Share

Bab 12

Author: Arif
last update Last Updated: 2023-05-19 13:40:05
Kusir mengeluarkan sebuah balok penumpu dan menyuruh Lestari turun terlebih dahulu. Kemudian, dia baru memapah Wira untuk turun dari kereta. Danu dan Sony mengeluarkan dua kotak cendana dari dalam kereta.

Saat melihat keempat orang itu memasuki toko, pegawai toko pun menyambut mereka dengan ramah, “Tuan, apa yang bisa aku bantu?”

Setelah melihat reaksi pegawai toko, Danu dan Sony langsung mengerti maksud Wira menyuruh mereka berganti pakaian.

Tadi pagi saat mereka berempat mau membeli barang, mereka bahkan sudah diusir terlebih dahulu sebelum mengatakan apa-apa. Sekarang, setelah melihat pakaian mereka, pegawai toko malah langsung bersikap sangat ramah.

Wira berkata dengan penuh percaya diri, “Aku datang untuk cari pemilik toko, suruh dia keluar!”

“Namaku Hendra Sutedja. Siapa namamu? Untuk apa kamu kemari?”

Hendra Sutedja, tuan ketiga keluarga Sutedja yang gemuk itu berjalan turun dari lantai dua. Dia mengamati Wira terlebih dahulu, lalu melirik Lestari, Danu dan Sony. Kemudian, seulas senyum ramah muncul di wajahnya.

Setelah melihat pakaian mereka yang bagus, Hendra langsung merasa Wira berasal dari keluarga yang sekaya keluarga Sutedja.

“Namaku Wira. Pak Hendra, dengar-dengar kamu itu pedagang makanan manis yang paling berpengalaman di Kabupaten Uswal. Aku punya sedikit barang langka. Entah kamu pernah lihat apa nggak.”

Sebelum menunggu Hendra mempersilakannya duduk, Wira sudah langsung duduk.

Sony menuruti perintah Wira untuk meletakkan kotak cendana yang dia pegang di atas meja, lalu kembali ke tempatnya.

Setelah itu, Lestari pun maju dan membuka kotak cendana itu. Saat mengangkat sapu tangan yang menutupi kotak itu, dia membatin, ‘Kak Wira ngapain sih? Kenapa nggak langsung suruh Sony buka? Lagian, apa kegunaan sapu tangan ini.’

Saat Lestari melangkah ke samping, Hendra yang melihat gula putih di dalam kotak itu langsung terkejut. Dia buru-buru melangkah maju dan berseru, “Ke ... kenapa kamu bisa punya begitu banyak lapisan gula?”

Pada saat merebus gula mentah, kadang-kadang bisa terbentuk lapisan gula. Namun, jumlahnya hanya sedikit. Di dalam kotak cendana yang sebesar ini, ada sekitar 4-5 kilogram lapisan gula. Hendra sangat penasaran dari mana Wira mendapatkannya.

“Pak Hendra, itu bukan lapisan gula, melainkan gula kristal dari Wilayah Barat!”

Wira memutar matanya, seolah-olah sedang menghadapi orang desa, “Coba saja!”

Lestari membelalakkan matanya. Dia sangat terkejut saat melihat Wira yang mampu berbohong dengan begitu baik. Siang tadi, Wira baru memberi tahu mereka bahwa itu adalah gula putih. Sekarang, dia malah memperkenalkannya sebagai gula kristal dari Wilayah Barat kepada Pak Hendra.

Lestari merasa tindakan Wira sangat mengesalkan dan sombong. Sementara Danu dan Sony tetap terlihat cemberut sesuai perintah Wira.

“Gula kristal dari Wilayah Barat!” Pak Hendra dengan hati-hati mengambil sedikit gula untuk mencicipinya. Setelah itu, matanya langsung berbinar.

Gula ini jauh lebih manis daripada gula cokelat dan juga terlihat jernih, memang cocok disebut sebagai ‘gula kristal’.

Jika ada yang bisa memasok gula kristal untuk Hendra, dia bisa menjadi pedagang gula terbesar di Provinsi Jawali.

Meskipun sangat menginginkannya, Hendra tetap berkata dengan tenang, “Apa kamu membawa gula kristal ini ke Toko Gula Keluarga Sutedja supaya aku bisa membantumu menjualnya? Tapi ini masih belum akhir tahun, bisnis gula masih belum begitu lancar.”

