Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 232. Mimpi Menjadi Nyata

Share

232. Mimpi Menjadi Nyata

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-04-22 22:00:20
Ratu Singkawang terbangun. Ia menemukan dirinya tergeletak di lantai di dekat pintu bilik mandi, tanpa pakaian.

"Saking capeknya sampai ketiduran di lantai."

Ratu Singkawang tersenyum. Matanya bergulir ke samping, tampak seorang ksatria sangat tampan tertidur pulas. Pasti kecapean juga. Energinya sangat terkuras untuk bertarung dengan Tapak Mega, menolong Mahameru, dan bertempur dengannya.

Ksatria itu telah menyuguhkan kenikmatan tiada tara. Ia mampu menciptakan malam terindah dari yang pernah dilewatinya.

Ratu Singkawang mengecup pipinya dengan lembut, Cakra balas mengecup bibirnya. Sekali lagi ia mengecupnya, sekali lagi ksatria itu membalasnya.

"Buka dulu matamu," senyum Ratu Singkawang mesra. "Nanti salah lagi nge-kiss lantai."

Cakra menindih body goal itu dengan mata terpejam.

"Bangun dulu...!"

Ratu Singkawang mengecup bibirnya, Cakra balas mengulum. Kemudian mereka berciuman dengan mesra.

Ratu Singkawang jadi curiga kalau pemuda itu tengah bermimpi.

"Bangun...!" Ratu S
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   233. Bukan Pertarungan Kemarin

    Ratu Singkawang terlambat bangun. Mereka cukup lama menunggu di ruang makan, namun ratu ketiga belum kelihatan juga. "Nampaknya beliau sangat kelelahan dengan pertarungan kemarin," kata Mahameru. "Entah bagaimana nasibku kalau beliau tidak turun tangan." Mereka tidak curiga energi Ratu Singkawang terkuras bukan karena pertarungan kemarin, ia sulit berhenti dalam pertempuran semalam karena kelihaian sang pangeran dalam memanjakan dirinya. "Kesalahanmu adalah melayani pukulan Tapak Mega," ujar Iblis Cinta. "Padahal kita tidak punya penangkal pukulan beracun dari alam roh." "Aku salah perhitungan karena informasi tidak akurat dari istana. Kiranya benar Tapak Mega berguru kepada ketua lama." Kekuatan pemberontak di luar prediksi istana. Tapak Mega dan wakilnya sulit dibasmi tanpa bantuan leluhur. Baginda ratu sendiri belum tentu dapat menandingi. "Bukankah pangeran sudah mengingatkan demikian? Kau terlalu percaya kepada sri ratu, tapi kemudian kau ditolong pangeran yang tidak kau per

    Last Updated : 2024-04-23
  • Perjanjian Leluhur   234. Logika Terbalik

    "Barangkali takdirku sulit terlepas dari perempuan." Cakra mengeluh sambil berjalan lewat darat bersama Iblis Cinta, Melati mengikuti beberapa hasta di belakang, ia terlarang berjalan bersisian, kecuali pangeran berjalan sendirian. "Lepas dari ratu bidadari, datang pelayan pribadi." "Kau sudah membeli Melati dua ribu keping emas, meski tujuanmu adalah membantu usaha ibunya. Ia menjadi pelayan tidak tertebus karena keinginannya sendiri. Kewajibannya menemani pengembaraan dirimu." Iblis Cinta tahu apa sebabnya Cakra keberatan membawa pelayan pribadi ke markas pemberontak. Ia ingin mencari kesempatan di gerbang transisi untuk pulang ke negerinya. Padahal keberadaan Melati tidak menggangu rencana mereka. Justru dapat memuluskan jalan menuju ke gerbang transisi. Melati dapat menjadi saksi mereka memasuki gerbang transisi dan pergi ke alam roh, padahal menyelinap secara diam-diam ke gerbang labirin di kerajaan Bunian. "Untuk menyelinap itu perlu aksi tipu-tipu," kata Cakra. "Aku belu

