Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 226. Cemburu Terlarang

Share

226. Cemburu Terlarang

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-04-19 20:42:31
Rombongan besar puteri mahkota tiba sore hari di penginapan kaki bukit dengan pengawalan sangat ketat.

Ratusan tokoh istana berjaga-jaga di sekitar kaki bukit. Ribuan prajurit Kotaraja membersihkan jalan dari lalu lalang warga dan kereta pedati. Jalur transportasi dialihkan ke wilayah terdekat.

Tiga hotel dikosongkan dengan penjagaan ekstra. Semut pun kiranya sulit untuk menyusup.

"Kandaku mana?"

Pertanyaan itu yang pertama meluncur dari puteri mahkota saat turun dari kereta kencana.

"Aku di sini."

Dewi Anjani segera menghambur ke dalam pelukan suaminya, menangis terisak melepas rindu.

"Kanda baik-baik saja kan?"

"Ya. Tapi jangan erat-erat pelukannya. Kasihan anak kita."

"Ia pasti maklum. Ibunya kangen berat."

"Aku juga."

Cakra kadang lupa pada kampung halaman jika melihat wajah sangat rupawan ini. Ia kerap membentengi hati agar tidak terhanyut, tanpa menimbulkan kecurigaan istrinya.

Dewi Anjani keluar dari pelukan suaminya setelah puas melepas rindu.

"Siapa perempuan ini?
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   227. Kontak Batin

    Cakra terkejut mendapat pertanyaan tak terduga dari puteri mahkota. Ia balik bertanya, "Kenapa kau tanyakan itu?" "Aku sangat tersanjung kalau kanda bercinta dengannya tapi membayangkan diriku." Percuma Cakra jujur, timing-nya terlambat. Ia lebih suka berlagak sok patuh. "Pada perjanjian leluhur termaktub secara jelas; terlarang. Aku dan Nyi Ratu Suri pasti kena kutukan kalau dilanggar." "Aku sangat tersanjung." Cakra terpana. Ucapan itu menandakan kalau pertanyaan tadi adalah jebakan. "Aku kurang suka pertanyaan tricky." Dewi Anjani tersenyum manis. "Tidak ada pertanyaan tricky. Kanda bercinta dengan membayangkan diriku atau tidak bercinta, aku sangat tersanjung, sebab tidak ada lagi yang menandingi diriku. Tidak juga Rinjani calon permaisuri kedua, Maharini calon permaisuri ketiga, dan Bidasari, calon permaisuri keempat." Cakra mendadak pening. Perseteruan ternyata terus berlanjut. Ia beruntung, berita janji suci dengan Puteri Rinjani tidak bocor ke telinga puteri mahkota.

    Last Updated : 2024-04-20
  • Perjanjian Leluhur   228. Melanggar Babad Kerajaan

    "Aku sungguh bahagia sekali mendengarnya." Dewi Anjani mengecup bibir Cakra dengan lembut. "Berarti kanda menginginkan diriku juga." Cakra jadi penasaran untuk mencoba, jika ia bercinta dengan puteri mahkota, apakah Nyi Ratu Suri merasakan hal yang sama? Ratu bidadari pasti kesepian tinggal di pesanggrahan leluhur. Ratu Nusa Kencana tidak mengetahui kedatangannya kalau ratu bidadari tidak menampakkan diri. Nyi Ratu Suri kurang suka kepada ratu ketujuh karena membiarkan diri disetir ratu ketiga. "Apa doggy tidak terlalu berat buat dinda?" Cakra kuatir melihat puteri mahkota menungging dengan kepala rebah di kasur. Beban bayi menggantung di perut. "Aku ingin melayani dengan gaya favoritmu. Aku sudah kenyang, tapi kanda kelaparan tidak menyambangi siapa-siapa." "Aku juga sudah kenyang, aku merasa benar-benar terjadi di alam nyata." Dewi Anjani tersenyum mesra. "Aku juga, aku sangat menikmati setiap sentuhan. Tapi aku lapar lagi setelah bertemu dengan kanda. Apakah kanda juga de