Dari pengalaman berdagangnya selama ini, Hendra tahu bahwa dia tidak boleh bersikap terlalu antusias meskipun sangat menginginkan sesuatu. Jika tidak, penjual akan menaikkan harganya. Sebaiknya dia berpura-pura untuk tidak menginginkannya. Jadi, orang lain yang akan memohon padanya. Dengan begitu, dia bisa mendapatkan keuntungan besar.

“Pak Hendra, bukan begitu. Aku cuman datang buat tanya harga, lalu aku masih mau pergi tanya pada Pak Saul. Habis pulang ke kota pusat pemerintahan, aku baru bakal buat keputusan!”

Wira membuka kipasnya, lalu bangkit. “Kalau Pak Hendra nggak mau, aku pamit dulu! Ayo, kita pergi ke Toko Gula Keluarga Wibowo!”

Saat melihat sandiwara Wira, Lestari pun tersenyum kecil. Dia merasa akting Wira sangat bagus. Jelas-jelas dia berasal dari Dusun Darmadi, tetapi malah mengatakan bahwa dirinya berasal dari kota pusat pemerintahan.

Lagi pula, sekarang dia punya utang 40 ribu gabak dan harus segera menjual gula agar bisa bayar utang. Namun, dia malah bertindak seolah-olah tidak mau menjualnya. Sementara Hendra, dia jelas-jelas sangat menginginkan gula ini, tetapi malah berpura-pura tidak menginginkannya.

Mereka berdua sama liciknya!

Setelah mendengar ucapan Wira, Sony buru-buru maju dan menutup kotak cendana. Kemudian, dia mengangkat kotak itu dan bersiap-siap untuk pergi.

Sebelum datang, Wira sudah berpesan kepada mereka untuk langsung mengikuti apa pun perintahnya.

“Haish, Wira, aku toh nggak bilang nggak mau!” Hendra langsung menahan Wira dan berkata, “Aku bakal beli gula kristal ini 1.000 gabak per setengah kilo.”

Keluarga Wibowo juga menjual gula. Jika mereka mendapatkan gula kristal ini, bisnis mereka pasti menjadi jauh lebih baik daripada bisnis keluarga Sutedja.

Setelah mendengar ucapan Hendra, Lestari mendengus dalam hati. Tadi, dia yang mengestimasikan harga itu. Ternyata gula ini memang bisa terjual dengan harga setinggi itu!

“Seribu gabak?” Wira melirik Hendra dengan tatapan merendahkan, lalu berkata dengan cemberut, “Minggir!”

“Wira, aku salah! Gimana kalau 1.500 gabak? Nggak ... Gimana kalau ... 2.500 gabak?”

Hendra tersenyum sambil menaikkan harga. Saat melihat Wira masih tidak memedulikannya dan hendak pergi, dia pun berseru, “Baik, Wira. Aku nggak bakal dapat keuntungan. Anggap saja kita berteman, aku kasih 3.000 gabak per setengah kilo.”

Lestari memandang kejadian ini dengan gugup. Dia berharap Wira langsung setuju karena 3.000 gabak sudah lebih tinggi tiga kali lipat dari perkiraannya.

Danu dan Sony juga sedikit lemas setelah mendengar harganya.

Meskipun penduduk desa bercocok tanam dengan susah payah selama setahun, mereka juga tidak mungkin bisa menghasilkan 3.000 gabak. Namun, gula putih yang dihasilkan Wira ini malah bisa dijual 3.000 gabak per setengah kilogram.

“Aku nggak layak berteman sama Pak Hendra. Aku pamit dulu!” Wira tersenyum dingin, lalu lanjut berjalan keluar.

“Wira, gimanapun juga, ini cuman makanan. Harga 3.000 gabak sudah sangat tinggi! Baiklah, aku nggak masalah rugi dikit. Gimana kalau 4.000 gabak?”

Hendra menaikkan harga lagi. Namun, saat melihat Wira yang tetap tidak menghiraukannya, dia pun berkata dengan kesal, “Wira, gimana kalau 5.000 gabak? Ini harga tertinggi yang bisa kukasih. Kalau kamu masih nggak setuju, pergi saja ke Toko Gula Keluarga Wibowo. Lihat berapa harga yang bisa mereka kasih!”