    Last Updated : 2024-04-23
  • Perjanjian Leluhur   235. Markas Besar Pemberontak

    Mereka tiba di areal kastil saat matahari tegak di atas kepala. Kastil itu sangat besar dan megah, hanya kalah megah dari istana Nusa Kencana, mempunyai halaman sangat luas, mampu menampung puluhan ribu prajurit. Keindahan kastil tidak terlihat dari luar, terhalang benteng tinggi dari kayu gelondongan tersusun rapat, hanya pendekar dengan chi sempurna sanggup melewati benteng itu. "Seperti kota mati," komentar Cakra sambil mengedarkan pandang ke sekitar. "Suasana sepi sekali." Di dalam benteng terdapat beberapa bangunan memanjang seperti barak penjaga. Reksajiwa dan kawan-kawan kelihatannya sudah menyapu bersih pemberontak, tak satu pun makhluk terlihat. Kesalahan terbesar Ratu Nusa Kencana adalah membiarkan gerbang transisi dikuasai pemberontak sehingga terjalin komunikasi di antara mereka dan beberapa makhluk roh terbujuk untuk menjadi pemberontak. Kekuatan mereka sulit teratasi kalau mengandalkan prajurit Kotaraja. "Sepertinya gerbang transisi berada di kastil utama," kata Ca

    Last Updated : 2024-04-24
  • Perjanjian Leluhur   236. Sibuk Dengan Kebodohan Sendiri

    "Aku harus mengambil risiko." Cakra memutuskan untuk menjebol labirin transisi sebelum tiga wakil Tapak Mega kabur ke alam roh. Tongkat Petir muncul secara tiba-tiba di tangan Cakra. Sinar keemasan terpancar terang di udara temaram. "Kita terlambat kalau menunggu purnama." Perkiraan Cakra gerbang transisi terbuka menjelang purnama muncul. Mereka memiliki sedikit waktu untuk menangkap tiga makhluk roh. Cakra menyentuhkan ujung tongkat ke dinding kristal bening yang tidak terlihat secara kasat mata, dan mengalirkan energi inti. Dinding kristal mengalami pergeseran struktur dan tampaklah lubang menyerupai pintu, dari dalam lubang memancar cahaya yang terlihat secara kasat mata. "Lekaslah kalian masuk," perintah Cakra. Iblis Cinta dan Melati segera masuk. Setelah Cakra masuk, dinding kembali mengalami perubahan struktur dan lubang tertutup. Mereka terkurung di sebuah ruangan berdinding kristal bening memancarkan sinar kemilau sehingga ruangan bertaburan cahaya. Mereka mengerahka

    Last Updated : 2024-04-25
  • Perjanjian Leluhur   237. Pemburu Manusia Abadi

    "Jangan ke mana-mana sampai aku datang." Cakra berpesan kepada mereka setelah tiba di inti labirin. Ruangan itu sangat besar, komposisi dinding terbuat dari kristal yang memancarkan sinar kebiruan, di tengah ruangan terdapat altar berbentuk bundar dengan bagian atap terbuka pada malam purnama. Altar itu tempat keluar masuknya makhluk dari dua alam. "Kalian bersembunyi di ceruk dinding. Aku segera kembali." Cakra berkeyakinan jika makhluk roh dapat menembus dinding, maka ia pun bisa, karena ia mempunyai ilmu roh. Cakra merangkapkan tangan di dada, matanya terpejam merapal mantra, kemudian sosoknya berubah menjadi seberkas sinar berekor. Sinar itu melesat menembus dinding menuju ke ruangan di mana tiga makhluk berjubah hitam berada. "Aku biasa main kucing-kucingan di kampungku," kata Cakra. "Strategi kalian ketinggalan jaman." Sementara itu tiga makhluk roh tertawa-tawa di sayap labirin. Mereka senang telah berhasil mengecoh para pengejarnya. "Pendekar Lembah Cemara boleh berja

