Share

Bab 9

Author: Arif
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Seorang pria paruh baya berjalan mendekat dari kejauhan.

Dia mengenakan topi hitam dan seragam biru yang dipadu dengan rompi merah. Di bagian tengah rompi itu terdapat tulisan ‘Patroli’. Dia mengenakan sepatu bot, di pinggangnya juga bergantung sebilah golok.

Pria itu tidak terlalu tinggi, tetapi juga tidak pendek. Dia terlihat seperti orang cerdik pada umumnya.

Namun, kemunculannya langsung membuat seluruh Pasar Timur menjadi hening.

Semua amarah yang terukir di wajah setiap pedagang langsung sirna dan digantikan dengan seulas senyum menyanjung.

Pria paruh baya itu adalah petugas patroli Pasar Timur. Namanya Eko Makmur.

Status seorang petugas patroli tidak termasuk tinggi di ibu kota provinsi. Akan tetapi, para penduduk juga tidak berani menyinggungnya.

Di ibu kota provinsi, jabatan yang berpangkat tinggi adalah patih, pejabat sipil dan jenderal militer. Selebihnya yang tidak berpangkat adalah hakim, patroli, panitera dan sebagainya. Mereka biasanya disebut ‘pejabat’.

Meskipun para pejabat ini tidak berpangkat, mereka termasuk bagian pemerintahan dan bergaji tinggi. Posisi mereka biasanya dilanjutkan oleh anak-anak mereka.

Setiap pejabat memiliki puluhan bawahan yang membantu mereka menangani tugas dari pemerintah.

Para pejabat tidak memberi imbalan kepada anak buah mereka. Jadi, para bawahan ini harus mendapatkan keuntungan sendiri pada saat menjalankan tugas.

Keuntungan besar yang didapatkan para bawahan ini harus dibagikan kepada ‘pejabat’, sedangkan keuntungan kecil dapat dibagi oleh mereka sendiri.

Iwan adalah bawahan Eko. Tujuh puluh persen keuntungan yang didapatkan Iwan dari pedagang ikan akan dibagikan kepada Eko. Sementara 30% sisanya akan dibagi Iwan dengan delapan anak buahnya.

Saat melihat bawahannya tersungkur di lantai, Eko tidak langsung datang menghampiri mereka. Dia berdiri di tempat untuk mengamati mereka terlebih dahulu, lalu baru berjalan ke depan gerobak.

Tadi, Danu dan Doddy tidak merasa takut saat menghadapi sembilan preman. Namun, mereka malah langsung ketakutan saat melihat Eko.

Sony juga takut hingga gemetaran, sedangkan Hasan hanya mengerutkan keningnya tanpa mengatakan apa pun.

Wira mengerti kenapa mereka berempat bereaksi seperti itu.

Di mata para penduduk desa, mereka tidak mampu menyinggung hakim, patroli dan pejabat-pejabat kecil lain yang berhubungan dengan kantor pemerintahan daerah.

“Pak Eko!”

Begitu melihat bosnya datang, Iwan buru-buru mengadu, “Kamu harus membantuku menegakkan keadilan. Aku datang ke Pasar Timur untuk membeli ikan, tapi kelima orang ini malah memukuliku sampai begini. Cepat tangkap mereka ke pengadilan daerah!”

“Sembarangan!”

Doddy yang tidak sabaran sudah tidak bisa menahan diri. Dia langsung berkata, “Jelas-jelas kami yang datang untuk menjual ikan, tapi kamu malah mau memeras kami dengan meminta 20% keuntungan. Itu sudah lebih tinggi 10% dari pajak yang harus kami bayar! Sekarang, kamu malah fitnah kami lagi! Sepertinya aku harus menghabisimu hari ini!”

Begitu mendengar ucapan Doddy, Iwan langsung ketakutan dan bersembunyi di belakang Eko. Dia sudah merasakan kehebatan Doddy tadi.

Sebelum Doddy sempat bertindak, Danu pun menahannya.

Saat melihat situasi ini, tidak ada orang yang berani bersuara. Mereka hanya menatap Eko dalam diam.

Eko mengamati Wira, lalu bertanya, “Kamu itu pelajar?”

Wira mengangguk.

Eko pun bertanya lagi, “Kamu punya prestasi?”

Wira melaporkan nilanya, “Waktu di Tahun Makmur kedua, aku dapat peringkat ketiga!”

