Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 157. Istana Khusus Perempuan

Share

157. Istana Khusus Perempuan

Pendekar berselendang pelangi terbelalak. "Jadi kau puteri mahkota kerajaan Sihir?"

"Kau itu bakso di dalam plastik atau sate di dalam kertas nasi?" sindir Puteri Rinjani sinis. "Masa tidak kenal puteri mahkota tercantik di dataran ini?"

"Bukan Dewi Anjani?"

"Kau salah informasi!" sergah Puteri Rinjani. "Tapi sudahlah. Aku malas ngomong sama penjaga yang otaknya rada lemot, bikin ilfil!"

Puteri Rinjani berjalan menuju tanaman perdu yang menjadi gerbang labirin.

"Kau tidak bisa masuk meski puteri mahkota," cegah ketua penjaga gerbang. "Hanya tamu undangan yang boleh masuk."

Puteri Rinjani menyingkirkan pendekar berselendang pelangi yang menghalangi jalan. Wanita itu menepiskan tangannya.

"Kau rupanya suka dipaksa."

Puteri mahkota melepaskan pukulan beberapa kali, wanita itu menangkis dengan gesit.

Puteri Rinjani melancarkan serangan kombinasi pada wajah dan kaki. Kadang tangan terkepal meninju, kadang terbuka menampar, sementara kaki berusaha menginjak tempurung pendekar bersel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status