Lestari, Danu dan Sony sudah tercengang. Kali ini, Wira juga menghentikan langkahnya.

Hendra mengira Wira sudah setuju. Dia pun mengeluh, “Wira, meski gula kristal memang langka, gimanapun juga itu cuman makanan. Harga 5.000 gabak sudah sangat tinggi.”

Namun, Wira malah mencibir, “Pak Hendra, kukira kamu itu pedagang paling berwawasan di Kabupaten Uswal. Tapi setelah dengar kata-katamu itu, sepertinya aku sudah salah!”

Hendra menghela napas, “Wira, aku tahu kamu masih pengin harga yang lebih tinggi. Tapi gimanapun juga, itu cuman gula. Memangnya bisa dijual seberapa mahal? Bahkan pemimpin kabupaten juga belum tentu sanggup makan gula yang harganya 5.000 gabak per setengah kilo!”

Lestari menatap Wira dengan cemas. Dia benar-benar ingin mewakili Wira untuk setuju.

Namun, Wira mencibir lagi, “Pak Hendra, siapa yang bilang kalau gula kristal ini untuk dimakan?”

Hendra pun kebingungan, “Wira, memangnya gula bisa digunakan untuk apa lagi selain dimakan?”

Lestari, Danu dan Sony juga terkejut dan mempunyai pertanyaan yang sama.

Wira berkata sambil tersenyum sinis, “Ini adalah pertama kalinya gula kristal muncul di Kerajaan Nuala, entah kapan baru bakal muncul lagi. Gula kristalnya cuman begitu sedikit, memangnya pemimpin kabupaten masih bisa mendapatkannya? Pejabat kelas rendah yang dapat gula kristal ini mana mungkin memakannya. Nggak peduli siapa pun yang mendapatkannya, mereka bakal menghadiahkannya untuk atasan mereka. Orang yang menerima hadiah ini bakal mengingat orang yang menghadiahkannya. Sebab, ini adalah barang langka yang belum ada sebelumnya. Aku sudah begitu terus terang, apa Pak Hendra masih mau pura-pura bodoh?”

Wira tidak percaya pedagang berpengalaman ini tidak mengetahui seberapa berharganya barang langka seperti gula putih.

Setelah maksud hatinya dibongkar Wira, Hendra pun berkata sambil tersenyum, “Aku benar-benar nggak pura-pura bodoh. Tapi, aku benar-benar nggak tahu cara jualnya tadi. Berhubung kamu sudah menjelaskannya, aku sudah tersadar. Aku nggak buka harga lagi deh. Kamu saja yang bilang mau jual berapa!”

Wira langsung berkata dengan lugas, “Setengah kilo 30 ribu gabak!”

Lestari, Sony dan Danu langsung tercengang.

“Sepakat!” Hendra menyetujuinya tanpa ragu. Kemudian, dia langsung pergi mengambil uangnya.

Setelah Hendra pergi, Wira pun menghela napas. “Haish, harga yang kubuka masih terlalu rendah!”

Setelah mendengar ucapan Wira, Lestari sangat ingin langsung memaki kakak sepupunya itu. Jelas-jelas Wira sudah untung banyak, tetapi dia masih mengeluh.

Tidak lama kemudian, Hendra turun dengan membawa sebuah kotak kecil. Kotak itu berisi batang emas dan perak yang totalnya 600 ribu gabak.

Begitu melihat uang itu, Lestari langsung melongo, sedangkan Sony langsung lemas dan Danu menahan napasnya.

Sony dan Danu belum pernah melihat koin emas dan perak. Biasanya mereka hanya menggunakan koin perunggu.

Begitu melihat reaksi ketiga orang itu, Hendra langsung menoleh ke arah Wira.