    Last Updated : 2024-04-20
  • Perjanjian Leluhur   229. Raja Congcorang

    "Kita harus segera sampai di Kadipaten Selatan!" Tapak Mega dan wakilnya berlari dengan sebat di antara pepohonan. Mereka sengaja menempuh jalan darat sehingga tidak mengundang kecurigaan tokoh sakti Nusa Kencana. "Ratu Singkawang pasti mengira kita kabur ke arah barat untuk meminta suaka ke kerajaan Barat." "Lalu kenapa kau berbelok ke arah selatan?" tanya lelaki kurus yang bergelar Raja Congcorang. "Apakah kau ada kenalan di Kadipaten Selatan?" "Tidak! Kau tahu siapa diriku, di mana ada kekacauan di situ aku berada! Aku akan bergabung dengan kelompok pergerakan untuk kemudian mengambil alih kendali!" "Kau sungguh cerdik, Tapak Mega! Kita hancur di Kadipaten Barat, tapi membangun kembali kekuatan di Kadipaten Selatan! Kau bisa memanfaatkan kaum terpelajar tapi dungu itu! Pergerakanmu akan lebih hebat lagi!" "Aku bisa membunuh mereka tadi kalau tidak ada Ratu Singkawang! Pukulan beracunku dapat dimentahkan ratu ketiga!" "Pergerakan kita berarti sangat diperhitungkan sampai leluh

    Last Updated : 2024-04-21
  • Perjanjian Leluhur   230. Mimpimu Sudah Selesai

    "Gurumu sendiri tidak punya penangkal racun itu." Tapak Mega terkesiap melihat Raja Congcorang tewas oleh jurusnya sendiri. "Dari mana kau mendapatkannya?" "Dari pantatmu!" "Anak muda, aku adalah sepupu Purbasari dari garis Nyi Ageng Permata, seharusnya kau sopan sedikit." "Aku lupa cara berlaku sopan kepada lelaki yang dibutakan cinta." "Ada kenangan manis yang sulit dilupakan. Aku, Ipritala, dan Purbasari teman bermain sejak kecil, bahkan sampai remaja aku sering menginap di istana Nusa Kencana, hubungan kedua kerajaan saat itu mulai membaik, tapi Purbasari memanaskan kembali dengan merebut Wikudara dari Ipritala." "Dan kau memancing di air keruh, karena sakit hati cintamu ditolak Purbasari. Kau tahu apa komentarku? Kalian bertiga pekok, mengorbankan rakyat demi cinta kalian." "Ucapanmu sungguh pedas sekali. Ketegangan tidak perlu terjadi seandainya Purbasari tidak merebut Wikudara." "Wikudara adalah takdir Purbasari. Tanpa ada perseteruan pun, ia pasti jadi miliknya. Lalu k

    Last Updated : 2024-04-21
  • Perjanjian Leluhur   231. Siapa Yang Menggodamu

    "Brengsek!" Ratu Singkawang menyambut kedatangan Cakra di istana Curug Empat dengan sumpah serapah. Ia jengkel pemuda itu datang sangat terlambat. "Ditunggu-tunggu baru muncul sekarang! Kau lihat Mahameru sekarat di pesanggrahan!" Cakra menjawab dengan santai, "Kau tahu kalau puteri mahkota sudah bertemu denganku, ia tak mau berhenti bercinta." "Bagus! Kau enak-enakan bercinta, sementara aku berjuang mati-matian menumpas pemberontak!" Ratu Singkawang sangat gemas melihat Cakra begitu tenang, padahal Mahameru lagi kritis terkena pukulan beracun Tapak Mega. Kondisi Minarti juga cukup memprihatinkan karena bersikeras menyelamatkan nyawa suaminya, ia terkena racun balikan. Mahapatih berbaring tak berdaya di tempat tidur saat Cakra tiba di pesanggrahan. Sekujur tubuhnya berwarna kehitaman tinggal menunggu detik-detik kematian. "Keadaannya makin mengkhawatirkan," keluh Iblis Cinta. "Aku berusaha memperlambat aliran racun di tubuhnya." Iblis Cinta berjuang keras menyelamatkan mahap