Lima tahun yang lalu, raja baru Kerajaan Nuala naik jabatan. Tahun jabatannya disebut ‘Tahun Makmur’.

Dua tahun setelah raja baru menjabat, pemilik tubuh sebelumnya mengikuti ujian sarjana yang menerima 20 orang pelajar dari provinsi kecil. Pemilik tubuh sebelumnya menduduki peringkat ketiga dalam ujian itu. Pada zaman ini, pelajar yang berprestasi memiliki beberapa hak istimewa.

“Ternyata kamu itu seorang cendekiawan. Aku Eko Makmur, petugas patroli dari pengadilan daerah.”

Eko yang tadinya terlihat serius pun tersenyum dan menyanjung Wira. Kemudian, dia langsung berbalik dan menampar Iwan.

Iwan langsung tercengang hingga tidak merasakan darah yang mengalir dari sudut mulutnya.

“Dasar preman! Beraninya kamu menindas seorang cendekiawan! Hari ini, aku bakal bawa kamu ke pengadilan daerah supaya kamu dihukum!”

Eko pun langsung menyeret Iwan pergi. Preman-preman lainnya juga mengikuti mereka dengan patuh.

“Bukannya Iwan itu bawahan Eko? Kenapa Eko malah menangkapnya?”

“Soalnya yang Iwan ganggu itu seorang cendekiawan. Eko pasti takut cendekiawan itu menghukum keluarga mereka habis jadi pejabat tinggi. Jadi, dia pura-pura menghukum Iwan dulu!”

“Ah! Ternyata pemuda itu seorang cendekiawan! Tapi kenapa dia jadi pedagang?”

“Memangnya tadi kamu nggak dengar? Dia punya utang!”

Begitu Eko pergi, suasana di Pasar Timur menjadi ramai kembali.

Wira masih sedikit tertegun. Dia tidak menyangka ternyata reputasinya sebagai seorang pelajar cukup berguna juga.

Setelah tersadar dari keterkejutan, mereka berlima pun mulai menjual ikan.

Eko menyeret Iwan keluar dari Pasar Timur. Setelah keluar dari Pasar Timur, dia pun menendang Iwan lagi.

Iwan langsung berdiri dan buru-buru menyanjung Eko, “Pak Eko, dia cuman seorang pelajar, masih belum jadi sarjana. Perjalanannya untuk menjadi pejabat masih jauh! Kenapa kita harus takut padanya ....”

Sebelum Iwan menyelesaikan kalimatnya, Eko menamparnya lagi. “Dasar tolol! Dia sudah terpilih menjadi pelajar di usia 15 tahun, itu berarti dia sangat berbakat! Orang seperti ini cepat atau lambat pasti bakal jadi sarjana. Kalau sudah jadi pejabat besar, dia pasti bisa dengan gampang menghukummu! Orang paling mengerikan di dunia ini adalah cendekiawan! Cuman orang bodoh kayak kalian yang merasa cendekiawan itu mudah ditindas!”

Anak yang tidak sabaran itu bisa menghajar sembilan orang sendirian. Dia jelas adalah orang yang berlatih bela diri. Orang yang menarik anak yang tidak sabaran itu juga pasti jauh lebih hebat darinya.

Orang yang paling mengerikan adalah pria paruh baya yang memiliki tatapan tajam itu. Aura yang dipancarkannya bahkan lebih mengerikan dari seorang algojo. Dia pasti juga bukan orang biasa.

Jika Eko ingin menghadapi ketiga orang itu, dia juga belum tentu berhasil bahkan dengan mengerahkan seluruh anak buahnya. Bisa gawat jika masalah ini jadi besar dan diketahui pemimpin kabupaten.

Sebagai pejabat kecil, Eko paling jelas orang seperti apa yang bisa ataupun tidak bisa disinggung.

Setelah mendengar ucapan Eko, Iwan buru-buru berkata sambil tersenyum, “Pak Eko benar! Tapi gimana kalau kelak mereka masih terus berjualan ikan di Pasar Timur? Kita nggak boleh kehilangan keuntungan sebesar ini!”

“Tentu saja nggak boleh!”

