Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 235. Markas Besar Pemberontak

Share

235. Markas Besar Pemberontak

Penulis: Enday Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-24 21:26:47
Mereka tiba di areal kastil saat matahari tegak di atas kepala.

Kastil itu sangat besar dan megah, hanya kalah megah dari istana Nusa Kencana, mempunyai halaman sangat luas, mampu menampung puluhan ribu prajurit.

Keindahan kastil tidak terlihat dari luar, terhalang benteng tinggi dari kayu gelondongan tersusun rapat, hanya pendekar dengan chi sempurna sanggup melewati benteng itu.

"Seperti kota mati," komentar Cakra sambil mengedarkan pandang ke sekitar. "Suasana sepi sekali."

Di dalam benteng terdapat beberapa bangunan memanjang seperti barak penjaga. Reksajiwa dan kawan-kawan kelihatannya sudah menyapu bersih pemberontak, tak satu pun makhluk terlihat.

Kesalahan terbesar Ratu Nusa Kencana adalah membiarkan gerbang transisi dikuasai pemberontak sehingga terjalin komunikasi di antara mereka dan beberapa makhluk roh terbujuk untuk menjadi pemberontak.

Kekuatan mereka sulit teratasi kalau mengandalkan prajurit Kotaraja.

"Sepertinya gerbang transisi berada di kastil utama," kata Ca
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Leluhur   236. Sibuk Dengan Kebodohan Sendiri

    "Aku harus mengambil risiko." Cakra memutuskan untuk menjebol labirin transisi sebelum tiga wakil Tapak Mega kabur ke alam roh. Tongkat Petir muncul secara tiba-tiba di tangan Cakra. Sinar keemasan terpancar terang di udara temaram. "Kita terlambat kalau menunggu purnama." Perkiraan Cakra gerbang transisi terbuka menjelang purnama muncul. Mereka memiliki sedikit waktu untuk menangkap tiga makhluk roh. Cakra menyentuhkan ujung tongkat ke dinding kristal bening yang tidak terlihat secara kasat mata, dan mengalirkan energi inti. Dinding kristal mengalami pergeseran struktur dan tampaklah lubang menyerupai pintu, dari dalam lubang memancar cahaya yang terlihat secara kasat mata. "Lekaslah kalian masuk," perintah Cakra. Iblis Cinta dan Melati segera masuk. Setelah Cakra masuk, dinding kembali mengalami perubahan struktur dan lubang tertutup. Mereka terkurung di sebuah ruangan berdinding kristal bening memancarkan sinar kemilau sehingga ruangan bertaburan cahaya. Mereka mengerahka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Perjanjian Leluhur   237. Pemburu Manusia Abadi

    "Jangan ke mana-mana sampai aku datang." Cakra berpesan kepada mereka setelah tiba di inti labirin. Ruangan itu sangat besar, komposisi dinding terbuat dari kristal yang memancarkan sinar kebiruan, di tengah ruangan terdapat altar berbentuk bundar dengan bagian atap terbuka pada malam purnama. Altar itu tempat keluar masuknya makhluk dari dua alam. "Kalian bersembunyi di ceruk dinding. Aku segera kembali." Cakra berkeyakinan jika makhluk roh dapat menembus dinding, maka ia pun bisa, karena ia mempunyai ilmu roh. Cakra merangkapkan tangan di dada, matanya terpejam merapal mantra, kemudian sosoknya berubah menjadi seberkas sinar berekor. Sinar itu melesat menembus dinding menuju ke ruangan di mana tiga makhluk berjubah hitam berada. "Aku biasa main kucing-kucingan di kampungku," kata Cakra. "Strategi kalian ketinggalan jaman." Sementara itu tiga makhluk roh tertawa-tawa di sayap labirin. Mereka senang telah berhasil mengecoh para pengejarnya. "Pendekar Lembah Cemara boleh berja

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Perjanjian Leluhur   238. Perempuan Terlupakan