    Last Updated : 2024-04-22
  • Perjanjian Leluhur   232. Mimpi Menjadi Nyata

    Ratu Singkawang terbangun. Ia menemukan dirinya tergeletak di lantai di dekat pintu bilik mandi, tanpa pakaian. "Saking capeknya sampai ketiduran di lantai." Ratu Singkawang tersenyum. Matanya bergulir ke samping, tampak seorang ksatria sangat tampan tertidur pulas. Pasti kecapean juga. Energinya sangat terkuras untuk bertarung dengan Tapak Mega, menolong Mahameru, dan bertempur dengannya. Ksatria itu telah menyuguhkan kenikmatan tiada tara. Ia mampu menciptakan malam terindah dari yang pernah dilewatinya. Ratu Singkawang mengecup pipinya dengan lembut, Cakra balas mengecup bibirnya. Sekali lagi ia mengecupnya, sekali lagi ksatria itu membalasnya. "Buka dulu matamu," senyum Ratu Singkawang mesra. "Nanti salah lagi nge-kiss lantai." Cakra menindih body goal itu dengan mata terpejam. "Bangun dulu...!" Ratu Singkawang mengecup bibirnya, Cakra balas mengulum. Kemudian mereka berciuman dengan mesra. Ratu Singkawang jadi curiga kalau pemuda itu tengah bermimpi. "Bangun...!" Ratu S

    Last Updated : 2024-04-22
  • Perjanjian Leluhur   233. Bukan Pertarungan Kemarin

    Ratu Singkawang terlambat bangun. Mereka cukup lama menunggu di ruang makan, namun ratu ketiga belum kelihatan juga. "Nampaknya beliau sangat kelelahan dengan pertarungan kemarin," kata Mahameru. "Entah bagaimana nasibku kalau beliau tidak turun tangan." Mereka tidak curiga energi Ratu Singkawang terkuras bukan karena pertarungan kemarin, ia sulit berhenti dalam pertempuran semalam karena kelihaian sang pangeran dalam memanjakan dirinya. "Kesalahanmu adalah melayani pukulan Tapak Mega," ujar Iblis Cinta. "Padahal kita tidak punya penangkal pukulan beracun dari alam roh." "Aku salah perhitungan karena informasi tidak akurat dari istana. Kiranya benar Tapak Mega berguru kepada ketua lama." Kekuatan pemberontak di luar prediksi istana. Tapak Mega dan wakilnya sulit dibasmi tanpa bantuan leluhur. Baginda ratu sendiri belum tentu dapat menandingi. "Bukankah pangeran sudah mengingatkan demikian? Kau terlalu percaya kepada sri ratu, tapi kemudian kau ditolong pangeran yang tidak kau per

    Last Updated : 2024-04-23
  • Perjanjian Leluhur   234. Logika Terbalik

    "Barangkali takdirku sulit terlepas dari perempuan." Cakra mengeluh sambil berjalan lewat darat bersama Iblis Cinta, Melati mengikuti beberapa hasta di belakang, ia terlarang berjalan bersisian, kecuali pangeran berjalan sendirian. "Lepas dari ratu bidadari, datang pelayan pribadi." "Kau sudah membeli Melati dua ribu keping emas, meski tujuanmu adalah membantu usaha ibunya. Ia menjadi pelayan tidak tertebus karena keinginannya sendiri. Kewajibannya menemani pengembaraan dirimu." Iblis Cinta tahu apa sebabnya Cakra keberatan membawa pelayan pribadi ke markas pemberontak. Ia ingin mencari kesempatan di gerbang transisi untuk pulang ke negerinya. Padahal keberadaan Melati tidak menggangu rencana mereka. Justru dapat memuluskan jalan menuju ke gerbang transisi. Melati dapat menjadi saksi mereka memasuki gerbang transisi dan pergi ke alam roh, padahal menyelinap secara diam-diam ke gerbang labirin di kerajaan Bunian. "Untuk menyelinap itu perlu aksi tipu-tipu," kata Cakra. "Aku belu

