Share

Bab 49

Farhan sontak mematung dan terjatuh di tempat. Hidung dan telinganya berdarah. Dia tidak bernapas lagi.

Klang! Panci juga terjatuh. Obat yang dimasak oleh Maudy pun tumpah. Setelah merasa terkejut, orang-orang sibuk berlarian.

Semua ini terjadi terlalu mendadak. Tidak ada yang menyangka Farhan yang baik-baik saja akan disambar petir dan mati.

Dewi pun terperangah, lalu memandang jasad Farhan dan menangis histeris. Ketika mendengar gemuruh lagi, Dewi ragu-ragu sejenak sebelum mundur dan bersembunyi di dekat pilar.

"Putraku!" Wulan meratap dan hendak maju, tetapi Hidayat buru-buru menghentikannya. Dia memperingatkan, "Ibu, jangan sentuh Farhan! Dia baru disambar petir!"

Yang dikatakan Hidayat tidak salah. Masih ada petir yang terlihat di sekitar tubuh Farhan. Tanah di sekitar sampai hangus karena jasadnya.

Wulan sungguh getir. Dia membentak, "Hidayat, kamu kejam sekali! Adikmu disambar petir! Masa kamu berpangku tangan begini?"

Ekspresi Hidayat tampak lelah. Dia membiarkan Wulan memukuln
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status