    "Apa yang terjadi dengan pangeran?" Melati tampak resah menunggu di inti labirin. Ia dan Iblis Cinta bersembunyi di ceruk dinding kristal biru. Melati keluar dari ceruk dan tidak terlihat ada makhluk muncul dari dinding di mana Cakra pergi tadi. "Kok lama sekali?" "Kau begitu mengkhawatirkan dirinya. Apakah kau jatuh cinta pada tuanmu?" "Pelayan pribadi terlarang untuk jatuh cinta kepada siapapun, ia adalah milik tuannya." "Kau beruntung mempunyai tuan yang tidak berselera terhadap pelayan body goal." "Ia sudah mendapatkan segalanya dari permaisuri, apa lagi yang diharapkan dari perempuan lain?" "Kenikmatan. Cita rasanya pasti berbeda." Iblis Cinta heran ucapan itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Ia jadi teringat perkataan Ratu Singkawang, mata keranjang pangeran menular. Bullshit. "Apa kau tidak kuatir dengan kepergian pangeran sehingga sempat untuk berhandai-handai seperti itu?" "Aku justru mengkhawatirkan keselamatan dirimu. Sebentar lagi purnama muncul. Ketua baru p

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Perjanjian Leluhur   239. Biang Kerok Kekacauan

    "Kau bisa memperdaya mereka, tapi tidak denganku!" Cakra muncul dengan pedang kencana di tangan. Matanya memandang tajam ke arah kakek bersyal biru. "Jadi kau dalang dari semua kekacauan di Bukit Penamburan? Mengapa kau begitu dendam pada Nyi Ageng Kencana, padahal ia terpilih karena takdir?" Iblis Cinta menoleh dengan terkejut, ia bertanya, "Kau mengenalnya pangeran?" "Aku hampir gila melihat perempuan secantik bidadari menampakkan wujud dalam sosok kakek buruk rupa. Apakah ia ingin menyembunyikan niat busuknya?" Kakek bersyal biru kaget bukan kepalang. Bagaimana Cakra dapat melihat sosok aslinya, padahal tiada ilmu yang dapat meneropong dirinya? "Apakah kau hanya menebak-nebak, anak muda? Seperti yang kau lakukan kepada dua pelayanku?" "Bagaimana aku berani menduga-duga untuk perempuan secantik Nyi Ageng Permata?" Cakra melihat di balik wujud kakek buruk rupa itu terdapat sosok perempuan bersanggul tinggi dengan tusuk konde permata biru, ciri khas Nyi Ageng Permata yang pern

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Perjanjian Leluhur   240. Persengketaan Leluhur Telah Berakhir

    "Aku terpaksa kembali ke alam roh." Nyi Ageng Permata tampak muram, matanya memandang Cakra dengan sinar mata luruh. "Tiada pesanggrahan untukku di alam nyata." "Kau bisa bersemayam di pesanggrahan leluhur Nusa Kencana sampai situasi di alam roh membaik." Setiap klan hanya mempunyai satu pesanggrahan untuk disambangi. Jadi Nyi Ageng Permata merasa tidak ada tempat bersemayam karena persengketaan masa lalu. "Ibundaku pasti tidak mau menerima kehadiranku. Kesalahanku sangat besar dan mengakibatkan perpecahan hingga sekarang." "Perpecahan di alam nyata adalah tugasku untuk menyelesaikan. Kau datangi ibundamu kalau benar sudah mengakui bahwa Pangeran Restusanga adalah takdir adikmu. Setiap ibu pasti memaafkan kesalahan anaknya meski sebanyak air di lautan." "Sebentar lagi purnama muncul, aku pasti akan tersusul oleh para pemburu langit." "Kau tidak mempunyai ilmu Pindah Raga?" "Ibundaku memusnahkan saat aku pergi dari istana Pasir Galih." "Tapi ilmu Salin Raga yang kau miliki ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Perjanjian Leluhur   241. Ada Kesalahan Dengan Babad Kehidupan