    Last Updated : 2024-04-23

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   386. Bukan Minta Suaka

    "Terimalah hukuman atas kelancangan dirimu!" Ketua lama berubah menjadi Bintang Kehidupan dengan sinar kemerahan yang menyilaukan mata. Bintang itu berusaha menyambar Cakra yang bergerak menghindar dengan lincah. Semua pendekar yang berada di sekitar mereka berusaha menghalangi pandangan dari sinar yang membutakan mata itu. "Ketua lama mulai mengeluarkan ilmu dari kitab terkunci," keluh Ratu Purbasari. "Sampai kapan Cakra mampu bertahan?" "Ilmu warisan Wiraswara sangat dahsyat di tangannya, tapi tidak cukup untuk menandingi," kata Ratu Sihir. "Kita juga tidak bisa menolong, bahkan untuk diri sendiri." "Hei! Lihat...!" seru Ratu Ipritala. Cakra berubah menjadi Seberkas Sinar. Cahaya berekor berwarna keemasan itu menggulung Bintang Kehidupan meninggalkan siluet di angkasa. "Ratu Kencana kiranya sudah mewariskan ilmu roh kepada pangeran," ujar Ratu Purbasari. "Tapi belum cukup untuk memenangkan pertarungan." Padahal ilmu itu diperoleh dari Nyi Ratu Suri lewat kemesraan, dan men

  • Perjanjian Leluhur   385. Menanti Kedatangan Ratu Sejagat

    "Aku adalah Raja Agung yang akan menyeretmu pulang ke gerbang siksa." Sebilah pedang kencana muncul secara tiba-tiba di tangan Cakra, pedang itu jelmaan Tongkat Petir. Ketua lama tertawa dengan congkak. "Ha ha ha! Jadi kau murid Ki Gendeng Sejagat?" Sebuah tongkat yang sama persis muncul dalam.genggaman ketua lama, kemudian tongkat itu berubah menjadi pedang serupa. Aku tidak pernah mendengar Tongkat Petir mempunyai kembaran, batin Cakra. Tapi guruku pernah menciptakan duplikatnya. Aku tidak tahu mana yang asli. "Ha ha ha! Gurumu benar-benar gendeng sudah mewariskan tongkat palsu kepada muridnya!""Aku yakin tongkatmu palsu, seperti tongkat di balik celanamu!" Ratu Dublek tersenyum mengejek, ia berkata, "Apakah kau sekarang masih cukup nyali untuk menantang garwaku setelah mengetahui tongkatmu palsu? Aku memberi kesempatan kepadamu untuk hidup dengan melanjutkan permainanku yang terganggu olehmu." "Kau bukan perempuan seleraku," kata Cakra sinis. "Kakek peot itu sudah me

  • Perjanjian Leluhur   384. Pendekar Cinta

    Puluhan prajurit mengejar Ranggaslawi. Ia sengaja membawa mereka ke arah sekelompok pasukan gabungan berada. Ratu Sihir bengong melihat kejadian itu, ia bertanya, "Bukankah pendekar botuna sudah pergi ke hutan alas?" "Cakra pasti membawanya kembali," keluh Ratu Purbasari. "Aku heran bagaimana ia bisa bersahabat dengan pendekar cabul. Rencana kita hampir berantakan gara-gara mereka.""Dan sekarang benar-benar berantakan." "Kau harus menegur Cakra dengan keras. Tindakannya sudah melanggar prosedur." "Pangeran kepala batu." "Kau lunakkan dengan body goal mu. Kelemahan kesatria mata keranjang adalah keindahan wanita." "Kenapa bukan kalian saja?" "Maharini keguguran dan Rinjani belum hamil-hamil. Jadi kami tiada alasan untuk bercinta dengan menantu. Lagi pula, selera Cakra bukan maharatu yang mempunyai banyak simpanan." "Ngomong saja kalian kalah cantik." Mereka tiba di alun-alun istana. Pertempuran terjadi di berbagai penjuru. Serangan prajurit musuh datang secara bergelombang

