Share

154. Tak Semanis Ubi Bakar

"Edan! Betul-betul edan!"

Ki Gendeng Sejagat tertawa terbahak-bahak.

"Kau sudah mempengaruhi mereka dengan ilmu Selubung Khayali dan merubah wujud Pangeran Wikudara dengan ilmu Salin Rupa!"

"Tapi aku tidak bertanggung jawab kalau Ratu Singkawang murka! Semua itu idemu!"

"Itu urusanku! Tapi bukan urusanku kalau gusti ratu jatuh cinta sama menantu! Ia pasti tidak seganas itu kalau tahu siapa yang mencangkul sawahnya!"

"Ilmu itu jadi beban moral bagiku."

"Jangan bicara moral di Kadipaten Barat! Kau semakin jauh tertinggal!"

Dan semakin jauh untuk pulang ke istana, batin Cakra kelu. Ia ditunggu dua wanita, meski skandal dengan ibu mertua adalah kabar basi!

Ratu Nusa Kencana pasti tak percaya kalau joki semalam adalah suaminya sendiri!

"Hidup tak semanis ubi bakar," kata Cakra seraya mengambil ubi yang sudah matang di antara ranting yang membara. Saat itu mereka berada di dekat tugu terakhir di utara ngarai. "Gusti ratu minta bantuan Ratu Singkawang untuk menghukum diriku. Padahal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status