    Pertarungan sengit terjadi antara Cakra dan ketua baru. Tapi hanya berlangsung beberapa jurus. Duk! Cakra terlempar jatuh terkena hantaman telapak tangan ketua baru. "Keluarkanlah seluruh jurus tidak berguna mu, kid slebew!" Ketua baru tertawa mengejek. Pendekar Lembah Cemara bangkit dan memasang kuda-kuda, lalu membuka jurus Beruk Di Ranting Cemara. Kemudian ia maju menerjang disertai teriakan yang memekakkan telinga, memukul dan menendang dengan sebat. Ketua baru menangkis tanpa bergeser posisi. Bunyi bentrokan pukulan dan tendangan terdengar nyaring. "Aku sudah mempelajari semua ilmu Ki Gendeng Sejagat! Kau cukup lumayan memainkannya!" "Aku tahu ilmu yang kau gunakan bukan dari pemiliknya! Kau curi dari kitab di perpustakaan ilmu! Patutkah aku kalah dari pencuri?" Cakra meningkatkan serangan. Gerakannya sangat cepat laksana titiran kincir. Ketua baru menangkis dengan gesit. Kadang kepala dan kaki menghindar dari pukulan dan sapuan, tanpa bergeser selangkah pun. Iblis Cin

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Perjanjian Leluhur   242. Menyampaikan Kabar Buruk

    Cakra menggunakan energi roh dan ilmu Selubung Khayali untuk menguasai jurus paling legendaris dari kuil Shaolin itu. Cakra memberi isyarat dengan telunjuknya agar ketua baru maju menyerang. Kakek sakti berwujud ksatria tampan itu tampak sangat melecehkan jurus yang dimainkan Pendekar Lembah Cemara. "Aku juga ingin bermain-main denganmu." Ketua baru mengeluarkan jurus musang bulan mabuk kecubung. Jurus itu adalah jurus legenda klannya yang paling ditakuti para ketua, dengan kelemahan dihapus dari kitab terkunci. "Keluarkan semua jurus tidak berguna mu, kakek jelek!" ejek Cakra. "Jurus mabuk kecubung adalah jurus paling hina di negeri manusia!" Ketua baru terpancing emosinya. Pemuda kurang ajar itu mesti merasakan kehebatan jurus warisan leluhurnya. Ia terkejut saat serangannya dapat dipatahkan dengan mudah. Kemudian sebuah tinju menghantam dadanya, tubuhnya terpental dan menabrak dinding labirin, lalu jatuh berdebam menghantam lantai. Ketua baru bangkit berdiri, darah meleleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Perjanjian Leluhur   243. Datang Dan Pergi Karena Takdir

    Matahari memancarkan sinarnya lewat sela dedaunan. Burung berkicau meramaikan pagi, namun tak mengurangi kemistisan hutan itu. Tiga benda dari angkasa meluncur deras ke bumi, menerabas dedaunan dan jatuh berdebam ke tanah berumput. Kemudian terdengar erangan kesakitan Iblis Cinta karena bokongnya menghantam akar, "Aduh...! Bokongku rasanya remuk...!" "Setidaknya masih terdengar suaramu," kata Cakra yang jatuh terlentang di dekatnya, tertindih Melati yang memeluk erat dirinya. Cakra membangunkan perempuan itu dengan menepuk pipinya. "Jangan kelamaan pingsannya, kita sudah mendarat di bumi." Mereka sulit menggunakan ilmu peringan tubuh karena meluncur tanpa terkendali dari awan tersedot gaya gravitasi. "Bangun...!" Cakra memijit hidung bangir itu dengan lembut. Melati membuka mata dan tersenyum ceria melihat Cakra dalam keadaan segar bugar. "Aku senang sekali tuan selamat." Mereka bangkit duduk, pakaian mereka tampak lusuh sekali, sebagian robek. "Berada di mana kita?" tanya M