Wajar saja kalau para pelayan tidak pernah melihat uang sebanyak ini. Namun, akan aneh apabila tuan mereka juga mempunyai reaksi yang sama.
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Marlius Pertiwi
mantap lahh
goodnovel comment avatar
fitri ramadani
utangmu cuma 40rb gabak. tapi jual gula dapat 600rb gabak ... . untung banyak lu wirr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 13

    “Simpan uangnya!”Wira sama sekali tidak melirik uang di dalam kotak itu. Dia langsung bangkit dan melambaikan tangannya. “Transaksi kita sudah selesai. Aku pamit dulu!”Danu menerima kotak itu, sedangkan Lestari dan Sony berjalan di belakangnya.“Wira, tunggu dulu!” Hendra langsung mengejarnya dan bertanya, “Kapan kamu bisa sediakan gula kristal ini lagi?”“Itu tergantung keberuntunganku!” Wira berkata sambil mengangkat alisnya, “Gula kristal pada dasarnya memang langka. Pedagang dari Wilayah Barat harus melalui wilayah bangsa Agrel sebelum sampai di Kerajaan Nuala, sedangkan wilayah bangsa Agrel sangat berbahaya. Entah kapan mereka bakal datang lagi. Mungkin tiga bulan, mungkin juga setahun. Jadi, aku juga nggak bisa pastikan waktunya.”“Oh!” Hendra berkata dengan hormat, “Kulihat kamu sangat berwibawa, kamu pasti berasal dari keluarga besar, ‘kan? Apa kamu itu anak keluarga Darmadi dari Kota Nagari?”Kota Nagari juga merupakan kota pusat pemerintahan. Jaraknya sekitar 150 kilometer

    Last Updated : 2023-05-19
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 14

    Dalam perjalanan pulang, Hasan menarik gerobak di depan, sedangkan Danu mengawal di belakang. Doddy dan Sony sedang berjalan sambil mengobrol, sementara Wira tidur di atas gerobak. Dia sudah tidak tahan begadang dari semalam.Doddy berkata dengan semangat, “Kak Sony, coba cerita sekali lagi gimana Kak Wira menjual gulanya.”“Doddy, aku sudah cerita berkali-kali! Tenggorokanku sudah mau sakit!”Sony pun menunduk dan bermain dengan bajunya.“Ya sudah kalau nggak mau cerita lagi. Tapi kelak, panggil aku Zabran! Itu nama yang diberi Kak Wira untukku!” ujar Doddy dengan serius.Sony mengangkat lengan bajunya sambil berkata, “Zabran, kenapa kamu nggak ganti baju baru? Baju ini nyaman banget, lho!”Setelah meninggalkan Toko Gula Keluarga Sutedja, Wira pun berbelanja banyak. Semua orang mendapatkan dua set pakaian dan sepatu baru.Doddy melirik ke arah ayahnya yang sedang menarik gerobak. Baju baru harus disimpan sampai Tahun Baru, mana mungkin Doddy berani langsung memakainya seperti Sony. Ji

    Last Updated : 2023-05-19
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 15

    Namun, pintunya tetap tidak terbuka setelah didobrak.Budi melambaikan tangannya sambil berkata, “Jangan dobrak lagi, sudah ditahan dari dalam. Panjat dinding saja!”Keempat bawahan itu pun berhenti mendobrak. Kemudian, mereka mulai bertumpu pada satu sama lain untuk memanjat dinding rumah Wira. Setelah melompat masuk, bawahan itu pun membukakan pintu dari dalam agar Budi bisa masuk.Setelah melihat Budi masuk ke rumahnya, Wulan langsung berlari ke ruang utama dengan panik.Budi melangkah dengan santai sambil berkata, “Cantik, suamimu sudah kabur, tapi kamu masih begitu setia padanya. Bukannya lebih baik hidup bersamaku yang penyayang?”“Suamiku nggak kabur! Dia pasti pulang untuk bayar utang! Kamu jangan macam-macam!”Wulan menyeret meja di dalam ruang utama untuk menahan pintu.“Apa bagusnya si Pemboros itu hingga kamu begitu setia padanya?”Budi memberi isyarat pada bawahannya, lalu dua bawahannya langsung mendobrak pintu.Saat pintu didobrak, Wulan yang sedang menahan meja juga ter

    Last Updated : 2023-05-19
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 16