  • Perjanjian Leluhur   383. Penyerbuan Dini

    "Mereka sedang mengawasi kalian."Ranggaslawi dan kawan-kawan pucat pasi mendengar keterangan Jaka, meski mereka tak dapat melihatnya. "Baguslah kalian ada rasa hormat," sindir Cakra. "Padahal Ratu Kencana tahu bagaimana bejatnya kalian." "Aku sudah menduga kau punya beking handal," kata Ranggaslawi. "Hanya indung leluhur garwamu yang dapat melumpuhkan ketua lama." "Maka itu aku akan pergi ke dasar segara untuk membantu Nawangwulan. Kalian bantulah Nyi Ratu Kencana." "Enak saja melimpahkan tanggung jawab kepadaku!" sergah suara tanpa wujud. "Kau bereskan dulu urusan di kota Dublek!" "Aku muak berjuang di bawah kecurigaan." "Aku hanya ingin memastikan kau tidak main-main dengan ajian Serat Cinta!" "Kau tahu aku suka main-main." "Baiklah! Aku pergi! Aku akan mengutuk dirimu jadi buruk rupa kalau berani macam-macam!" "Kebetulan aku sudah bosan berwajah ganteng." Ratu Kencana pasti pikir-pikir untuk bertindak senekat itu, kecuali ia siap menerima gelombang protes dari seluruh p

  • Perjanjian Leluhur   382. Jangan Berpikir Tentang Kematian

    Cakra kemalaman di hutan alas, di mana pada setiap pohon dihuni ular piton. Binatang itu tidur melingkar di batang pohon. Hutan alas merupakan jalan pintas menuju kerajaan Dublek. "Aku tidak tahu mereka tidak mengganggu diriku karena Ratu Siluman Ular atau ilmu Serat Cinta ku." "Aku kira mereka sungkan sama Yang Mulia. Jadi mereka pura-pura tidur." Ular piton yang biasa menjilati wajah Cakra kini seakan tidak terusik dengan kedatangannya. "Tapi aku menikmati situasi ini. Ajian Serat Cinta membuat hatiku terasa damai." Cakra singgah di kuil kuno yang pernah menjadi tempat pembantaian anggota sekte. "Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan, Yang Mulia," kata si Gemblung. "Kita beristirahat di kota Dublek." "Aku mendengar suara percakapan di dalam kuil. Aku seperti kenal suara mereka." Cakra membuka pintu kuil. Ia terpukau melihat pendekar botuna duduk santai di sofa sambil minum tuak. "Kalian sedang apa di sini?" tanya Cakra heran. "Bukankah kekacauan di kota Dublek semakin meraj

  • Perjanjian Leluhur   381. Sang Perkasa

    Ketua lama Dewan Agung berhasil kabur dari gerbang siksa. Ia menjadi pendukung utama Ratu Dublek. Raden Mas Arya Bimantara sebagai ketua baru sungkan untuk menangkapnya. Ratu Kencana sampai turun tangan melobi Cakra, ia sangat peduli dengan kegaduhan yang terjadi. Padahal ia berasal dari langit berbeda. "Nusa Kencana adalah negeri warisanku, aku memiliki keterikatan batin dengan penguasa istana." "Kenapa kau tidak menegur ketua baru untuk bertindak tegas?" "Kepandaian Arya Bimantara belum memadai untuk meringkus ketua lama." "Kenapa diangkat jadi ketua Dewan Agung kalau tidak memenuhi syarat?" "Ia paling pantas menjadi tetua! Tapi ketua lama mempunyai ilmu tertinggi di langit!" "Lalu kau pikir aku memadai? Aku bisa jadi ayam penyet!" "Aku sudah menurunkan intisari roh kepadamu. Jurus dan pukulan saktimu sekarang jauh lebih dahsyat." "Aku diminta taat aturan, kau sendiri tidak tahu aturan. Kau menurunkan ilmu tanpa seizin diriku. Kau seharusnya memberikan ilmu itu kepada indu