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29

Bab terbaru

  • Perjanjian Leluhur   375. Permaisuri Kesebelas

    "Kau bukan tandinganku...!" Cakra mengingatkan Chu Phang Yu yang hendak menyerangnya. "Aku tidak mau kau mati sia-sia...!"Chu Phang Yu adalah tokoh muda sakti mandraguna yang sangat ditakuti di Hutan Utara, sehingga ia memperoleh gelar Ratu Hutan Utara.Tiada pendekar berani berbuat konyol di Hutan Utara, kecuali ingin mengantarkan nyawa.Betapa nekatnya Cakra memandang remeh Chu Phang Yu."Kau sungguh tidak menghormati diriku!" geram Ratu Hutan Utara. "Apakah kau masih memiliki kehormatan?""Bedebah...! Aku ingin tahu seberapa pantas kau merendahkan diriku!""Sangat pantas...!"Cakra melayani serbuan Chu Phang Yu dengan jurus Hati Di Ranting Cemara.Ia berkata, "Aku juga ingin tahu seberapa pantas kau jadi calon permaisuri Raja Agung!""Aku belum memberi jawaban kepada Anjani! Aku berpikir ulang menjadi permaisuri kesebelas melihat kesombongan dirimu!"Dewi Anjani menetapkan lima belas calon permaisuri untuk Pangeran Nusa Kencana, namun hanya sepuluh yang diumumkan dalam testimoni,

  • Perjanjian Leluhur   374. Ratu Hutan Utara

    Chu Phang Yu mengintip lewat rumpun bunga tulip, rumpun bunga itu terletak di tepi telaga kecil.Chu Phang Yu tersenyum saat kuda coklat mendatangi kuda betina yang lagi makan rumput di seberang telaga."Jebakanku berhasil...!" gumam Chu Phang Yu. "Daging kuda itu pasti sangat lezat.""Kau sedang apa?"Sebuah pertanyaan dari belakang mengejutkan Chu Phang Yu.Ia menoleh dan menemukan bangsawan muda sangat tampan tengah tersenyum.Bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui kedatangan pemuda itu?"Aku kira lagi mpup," kata Cakra. "Kok tidak buka cawat? Apa mpup di celana?""Kurang ajar...!" geram Chu Phang Yu. "Makhluk apa kau tidak ketahuan datangnya olehku?""Kau terlalu khusyuk melihat kelamin kudaku, sehingga tidak tahu kedatangan diriku.""Rupanya kau bangsawan cabul...! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa!""Aku sedang berhadapan dengan perempuan cantik jelita yang mempunyai kegemaran mengintip binatang kawin.""Aku adalah Chu Phang Yu! Penguasa Hutan Utara yang akan menghukum p

  • Perjanjian Leluhur   373. Kuda Betina

    "Bersiaplah...!"Cakra menempelkan ujung tongkat pada kening topeng lalu mengalirkan energi roh, asap berbau busuk mengepul dari sela topeng. Ratu Utara mengerahkan energi inti untuk membantu proses pengobatan, dan menutup jalur pernafasan, mencegah terhirupnya aroma busuk dan beracun.Ratu Utara membuka topeng ketika dirasa wajahnya sudah kembali seperti sediakala, dan mengenakan pakaian."Aku kagum denganmu," puji Ratu Utara. "Kau mampu berkonsentrasi melakukan pengobatan dengan pesonaku terpampang jelas di matamu.""Ada saatnya aku menikmati keindahan perempuan, ada saatnya menutup mata," sahut Cakra. "Aku minta kau memenuhi janji untuk menemui Ratu Purbasari. Permusuhan kalian mesti diakhiri di atas traktat.""Tiada alasan bagiku untuk mengingkari janji. Kutukan akan kembali menimpa diriku jika aku ingkar."Cakra tersenyum miris. Ratu Utara sudi berdamai bukan atas kesadaran diri sendiri, tapi takut kena karma.Kiranya sulit melupakan masa lalu, padahal Pangeran Wikudara mengikat