    Menurut aturan Kerajaan Nuala, batas terakhir membayar utang itu di tengah malam.Apa yang sudah dilakukan Budi?Wira memang tidak melihat apa yang sudah terjadi. Namun, saat melihat pintu aula utama yang roboh, Wulan yang berlinang air mata, tangannya yang bengkak dan memar, pisau dan gunting yang ada di tangan anak buah Budi serta para kerabat yang memegang tongkat kayu, Wira langsung mengerti apa yang terjadi.“Suamiku!”Saat semua anak buah Budi sedang lengah, Wulan mengambil kesempatan untuk berlari keluar dari aula utama. Dia langsung melemparkan diri ke dalam pelukan Wira dan menangis tersedu-sedu.“Jangan takut, aku sudah pulang!”Wira mengelus rambut panjang Wulan sambil menghiburnya. Kemudian, dia mengangkat tangan Wulan yang bengkak dan memar sambil bertanya, “Masih sakit?”“Nggak sakit lagi!”Meskipun Wulan masih merasa tangannya sangat sakit, dia tetap memaksakan seulas senyum. Saat melihat semua warga desa yang menatap mereka, Wulan buru-buru bersembunyi di belakang Wira

    Last Updated : 2023-05-19
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 17

    Cahaya matahari terbenam menyinari uang emas itu hingga terlihat sangat berkilau.Budi memungut uang emas itu, lalu menggosoknya ke baju sebelum menggigitnya. Kemudian, ekspresinya pun bertambah muram. “Dari mana kamu mendapatkannya!”Sebatang uang emas sudah bernilai 100 ribu gabak. Ditambah dengan uang perak dan koin perunggu, totalnya sudah 180 ribu gabak. Kenapa Wira bisa punya begitu banyak uang?!“Kamu nggak perlu tahu!” Wira langsung menjawab dengan ketus, “Aku cuman mau tanya, itu emas apa bukan?”Para warga dusun juga menatap Budi.Wira sudah memberikan semua yang Budi minta, mereka mau tahu bagaimana rentenir ini mau mencari alasan lagi.“Emas ini agak keras, pasti sudah dicampur dengan perunggu. Aku cuman terima emas murni!”Budi mengabaikan bekas gigitannya di batang emas, lalu mencari alasan lain untuk menolak.“Dicampur perunggu? Hei! Memangnya gigimu begitu kuat sampai bisa meninggalkan bekas gigitan di perunggu? Kenapa kamu begitu nggak tahu malu?”Amarah semua warga du

    Last Updated : 2023-05-19
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 18

    Seluruh badan Budi terasa sakit. Dia meringkuk sambil menutup kepalanya dan memohon, “Pak Agus, kamu bakal biarkan aku dipukul begitu saja? Tunggu saja waktu musim panen nanti!”Setelah memikirkan hal penting itu, Agus buru-buru menasihati Wira, “Wira, ayo kita bicara baik-baik. Jangan ....”“Diam! Kenapa tadi kamu nggak nasihati dia untuk bicara baik-baik sama aku!”Wira bahkan tidak menoleh dan lanjut menendang Budi.Agus pun terdiam. Dia hanya bisa menatap Wulan, lalu berkata, “Bujuklah suamimu. Kalau orangnya mati, masalahnya bisa jadi besar.”Wulan hanya cemberut tanpa berkata apa-apa. Dia membatin, ‘Suamiku nggak bodoh. Dia nggak bakal bunuh si Tua Bangka itu.’Dari tadi, Wulan sudah memperhatikan Wira. Selain tinju pertama yang dilayangkan ke wajah Budi, Wira hanya menendang kaki, pantat, punggung, dan tempat-tempat tidak berbahaya lainnya. Jadi, Budi tidak akan mati.Melihat Wulan yang tetap diam, Agus menatap ke arah Danu, Doddy, dan Sony. Namun, mereka juga tidak memedulikan

    Last Updated : 2023-05-19
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 19

    Setelah Budi pergi, sebagian besar warga dusun langsung berhamburan masuk ke rumah Wira hingga halamannya penuh.Selama ini, warga dusun sudah sering ditindas, diancam, dan bahkan dipukul Budi karena masalah pajak serta kerja rodi.Namun, tidak ada seorang pun yang berani memukul Budi hingga dia berteriak minta ampun seperti Wira.Warga dusun pun menatap Wira dengan hormat.Saat melihat wibawa Wira menjadi makin besar di hati warga dusun, Agus pun berkata, “Wira, kamu memang sudah mengalahkan Pak Budi hari ini. Tapi, apa kamu pernah mikir? Dia itu orang pemerintah, memangnya dia bakal mengampunimu?”Semua warga dusun pun terlihat takut.Jangankan memukul orang pemerintah seperti Budi, orang yang tidak membayar pajak saja sudah bisa dijebloskan ke penjara pengadilan daerah atau dipaksa kerja rodi.Setelah diperlakukan begini oleh Wira, Budi tidak mungkin mengampuninya.“Kalian nggak perlu khawatir!”Wira menyuruh Doddy mengambilkannya sebuah bangku. Kemudian, dia berdiri di atasnya dan

