Share

148. Tambah Bumbu Secukupnya

Ketika kereta pedati dari kadipaten belum muncul sampai menjelang senja, Cakra terpaksa meminjam kereta wisata milik puteri mahkota untuk mengangkut tawanan.

"Sekalian kalian kukirim ke kota baru supaya tidak iri pemberontak mendapat fasilitas mewah," kata Cakra kepada Ranggaslawi dan Ranggaslawe.

"No no no," tolak Ranggaslawi. "Kopi mandheling menungguku."

"Pastry jengkol juga," tambah Ranggaslawe. "Aku sudah terlanjur pesan."

"Lalu siapa yang memandu sais ke kota baru? Mereka tidak tahu jalan. Kalian mau dihukum pipis berani membantah perintah pangeran?"

"Bukan hukum pipis," ralat Ranggaslawi. "Hukum picis."

"Oh, jadi kalian mau dihukum picis? Baik! Kalian akan dijadikan rica-rica untuk santapan kuda kereta! Yang pertama dijadikan rica-rica adalah perabot kalian!"

"Waduh!" Ranggaslawi langsung memegang benda pusakanya.

"Lagi pula, mereka pasti kesulitan melewati pos penjagaan di kota baru kalau kalian tidak ikut," ujar Bidasari. "Aku kirim tiga dayangku untuk teman perjalanan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status