Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 155. Tahta Dan Cinta

Share

155. Tahta Dan Cinta

"Aku terlalu meremehkan mereka," kata Gagak Betina seusai mendapat pengobatan dari Gagak Jantan. Ia dan sahabat pendekar wanita duduk di balai-balai untuk mendapat pertolongan. "Pemberontak wanita itu ternyata memiliki ilmu sangat tinggi."

"Aku sudah bilang kalian kejar pemberontak lain," sahut Ranggaslawi. "Biar aku menghajar mereka. Tapi kau curiga aku akan menghajarnya di kamar penginapan."

"Aku tahu kualitasmu," gerutu Gagak Betina. "Sekarang saja matamu jelalatan ke dada kami."

"Aku ingin memastikan kalau pengobatan berjalan lancar," dalih Ranggaslawi.

"Modus."

"Kalau butuh kenapa tidak kau bawa tadi di kadipaten?"

"Itu kardus!"

Serbuan ke istana kadipaten adalah pertarungan terberat bagi mereka. Jumlah pemberontak terlalu banyak dan berilmu tinggi. Mereka tidak tahu apa yang terjadi kalau Jendral Perang terlambat datang bersama lima puluh tokoh istana.

Sekarang Adipati Bramantana sibuk mengurus korban tewas di alun-alun, sementara mereka pergi ke penginapan untuk menjalan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status