    Last Updated : 2023-05-19
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 20

    Mereka sudah akan kaya!Selama sisa tahun ini, mereka sudah tidak perlu kelaparan lagi.Tahun Baru nanti, mereka juga bisa menyantap daging.Warga dusun yang berdiri di luar rumah Wira juga sangat terharu hingga menangis.Begitu masuk akhir tahun yang sering hujan, bahan pangan mereka akan makin menipis sehingga hidup mereka juga akan bertambah sulit.Ada banyak warga dusun yang saking miskinnya juga bisa mati kelaparan.Tahun ini, situasi mereka sudah akan membaik. Mereka pasti bisa melewati akhir tahun ini dengan baik.Agus mengerutkan keningnya dan membatin, ‘Si Pemboros ini mau kasih gaji yang begitu tinggi? Begitu masuk akhir tahun, curah hujan yang tinggi bakal menyulitkan orang-orang untuk tangkap ikan. Meski kamu punya teknik rahasia menangkap ikan, itu juga nggak berguna. Pada saatnya nanti, kekayaanmu yang tersisa juga nggak bakal bisa menutupi gaji sebulan semua orang yang totalnya 60 ribu gabak.”“Pilih saja dulu orang yang mau berpartisipasi dari tiap keluarga. Nanti kita

    Last Updated : 2023-05-19

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2826

    Orang-orang itu memang tidak membawa senjata apa pun di tangan mereka. Bahkan, ada beberapa wanita yang membawa anak-anak. Tangan mereka juga terlihat memegang keranjang.Di dalam keranjang-keranjang itu, terdapat banyak buah, sayuran, beberapa telur, dan daging. Dari penampilannya, sepertinya mereka bukan datang untuk mencari masalah. Lagi pula, siapa yang akan membawa keluarga dan anak-anak untuk berkelahi?Apalagi dengan begitu banyak wanita di antara mereka, bukankah itu sama saja seperti menyia-nyiakan nyawa?"Mereka ini kalau bukan datang untuk bikin keributan, mau apa dong?" ucap Agha sambil menggaruk kepalanya dengan bingung. Dia benar-benar tidak mengerti situasi ini. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?Wira mengamati mereka dengan saksama untuk beberapa waktu sebelum akhirnya berucap, "Mungkin mereka datang untuk berterima kasih kepada kita?""Berterima kasih?" Baik Danu maupun Agha, mereka masih terlihat bingung. Belum sempat mereka bertanya lebih jauh, tiba-tiba terdengar s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2825

    Di Provinsi Yonggu.Setelah menempuh perjalanan panjang dan bertarung dengan makhluk beracun itu, Wira dan lainnya langsung pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat.Kali ini adalah perjalanan yang sangat melelahkan. Wira tahu bahwa semua orang sudah lelah. Untungnya, di situasi kritis, para prajurit tetap melindunginya. Hal ini membuat Wira merasa sangat terharu.Seketika, hanya tersisa Wira, Danu, dan Agha. Mereka menuju ke kediaman jenderal.Begitu tiba, mereka langsung melihat banyak orang berdiri di depan. Meskipun ada prajurit yang menjaga ketertiban, para rakyat seperti ingin menerobos masuk."Apa yang terjadi? Mereka mau demo ya? Mereka mau menyerang kediaman jenderal?" Danu yang berdiri di belakang tampak menggertakkan gigi dengan kesal.Sebelumnya, Danu telah mengusulkan kepada Wira untuk menggunakan metode yang lebih keras agar para rakyat tidak berani macam-macam. Namun, Wira menolak dan memilih usul Osmaro. Dia ingin menenangkan para rakyat dengan metode yang lebih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2824