    Last Updated : 2024-04-26
  • Perjanjian Leluhur   238. Perempuan Terlupakan

    "Apa yang terjadi dengan pangeran?" Melati tampak resah menunggu di inti labirin. Ia dan Iblis Cinta bersembunyi di ceruk dinding kristal biru. Melati keluar dari ceruk dan tidak terlihat ada makhluk muncul dari dinding di mana Cakra pergi tadi. "Kok lama sekali?" "Kau begitu mengkhawatirkan dirinya. Apakah kau jatuh cinta pada tuanmu?" "Pelayan pribadi terlarang untuk jatuh cinta kepada siapapun, ia adalah milik tuannya." "Kau beruntung mempunyai tuan yang tidak berselera terhadap pelayan body goal." "Ia sudah mendapatkan segalanya dari permaisuri, apa lagi yang diharapkan dari perempuan lain?" "Kenikmatan. Cita rasanya pasti berbeda." Iblis Cinta heran ucapan itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Ia jadi teringat perkataan Ratu Singkawang, mata keranjang pangeran menular. Bullshit. "Apa kau tidak kuatir dengan kepergian pangeran sehingga sempat untuk berhandai-handai seperti itu?" "Aku justru mengkhawatirkan keselamatan dirimu. Sebentar lagi purnama muncul. Ketua baru p

    Last Updated : 2024-04-26
  • Perjanjian Leluhur   239. Biang Kerok Kekacauan

    "Kau bisa memperdaya mereka, tapi tidak denganku!" Cakra muncul dengan pedang kencana di tangan. Matanya memandang tajam ke arah kakek bersyal biru. "Jadi kau dalang dari semua kekacauan di Bukit Penamburan? Mengapa kau begitu dendam pada Nyi Ageng Kencana, padahal ia terpilih karena takdir?" Iblis Cinta menoleh dengan terkejut, ia bertanya, "Kau mengenalnya pangeran?" "Aku hampir gila melihat perempuan secantik bidadari menampakkan wujud dalam sosok kakek buruk rupa. Apakah ia ingin menyembunyikan niat busuknya?" Kakek bersyal biru kaget bukan kepalang. Bagaimana Cakra dapat melihat sosok aslinya, padahal tiada ilmu yang dapat meneropong dirinya? "Apakah kau hanya menebak-nebak, anak muda? Seperti yang kau lakukan kepada dua pelayanku?" "Bagaimana aku berani menduga-duga untuk perempuan secantik Nyi Ageng Permata?" Cakra melihat di balik wujud kakek buruk rupa itu terdapat sosok perempuan bersanggul tinggi dengan tusuk konde permata biru, ciri khas Nyi Ageng Permata yang pern

    Last Updated : 2024-04-27
  • Perjanjian Leluhur   240. Persengketaan Leluhur Telah Berakhir

    "Aku terpaksa kembali ke alam roh." Nyi Ageng Permata tampak muram, matanya memandang Cakra dengan sinar mata luruh. "Tiada pesanggrahan untukku di alam nyata." "Kau bisa bersemayam di pesanggrahan leluhur Nusa Kencana sampai situasi di alam roh membaik." Setiap klan hanya mempunyai satu pesanggrahan untuk disambangi. Jadi Nyi Ageng Permata merasa tidak ada tempat bersemayam karena persengketaan masa lalu. "Ibundaku pasti tidak mau menerima kehadiranku. Kesalahanku sangat besar dan mengakibatkan perpecahan hingga sekarang." "Perpecahan di alam nyata adalah tugasku untuk menyelesaikan. Kau datangi ibundamu kalau benar sudah mengakui bahwa Pangeran Restusanga adalah takdir adikmu. Setiap ibu pasti memaafkan kesalahan anaknya meski sebanyak air di lautan." "Sebentar lagi purnama muncul, aku pasti akan tersusul oleh para pemburu langit." "Kau tidak mempunyai ilmu Pindah Raga?" "Ibundaku memusnahkan saat aku pergi dari istana Pasir Galih." "Tapi ilmu Salin Raga yang kau miliki ti

