Share

Bab 54

Kayu yang lembap karena air hujan sangat sulit untuk dinyalakan. Maudy memasuki ruang penyimpanannya, lalu membuka market untuk membeli bensin dan menyiramnya ke kayu bakar tersebut.

"Wush!" Api langsung berkobar seketika.

Dafin membelalakkan matanya dengan kaget. "Kak Maudy hebat sekali!"

Laksmi juga berseru, "Syukurlah! Ada api!"

Melihat tong bensin itu, mata Ammar berbinar sekilas. Dia tahu bahwa benda itu pasti erat kaitannya dengan "rahasia" Maudy.

Maudy tidak terlalu peduli dengan tatapan Ammar yang menyelidikinya. Lagi pula, dia tidak akan bisa mengelabui Ammar. Jadi, dia hanya berkata, "Mau kupapah lebih dekat untuk keringkan bajumu dulu?"

Ammar mengangguk. Saat berdiri, dia tiba-tiba merasakan sensasi di kedua kakinya dan matanya membelalak terkejut. Namun, sensasi itu hanya berlangsung sesaat dan segera hilang. Dia tetap tenang, membiarkan Maudy memindahkannya lebih dekat ke perapian.

"Terima kasih."

"Sama-sama." Maudy melambaikan tangannya, lalu membawa tong bensin itu dan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status