    "Senjata api sekalipun nggak bisa menghancurkan pertahanannya. Jadi, sekalipun di medan perang, Wira tetap nggak bakal mendapat keuntungan apa pun."Begitu mendengarnya, orang-orang kembali merasa percaya diri dan tersenyum. Ternyata seperti itu!Kresna juga menyunggingkan senyuman, tetapi hatinya merasa kecewa. Sebenarnya, dia ingin melihat Wira mengalahkan Senia. Dengan cara ini, Kerajaan Agrel baru akan menjadi kacau dan dirinya bisa memanfaatkan situasi untuk menguasai takhta.Sekalipun tidak bisa menguasai seluruh Kerajaan Agrel, setidaknya dia memiliki wilayah dan bisa melindungi keluarga serta rakyatnya. Hasil ini sudah sangat memuaskan bagi Kresna. Dia tidak ingin merasakan sakitnya kehilangan keluarga lagi!"Kerja bagus! Kamu memang orang kepercayaanku! Selanjutnya tergantung pada kemampuanmu. Kalau ingin mengembangkan lebih banyak racun, kami hanya bisa bergantung padamu.""Setelah kembali ke istana, aku akan mengumumkan kepada para menteri untuk membantumu dalam pengembangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2823

    "Setahuku setelah Senia dan Panji bekerja sama, mereka menyusun banyak rencana jahat. Racun ini seharusnya adalah ide Panji. Aku tahu kepribadian Senia. Dia memang bukan orang baik, tapi nggak mungkin bisa mengembangkan racun sehebat ini.""Ditambah dengan berbagai insiden sebelumnya, bisa dilihat bahwa Senia sangat ambisius. Pantas saja, dia begitu menyukai Panji. Panji ini memang punya kemampuan. Kita harus berwaspada darinya," ujar Wira sambil mengernyit.Wira teringat pada situasi di medan perang tadi. Karena Panji melafalkan mantra, cuaca di sekitar pun berubah. Panji punya kemampuan misterius. Orang biasa tidak akan bisa melawannya."Lucy, selidiki asal-usul Panji. Aku mau informasi detail. Dengan mengetahui kemampuan musuh, kita baru bisa menang," instruksi Wira sambil melirik Lucy yang berdiri di sampingnya.Prioritas utama untuk sekarang adalah mengatasi masalah racun itu. Kemudian, mereka harus menghabisi Panji untuk memastikan semuanya aman. Jangan sampai para rakyat yang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2822

    Danu dan Lucy adalah orang kepercayaan Wira. Dia tentu tahu apa yang ada di pikiran mereka berdua.Jelas sekali, mereka ingin mengusirnya supaya bisa bertarung secara mati-matian. Mereka hanya tidak ingin Wira melihat para bawahan gugur."Mundur!" perintah Wira sambil melambaikan tangannya."Kalau pergi sekarang, bukankah itu berarti kita melewatkan kesempatan besar? Kita harus menaklukkan pria ini supaya bisa dibawa pulang untuk diteliti. Kita harus mencari cara untuk melawan racun itu! Kita nggak boleh menyerah begitu saja!" pekik Danu kepada Wira.Agha pun melirik Wira, lalu berucap dengan tegas, "Kak Wira, beri aku sedikit waktu lagi. Aku bisa melawannya. Aku nggak akan membiarkannya melukai saudara-saudara kita!"Orang-orang pun mengangguk. "Sekalipun harus mengorbankan nyawa kami, hari ini kami harus menaklukkannya!"Wira merasa tidak tega melihat mereka seperti ini. Mereka semua punya keluarga. Siapa yang ingin mati di sini?Sebagai penguasa Provinsi Lowala, Wira tentu harus ber

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2821

    "Baik."Lucy dan lainnya mengangguk, lalu mengalihkan pandangan ke sosok itu. Setelah badai pasir reda, mereka langsung mengambil tindakan dan mengepung sosok itu.Sosok itu masih terlihat bengong. Tidak ada emosi apa pun pada ekspresinya. Jelas sekali, dia tidak punya kesadaran apa pun lagi, bahkan pantas disebut sebagai mesin pembunuh."Kalau Senia berhasil mengembangkan banyak racun itu, mungkin sembilan provinsi akan jatuh dalam kekacauan. Agha sekalipun bukan lawannya. Kalaupun dikeroyok, manusia biasa tetap bukan lawan mereka. Ketika saat itu tiba, akan ada banyak korban jiwa."Wira tak kuasa menghela napas. Harus diakui bahwa metode Senia ini sungguh kejam. Demi merebut kekuasaan dan mengambil alih sembilan provinsi, dia sampai mengorbankan nyawa manusia dan mengembangkan racun seperti ini.Sayangnya, sekalipun Wira telah membuat persiapan dan membulatkan tekadnya untuk membunuh Senia, mereka tetap berhasil kabur. Pasti sulit untuk menangkap Senia ke depannya. Dia harus mencari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2820