Eko memicingkan matanya, lalu berkata, “Hari ini, kamu sudah dikalahkan mereka, kamu nggak bakal bisa menekan para pedagang itu lagi. Untuk sementara, ganti bos saja dulu. Nanti kalau ada kesempatan, kamu boleh menjabat lagi. Nggak perlu ambil keuntungan dari kelompok cendekiawan itu, tapi suruh mereka jangan umbar-umbar hal ini ke orang lainnya.”

Eko merasa orang-orang ini pasti sudah berusaha keras untuk menangkap segerobak ikan itu.

Lagi pula, cuacanya sudah makin dingin, ikan juga akan makin sulit ditangkap. Jadi, Eko merasa tidak mengambil keuntungan dari mereka juga tidak akan merugikan dirinya.

“Baik, Pak Eko!”

Iwan menunduk dengan tidak rela. Bos yang sudah turun pangkat mana mungkin bisa naik pangkat lagi.

Lagi pula, bos pengganti juga tidak begitu mudah dicari.

...

“Tiga belas ribu tujuh ratus enam puluh gabak!”

Ikan yang masih hidup sangat mudah dijual. Belum sampai dua jam, ikan di gerobak mereka hanya tersisa dua ekor yang besar dan sepuluh ekor yang kecil. Itu juga merupakan penghasilan bersih yang mereka dapat setelah membayar pajak.

Ini adalah pertama kalinya Sony, Danu dan Doddy melihat uang yang begitu banyak dalam hidup mereka. Mata mereka langsung berbinar.

Namun, Hasan malah menggeleng sambil mengerutkan keningnya. “Jumlah yang kita dapat ini masih belum setengah dari 40 ribu gabak!”

Ketiga orang itu langsung tersadar dan berkata dengan cemas, “Jadi gimana? Kita sudah nggak sempat tangkap ikan lagi. Hari ini hari terakhir bayar utang!”

Wira juga tersenyum masam. Dia awalnya mengira penjualan ikan yang masih hidup paling tidak bisa menghasilkan 20-30 ribu gabak. Alhasil, harga penjualan di Kerajaan Nuala masih belum mencapai harapannya.

“Cuman bisa pinjam uang dulu!” Hasan menghela napas, lalu berkata, “Aku masih punya 3.000 gabak. Kalau kita pinjam sama para kerabat, seharusnya bisa terkumpul sepuluh ribu gabak!”

Penduduk desa sangat miskin, tidak banyak orang yang bisa mengumpulkan 3.000 gabak.

Sony berkata sambil menggertakkan giginya, “Coba aku cari Kak Surya buat pinjam uang. Sekarang, kita sudah punya teknik rahasia tangkap ikan. Biarpun kita nggak kasih tahu mereka caranya, asalkan kita bisa menjanjikan sedikit keuntungan, dia mungkin bisa pinjamin sekitar 5.000-6.000 gabak!”

“Dengan begitu juga masih kurang 10 ribu gabak!”

Danu menatap Wira dan berkata, “Kak Wira, gadai saja gelang Kakak Ipar! Kita sudah punya teknik rahasia tangkap ikan. Kita bisa dapatkan kembali gelangnya dalam beberapa hari dengan membayar tambahan sedikit bunga.”

“Nggak perlu, aku masih punya cara lain!”

Wira menggeleng, lalu lanjut berkata, “Sekarang, kalian ke Pasar Selatan dan beli barang-barang yang kusuruh kalian beli pakai uang ini. Habis itu, pergi ke ‘Toko Besi Keluarga Salim’ di Pasar Utara untuk cari aku.”

Dari awal, Wira memang tahu dia tidak bisa mendapatkan 40 ribu gabak dari hasil menangkap ikan sehari.

Setelah mendengar Wira ingin membeli barang, keempat orang itu langsung terkejut.

Sony berkata dengan bingung, “Paman Hasan, lihat! Uang membayar utang sudah nggak cukup, tapi Wira malah mau belanja lagi. Apalagi semua yang dia suruh beli itu makanan, pakaian dan barang sekunder lain yang nggak penting. Dia mulai boros lagi!”

Ucapan Sony membuat Doddy marah. “Sony! Dasar nggak punya hati nurani! Kak Wira sudah membelikanmu dan Kakak pakaian dan sepatu, tapi kamu malah mengatainya!”

Sony mengeluh, “Aku cuman khawatir dia nggak bisa bayar utang!”

Danu yang dewasa pun berkata, “Ayah, kenapa Kak Wira membelikanku dan Sony pakaian yang serupa?”