    Last Updated : 2024-04-27

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   386. Bukan Minta Suaka

    "Terimalah hukuman atas kelancangan dirimu!" Ketua lama berubah menjadi Bintang Kehidupan dengan sinar kemerahan yang menyilaukan mata. Bintang itu berusaha menyambar Cakra yang bergerak menghindar dengan lincah. Semua pendekar yang berada di sekitar mereka berusaha menghalangi pandangan dari sinar yang membutakan mata itu. "Ketua lama mulai mengeluarkan ilmu dari kitab terkunci," keluh Ratu Purbasari. "Sampai kapan Cakra mampu bertahan?" "Ilmu warisan Wiraswara sangat dahsyat di tangannya, tapi tidak cukup untuk menandingi," kata Ratu Sihir. "Kita juga tidak bisa menolong, bahkan untuk diri sendiri." "Hei! Lihat...!" seru Ratu Ipritala. Cakra berubah menjadi Seberkas Sinar. Cahaya berekor berwarna keemasan itu menggulung Bintang Kehidupan meninggalkan siluet di angkasa. "Ratu Kencana kiranya sudah mewariskan ilmu roh kepada pangeran," ujar Ratu Purbasari. "Tapi belum cukup untuk memenangkan pertarungan." Padahal ilmu itu diperoleh dari Nyi Ratu Suri lewat kemesraan, dan men

  • Perjanjian Leluhur   385. Menanti Kedatangan Ratu Sejagat

    "Aku adalah Raja Agung yang akan menyeretmu pulang ke gerbang siksa." Sebilah pedang kencana muncul secara tiba-tiba di tangan Cakra, pedang itu jelmaan Tongkat Petir. Ketua lama tertawa dengan congkak. "Ha ha ha! Jadi kau murid Ki Gendeng Sejagat?" Sebuah tongkat yang sama persis muncul dalam.genggaman ketua lama, kemudian tongkat itu berubah menjadi pedang serupa. Aku tidak pernah mendengar Tongkat Petir mempunyai kembaran, batin Cakra. Tapi guruku pernah menciptakan duplikatnya. Aku tidak tahu mana yang asli. "Ha ha ha! Gurumu benar-benar gendeng sudah mewariskan tongkat palsu kepada muridnya!""Aku yakin tongkatmu palsu, seperti tongkat di balik celanamu!" Ratu Dublek tersenyum mengejek, ia berkata, "Apakah kau sekarang masih cukup nyali untuk menantang garwaku setelah mengetahui tongkatmu palsu? Aku memberi kesempatan kepadamu untuk hidup dengan melanjutkan permainanku yang terganggu olehmu." "Kau bukan perempuan seleraku," kata Cakra sinis. "Kakek peot itu sudah me

  • Perjanjian Leluhur   384. Pendekar Cinta

    Puluhan prajurit mengejar Ranggaslawi. Ia sengaja membawa mereka ke arah sekelompok pasukan gabungan berada. Ratu Sihir bengong melihat kejadian itu, ia bertanya, "Bukankah pendekar botuna sudah pergi ke hutan alas?" "Cakra pasti membawanya kembali," keluh Ratu Purbasari. "Aku heran bagaimana ia bisa bersahabat dengan pendekar cabul. Rencana kita hampir berantakan gara-gara mereka.""Dan sekarang benar-benar berantakan." "Kau harus menegur Cakra dengan keras. Tindakannya sudah melanggar prosedur." "Pangeran kepala batu." "Kau lunakkan dengan body goal mu. Kelemahan kesatria mata keranjang adalah keindahan wanita." "Kenapa bukan kalian saja?" "Maharini keguguran dan Rinjani belum hamil-hamil. Jadi kami tiada alasan untuk bercinta dengan menantu. Lagi pula, selera Cakra bukan maharatu yang mempunyai banyak simpanan." "Ngomong saja kalian kalah cantik." Mereka tiba di alun-alun istana. Pertempuran terjadi di berbagai penjuru. Serangan prajurit musuh datang secara bergelombang