  • Perjanjian Leluhur   372. Kebohongan Terbongkar

    Cakra senang mendengar kehamilan permaisuri ketiga. Pantas saja Maharini tidak pernah sambung kalbu, ia sudah kehilangan ilmu itu secara sendirinya.Ilmu Sambung Kalbu dan Sambung Rasa akan muncul kembali setelah ia melewati masa lahiran."Puteri mahkota akan tinggal di istana Miring sampai masa lahiran selesai," kata Ratu Utara. "Ia mesti dijaga dari segala pengaruh pria jahat.""Aku heran bagaimana puteri mahkota mempunyai banyak musuh sehingga banyak pria yang ingin mencelakai dirinya," ujar Cakra. "Apakah ia banyak memberi harapan kepada mereka sewaktu masih lajang?""Maharini senang pengembara, kehidupannya banyak dihabiskan di luar istana, ia mempunyai beberapa teman dekat yang sakit hati karena pernikahannya dengan pangeran Nusa Kencana begitu mendadak.""Aku kira mereka salah mengartikan kebaikan puteri mahkota, mereka seharusnya tahu bahwa sejak awal ia sudah menentukan pilihan hidupnya, yaitu Pendekar Lembah Cemara.""Mereka tahu kalau aku tidak setuju puteriku mengikat jan

  • Perjanjian Leluhur   371. Topeng Srikandi

    "Maksudmu ingin menyumpal mulutku dengan bibir topeng?" Cakra memandang Ratu Topeng dengan kurang ajar. "Mendingan disumpal dengan mulut kuda sekalian!""Kau sangat menyinggung harga diriku!" geram Ratu Topeng marah. "Padahal belum pernah ada bangsawan Bunian yang berani menghinaku!""Aku tersanjung menjadi yang pertama."Cakra meminta si Gemblung untuk berjalan lewat gili-gili karena perempuan bertopeng tidak bergeser dari tengah jalan."Aku bertanya sekali lagi...!" tegas Ratu Topeng. "Ada kepentingan apa kau datang malam-malam ke wilayah Utara?""Aku kemalaman, aku kurang nyaman menginap di wilayah Barat, perempuannya bau asem seperti dirimu.""Aku kira ada masalah dengan hidungmu!""Hey, ratu ronggeng...! Kau tidak dapat mencium bau dirimu karena memakai topeng! Maka itu buka dulu topengmu agar bisa menikmati bau asem tubuhmu!"Padahal perempuan bertopeng beraroma mirabilis, wanginya sangat menyegarkan pernafasan.Cakra sampai berfantasi dengan body goal-nya. Wangi mirabilis adal

  • Perjanjian Leluhur   370. Perempuan Bertopeng

    Cakra pergi meninggalkan prajurit kerajaan, kembali ke dangau di perkebunan jeruk di mana si Gemblung menunggu.Kemudian Cakra berangkat ke perbatasan dengan berkendara kuda coklat itu."Kau benar, Gemblung," kata Cakra. "Kita mestinya melanjutkan perjalanan ke wilayah Utara. Sepasang Pengemis Gila akan menjadi tanggung jawab tokoh istana untuk melumpuhkannya.""Bagaimana kita melewati pintu gerbang, Yang Mulia?" tanya si Gemblung. "Apakah penjaga perbatasan sudi membuka gerbang tengah malam buta begini?""Bagiku tidak ada rintangan yang tak dapat dilewati," sahut Cakra. "Aku adalah calon Raja Agung, aku harus mampu membuktikan ketangguhan diriku."Cakra dapat menggunakan ilmu Selubung Khayali untuk mempengaruhi mereka agar menuruti keinginannya. Ia bahkan dapat berbuat apa saja.Cakra biasa menggunakan ilmu itu dalam situasi darurat, karena cukup menguras energi, terutama untuk makhluk yang berotak jernih.Cakra cukup menggerakkan kepala kepada penjaga perbatasan untuk membuka pintu