Hasan menjawab, “Ikuti saja kata Wira. Dia itu orang yang punya banyak ide. Dia menyuruh kita melakukan ini pasti ada artinya. Patuhi saja perintahnya!”
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Khafidz Fadli
kwkwkwkwkok
goodnovel comment avatar
Janice
petugas patroli pasar, satpol pp dong ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 10

    Wira tiba di Toko Besi Keluarga Salim di Pasar Utara. Ini adalah toko besi paman pemilik tubuh sebelumnya.Saat berumur sekitar 10 tahun, pemilik tubuh sebelumnya tinggal di rumah pamannya ini untuk belajar.Istri pamannya sudah meninggal saat persalinan. Jadi, paman dan putrinya hanya bisa bergantung pada satu sama lain. Mereka bersikap sangat baik terhadap pemilik tubuh sebelumnya.Namun, pamannya menentang pernikahan pemilik tubuh sebelumnya dengan Wulan tiga tahun yang lalu.Bagaimanapun juga, ada rumor bahwa keluarga Linardi akan dilenyapkan. Pamannya khawatir pemilik tubuh sebelumnya akan terlibat masalah.Akan tetapi, pemilik tubuh sebelumnya malah tidak mendengar nasihat pamannya. Alhasil, hubungan mereka pun menjadi dingin.Saat menikah, pemilik tubuh sebelumnya bahkan tidak mengundang pamannya. Selama tiga tahun terakhir, dia juga tidak pernah mengunjungi pamannya.Saat tiba di depan toko besi yang tidak asing itu, Wira pun berjalan masuk.“Siapa?” Terdengar suara seseorang

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 11

    Lestari dan Suryadi buru-buru keluar. Mereka melihat Wira mengangkat panci itu, lalu menuangkan campuran cairan gula dan lumpur kuning ke dalam corong yang dilapisi jerami.“Ayah, lihat!” ujar Lestari dengan cemberut.Suryadi juga melihat situasinya dengan kaget.Larutan gula itu mengalir turun melalui corong dan mulai terpisah.Tidak lama kemudian, bagian atas mengkristal menjadi gula putih, bagian tengah membentuk gula cokelat dan bagian paling bawah adalah ampas gula mentah.“Gula cokelat dan gula putih!” seru Lestari dengan terkejut.Harga gula mentah paling murah, 100 gabak per setengah kilo, sedangkan harga gula cokelat 300 gabak per setengah kilo. Di pasar, belum ada yang menjual gula putih.Perbandingan warna lapisan gula itu adalah 50% gula putih, 30% gula cokelat dan 20% ampas gula mentah.Dengan perbandingan seperti itu, gula cokelat yang didapat sudah bisa menutupi modal gula mentah. Sementara penjualan gula putih sudah benar-benar murni keuntungan.Suryadi, Hasan, Danu dan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 12

    Kusir mengeluarkan sebuah balok penumpu dan menyuruh Lestari turun terlebih dahulu. Kemudian, dia baru memapah Wira untuk turun dari kereta. Danu dan Sony mengeluarkan dua kotak cendana dari dalam kereta.Saat melihat keempat orang itu memasuki toko, pegawai toko pun menyambut mereka dengan ramah, “Tuan, apa yang bisa aku bantu?”Setelah melihat reaksi pegawai toko, Danu dan Sony langsung mengerti maksud Wira menyuruh mereka berganti pakaian.Tadi pagi saat mereka berempat mau membeli barang, mereka bahkan sudah diusir terlebih dahulu sebelum mengatakan apa-apa. Sekarang, setelah melihat pakaian mereka, pegawai toko malah langsung bersikap sangat ramah.Wira berkata dengan penuh percaya diri, “Aku datang untuk cari pemilik toko, suruh dia keluar!”“Namaku Hendra Sutedja. Siapa namamu? Untuk apa kamu kemari?”Hendra Sutedja, tuan ketiga keluarga Sutedja yang gemuk itu berjalan turun dari lantai dua. Dia mengamati Wira terlebih dahulu, lalu melirik Lestari, Danu dan Sony. Kemudian, seula