  • Perjanjian Leluhur   383. Penyerbuan Dini

    "Mereka sedang mengawasi kalian."Ranggaslawi dan kawan-kawan pucat pasi mendengar keterangan Jaka, meski mereka tak dapat melihatnya. "Baguslah kalian ada rasa hormat," sindir Cakra. "Padahal Ratu Kencana tahu bagaimana bejatnya kalian." "Aku sudah menduga kau punya beking handal," kata Ranggaslawi. "Hanya indung leluhur garwamu yang dapat melumpuhkan ketua lama." "Maka itu aku akan pergi ke dasar segara untuk membantu Nawangwulan. Kalian bantulah Nyi Ratu Kencana." "Enak saja melimpahkan tanggung jawab kepadaku!" sergah suara tanpa wujud. "Kau bereskan dulu urusan di kota Dublek!" "Aku muak berjuang di bawah kecurigaan." "Aku hanya ingin memastikan kau tidak main-main dengan ajian Serat Cinta!" "Kau tahu aku suka main-main." "Baiklah! Aku pergi! Aku akan mengutuk dirimu jadi buruk rupa kalau berani macam-macam!" "Kebetulan aku sudah bosan berwajah ganteng." Ratu Kencana pasti pikir-pikir untuk bertindak senekat itu, kecuali ia siap menerima gelombang protes dari seluruh p

  • Perjanjian Leluhur   382. Jangan Berpikir Tentang Kematian

    Cakra kemalaman di hutan alas, di mana pada setiap pohon dihuni ular piton. Binatang itu tidur melingkar di batang pohon. Hutan alas merupakan jalan pintas menuju kerajaan Dublek. "Aku tidak tahu mereka tidak mengganggu diriku karena Ratu Siluman Ular atau ilmu Serat Cinta ku." "Aku kira mereka sungkan sama Yang Mulia. Jadi mereka pura-pura tidur." Ular piton yang biasa menjilati wajah Cakra kini seakan tidak terusik dengan kedatangannya. "Tapi aku menikmati situasi ini. Ajian Serat Cinta membuat hatiku terasa damai." Cakra singgah di kuil kuno yang pernah menjadi tempat pembantaian anggota sekte. "Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan, Yang Mulia," kata si Gemblung. "Kita beristirahat di kota Dublek." "Aku mendengar suara percakapan di dalam kuil. Aku seperti kenal suara mereka." Cakra membuka pintu kuil. Ia terpukau melihat pendekar botuna duduk santai di sofa sambil minum tuak. "Kalian sedang apa di sini?" tanya Cakra heran. "Bukankah kekacauan di kota Dublek semakin meraj

  • Perjanjian Leluhur   381. Sang Perkasa

    Ketua lama Dewan Agung berhasil kabur dari gerbang siksa. Ia menjadi pendukung utama Ratu Dublek. Raden Mas Arya Bimantara sebagai ketua baru sungkan untuk menangkapnya. Ratu Kencana sampai turun tangan melobi Cakra, ia sangat peduli dengan kegaduhan yang terjadi. Padahal ia berasal dari langit berbeda. "Nusa Kencana adalah negeri warisanku, aku memiliki keterikatan batin dengan penguasa istana." "Kenapa kau tidak menegur ketua baru untuk bertindak tegas?" "Kepandaian Arya Bimantara belum memadai untuk meringkus ketua lama." "Kenapa diangkat jadi ketua Dewan Agung kalau tidak memenuhi syarat?" "Ia paling pantas menjadi tetua! Tapi ketua lama mempunyai ilmu tertinggi di langit!" "Lalu kau pikir aku memadai? Aku bisa jadi ayam penyet!" "Aku sudah menurunkan intisari roh kepadamu. Jurus dan pukulan saktimu sekarang jauh lebih dahsyat." "Aku diminta taat aturan, kau sendiri tidak tahu aturan. Kau menurunkan ilmu tanpa seizin diriku. Kau seharusnya memberikan ilmu itu kepada indu

