Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 114. Istana Nusa Kencana

Share

114. Istana Nusa Kencana

Mereka melanjutkan perjalanan pagi-pagi sekali agar menjelang siang tiba di istana.

"Maksudnya apa menyuruh puteri gengges tidur bersamaku?" gerutu Dewi Anjani yang berkuda di samping Cakra.

"Kalian adalah sahabat," jawab Cakra. "Jadi jangan berantem terus. Aku ingin kalian mengingat masa lalu yang manis-manis, bukan yang pahit-pahit, agar apa yang sudah retak bisa diperbaiki."

"Gelas pecah tidak bisa kembali lagi."

"Rinjani berasal dari negeri sihir pasti bisa mengembalikan gelas pecah seperti semula."

"Ngerti majas nggak?"

"Nggak. Makanya aku ngomong begitu."

Mereka pasti kikuk tidur berdua satu kamar. Puteri Rinjani kelihatannya memiliki keinginan untuk berdamai. Barangkali ia menyadari betul suatu saat akan menjadi perempuan kedua. Padahal hingga detik ini Cakra belum menyediakan ruang di relung hatinya.

Cakra takut mereka kecewa.

"Aku baru tahu si Rinjani tidurnya kebluk banget," kata Dewi Anjani. "Ia masih tidur saat aku pergi."

"Ia biasa pulang larut malam. Jadi pasti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status