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 13

    “Simpan uangnya!”Wira sama sekali tidak melirik uang di dalam kotak itu. Dia langsung bangkit dan melambaikan tangannya. “Transaksi kita sudah selesai. Aku pamit dulu!”Danu menerima kotak itu, sedangkan Lestari dan Sony berjalan di belakangnya.“Wira, tunggu dulu!” Hendra langsung mengejarnya dan bertanya, “Kapan kamu bisa sediakan gula kristal ini lagi?”“Itu tergantung keberuntunganku!” Wira berkata sambil mengangkat alisnya, “Gula kristal pada dasarnya memang langka. Pedagang dari Wilayah Barat harus melalui wilayah bangsa Agrel sebelum sampai di Kerajaan Nuala, sedangkan wilayah bangsa Agrel sangat berbahaya. Entah kapan mereka bakal datang lagi. Mungkin tiga bulan, mungkin juga setahun. Jadi, aku juga nggak bisa pastikan waktunya.”“Oh!” Hendra berkata dengan hormat, “Kulihat kamu sangat berwibawa, kamu pasti berasal dari keluarga besar, ‘kan? Apa kamu itu anak keluarga Darmadi dari Kota Nagari?”Kota Nagari juga merupakan kota pusat pemerintahan. Jaraknya sekitar 150 kilometer

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 14

    Dalam perjalanan pulang, Hasan menarik gerobak di depan, sedangkan Danu mengawal di belakang. Doddy dan Sony sedang berjalan sambil mengobrol, sementara Wira tidur di atas gerobak. Dia sudah tidak tahan begadang dari semalam.Doddy berkata dengan semangat, “Kak Sony, coba cerita sekali lagi gimana Kak Wira menjual gulanya.”“Doddy, aku sudah cerita berkali-kali! Tenggorokanku sudah mau sakit!”Sony pun menunduk dan bermain dengan bajunya.“Ya sudah kalau nggak mau cerita lagi. Tapi kelak, panggil aku Zabran! Itu nama yang diberi Kak Wira untukku!” ujar Doddy dengan serius.Sony mengangkat lengan bajunya sambil berkata, “Zabran, kenapa kamu nggak ganti baju baru? Baju ini nyaman banget, lho!”Setelah meninggalkan Toko Gula Keluarga Sutedja, Wira pun berbelanja banyak. Semua orang mendapatkan dua set pakaian dan sepatu baru.Doddy melirik ke arah ayahnya yang sedang menarik gerobak. Baju baru harus disimpan sampai Tahun Baru, mana mungkin Doddy berani langsung memakainya seperti Sony. Ji

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 15

    Namun, pintunya tetap tidak terbuka setelah didobrak.Budi melambaikan tangannya sambil berkata, “Jangan dobrak lagi, sudah ditahan dari dalam. Panjat dinding saja!”Keempat bawahan itu pun berhenti mendobrak. Kemudian, mereka mulai bertumpu pada satu sama lain untuk memanjat dinding rumah Wira. Setelah melompat masuk, bawahan itu pun membukakan pintu dari dalam agar Budi bisa masuk.Setelah melihat Budi masuk ke rumahnya, Wulan langsung berlari ke ruang utama dengan panik.Budi melangkah dengan santai sambil berkata, “Cantik, suamimu sudah kabur, tapi kamu masih begitu setia padanya. Bukannya lebih baik hidup bersamaku yang penyayang?”“Suamiku nggak kabur! Dia pasti pulang untuk bayar utang! Kamu jangan macam-macam!”Wulan menyeret meja di dalam ruang utama untuk menahan pintu.“Apa bagusnya si Pemboros itu hingga kamu begitu setia padanya?”Budi memberi isyarat pada bawahannya, lalu dua bawahannya langsung mendobrak pintu.Saat pintu didobrak, Wulan yang sedang menahan meja juga ter

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 16

    Menurut aturan Kerajaan Nuala, batas terakhir membayar utang itu di tengah malam.Apa yang sudah dilakukan Budi?Wira memang tidak melihat apa yang sudah terjadi. Namun, saat melihat pintu aula utama yang roboh, Wulan yang berlinang air mata, tangannya yang bengkak dan memar, pisau dan gunting yang ada di tangan anak buah Budi serta para kerabat yang memegang tongkat kayu, Wira langsung mengerti apa yang terjadi.“Suamiku!”Saat semua anak buah Budi sedang lengah, Wulan mengambil kesempatan untuk berlari keluar dari aula utama. Dia langsung melemparkan diri ke dalam pelukan Wira dan menangis tersedu-sedu.“Jangan takut, aku sudah pulang!”Wira mengelus rambut panjang Wulan sambil menghiburnya. Kemudian, dia mengangkat tangan Wulan yang bengkak dan memar sambil bertanya, “Masih sakit?”“Nggak sakit lagi!”Meskipun Wulan masih merasa tangannya sangat sakit, dia tetap memaksakan seulas senyum. Saat melihat semua warga desa yang menatap mereka, Wulan buru-buru bersembunyi di belakang Wira

