Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 116. Kasihan Gusti Puteri

Share

116. Kasihan Gusti Puteri

"Kalau kalian tidak suka petai sama jengkol, tidak apa-apa," kata Cakra. "Biar aku saja yang makan. Hitung-hitung melepas rindu sama Abah dan Ambu."

"Kami suka sekali, Tuan Muda," sahut Abimanyu. "Sepekan sekali, di rumah saya ada jengkol balado."

"Orang tuaku makan mentahnya."

"Mentahnya juga."

"Tapi kenapa kalian kelihatan resah?"

"Jengkol dan petai adalah lalap yang paling dibenci gusti ratu."

"Tuan Muda makin kehilangan simpati nantinya," kata Mahameru. "Saya lihat pada makan siang tadi Tuan Muda sudah kehilangan separuh perhatiannya."

"Bodo amat."

"Jika Tuan Muda kehilangan simpati, berarti gusti ratu tidak menginginkan Tuan Muda berada di istana. Tuan Muda bersama puteri mahkota akan tinggal di istana pengasingan."

"Jadi baginda ratu juga akan mengusir puterinya? Kejam sekali!"

"Gusti ratu tidak mengusir puteri mahkota, tapi Tuan Puteri pasti memilih tinggal bersama Tuan Muda."

"Apakah istana pengasingan sangat menakutkan?"

"Istana pengasingan berada di pesisir pantai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status