  • Perjanjian Leluhur   380. Pangeran Terkutuk

    Plak! Plak!Dua tamparan keras kembali mampir di wajah Cakra.Kesatria gagah dan tampan itu tersenyum, ia hanya memiliki senyuman untuk perempuan cantik."Aku teringat pertemuan kita di hutan kayu," kata Cakra. "Kau lima puluh kali menampar wajahku sebelum mempersembahkan lima puluh kenikmatan."Plak! Plak!Cakra merasa ada aliran hangat dari tamparan itu, berangsur-angsur menyegarkan tubuhnya."Jadi kau sekarang mengalirkan energi roh melalui tamparan? Apakah Raden Mas Arya Bimantara melarang dirimu untuk bercinta denganku? Jadi kau masih mencintai lelaki pecundang itu? Aku sendiri malu mempunyai indung leluhur seperti dirinya...."Plak! Plak!"Jawabanmu sangat menyebalkan diriku," gerutu Cakra."Kau benar-benar pangeran terkutuk!""Aku mengakui diriku pangeran terkutuk ... terkutuk menjadi gagah dan tampan, bahkan menurut body goal magazine, aku satu-satunya pangeran yang dirindukan tampil telanjang di sampul depan! Tapi kecerdasan buatan tidak mampu menduplikat diriku, lebih-lebih

  • Perjanjian Leluhur   379. Ada Cemburu Di Hatimu

    Puteri mahkota khawatir kesembuhan dirinya menimbulkan masalah baru bagi kerajaan.Bagaimana kalau Nyi Ratu Kencana murka dan menurunkan bencana yang lebih besar?"Aku kira Cakra sudah mempertimbangkan secara matang," kata Pangeran Liliput. "Ia terkenal sering bicara gegabah, namun tak pernah bertindak gegabah."Puteri mahkota memandang dengan resah, ia bertanya, "Bagaimana jika kutukan itu menimpa calon garwaku karena sudah melanggar kehendak ketua langit?" "Janganlah berpikir terlalu jauh, ananda," tegur Ratu Liliput lembut. "Belum tentu apa yang ananda pikirkan itu kejadian.""Bagaimana kalau kejadian, ibunda? Aku pasti disalahkan permaisuri pertama."Puteri Liliput segera meninggalkan pesanggrahan untuk menjumpai calon suaminya.Penjaga bilik tirakat segera berlutut dengan sebelah kaki menyentuh lantai begitu puteri mahkota dan baginda ratu tiba di hadapannya."Bukalah pintu bilik, Paman," pinta Puteri Liliput. "Aku mau masuk.""Patik mohon ampun sebelumnya, Gusti Puteri ... gust

  • Perjanjian Leluhur   378. Karena Cintanya

    "Ceesss...!"Bunyi pergesekan ujung Tongkat Petir dengan leher Puteri Liliput berkumandang menyerupai bunyi besi panas dicelupkan ke dalam air, seiring mengepulnya asap hitam tebal beraroma busuk.Keringat mengucur deras dari kening Cakra. Tongkat Petir bergetar keras sampai tangannya turut bergetar.Asap hitam tebal menyelimuti pesanggrahan, sehingga menghalangi pandangan sri ratu, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka."Semoga tidak terjadi apa-apa...."Baginda ratu menutup pintu pesanggrahan karena tidak tahan menghirup bau busuk yang sangat menyengat.Ratu Liliput menunggu dengan cemas di depan pintu pesanggrahan.Pangeran Nusa Kencana sungguh nekat mengobati Puteri Liliput, ia tak sepatutnya mengorbankan nyawa untuk hal percuma."Hanya Nyi Ratu Kencana yang dapat menghilangkan kutukan itu," kata Ratu Liliput lemas. "Kesalahan diriku telah membuat murka para ketua langit."Ratu Liliput membuka pintu sedikit, asap tebal menerobos keluar.Ratu Liliput segera menutup pintu kem

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status