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 17

    Cahaya matahari terbenam menyinari uang emas itu hingga terlihat sangat berkilau.Budi memungut uang emas itu, lalu menggosoknya ke baju sebelum menggigitnya. Kemudian, ekspresinya pun bertambah muram. “Dari mana kamu mendapatkannya!”Sebatang uang emas sudah bernilai 100 ribu gabak. Ditambah dengan uang perak dan koin perunggu, totalnya sudah 180 ribu gabak. Kenapa Wira bisa punya begitu banyak uang?!“Kamu nggak perlu tahu!” Wira langsung menjawab dengan ketus, “Aku cuman mau tanya, itu emas apa bukan?”Para warga dusun juga menatap Budi.Wira sudah memberikan semua yang Budi minta, mereka mau tahu bagaimana rentenir ini mau mencari alasan lagi.“Emas ini agak keras, pasti sudah dicampur dengan perunggu. Aku cuman terima emas murni!”Budi mengabaikan bekas gigitannya di batang emas, lalu mencari alasan lain untuk menolak.“Dicampur perunggu? Hei! Memangnya gigimu begitu kuat sampai bisa meninggalkan bekas gigitan di perunggu? Kenapa kamu begitu nggak tahu malu?”Amarah semua warga du

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2742

    "Dengan begitu, Wira bias mengikuti petunjuk itu dan perlahan-lahan pasti akan menemukan dalang di balik semua itu," kata Gina.Kresna tenggelam dalam renungannya, bertanya-tanya apakah semuanya seperti yang dikatakan Gina. Dengan kata lain, berarti Wira hanya ingin dia naik takhta untuk menjadikannya sebagai boneka di tangan Wira saja. Jika itu terjadi, Kerajaan Agrel akan menjadi milik Wira dan mereka terpaksa meninggalkan Provinsi Ladu.Saat ini, dua dari sembilan provinsi sudah berada di tangan Wira. Jika Kerajaan Beluana berhasil dihancurkan, Wira akan menjadi penguasa nomor satu di dunia ini. Pada saat itu, Wira akan menduduki posisi tertinggi sepenuhnya. Saat memikirkan itu, Kresna merasa ini benar-benar sebuah transaksi yang menguntungkan Wira."Ternyata begitu. Setelah mendengar penjelasanmu, sekarang aku akhirnya mengerti apa yang sedang dipikirkan Wira. Kamu ini benar-benar orang kepercayaanku. Sepertinya keputusanku dulu untuk membiarkanmu tetap berada di sisiku adalah lang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2741

    "Biar aku pikirkan baik-baik lagi," jawab Kresna yang tidak menolak niat baik Wira, tetapi dia juga tidak langsung menyetujuinya. Hal ini memang harus dipertimbangkan, tetapi masih ada hal lain yang lebih layak untuk dipertimbangkan. Jika dia menolak Wira sekarang, mungkin dia tidak akan bisa membawa Dahlan kembali seumur hidupnya.Jika gagal menyelesaikan tugas, Kresna berpikir Senia pasti akan menyulitkannya saat dia kembali nanti. Senia memiliki kekuatan militer yang absolut, ini adalah kekuatan yang tidak bisa dilawannya. Di tengah zaman yang kacau ini, melindungi diri sendiri adalah hal yang paling penting. Mengenai ambisi besarnya, dia hanya bisa perlahan-lahan mencari kesempatan untuk mewujudkannya."Gina." Setelah Wira pergi, Kresna menatap ke arah sudut ruangan dan memanggil dengan tenang.Seorang wanita yang mengenakan jubah hijau keluar dan berdiri di depan Kresna dengan hormat. Dia adalah seorang ahli yang dilatih di Pasukan Bayangan dan juga satu-satunya ahli wanita di pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2740