  • Perjanjian Leluhur   380. Pangeran Terkutuk

    Plak! Plak!Dua tamparan keras kembali mampir di wajah Cakra.Kesatria gagah dan tampan itu tersenyum, ia hanya memiliki senyuman untuk perempuan cantik."Aku teringat pertemuan kita di hutan kayu," kata Cakra. "Kau lima puluh kali menampar wajahku sebelum mempersembahkan lima puluh kenikmatan."Plak! Plak!Cakra merasa ada aliran hangat dari tamparan itu, berangsur-angsur menyegarkan tubuhnya."Jadi kau sekarang mengalirkan energi roh melalui tamparan? Apakah Raden Mas Arya Bimantara melarang dirimu untuk bercinta denganku? Jadi kau masih mencintai lelaki pecundang itu? Aku sendiri malu mempunyai indung leluhur seperti dirinya...."Plak! Plak!"Jawabanmu sangat menyebalkan diriku," gerutu Cakra."Kau benar-benar pangeran terkutuk!""Aku mengakui diriku pangeran terkutuk ... terkutuk menjadi gagah dan tampan, bahkan menurut body goal magazine, aku satu-satunya pangeran yang dirindukan tampil telanjang di sampul depan! Tapi kecerdasan buatan tidak mampu menduplikat diriku, lebih-lebih

  • Perjanjian Leluhur   379. Ada Cemburu Di Hatimu

    Puteri mahkota khawatir kesembuhan dirinya menimbulkan masalah baru bagi kerajaan.Bagaimana kalau Nyi Ratu Kencana murka dan menurunkan bencana yang lebih besar?"Aku kira Cakra sudah mempertimbangkan secara matang," kata Pangeran Liliput. "Ia terkenal sering bicara gegabah, namun tak pernah bertindak gegabah."Puteri mahkota memandang dengan resah, ia bertanya, "Bagaimana jika kutukan itu menimpa calon garwaku karena sudah melanggar kehendak ketua langit?" "Janganlah berpikir terlalu jauh, ananda," tegur Ratu Liliput lembut. "Belum tentu apa yang ananda pikirkan itu kejadian.""Bagaimana kalau kejadian, ibunda? Aku pasti disalahkan permaisuri pertama."Puteri Liliput segera meninggalkan pesanggrahan untuk menjumpai calon suaminya.Penjaga bilik tirakat segera berlutut dengan sebelah kaki menyentuh lantai begitu puteri mahkota dan baginda ratu tiba di hadapannya."Bukalah pintu bilik, Paman," pinta Puteri Liliput. "Aku mau masuk.""Patik mohon ampun sebelumnya, Gusti Puteri ... gust

  • Perjanjian Leluhur   378. Karena Cintanya

    "Ceesss...!"Bunyi pergesekan ujung Tongkat Petir dengan leher Puteri Liliput berkumandang menyerupai bunyi besi panas dicelupkan ke dalam air, seiring mengepulnya asap hitam tebal beraroma busuk.Keringat mengucur deras dari kening Cakra. Tongkat Petir bergetar keras sampai tangannya turut bergetar.Asap hitam tebal menyelimuti pesanggrahan, sehingga menghalangi pandangan sri ratu, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka."Semoga tidak terjadi apa-apa...."Baginda ratu menutup pintu pesanggrahan karena tidak tahan menghirup bau busuk yang sangat menyengat.Ratu Liliput menunggu dengan cemas di depan pintu pesanggrahan.Pangeran Nusa Kencana sungguh nekat mengobati Puteri Liliput, ia tak sepatutnya mengorbankan nyawa untuk hal percuma."Hanya Nyi Ratu Kencana yang dapat menghilangkan kutukan itu," kata Ratu Liliput lemas. "Kesalahan diriku telah membuat murka para ketua langit."Ratu Liliput membuka pintu sedikit, asap tebal menerobos keluar.Ratu Liliput segera menutup pintu kem

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status