan Dublek, kemampuan mereka setingkat sahabatku, pasti cukup merepotkan." Istana Dublek mempunyai tokoh sakti sangat banyak, sehingga cukup disegani meski kerajaan kecil. "Lalu Yang Mulia akan menyusul mereka?" "Ya. Kau tunggu di sini." Cakra merasa bertanggung jawab karena puteri Marina adalah calon permaisuri. "Aku pasti terlambat menyelamatkan puteri mahkota ka

  • Perjanjian Leluhur   368. Bukan Aku Yang Bilang

    "Kita terpaksa menempuh jalan setapak."Cakra meminta si Gemblung untuk memasuki jalan kecil berkerikil di antara pohon apel yang berderet rapi."Puteri Marina pasti mengenali diriku jika kita lewat jalan umum.""Bagaimana ia mengenali Yang Mulia padahal belum pernah bertemu?""Ratu Barat pasti sudah memberi gambaran secara virtual."Cakra sulit menolak jika puteri Marina mengundang untuk menghadiri pesta. Perjalanan menuju kerajaan Utara jadi terhambat.Cakra hanya mempunyai waktu tiga pekan untuk menyambangi permaisuri, pada saat itu sayembara di kota Dublek sudah memasuki babak akhir.Kesempatan terbaik bagi Cakra untuk mengambil alih istana, tanpa perlu melumpuhkan prajurit."Yang Mulia mestinya senang bertemu puteri Marina. Yang Mulia pasti diminta menginap di rumah singgah, dan bisa test drive.""Kau itu kendaraan calon Raja Agung, pikiran kotormu mestinya dihilangkan.""Barangkali aku ketularan."Cakra mendelik. "Ketularan aku maksudnya?""Bukan aku yang bilang."Hari sudah mal

  • Perjanjian Leluhur   367. Sayangnya Bukan Ksatria

    Cakra segera mengadakan ikatan janji suci dengan puteri mahkota begitu tiba di istana Bunian.Cakra tinggal selama dua hari di istana megah itu. Setelah muncul titik hitam di kening Bidasari, pertanda datang masa kehamilan, ia pergi ke istana Utara untuk menyambangi Maharini.Bidasari melepas kepergian sang ksatria dengan berat."Aku akan selalu merindukan kedatangan dirimu," kata puteri mahkota Bunian. "Jadikanlah aku pengisi bilik hatimu di antara permaisuri lain." Cakra senang Bidasari sudah memasuki masa kehamilan, sehingga tanggung jawabnya untuk mencetak penerus dinasti sudah tertunaikan.Cakra menempuh perjalanan lewat kerajaan Barat, ia belum pernah berkunjung ke negeri kecil yang makmur itu."Aku heran dengan leluhur Nusa Kencana," kata Cakra sambil menunggang kuda coklat dengan santai. "Ia tidak menjodohkan diriku dengan puteri Marina, padahal negeri ini perlu menjadi anggota persemakmuran.""Puteri Marina masih di bawah umur, Yang Mulia," sahut si Gemblung. "Barangkali itu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status