    Senia terus memikirkan cara untuk melemahkan kekuasaan Kresna. Kali ini, tindakan Senia yang mengutusnya sudah cukup untuk membuktikan bahwa akan ada perubahan yang terjadi. Inilah hal yang paling dikhawatirkan Kresna.Wira terkekeh-kekeh dan membalas, "Boleh saja. Aku bisa menghargai permintaanmu ini. Kamu boleh membawa Dahlan pergi nanti. Kalau masalah Desa Damaro, aku bakal membantu kalian mengurusnya. Aku nggak bakal membiarkan mereka mencari masalah dengan kalian."Kresna merasa senang. Dia tidak menyangka semuanya akan berjalan selancar ini. Apa mungkin terjadi sesuatu pada Wira? Jika tidak, mana mungkin dia berubah pikiran secepat ini?Wira meneruskan, "Aku mengambil inisiatif untuk mencarimu karena ada yang ingin kubahas. Aku rasa kamu bakal sangat tertarik dengan tawaranku.""Tawaran?" Kresna menatap Wira dengan bingung. Memangnya keuntungan apa yang bisa Wira dapatkan dari dirinya?Wira menyahut, "Ya, ada penawaran besar. Kamu adalah orang yang paling cocok untuk penawaran in

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2739

    "Yang Mulia, Tuan Wira datang ...." Pria itu terbata-bata dan tampak ketakutan. Pada saat yang sama, dia mundur dua langkah.Seketika, Wira muncul di hadapan Kresna. Ternyata itu benar-benar Wira! Kresna tak kuasa termangu. Dia tidak bodoh. Kresna tahu Wira sengaja bersembunyi darinya. Siapa sangka, Wira malah tiba-tiba muncul sekarang. Situasi macam apa ini?"Raja Kresna, lama nggak ketemu. Belakangan ini aku sangat sibuk, makanya aku pergi tanpa berpamitan. Kamu nggak keberatan, 'kan?" ucap Wira.Wira melirik pria berpakaian hitam di samping, lalu langsung berjalan masuk dan duduk. Sikap santainya ini terlihat seolah-olah dia sedang pulang ke rumahnya. Suasana pun tidak terlalu canggung.Kresna membalas, "Mana mungkin aku keberatan? Sebagai pemimpin, kamu pasti sibuk karena ada banyak masalah yang terjadi belakangan ini. Aku sudah merasa sangat terhormat karena kamu masih ingat padaku."Wira tak kuasa merasa lucu melihat penampilan Kresna yang bermuka dua. Namun, dia tetap berpura-p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2738

    "Tuan, kenapa kamu kembali?" Begitu Wira tiba di depan pintu, Danu kebetulan keluar dan menabraknya. Tatapannya dipenuhi kebingungan. Bukannya Wira berniat untuk bersembunyi? Kenapa malah kembali?"Di mana Raja Kresna? Aku mau ketemu dia," ujar Wira langsung.Sepertinya, orang yang paling khawatir selama beberapa waktu ini adalah Kresna, 'kan? Jika Kresna tahu dirinya kembali, Kresna pasti akan langsung menemuinya. Tidak perlu Wira repot-repot mencarinya."Dia di kamar. Dia cukup tenang beberapa hari ini kok. Tapi, kudengar dia terus mencari jejakmu," timpal Danu.Wira mengangguk. "Kalau begitu, aku temui dia dulu."Apa aku perlu ikut?" Danu mencemaskan keselamatan Wira.Wira terkekeh-kekeh sebelum menyahut, "Nggak usah. Aku bukan mau berkelahi dengannya kok. Cuma ada hal penting yang harus dibahas. Tapi, aku memang butuh bantuan kalian."Tiba-tiba, muncul sesosok di benak Wira.Danu berkata, "Katakan saja kalau butuh bantuan. Nggak usah sungkan-sungkan padaku.""Aku mau informasi tent

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2737

    Setelah langit berangsur terang, Wira baru berbaring di meja dan tertidur lelap. Tubuhnya dipenuhi bau alkohol.Setelah Huben pergi, Wira terus menyendiri di ruang tamu. Dia minum tanpa henti karena hatinya kurang nyaman.Wira tidak ingin curhat kepada siapa pun. Dia mungkin akan merasa nyaman setelah curhat, tetapi orang lain mungkin akan merasa tertekan.Beberapa hal memang seharusnya dihadapi sendirian, seperti hubungannya dengan Senia. Demi kedamaian dunia, apa maknanya teman lama, apalagi mereka dari suku yang berbeda?Wulan memasuki ruang tamu dengan hati-hati, lalu meletakkan jaket di punggung Wira. Gerakannya pelan, tetapi Wira tetap terbangun.Wira bergerak sedikit, lalu perlahan-lahan bangkit. Lengannya terasa agak kebas."Kenapa nggak tidur lagi? Masih terlalu pagi," ucap Wira dengan lembut sambil berbalik dan memeluk Wulan.Wulan menggeleng dan menimpali, "Kamu juga nggak tidur. Gimana bisa aku tidur nyenyak?""Kemarin kamu dan Tuan Huben mengobrol lama sekali. Sepertinya T