    Wira mengangguk. "Hati-hati."Setelah mendapat izin dari Wira, Agha pun tidak berbasa-basi lagi dan langsung melompat ke depan. Dengan tangan menggenggam palu, dia langsung menyerbu ke arah Senia.Angin kencang terus menerpa, membuat mata Agha terasa perih. Ini bukan angin biasa. Ketika pasir mengenai wajah, rasanya akan sangat sakit. Namun, demi membunuh Senia, Agha tidak takut mempertaruhkan nyawanya.Ketika melihat Agha makin dekat dengan Senia dan hendak melancarkan serangan, sebuah sosok hitam tiba-tiba muncul dan mengadang di hadapan Agha."Jadi, kamu adik Wira? Kamu Agha yang disebut sebagai orang terkuat di dunia?" tanya Senia sambil terkekeh-kekeh."Kenapa memangnya?" Agha mendengus dan mengalihkan pandangannya kepada pria di depannya.Penampilan pria ini sangat aneh. Dia memakai zirah yang sudah berkarat dan tidak memiliki senjata apa pun. Selain itu, masih ada helm yang menutupi wajahnya sehingga yang terlihat hanya sepasang matanya.Sepasang mata itu tidak menunjukkan emosi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2819

    "Tuan Wira, kamu berhasil mengejar kami." Nada bicara Senia terdengar lembut, tetapi tatapannya dipenuhi niat membunuh.Di situasi seperti ini, mereka hanya bisa bertarung. Meskipun begitu, tidak terlihat sedikit pun ketakutan pada ekspresi Senia.Senia terkekeh-kekeh, lalu bertanya dengan tidak acuh, "Jadi, kamu berniat membunuhku hari ini?""Memangnya bisa apa lagi? Aku nggak mungkin membiarkanmu meninggalkan tempat ini, 'kan? Doly sudah memberitahuku semuanya. Kalau dia lebih cepat selangkah, kamu nggak mungkin ada di sini sekarang.""Tapi, nggak masalah. Di sini masih wilayahku. Sekalipun kamu punya sayap, bawahanmu nggak bakal bisa membawamu meninggalkan Provinsi Yonggu dengan selamat.""Hehe." Senia menggeleng sambil tersenyum. Kemudian, dia menyahut, "Aku sudah menebaknya sejak awal. Karena dia sudah di sisimu, dia pasti bakal memberitahumu semuanya. Semua cuma masalah waktu.""Hanya saja, aku nggak menyangka dia sama sekali nggak memikirkan hubungan kami sebelumnya. Dia memberi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2818

    Di wilayah terpencil Provinsi Yonggu.Tempat ini baru saja mengalami bencana alam. Situasi di sini sangat kacau dan berantakan. Banyak desa yang hancur. Jika ingin dibangun kembali, akan membutuhkan waktu yang cukup lama.Saat ini, Senia sedang mengendarai kudanya. Orang-orang di belakang mengikuti. Mereka akan meninggalkan Provinsi Yonggu.Sekelompok orang ini sedang berpacu dengan waktu. Jika terlambat selangkah saja, mereka mungkin akan mati di sini. Panji sekalipun tampak terburu-buru."Ibu, Wira benaran bisa membunuh kita? Aku rasa dia nggak bakal berani. Kami berdua memang cuma pangeran, tapi kamu penguasa Kerajaan Agrel.""Kerajaan Agrel punya ratusan ribu pasukan elite. Kalau perang benaran terjadi, kita juga masih bisa menambah pasukan. Mana mungkin Wira membuat keputusan seceroboh ini?" tanya Dahlan dengan bingung dan terengah-engah.Meskipun Dahlan mengendarai kuda, dia kurang ahli dalam hal ini. Selama ini, dia selalu menaiki kereta kuda ke mana-mana. Dia pun merasa sangat

DMCA.com Protection Status