  • Perjanjian Leluhur   369. Sepasang Pengemis Gila

    "Terima kasih atas informasinya, tuan...!" Kepala prajurit istana dan anak buahnya pergi ke perkebunan apel menyusul Sepasang Pengemis Gila. "Mereka tak percaya dengan penjelasan Yang Mulia," kata si Gemblung. "Mereka pikir Yang Mulia adalah bangsawan edan." "Kau kurang ajar sekali kepada majikanmu...!" gerutu Cakra. "Bangsawan edan mana mungkin mempunyai 5.000 keping emas dan perak?" Cakra bangkit dari balai kayu, berjalan mondar-mandir seperti orang bingung."Ada apa Yang Mulia bolak-balik kayak gergaji mesin?" tanya si Gemblung. "Sepasang Pengemis Gila adalah tokoh sakti mandraguna yang malang-melintang di kerajaan Dublek, kemampuan mereka setingkat sahabatku, pasti cukup merepotkan." Istana Dublek mempunyai tokoh sakti sangat banyak, sehingga cukup disegani meski kerajaan kecil. "Lalu Yang Mulia akan menyusul mereka?" "Ya. Kau tunggu di sini." Cakra merasa bertanggung jawab karena puteri Marina adalah calon permaisuri. "Aku pasti terlambat menyelamatkan puteri mahkota ka

  • Perjanjian Leluhur   368. Bukan Aku Yang Bilang

    "Kita terpaksa menempuh jalan setapak."Cakra meminta si Gemblung untuk memasuki jalan kecil berkerikil di antara pohon apel yang berderet rapi."Puteri Marina pasti mengenali diriku jika kita lewat jalan umum.""Bagaimana ia mengenali Yang Mulia padahal belum pernah bertemu?""Ratu Barat pasti sudah memberi gambaran secara virtual."Cakra sulit menolak jika puteri Marina mengundang untuk menghadiri pesta. Perjalanan menuju kerajaan Utara jadi terhambat.Cakra hanya mempunyai waktu tiga pekan untuk menyambangi permaisuri, pada saat itu sayembara di kota Dublek sudah memasuki babak akhir.Kesempatan terbaik bagi Cakra untuk mengambil alih istana, tanpa perlu melumpuhkan prajurit."Yang Mulia mestinya senang bertemu puteri Marina. Yang Mulia pasti diminta menginap di rumah singgah, dan bisa test drive.""Kau itu kendaraan calon Raja Agung, pikiran kotormu mestinya dihilangkan.""Barangkali aku ketularan."Cakra mendelik. "Ketularan aku maksudnya?""Bukan aku yang bilang."Hari sudah mal

  • Perjanjian Leluhur   367. Sayangnya Bukan Ksatria

    Cakra segera mengadakan ikatan janji suci dengan puteri mahkota begitu tiba di istana Bunian.Cakra tinggal selama dua hari di istana megah itu. Setelah muncul titik hitam di kening Bidasari, pertanda datang masa kehamilan, ia pergi ke istana Utara untuk menyambangi Maharini.Bidasari melepas kepergian sang ksatria dengan berat."Aku akan selalu merindukan kedatangan dirimu," kata puteri mahkota Bunian. "Jadikanlah aku pengisi bilik hatimu di antara permaisuri lain." Cakra senang Bidasari sudah memasuki masa kehamilan, sehingga tanggung jawabnya untuk mencetak penerus dinasti sudah tertunaikan.Cakra menempuh perjalanan lewat kerajaan Barat, ia belum pernah berkunjung ke negeri kecil yang makmur itu."Aku heran dengan leluhur Nusa Kencana," kata Cakra sambil menunggang kuda coklat dengan santai. "Ia tidak menjodohkan diriku dengan puteri Marina, padahal negeri ini perlu menjadi anggota persemakmuran.""Puteri Marina masih di bawah umur, Yang Mulia," sahut si Gemblung. "Barangkali itu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status