Share

Bab 52

Sepanjang perjalanan ini, keluarga Hidayat telah bekerja keras, tetapi Wulan malah tidak menghargainya sama sekali.

"Teriak apaan? Ibu sedang marah, wajar saja dia memukulku." Wajah Hidayat tampak kaku. Bagaimanapun Wulan memarahinya, Hidayat tetap menggendongnya untuk mengikuti langkah gerombolan tersebut.

Sementara itu, jasad Farhan terpaksa ditinggalkan di kuil itu. Setelah keluar dari kuil, Petra bertanya, "Maudy, sekarang kita mau jalan ke mana?"

Maudy telah memeriksa kondisi medan sebelumnya, sehingga dia bisa memutuskan dengan tegas, "Kita ke lereng bukit di kedua sisi sungai. Meski bendungan runtuh, banjir nggak akan sampai ke kita." Vegetasi di sekitarnya cukup lebat dan di lereng bukit tidak ada risiko longsor.

Mengingat kematian tragis Farhan, Maudy merasa perlu menambahkan peringatan, "Semua orang usahakan ikuti aku. Jangan berdiri di tempat terbuka sambil berteriak, berjalanlah di bawah pepohonan, tapi jauhi pohon yang paling besar dan tinggi supaya nggak tersambar petir.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status