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2736

    Wira tersenyum getir. Sekalipun Huben tidak mengatakannya, dia tetap memahami prinsip ini. Keamanan para rakyat tentu lebih penting dari kebahagiaan sendiri. Mungkin, ini alasan mengapa Wira tidak ingin menjadi raja.Begitu menjadi raja, Wira hanya akan bertambah repot. Dia tidak akan punya waktu untuk diri sendiri dan istri-istrinya. Wira adalah orang yang menyukai kebebasan. Jika dibandingkan dengan kekuasaan, dia lebih mementingkan kebebasan!"Oke, aku bakal kembali ke Provinsi Yonggu malam ini juga. Sudah saatnya aku bicara dengan Raja Kresna," ucap Wira.Begitu mendengar nama ini, Huben terkejut. "Raja Kresna? Dia lagi di Provinsi Yonggu?""Benar sekali." Wira mengangguk. "Kenapa? Kamu juga tahu Raja Kresna?""Mana mungkin aku nggak tahu." Huben memegang janggutnya sambil meneruskan dengan pelan,"Di Kerajaan Agrel, ada 3 orang yang memegang kekuasaan paling besar. Raja Kresna adalah salah satunya. Selain itu, dia punya kekuasaan militer terbesar!""Orang ini bukan pengangguran sep

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2735

    Cara yang satu terlalu berisiko, cara yang satu lagi terlalu lambat. Semua ini bukan solusi yang sempurna.Namun, tidak peduli bagaimana Wira memutar otaknya, dia tidak bisa terpikir akan cara ketiga. Sementara itu, Huben masih punya cara terakhir. Wira tentu ingin mendengarnya. Mungkin, cara ini adalah cara yang terbaik untuk mengatasi masalah."Cara terakhir adalah berinisiatif menyatakan perang. Jika ingin mengatasi masalah internal, kita harus mengalihkan target kepada orang lain. Tapi, semua ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ketahuan. Dengan kata lain, harus ada yang menjadi kambing hitam supaya nama baik kita nggak tercoreng."Meskipun strategi ini merugikan orang lain, harus diakui bahwa ini adalah metode terbaik. Wira sama sekali tidak terpikir akan cara ini sebelumnya. Setelah diperingatkan oleh Huben, Wira baru tersadarkan. Huben memang genius!"Tuan Wira, aku sudah memberitahumu semua solusi yang terpikirkan olehku. Gimana menurutmu?" tanya Huben.Wira mengetuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2734

    "Tuan Huben, aku paling suka bicara dengan orang pintar sepertimu. Seharusnya kamu sudah tahu isi pikiranku, 'kan?" ujar Wira.Berbicara dengan orang cerdas tidak perlu bertele-tele. Kadang, mereka bisa memahami maksud seseorang tanpa perlu diungkapkan.Ini juga alasan kenapa Wira begitu menyukai Huben. Bahkan, Wira sampai menyerahkan markas utamanya untuk dikelola Huben. Bisa dilihat betapa besarnya kepercayaan Wira terhadap Huben."Aku tahu." Huben mengembuskan napas panjang. "Aku tentu tahu posisimu sedang sulit. Harus ada pengorbanan yang dibuat untuk mengatasi masalah ini. Bahkan, kelak mungkin akan ada masalah yang terjadi karena keputusan yang dibuat sekarang.""Tapi, ada juga keuntungannya. Kalau kita menggunakan kas negara untuk membantu para rakyat, kalau suatu hari terjadi perang dan keuangan kita belum pulih, para rakyat nggak mungkin mengabaikan begitu saja.""Tuan Wira, sekarang reputasimu sudah tercoreng. Kudengar banyak orang yang menyebarkan rumor di luar sana untuk me

DMCA.com Protection Status